Anda di halaman 1dari 6

Nama : Meitriyana Monita

NIM : 2004026188

UU dan Regulasi Farmasi

TUGAS KASUS

Kasus 34

PSA suatu Apotek menulis surat kepada Dinkes Kab/Kota dengan tembusan kepada APA, untuk menutup
Apoteknya, lalu menutup Apotek tersebut

Kata kunci Per-UU an Butir/isi yang dilanggar Sanksi Upaya Pencegahan


/PDAI/KEAI
yang dilanggar
- Pemilik Per-UU-an Pasal 3 Pasal 31 1. Apoteker pemegang
Sarana (PMK No 9 1. Apoteker dapat 1. Apoteker dapat SIA harus memahami
Apotek tahun 2017) mendirikan Apotek dengan dikenai sanksi ketentuan dan
- Surat tentang modal sendiri dan/atau administratif prosedur dalam
penutupan Apotek modal dari pemilik modal berupa pencabutan SIA dan
Apotek baik perorangan maupun Peringatan tertulis penutupan Apotek.
- Apoteker perusahaan 2. Penghentian 2. Apoteker Pemegang
Pengelola 2. Dalam hal Apoteker yang sementara SIA memberikan
Apotek mendirikan Apotek kegiatan informasi kepada PSA
bekerjasama dengan 3. Pencabutan SIA terkait ketentuan dan
pemilik modal maka prosedur dalam
pekerjaan kefarmasian pencabutan SIA dan
harus tetap dilakukan penutupan Apotek.
sepenuhnya oleh Apoteker Serta dilakukan diskusi
yang bersangkutan. terlebih dahulu di
antara kedua pihak
Karena permohonan Surat sebelum melakukan
Izin Apotek (SIA) dituliskan penutupan Apotek
oleh APA, sehingga jika ingin
menutup Apotek, maka yang
harus menuliskan surat
permohonan penutupan
apotek adalah APA.
Permohonan penutupan
apotek ditujukan kepada
penerbit SIA yaitu Kepala
Dinas
Kesehatan/Penyelenggara
Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Kabupaten/Kota.
Kasus 35

APA sekaligus PSA memperkerjakan Apoteker lain sebagai Tenaga Teknis Kefarmasian

Kata kunci Per-UU Butir/isi yang dilanggar Sanksi Upaya Pencegahan


an/PDAI/KEAI
yang
dilanggar
Apoteker PDAI Butir 6 Berdasarkan kode etik 1. Apoteker harus
sebagai TTK Tidak membuat dan/atau apoteker, pelanggar wajib mengetahui dan
tidak melaksanakan Standar mengakui dan menerima menerapkan
Prosedur Operasional sanksi dari pemerintah, IAI perundang-
sebagai Pedoman Kerja bagi dan undangan, kode etik,
seluruh personil di sarana mempertanggungjawabka maupun pedoman
pekerjaan/ pelayanan nnya kepada Tuhan YME. disipin.
kefarmasian, sesuai dengan Sanksi tersebut berupa 2. Apoteker lainnya
kewenangannya. sanksi administratif: perlu mengingatkan
Butir 12 1. Peringatan tertulis, atau menegur
Dalam penatalaksanaan 2. Penghentian sementara apoteker yang
praktik kefarmasian, kegiatan, akan/telah
melakukan yang seharusnya 3. Pencabutan SIA. melakukan
tidak dilakukan atau tidak pelanggaran
melakukan yang seharusnya perundang-
dilakukan, sesuai dengan undangan, kode etik,
tanggung jawab maupun pedoman
profesionalnya, tanpa alasan disiplin bahwa hal
pembenar yang sah, tersebut telah
sehingga dapat melanggar.
membahayakan pasien 3. Jika tidak diindahkan
Butir 17 Menyalahgunakan maka dapat
kompetensi Apoteker dilaporkan ke MEDAI
disertai dengan
bukti dan saksi.
KEAI Pasal 3
Seorang apoteker harus
senantiasa menjalankan
profesinya sesuai
kompetensi Apoteker
Indonesia serta selalu
mengutamakan dan
berpegang teguh pada
prinsip kemanusiaan dalam
melaksanakan kewajibannya
Pasal 10
Seorang apoteker harus
memperlakukan teman
sejawatnya sebagaimana ia
sendiri ingin diperlakukan
Pasal 12
Seorang Apoteker harus
mempergunakan setiap
kesempatan untuk
meningkatkan kerjasama
yang baik sesama Apoteker
di dalam memelihara
keluhuran martabat jabatan
kefarmasian, serta
mempertebal rasa saling
mempercayai di dalam
menunaikan tugasnya
Pasal 13
Seorang Apoteker harus
mempergunakan setiap
kesempatan untuk
membangun dan
meningkatkan hubungan
profesi, saling mempercayai,
menghargai dan
menghormati sejawat
petugas kesehatan lain

Alasan
- Apoteker yang diangkat
menjadi TTK merasa tidak
diperlakukan sebagaimana
semestinya ia
diperlakukan.
- Apoteker memandang
rendah dan memanfaatkan
teman sejawatnya demi
kepentingan diri sendiri.
- Apoteker tidak
mengindahkan nilai
kemanusiaan,
penghargaan, dan
penghormatan kepada
teman sejawatnya.
- Apoteker menciptakan
hubungan kerjasama yang
tidak baik sehingga dapat
merusak kepercayaan
antar teman sejawat.
Kasus 36

Apoteker yang bekerja di Rumah Sakit mengajukan diri sebagai Apoteker Pengelola Apotek

Kata Per-UU Butir/isi yang dilanggar Sanksi Upaya Pencegahan


kunci an/PDAI/KEAI
yang dilanggar
1. APA Per-UU-an Pasal 18 - - Menkes melalui
2. SIPA (PMK 889 Thn. 1. SIPA bagi Apoteker Depkes kab/kota
2011) Tentang penanggung jawab di tidak mengeluarkan
Registrasi, Izin fasilitas pelayanan izin pengajuan
Praktik, Dan Izin kefarmasian atau SIKA (SIPA) sebagai
Kerja Tenaga hanya diberikan untuk 1 penganggung jawab
Kefarmasian (satu) tempat fasilitas apotek bagi
kefarmasian. apoteker tersebut
2. Apoteker penanggung - Pengajuan untuk
jawab di fasilitas pelayanan bekerja di apotek
kefarmasian berupa dilakukan bukan
puskesmas dapat menjadi sebagai Apoteker
Apoteker pendamping di pengelola Apotek
luar jam kerja. (APA) ataupun
3. SIPA bagi Apoteker Apoteker
pendamping dapat penanggung jawab,
diberikan untuk paling tapi sebagai
banyak 3 (tiga) tempat Apoteker
fasilitas pelayanan Pendamping
kefarmasian.
PDAI Butir 2 Sanksi disiplin yang dapat - PD IAI daerah tidak
Membiarkan berlangsungnya dikenakan oleh MEDAI boleh mengeluarkan
praktek kefarmasian yang berdasarkan Peraturan surat rekomendasi
menjadi tanggung jawabnya, perUndang-Undang an yang bagi apoteker
tanpa kehadirannya, ataupun berlaku adalah: tersebut untuk
tanpa Apoteker pengganti 1. Pemberian peringatan pengajuan sebagai
dan/ atau Apoteker tertulis; Apoteker
pendamping yang sah. 2. Rekomendasi penanggung jawab,
pembekuan dan/atau kecuali sebagai
Penjabaran: pencabutan Surat Tanda apoteker
Registrasi Apoteker, atau pendamping.
Apoteker penanggung jawab Surat Izin Praktik - Rumah sakit
dipastikan sering tidak hadir di Apoteker, atau Surat Izin memberhentikan
apotek. Apalagi pelayanan Kerja Apoteker; dan/atau apoteker tersebut
kefarmasiaan di rumah sakit 3. Kewajiban mengikuti untuk bekerja di
cukup padat/sibuk. pendidikan atau IFRS agar apoteker
pelatihan di institusi tersebut dapat
Potensi terjadinya pelepasan pendidikan apoteker fokus sebagai
tanggung jawab di apotek APA/Apoteker
akan terjadi. Apalagi jika di Rekomendasi pencabutan penganggu jawab di
apotek tersebut tidak Surat Tanda Registrasi atau fasilitas lain
dilengkapi dengan apoteker Surat Izin Praktik yang
pendamping /pengganti. dimaksud dapat berupa:
1. Rekomendasi
pencabutan Surat Tanda
Registrasi atau Surat Izin
Praktik sementara
selama-lamanya 1 (satu)
tahun, atau
2. Rekomendasi
pencabutan Surat Tanda
Registrasi atau Surat Izin
Praktik tetap atau
selamanya;

Kewajiban mengikuti
pendidikan atau pelatihan
di institusi pendidikan
apoteker yang dimaksud
dapat berupa:
a. Pendidikan formal; atau
b. Pelatihan dalam
pengetahuan dan atau
ketrampilan, magang di
institusi pendidikan atau
sarana pelayanan
kesehatan jejaringnya
atau sarana pelayanan
kesehatan yang
ditunjuk,sekurangkurang
nya 3 (tiga) bulan dan
paling lama 1 (satu)
tahun.
KEAI Pasal 5 Pelanggar / yang - Pembinaan dan
Di dalam menjalankan bersangkutan dikenakan pengawasan oleh
tugasnya Seorang Apoteker sanksi organisasi. Sanksi IAI mengenai
harus menjauhkan diri dari dapat berupa pembinaan, jumlah
usaha mencari keuntungan peringatan, pencabutan penempatan
diri semata yang bertentangan keanggotaan sementara, kerja/tanggung
dengan martabat dan tradisi dan pencabutan jawab apoteker
luhur jabatan kefarmasian. keanggotaan tetap. Kriteria - Pembatasan dan
pelanggaran kode etik penahanan surat
Penjabaran: diatur dalam peraturan rekomendasi dari
Potensi untuk hanya berfokus organisasi, dan ditetapkan IAI apabila apoteker
pada keuntungan bagi setelah melalui kajian yang tetap ingin
apoteker, tanpa berorientasi mendalam dari MPEAD. mengajukan diri
kepada kinerja Selanjutnya MPEAD sebagai APA
menyampaikan hasil - Direkomendasikan
telaahnya kepada pengurus untuk mengajukan
Pasal 8 : cabang, pengurus daerah, diri sebagai
Seorang Apoteker harus aktif dan MPEA. Apoteker
mengikuti perkembangan pendamping (di
peraturanperundangundangan apotek) saja, bukan
di bidang kesehatan pada sebagai penanggug
umumnya dan di bidang jawab/pengelola
farmasi pada khususnya.

Penjabaran:
tidak mematuhi PMK
889/2011 tentang batas
perizinan apoteker

Pasal 9 :
Seorang Apoteker dalam
melakukan praktik
kefarmasian harus
mengutamakan kepentingan
masyarakat. Menghormati hak
azasi pasien dan melindungi
makhluk hidup insani

Penjabaran:
tidak beroreintasi pada
kepentingan pelayanan yang
optimal terhadap masyarakat.
Hanya ingin mementingkan
penghasilan pribadi.

Anda mungkin juga menyukai