Anda di halaman 1dari 16

PERATURAN

PERUU & ETIKA


FARMASI
TENTANG STUDI
KASUS
MUHAMMAD FARHAN ALBASITHU 102421014
KASUS 1

Apoteker berada di apotek, pelayanan resep obat keras


dilayani oleh tenaga teknis kefarmasian.
KASUS 1
Per-uu-an

Pelanggaran hokum menurut P P 55 Tahun 2009 Pasal 21 ayat 2


“Penyerahan dan Pelayanan obat berdasarkan resep dokter dilakukan
oleh apoteker
KASUS 1
Per-uu-an

Sanksi
Ketika Apoteker melanggar disiplin Apoteker maka BAB V sanksi disiplin yang dapat dikenakan
oleh MEDAI berdasarkan peraturan perUU yg berlaku ;

-pemberian peringatan tertulis


-rekomendasi pembekuan atau pencabutan STRA,SIPA atau SIK
-kewajiban mengikuti pendidikan atau pelatihan diinstitusi pendidikan Apoteker.
-ketika Apoteker melanggar kode etik Apoteker maka pada BAB V sanksi yang dapat diterima
yaitu berupa pembinaan, peringatan, pencabutan keanggotaan sementara dan pencabutan
keanggotaan tetap.
KASUS 1

Per-uu-an

Upaya pencegahan
Apoteker harus memahami peraturan tentang pelayanan kefarmasian, kode etik maupun disiplin
Apoteker agar tidak terjadi pelanggaran yang dapat merugikan orang lain maupun diri sendiri.
KASUS 1
PD-IAI

PD poin 2 :
Membiarkan berlangsungnya praktek kefarmasian yang menjadi
tanggung jawabnya, tanpa kehadirannya, ataupun tanpa Apoteker
pengganti dan/ atau Apoteker pendamping yang sah.
KASUS 1
PD-IAI

Sanksi
Ketika apoteker melanggar disiplin apoteker maka BAB V sanksi disiplin yang dapat dikenakan
oleh MEDAI berdasarkan peraturan perUU yang berlaku :

-Pemberian peringatan tertulis


KASUS 2

Apoteker yang sedang menderita flu berat dating ke apotek, namun


mendelegasikan tugas kepada tenaga teknis kefarmasian untuk
melayani resep obat keras
KASUS 2
Per-UU-an

a) Undang-undang Obat keras pasal 3 (St. No.419)


yang berbunyi, ‘Penyerahan persediaan untuk penyerahan dan penawaran untuk penjualan
dari bahan-bahan G, demikian pula memiliki bahan-bahan ini dalam jumlah sedemikian rupa
sehingga secara normal tidak dapat diterima bahwa bahan-bahan ini hanya diperuntukan
pemakaian pribadi adalah larangan. Larangan ini tidak berlaku untuk pedagang-pedagan besar
yang diakui,diakui, Apoteker-apoteker, yang memimpin apoteker dan dokter.
KASUS 2
Per-UU-an

Sanksi
Hukum dan disiplin
Pasal 12 Undang- undang obat keras ;
Hukuman penjara setinggi-tingginya 6 bulan atau denda setinggi-tingginya 5000 gulden
KASUS 2
Per-UU-an

Upaya pencegahan
Agar setiap apoteker berusaha dengan sungguh- sungguh dalam menjaga kondisi fisiknya
dalam kesehatan agar tetap mampu dalam melakukan pekerjaan secara professional.
KASUS 3

Apoteker yang telah memiliki SIP sebagai Apoteker Pengelola Apotek dan SIA
untuk satu Apotek di kab X, mengajukan kembali menjadi APA di Kab,
Teangganya.
KASUS 3
Per-UU-an

PP 51 TAHUN 2009 tentang Pekerjaan kefarmasian pasal 53 dan 54 Pasal 53

Surat izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 dikeluarkan oleh pejabat kesehatan
Yang berwenang di Kabupaten/kota
KASUS 3
Per-UU-an

Sanksi
Sanksi administrative yang diberikan menurut keputusan Menteri Kesehatan

RINo.1332/MENKES/SK/X/2002danPermenkes
KASUS 3
Per-UU-an

Upaya pencegahan

Bahwasanya Apoteker hanya bisa praktek di tiga


TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai