Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang :

Kesehatan anak dan balita di Indonesia saat ini menjadi salah satu kewajiban Negara dan

orang tua dalam melihat dan mempehatikan perkembangannya . berdasarkan data dari WHO

setidaknya ada 10 penyebab kematian didunia salah satunya adalah infeksi saluran pernafasan .

data dari organisasi kesehatan dunia 2018 menyebutkan ada sekitar 960.000 balita meninggal

dunia dikarenakan ISPA (WHO,2018) Perkiraan kasus ISPA di Indonesia saat ini menurut

tenaga kesehatan sebesar 4,4, % dengan gejala yang pernah dialami anggota keluarga adalah

9,3%. Kelompok usia satu hingga empat tahun memiliki prevalensi tertinggi yaitu sebesar

13,7%. Prevalensi ISPA pada balita di Indonesia secara keseluruhan sebesar 12,8% (Badan

Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2018).

ISPA tertinggi terjadi pada kelompok umur satu sampai empat tahun yaitu sebesar

13,7% (Kementerian Kesehatan RI, 2018)

Penyakit ISPA selain disebabkan oleh bakteri, virus dan jamur juga disebabkan oleh

aspirasi seperti makanan, asap kendaraan bermotor, bahan bakar minyak, cairan amnion saat

lahir, benda asing seperti biji-bijian, mainan plastic kecil, dll (Kunoli, 2013).

Penatalaksaan dan pengobatan ISPA yang dapat dilakukan dirumah secara mandiri

antara lain adalah dengan memperbanyak istirahat dan mengkonsumsi air putih agar dahak

mudah dikeluarkan , mengatur posisi tidur yang nyaman bagi anak dan memberi antibiotic/

paracetamol jika anak demam beberapa gejala lainnya yaitu batuk , batuk bukan hanya

menyebabkan anak menjadi sulit diatur , rewel dan cepat marah namun juga dapat mengganggu
kualitas tidur anak , dampak dari kekurangan tidur pada anak dapat menyebabkan gangguan

sekresi hormon yang dapat menurunkan daya tahan tubuh. menurut penelitian yang dilakukan

Eva Nur Widyastutik ( 2019 ) terapi pijat terbukti efektif dalam meningkatkan kualitas tidur

balita dengan ISPA .

Terapi pijat efektif untuk menangani dan mencegah macam- macam penyakit salah

satunya penyakit ISPA non pneumonia pada balita dengan keluhan batuk pilek . Selain itu

akupresure aman dan mudah, diimplementasikan di segala usia (Hartono, 2012).

Menurut RISKERDAS Kalimantan Timur pada tahun 2018 bahwa prevalensi ISPA di

Kalimantan Timur adalah sebanyak 25%⁴. dan menurut Data Dinas Kesehatan Kota Samarinda

menunjukkan jumlah kasus ISPA akut tahun 2016 sebanyak 7.717 jiwa dan pada tahun 2017

sebanyak 3.456 jiwa, pada tahun 2017 kasus ISPA akut mengalami penurunan.

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul”

Terapi Pijat Dalam Meningkatkan Kualitas Tidur Pada Anak Dengan ISPA “

C. Tujuan karya tulis ilmiah

A. Tujuan Umum

Untuk Melaksanakan dan Mengidentifikasi terapi pijat dalam meningkatkan kualitas tidur

anak dengan ISPA

B. Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasikan kualitas tidur anak dengan ISPA sebelum dilakukan terapi

pijat

2. Mengidentifikasi kualitas tidur anak dengan ISPA sesudah dilakukan terapi pijat
3. Meningkatkan kualitas tidur dengan terapi pijat

D. Manfaat karya tulis ilmiah

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi masyarakat

Menambah informasi mengenai “ Terapi Pijat Dalam Meningkatkan


Kualitas Tidur Pada Anak ISPA Di Wilayah Puskesmas Sambutan Kota
Samarinda “

2. Bagi Pengembangan Ilmu Pendidikan Dan Teknologi

a) Institusi Pendidikan keperawatan hasil penelitian ini didapat

menjadi bahan ajar dan motivasi untuk memberi pengetahuan serta


keterampilan pada peserta didik sehingga siap menjadi tenaga Kesehatan
yang professional

b) Institusi Kesehatan

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi terkait “


Terapi Pijat Dalam Meningkatkan Kualitas Tidur Pada Anak ISPA Di
Wilayah Puskesmas Sambutan Kota Samarinda “

3. Bagi peneliti

Peneliti dapat memperoleh ilmu dan pengetahuan baru dalam membuat karya tulis
ilmiah , serta memperluas Kembali wawasan dan ilmu khususnya tentang masalah
ISPA pada anak
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai