Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Collier dalam buku "Pelecehan Seksual. Hubungan Dominasi


Mayoritas dan Minoritas" (1998), Mendefinisikan pengertian pelecehan
seksual sebagai segala bentuk perilaku bersifat seksual yang tidak
diinginkan oleh yang mendapat perlakuan tersebut . Dapat disimpulkan,
bahwa pelecehan seksual adalah segala tindakan yang terkait dengan
aktivitas seks yang tak diinginkan, termasuk permintaan untuk
melakukan hubungan seks dan perilaku lain yang mengarah kepada seks
baik secara verbal maupun tindakan fisik.

UNICEF memiliki data dari 190 negara, telah mencatat bahwa anak di
dunia secara terus menerus mendapatkan pelecehan baik secara fisik maupun
emosional mulai dari pembunuhan, tindakan seksual, penghinaan, dan
penegakkan disiplin yang terlalu kasar. Begitu juga pelecehan seksual yang
terjadi di negara Indonesia (Kristanti, 2014)

Di Indonesia masih banyak kasus pelecehan seksual yang di lakukan


oleh oknum tidak bertanggung jawab dan ironisnya korban peleceham itu
adalah seorang anak yang masih dibawah umur, karena kurangnya edukasi
yang diberikan oleh orang tua atau pendidik, sehingga anak-anak tidak bisa
mencegah pelecehan seksual tersebut. Dalam mencegah pelecehan yang
terjadi terhadap anak usia dini diperlukan edukasi yang diberikan kepada
orang tua agar mampu atau bisa mencegah pelecehan tersebut. Edukasi yang
diberikan kepada anak-anak bisa perantara dari orang tua dan guru. Dan di
Indonesia masih sedikit yang memberikan edukasi tentang pelecehan seksual
sehingga pelecehan seksual semakin hari korbannya semakin meningkat.

Dari latar belakang di atas maka penulis terdorong untuk karya tulis
yanng berjudul “ Pentingnya Edukasi untuk anak usia dini dalam mencegah
pelecehan seksual”
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan dari pemaparan latar elakang di atas, maka yang menjadi


rumusan masalah dalam karya tulis ii adalah sebagai berikut:

1. Apa pengertian anak usia dini ?


2. Apasaja prnyebab pelecehan anak usia dini ?
3. Bagaiman cara mencegah pelecehan seksual untuk anak usia dini ?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan karya tulis ini, sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian anak usia dini!
2. Untuk mengetahui apasaja penyebab pelecehan seksual anah usia dini!
3. Untuk mengetahui bagaimana cara mencegah pelecehn seksual untuk
anak usia dini!
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pendidikan Karakter

Batasan tentang anak usia dini antara lain disampaikan oleh NAEYC (National
Association for The Education of Young Children), yang mengatakan bahwa anak usia
dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0-8 tahun, yang tercakup dalam
program pendidikan di taman penitipan anak, penitipan anak pada keluarga (family
child care home), pendidikan prasekolah baik swasta maupun negeri, TK, dan SD
(NAEYC, 1992). Lebih jelasnya diungkapkan sebagai berikut:
 Yang dimaksud dengan “Early Chilhood” (anak usia awal) adalah anak usia
sejak lahir sampai dengan usia 8 tahun, hai ini merupakan pengertian baku
yang dipergunakan oleh NAEYC. Batasan ini sering kali dipergunakan untuk
merujuk anak yang belum mencapai usia sekolah dan masyarakat
menggunakannya bagi tipe pra sekolah (preschool)
 Early Chilhood setting (tatanan anak masa awal) menunjukan pelayanan
untuk anak sejak lahir sampai dengan 8 tahun di suatu pusat penyelenggaraan
rumah atau institusi, seperti kindergarden, sekolah dasar dan program
rekreasi yang menggunakan sebagian waktu atau separuh waktu.
 Early Chilhood Education(pendidikan anak masa awal) terdiri dari pelayanan
yang diberikan dalam tatanan awal masa anak. Biasanya oleh para pendidik
anak usia dini (young Children) digunaka istilah early chilhood (anak usia
awal) dan early chilhood educatian (pendidikan anak masa awal) dianggap
sama atau sinonim (Patmonodewo, 2003:4).
Sedangkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa pendidikan anak
usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir
sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani
agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut
(Depdiknas,2003).
Menurut Prof. Marjorry Ebbeck (1991) seorang pakar anak usia dini dari australia
menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah pelayanan pasa anak mulai dari
lahir sampai usia delapan tahun. Sedangkan menurut undang-undang tahun 2003
tentang sistem pendidikan nasional, menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini
adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia
enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak agar anak
memiliki kesiapan dalam mengikuti pendidikan lebih lanjut. Hibana S. Rahman
( 2005: 4).

Masa usia dini merupakan periode awal yang penting dan mendasar dalam
sepanjang rentang pertumbuhan serta perkembangan kehidupan manusia. Pada masa
ini ditandai oleh periode penting yang pundamen dalam kehidupan anak selanjutnya
sampai periode ahir perkembangan. Salah satu periode yang menjadi ciri masa usia
dini adalah The Golden Age atau periode keemasan (depdiknas 2007:1) banyak
konsep dan fakta yang ditemukan memberikan penjelasan periode keemasan pada
masa usia dini dimana potensi anak berkembang dengan cepat.

2.2 Penyebab Pelecehan Seksual Anak Usia Dini

Adapun beberapa penyebab pelecehan sesual anak usia dini yaitu sebagai berikut:

1. Kurangnya Pendidikan Dari Orang Tua

Di zaman yang semakin modern seperti ini, tingkat pendidikan dari orang tua
terhadap anak justru makin berkurang. Apalagi yang berhubungan dengan
pengawasan dalam penggunaan gadget, media sosial, dan informasi yang membuat
anak terpengaruh. Oleh sebab itu KPAI mendorong orang tua untuk lebih aktif
membangun komunikasi aktif dengan anak – anaknya terkait aktivitas penggunaan
gadget secara intens.

2. Keterampilan sosial yang buruk

Orang akan cenderung memiliki risiko menjadi pelaku ketika ia


berketerampilan sosial yang buruk. Ia tidak bisa mengembangkan relasi sosial,
sehingga memiliki hubungan yang tegang dengan orang dewasa lainnya.
3. Perasaan tidak berdaya

Perasaan tidak berdaya berkaitan dengan keterampilan sosial yang


buruk. "Jika orang tersebut memiliki perasaan tidak berdaya, biasanya juga
memiliki hubungan yang tidak memuaskan dengan orang dewasa lainnya”

Ketika seseorang menjalani hubungan yang penuh dengan ketegangan,


maka ia tidak pernah merasa puas dengan hubungan tersebut. Selalu akan
merasa cemas, tidak aman, terganggu dengan hubungan tersebut, sehingga
tidak akan pernah tercapai kepuasaan dalam hubungan tersebut.

4. Masalah seksual

"Masalah seksual ini seperti ereksi, ejakulasi dini. Itu akan meningkatkan
risiko seseorang untuk menjadi pelaku kekerasan seksual," kata dokter Gina.

Faktor-faktor risiko lainnya yaitu seperti hubungan yang tegang dengan


orang dewasa, kerentanan dalam hal maskulinitas, harga diri rendah, perasaan
terhina, kesepian, dan masalah keterikatan emosional.

2.3 Cara mengatasi pelecehan seksual anak usia dini

1. Mengajarkan Anak Tentang Anggota Tubuhnya

Orang tua sejak dini perlu mengajarkan bagian-bagian tubuh anak, termasuk
organ-organ intimnya. Meskipun umumnya orang tua akan merasa tabu untuk
mengenalkan bagian intim kepada anak, hal ini penting dilakukan.

Pengenalan ini penting dilakukan sebagai dasar edukasi seksual kepada anak.
Jadi, bila ingin menjaga anak dari perilaku ‘menyimpang’, salah satu cara
menghindari pelecehan seksual adalah dengan pengenalan anggota tubuh.

2. Mengajarkan Anak Bagian Tubuh yang Tidak Boleh Disentuh oleh Orang Lain

Anak Bagian Tubuh yang Tidak Boleh Disentuh oleh Orang Lain. Setelah
mengajarkan anak tentang anggota tubuhnya, orang tua perlu menekankan bagian-
bagian yang tidak boleh disentuh atau dilihat oleh orang lain, seperti dada, kemaluan,
dan bokong.

Selain itu, pelecehan seksual pada anak juga dapat dicegah dengan mengajari
anak rasa malu untuk memperlihatkan bagian-bagian intim kepada orang lain sejak
dini. 
3. Mengajarkan Anak untuk Mewaspadai Orang yang Tidak Dikenal

Cara untuk menghindari pelecehan seksual berikutnya adalah mengajarkan


anak untuk bersikap waspada. Anak juga perlu diajarkan untuk waspada terhadap
orang yang tidak dikenal.

Jika ada orang yang tidak dikenal berusaha mendekatinya, termasuk


memberikan barang atau makanan, ajarkan anak untuk tidak tergoda. Apalagi orang
tersebut sampai mengajak anak untuk ikut dengannya. Pastikan anak mengerti dan
tidak mau menerima ajakannya.

4. Mengajarkan anak apa yang harus dilakukan jika ada orang yang igin menyentuhnya

Pelecehan seksual pada anak salah satunya dapat dicegah dengan mengajarkan
anak bagaimana untuk bertindak. Selain kewaspadaan, Anda juga perlu mengajari si
Kecil untuk bertindak defensif.

Berkata tidak, lari, dan berteriak minta tolong penting diajarkan jika ada orang
asing yang ingin melihat atau menyentuh bagian-bagian tubuh anak, seperti dada,
kemaluan, dan bokong.

5. Selalu Memantau Anak Saat Anak Bermain atau Melakukan Aktivitas di Luar Rumah

Selalu Memantau Anak Saat Anak Bermain atau Melakukan Aktivitas di Luar
Rumah. Pemantauan anak saat bermain dan melakukan aktivitas di luar rumah sangat
penting. Sebab pelecehan seksual pada anak sering terjadi saat si Kecil bermain di
luar rumah. 

Kurangnya pemantauan orang tua akan memicu para pelaku pelecehan seksual
untuk menggencarkan aksinya. Sebaliknya, pemantauan anak yang baik akan
menyurutkan niat pelaku untuk menjalankan aksinya. 

6. Menjalin Kerja Sama yang Baik dengan Guru di Sekolah 

Saat anak berada di sekolah, maka guru lah yang bertugas memantau anak
agar tidak terjadi pelecehan seksual. Oleh karena itu, orang tua perlu berkenalan dan
bekerja sama dengan para guru di sekolah. Begitu pula dengan guru les atau guru
mengaji.
7. Menjalin Kerja Sama yang Baik dengan Tetangga di Lingkungan Rumah 

Orang tua tidak mungkin memantau anak setiap saat. Untuk itu, tidak ada
salahnya untuk akrab dengan para tetangga di lingkungan rumah dan lingkungan
bermain anak.

Menjalin kerja sama ini sangat penting dan dapat membantu mencegah
pelecehan seksual pada anak saat ia bermain di lingkungan sekitar rumah.

8. Mengenal Lingkungan Bermain Anak dan Teman-Temannya

Mengenal lingkungan bermain anak dan teman-teman anak—termasuk orang


tua dari teman-teman anak—sangat penting untuk membentuk lingkungan bermain
yang aman, positif, dan terhindar dari risiko pelecehan seksual.

Saat teman-teman si Kecil mengunjungi rumah Anda, maka Anda membantu


menjaga dan memantau perilaku bermain anak. Begitu pula saat anak Anda bermain
ke rumah temannya, maka orang tua temannya lah yang membantu menjaga anak
Anda.

9. Menjaga Keterbukaan dengan Anak 

Menjaga keterbukaan dengan anak juga sangat penting agar anak bercerita
kepada Anda apa yang terjadi dalam kesehariannya, termasuk jika anak mengalami
perlakuan-perlakuan yang tidak sesuai, seperti pelecehan seksual.

Jika sampai terjadi pelecehan seksual pada anak, maka orang tua anak perlu
segera bertindak untuk melaporkan ke pihak berwajib.
https://journal.umtas.ac.id/index.php/EARLYCHILDHOOD/article/download/63/50

http://eprints.ums.ac.id/65523/2/BAB%20I.pdf

https://pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/PAUD4306-M1.pdf

https://www.liputan6.com/health/read/4155441/3-faktor-penyebab-seseorang-jadi-pelaku-
kekerasan-seksual

https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/3624837/cara-tepat-lindungi-anak-dari-
pelecehan-seksual

Anda mungkin juga menyukai