Anda di halaman 1dari 13

KALIMAT EFEKTIF

Pengertian Kalimat Efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk


menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti
gagasan yang ada pada pikiran pembicara atau penulis.

Artinya disini Kalimat dikatakan efektif apabila berhasil menyampaikan pesan,


gagasan, perasaan, maupun pemberitahuan sesuai dengan maksud si pembicara atau
penulis.

Tentu saja dalam pembuatan kalimat efektif harus tidak boleh sembarangan karena ini
akan dipakai dalam penulisan karya ilmiah, ppt maupun makalah. Maka dari itu wajib
memenuhi syarat-syarat yang sudah di tetapkan, supaya kalimat yang dibuat benar-benar
menjadi efektif.

Syarat-syarat kalimat efektif

Contoh-contoh kalmat efektif dan yang tidak efektif

kalimat tidak efektif : Motor yang diparkir yang di ujung itu miliknya.
kalimat efektif : Motor yang di parkir di ujung itu miliknya.

kalimat tidak efektif : Banyak juga yang mengira kalau dia itu seorang konglomerat.
kalimat efektif : Banyak juga yang mengira bahwa dia seorang konglomerat.

kalimat tidak efektif : Dia berhasil terhindar daripada kecelakaan itu.


kalimat efektif : Dia berhasil terhindar dari kecelakaan itu.

kalimat tidak efektif : Mereka mengumpulkan tugas itu di dosennya.


kalimat efektif : Mereka mengumpulkan tugas itu kepada dosennya.

kalimat tidak efektif : Rapat tadi dihadiri oleh pimpinan dan para staf-stafnya.
kalimat efektif : Rapat tadi dihadiri oleh pimpinan dan para stafnya.

kalimat tidak efektif : Sungguh sangat benar-benar malang nasib anak itu.
kalimat efektif : Sungguh sangat malang nasib anak itu.

1.Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus mebayar uang kuliah ( tidak efektif )
Seharusnya :Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah.

2. Penyusunan laporan itu saya dibantu oleh para dosen ( tidak efektif )
Seharusnys :Dalam menyusun laporan itu, saya di bantu oleh para dosen.

3. Soal itu saya kurang jelas ( tidak efektif )


Seharusnya :Soal itu bagi saya kurang jelas.
4. Kami datang agak terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama
( tidak efektif )
Seharusnya :Kami datang agak terlambat. Oleh karena itu, kami tidak dapat mengikuti
acara
pertama.

5. Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu ( tidak efektif )


Seharusnya : Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu.

6. Sekolah kami yang terletak di depan bioskop Gunting ( tidak efektif )


Seharusnya : Sekolah kami terletak di depan bioskop Gunting.

7. Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara luwes ( tidak efektif )


Seharusnya : Harga minyak dibekukan atau dinaikan secara luwes.

8. Karena ia tidak diundang , dia tidak datang ke tempat itu ( tidak efektif )
Seharusnya : Karena tidak diundang , dia tidak datang ke tempat itu.

9. Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui bahwa Presiden datang ( tidak
efektif )
Seharusnya : hadirin serentak berdiri setelah mengetahui bahwa presiden datang.

10. Dia hanya membawa badannya saja ( tidak efektif )


Seharusnya : Dia hanya membawa badannya.

11. Sejak dari pagi dia bermenung ( tidak efektif )


Seharusnya : Sejak pagi dia bermenung.

12. Surat itu sudah saya baca ( tiak efektif )


Seharusnya : Surat itu sudah saya baca.

13. Saran yang di kemukakannya kami akan pertimbangkan ( tidak efektif )


Seharusnya : Saran yang dikemukakannya akan kami pertimbangkan.

14. Mereka membicarakan dari pada kehendak rakyat ( tidak efektif )


Seharusnya : Mereka membicarakan kehendak rakyat.

15. Pekerjaan itu dia tidak cocok ( tidak efektif )


Seharusnya : Pekerjaan itu bagi dia tidak cocok

http://blogbintang.com

A.Pengertian Kalimat Efektif


Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulis yang memiliki
sekurang-kurangnya subjek dan predikat. Bagi seorang pendengar atau pembaca, kalimat
adalah kesatuan kata yang mengandung makna atau pikiran. Sedangkan bagi penutur atau
penulis, kalimat adalah satu kesatuan pikiran atau makna yang diungkapkan dalam
kesatuan kata.
Efektif mengandung pengertian tepat guna, artinya sesuatu akan berguna jika dipakai
pada sasaran yang tepat. Pengertian edektif dalam kalimat adalah ketepatan penggunaan
kalimat dan ragam bahasa tertentu dalam situasi kebahasaan tertentu pula.
Beberapa definisi kalimat efektif menurut beberapa ahli bahasa:
1.Kalimat efektif adalah kalimat yang bukan hanya memenuhi syarat-syarat komunikatif,
gramatikal, dan sintaksis saja, tetapi juga harus hidup, segar, mudah dipahami, serta
sanggup menimbulkan daya khayal pada diri pembaca. (Rahayu: 2007)
2.Kalimat efektif adalah kalimat yang benar dan jelas sehingga dengan mudah dipahami
orang lain secara tepat. (Akhadiah, Arsjad, dan Ridwan: 2001)
3.Kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi kriteria jelas, sesuai dengan kaidah,
ringkas, dan enak dibaca. (Arifin: 1989)
4.Kalimat efektif dipahami sebagai kalimat yang dapat menyampaikan informasi dan
informasi tersebut mudah dipahami oleh pembaca. (Nasucha, Rohmadi, dan Wahyudi:
2009)
Dari beberapa uraian di atas dapat diambil kata kunci dari definisi kalimat efektif yaitu
sesuai kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami. Jadi, kalimat efektif adalah kalimat
yang sesuai dengan kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami oleh pendengar atau
pembaca.

B.Ciri-ciri Kalimat Efektif


Sebuah kalimat terdiri atas isi dan bentuk. Yang dimaksud dengan isi ialah pikiran
penulis, sedangkan bentuk ialah kata-kata yang mewakili pikiran penulis. Jadi, isi dan
bentuk menjadi kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam sebuah kalimat. Itulah
sebabnya, kalimat efektif selalu memperhatikan adanya kesatuan pikiran dan kepaduan
sebagai syarat minimal. Agar kalimat yang ditulis dapat memberi informasi kepada
pembaca secara tepat seperti yang diharapkan penulis, ada beberapa ciri kalimat efektif
yang perlu diperhatikan, yaitu:
a.Kesatuan
b.Kesejajaran
c.Penekanan
d.Kehematan
e.Kevariasian

1.Kesatuan
Kalimat yang baik harus memperlihatkan kesatuan pikiran yang mengandung satu pokok
pikiran. Laju kalimat tidak boleh diubah dari satu pikiran ke pikiran yang lain yang tidak
mempunyai hubungan. Adanya kesatuan pikiran berarti adanya hubungan timbal balik
antar unsur yang mendukung kalimat (pikiran). Kesatuan ini minimal terbentuk dalam
subjek dan predikat.
2.Kesejajaran
Kesejajaran adalah menempatkan gagasan yang sama penting dan fungsinya ke dalam
struktur kebahasaan yang sama. Macam-macam kesejajaran:
a.Kesejajaran Bentuk
Bila salah satu gagasan ditempatkan dalam struktur kata benda, maka kata yang lain yang
berfungsi sama juga dalam struktur kata benda. Jika kata kerja, juga kata kerja, jika frase
juga frase, begitu seterusnya. Misalnya:
(1)Demam berdarah adalah salah satu penyakit yang paling mengerikan dan berbahaya.
Dalam kalimat (1) di atas, gagasan yang sama yaitu mengerikan dan berbahaya, maka
kata-kata tersebut harus dibuat sama atau paralel sehingga kalimat (1) menjadi:
(1a) Demam berdarah adalah salah satu penyakit yang paling mengerikan dan
membahayakan.
b.Kesejajaran Makna
Kesejajaran makna timbul oleh adanya relasi makna antar satuan dalam kalimat.
Misalnya:
(2)Selain pelajar SLTA, panitia juga memberikan kesempatan kepada mahasiswa.
Kata kepada mengandung pengertian kepada pelajar SLTA dan kepada mahasiswa.
Kalimat (2) seharusnya:
(2a) Selain kepada pelajar SLTA, panitia juga memberikan kesempatan kepada
mahasiswa.
c.Kesejajaran Rincian
Kalimat yang mengandung rincian, rincian-rincian tersebut harus sejajar. Misalnya:
(3)Mahalnya harga sembako karena pengaruh keterbatasan pasokan, kenaikan harga
minyak, dan permintaan yang meningkat.
Rincian-rincian keterbatasan pasokan, kenaikan harga minyak, dan permintaan yang
meningkat haruslah sejajar sehingga rincian permintaan yang meningkat harusnya
menjadi peningkatan permintaan. Kalimat (3) yang benar adalah:
(3a) Mahalnya harga sembako karena pengaruh keterbatasan pasokan, kenaikan harga
minyak, dan peningkatan permintaan.
3.Penekanan
Penekanan adalah upaya memberi tekanan pada kata atau kalimat dengan maksud
menonjolkan atau mementingkan gagasan pada kata atau kalimat yang mendapat tekanan
tadi. Misa-lnya:
(4)Ilmu agama harus kita amalkan dengan penuh tanggung jawab.
(5)Ilmu agama harus kita amalkan dengan penuh tanggung jawab.
Kalimat (4) mementingkan gagasan amalkan, sedangkan kalimat (5) mementingkan
gagasan penuh tanggung jawab.
4.Kehematan
Kehematan berarti menghemat kata-kata yang dianggap tidak perlu dalam kalimat.
Misalnya:
(6)Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui inspektur upacara memasuki
lapangan.
(7)Mereka turun ke bawah melalui tangga darurat.
Kalimat (6) dan (7) dapat dihemat tanpa mempengaruhi makna menjadi:
(6a) Hadirin serentak berdiri setelah mengetahui inspektur upacara memasuki lapangan.
(7a) Mereka turun melalui tangga darurat.
5.Kevariasian
Sebuah bacaan atau tulisan yang baik merupakan suatu komposisi yang dapat memikat
dan mengikat pembaca untuk terus membacanya sampai selesai. Kevariasian kalimat
dapat membuat pembaca merasa tidak jenuh dalam membacanya. Kevariasian dapat
berwujud penempatan subjek, predikat, dan objek yang berbeda-beda, adanya kalimat
yang pendek dan panjang, dan adanya jenis kalimat yang berbeda-beda (kalimat berita,
tanya,dan seru atau kalimat langsung dan tidak langsung).

C.Penggunaan Kalimat Efektif dalam Wacana Susunan Acara Resmi


Dalam suatu kegiatan sering kita mendengar pembawa acara memandu jalannya acara.
Dalam wacana susunan acara resmi banyak kita temui penggunaan kalimat yang tidak
efektif. Temuan kalimat-kalimat yang tidak efektif dalam wacana susunan acara antara
lain:
(1)Menginjak acara yang kedua yaitu sambutan ketua panitia.
Kalimat di atas tidak efektif. Kalimat di atas dapat diubah menjadi kalimat efektif tanpa
mengubah maknanya yaitu dengan menghilangkan kata menginjak sehingga menjadi:
(1a) Acara yang kedua yaitu sambutan ketua panitia. (Solopos: 14 Februari 2008)
Penggunaan kalimat yang tidak efektif lainnya adalah sebagai berikut:
(2)Kepada Bapak Yakub, waktu dan tempat kami persilakan untuk memberikan
sambutan.
Kalimat (2) mempunyai gagasan bahwa pembawa acara mempersilakan Bapak Yakub
untuk memberikan sambutan. Atau dengan kata lain, pembawa acara memberikan waktu
dan menyiapkan tempat kepada Bapak Yakub untuk memberikan sambutan. Tetapi
struktur kalimat (2) tersebut memberikan gagasan bahwa pembawa acara mempersilakan
waktu dan tempat. Jadi, seolah-olah waktu dan tempat adalah sesosok makhluk yang akan
memberikan sambutan (Intisari: Maret 2006). Kalimat (2) dapat mengaburkan gagasan
yang akan disampaikan. Untuk menyampaikan gagasan dari pembawa acara tersebut
cukup dengan kalimat:
(2a) Kepada Bapak Yakub kami persilakan.
Selain pengaburan gagasan di atas, kalimat yang tidak efektif dalam susunan acara
menyebabkan terjadinya pemborosan kata seperti pada kalimat:
(3)Acara selanjutnya, sambutan Bapak Yakub Nasucha selaku Ketua Jurusan PBSID.
Kepada Bapak Yakub Nasucha kami persilakan.
Kalimat di atas menyebutkan dua kata atau kelompok kata yang sebenarnya cukup
disebutkan sekali saja yaitu kata Bapak Yakub Nasucha. Gagasan kalimat (3) harusnya
cukup disampaikan dengan kalimat:
(3a) Acara selanjutnya, sambutan Ketua Jurusan PBSID. Kepada Bapak Yakub Nasucha
kami persilakan.
Pemborosan kata juga dilakukan oleh pembawa acara dalam menanggapi sambutan yang
disampaikan orang lain. Misalnya, setelah acara sambutan pembawa acara
menyampaikan kalimat:
(4)Demikian tadi sambutan dari Bapak Yakub Nasucha, semoga apa yang
disampaikannya tadi dapat menambah semangat kita dalam belajar.
Bukan maksudnya melarang seorang pembawa acara untuk memberikan tanggapan
tersebut, tetapi tanpa pembawa acara memberikan tanggapan, pendengar mengerti
gagasan yang disampaikan oleh pemberi sambutan. Maka, tanggapan pembawa acara
tersebut, selain bersifat basa-basi saja juga tidak menambah gagasan atau informasi baru.
Sedangkan dalam sebuah acara resmi, perkataan yang tidak perlu atau berlebihan sebisa
mungkin dihilangkan.
Dengan empat contoh penggunaan kalimat yang tidak efektif dalam wacana susunan
acara resmi memperlihatkan masih kurangnya penggunaan kalimat efektif sebagai sarana
penyampaian gagasan yang sesuai kaidah bahasa dan mudah dimengerti oleh orang lain.

DAFTAR PUSTAKA
Akhadiah, Sabarti dkk. 2001. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia.
Jakarta: Erlangga
Arifin, Zaenal. 1989. Penulisan Karangan Ilmiah dengan Bahasa Indonesia yang Benar.
Jakarta: Mediyatama Sarana Perkasa
Marini, Eko. 2008. “Penggunaan Bahasa Efektif dan Efisien” dalam Solopos. 14 Februari
2008. Surakarta
Nasucha, Yakub dkk. 2009. Bahasa Indonesia untuk Penulisan Karya Tulis Ilmiah.
Yogyakarta: Media Perkasa
Rahayu, Minto. 2007. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Jakarta: Grasindo
Setiyanto, Edi. 2006. “Berbahasa Pakai Nalar” dalam Intisari. Edisi 512, Maret 2006.
Jakarta

http://ramlannarie.wordpress.com

Selasa, 13 Maret 2012


Kalimat Efektif,syarat-syarat kalimat efektif

Pengertian Kalimat Efektif


Kalimat efektif adalah kalimat yang mengungkapkan pikiran atau gagasan yang
disampaikan sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh orang lain.

Beberapa definisi kalimat efektif menurut beberapa ahli bahasa:


1.Kalimat efektif adalah kalimat yang bukan hanya memenuhi syarat-syarat komunikatif,
gramatikal, dan sintaksis saja, tetapi juga harus hidup, segar, mudah dipahami, serta
sanggup menimbulkan daya khayal pada diri pembaca. (Rahayu: 2007)
2.Kalimat efektif adalah kalimat yang benar dan jelas sehingga dengan mudah dipahami
orang lain secara tepat. (Akhadiah, Arsjad, dan Ridwan: 2001)
3.Kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi kriteria jelas, sesuai dengan kaidah,
ringkas, dan enak dibaca. (Arifin: 1989)
4.Kalimat efektif dipahami sebagai kalimat yang dapat menyampaikan informasi dan
informasi tersebut mudah dipahami oleh pembaca. (Nasucha, Rohmadi, dan Wahyudi:
2009)
Dari beberapa uraian di atas dapat diambil kata kunci dari definisi kalimat efektif yaitu
sesuai kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami. Jadi, kalimat efektif adalah kalimat
yang sesuai dengan kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami oleh pendengar atau
pembaca.

Syarat-syarat kalimat efektif sebagai berikut:


1.secara tepat mewakili pikiran pembicara atau penulisnya.
2.mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar atau
pembaca dengan yang dipikirkan pembaca atau penulisnya.

Ciri-Ciri Kalimat Efektif

1.Kesepadanan
Suatu kalimat efektif harus memenuhi unsur gramatikal yaitu unsur subjek (S), predikat
(P), objek (O), keterangan (K). Di dalam kalimat efektif harus memiliki keseimbangan
dalam pemakaian struktur bahasa.

Contoh:
Budi (S) pergi (P) ke kampus (KT).

Tidak Menjamakkan Subjek


Contoh:
Tomi pergi ke kampus, kemudian Tomi pergi ke perpustakaan (tidak efektif)
Tomi pergi ke kampus, kemudian ke perpustakaan (efektif)

2.Kecermatan Dalam Pemilihan dan Penggunaan Kata


Dalam membuat kalimat efektif jangan sampai menjadi kalimat yang ambigu
(menimbulkan tafsiran ganda).

Contoh:
Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (ambigu dan tidak
efektif).
Mahasiswa yang kuliah di perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah
(efektif).

3.Kehematan
Kehematan dalam kalimat efektif maksudnya adalah hemat dalam mempergunakan kata,
frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu, tetapi tidak menyalahi kaidah tata
bahasa. Hal ini dikarenakan, penggunaan kata yang berlebih akan mengaburkan maksud
kalimat. Untuk itu, ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan untuk dapat melakukan
penghematan, yaitu:
a. Menghilangkan pengulangan subjek.
b. Menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata.
c. Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.
d. Tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak.

Contoh:
Karena ia tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (tidak efektif)
Karena tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (efektif)

Dia sudah menunggumu sejak dari pagi. (tidak efektif)


Dia sudah menunggumu sejak pagi. (efektif)

4.Kelogisan
Kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat dengan mudah dipahami dan penulisannya
sesuai dengan ejaan yang berlaku. Hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki
hubungan yang logis/masuk akal.

Contoh:
Untuk mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini. (tidak efektif)
Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara ini. (efektif)

5.Kesatuan atau Kepaduan


Kesatuan atau kepaduan di sini maksudnya adalah kepaduan pernyataan dalam kalimat
itu, sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah. Ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan untuk menciptakan kepaduan kalimat, yaitu:
a. Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak
simetris.
b. Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam
kalimat-kalimat yang berpredikat pasif persona.
c. Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripada atau tentang
antara predikat kata kerja dan objek penderita.

Contoh:
Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah
terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu. (tidak efektif)
Kita harus mengembalikan kepribadian orang-orang kota yang sudah meninggalkan rasa
kemanusiaan. (efektif)

Makalah ini membahas tentang teknologi fiber optik. (tidak efektif)


Makalah ini membahas teknologi fiber optik. (efektif)

6.Keparalelan atau Kesajajaran


Keparalelan atau kesejajaran adalah kesamaan bentuk kata atau imbuhan yang digunakan
dalam kalimat itu. Jika pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan
verba. Jika kalimat pertama menggunakan kata kerja berimbuhan me-, maka kalimat
berikutnya harus menggunakan kata kerja berimbuhan me- juga.

Contoh:
Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (tidak efektif)
Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan. (efektif)
Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (efektif)

Harga sembako dibekukan atau kenaikan secara luwes. (tidak efektif)


Harga sembako dibekukan atau dinaikkan secara luwes. (efektif)

7.Ketegasan
Ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan terhadap ide pokok dari
kalimat. Untuk membentuk penekanan dalam suatu kalimat, ada beberapa cara, yaitu:

a. Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).
Contoh:
Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain.
Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini. (ketegasan)

Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan
kemampuan yang ada pada dirinya.
Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya. (ketegasan)

b. Membuat urutan kata yang bertahap.


Contoh:
Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada
anak-anak terlantar. (salah)
Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada
anak-anak terlantar. (benar)

c. Melakukan pengulangan kata (repetisi).


Contoh:
Cerita itu begitu menarik, cerita itu sangat mengharukan.

d. Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.


Contoh:
Anak itu bodoh, tetapi pintar.

e. Mempergunakan partikel penekanan (penegasan), seperti: partikel –lah, -pun, dan –


kah.
Contoh:
Dapatkah mereka mengerti maksud perkataanku?
Dialah yang harus bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas ini.

Kosakata bahasa Indonesia yang sering salah dieja adalah kata-kata dalam bahasa
Indonesia yang sering rancu, salah dieja, memiliki standar berlainan, berubah standar,
dan sering salah kaprah berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dikategorikan
untuk memudahkan pencarian

Kata majemuk
Ditulis serangkai
Kata-kata ini harus ditulis serangkai, namun kadang-kadang salah ditulis dan dipisah
menjadi dua kata.
Benar Salah
acapkali acap kali
adakalanya ada kalanya
akhirulkalam akhirul kalam
alhamdulillah alham dulillah
apabila apa bila
astagfirullah astag firullah
bagaimana bagai mana
barangkali barang kali
bilamana bila mana
bismillah bis millah
beasiswa bea siswa
belasungkawa bela sungkawa
bumiputra bumi putra
daripada dari pada
darmabakti darma bakti
darmasiswa darma siswa
dukacita duka cita
halalbihalal halal bihalal
hulubalang hulu balang
kacamata kaca mata
kasatmata kasat mata
kepada ke pada
keratabasa kerata basa
kosakata kosa kata
lokakarya loka karya
manakala mana kala
manasuka mana suka
mangkubumi mangku bumi
marabahaya mara bahaya
matahari mata hari
olahraga olah raga
padahal pada hal
paramasastra parama sastra
puspawarna puspa warna
radioaktif radio aktif
sastramarga sastra marga
saputangan sapu tangan
saripati sari pati
sebagaimana sebagai mana
sediakala sedia kala
segitiga segi tiga
silaturahmi silatu rahmi
sukacita suka cita
sukarela suka rela
sukaria suka ria
syahbandar syah bandar
titimangsa titi mangsa
wali kota walikota
wasalam wa salam

Ditulis terpisah

 Tata bahasa, juru tulis, kerja sama, kambing hitam, tepuk tangan, anak emas, duta
besar, beri tahu, lipat ganda, tanda tangan, dua puluh lima, tanggung jawab,
hancur lebur, rumah sakit umum, sepak bola
 Jika diberi imbuhan konfiks (awalan dan akhiran), penulisannya dirangkai,
misalnya: pemberitahuan, melipatgandakan, kutandatangani,
dipertanggungjawabkan, kauhancurleburkan, dll

Bentuk terikat

Selain itu ada pula kategori 'bentuk terikat'. Kata "antar" adalah salah satu contoh bentuk
terikat yang jika digabungkan dengan bentuk dasar maka penulisannya harus disatukan.
Jika diikuti dengan kata dasar, bentuk terikat ditulis tanpa jeda (spasi). Contoh bentuk
terikat lain di antaranya:
 Dari bilangan angka bahasa Sanskerta: eka-, dwi-, catur-, panca-, sapta-, dasa-,
dan sebagainya[2]
 Dari awalan satuan: kilo-, mega-, tera-, giga-, senti-, dan sebagainya
 Dari bahasa lain: a-, e- (dengan tanda hubung), ko-, adi-, manca-, swa-, nara-,
mara-, maha-, pra-, pasca-, tuna-, pro-, anti-, kontra-, non-, multi-, antar-, inter-,
intra-, ekstra-, per-, purna-, non-, pan-, sub-, juru-, peri-, super-/supra-, hiper-,
tele-, wira-, purwa- dan sebagainya.
 Dari bahasa Jawa Kuna yang kemudian diserap pula oleh bahasa Melayu: mala-.
Bahasa Inggris juga memiliki awalan yang memiliki arti sama "mal-" namun
bahasa Indonesia yang benar menggunakan awalan "mala-"[3]
Contoh:

Kata Benar Salah


malpractice malapraktik malpraktik
malfunction malafungsi malfungsi
malabsorption malaserap malserap
maladaption malaadaptasi maladaptasi
maladjustment malasuai malsuai
maldistribution maladistribusi maldistribusi
malnutrition malagizi malgizi
malposition malasikap malsikap
Bentuk terikat dapat pula ditulis dengan menyertakan tanda hubung (-) apabila:
 Diikuti dengan kata yang huruf pertamanya kapital, misalnya: anti-Amerika, pro-
Megawati
 Diikuti dengan singkatan, misalnya: pro-PBB
 Diikuti dengan kata yang sudah berimbuhan, misalnya: pro-kemerdekaan

Partikel 'pun'

Partikel 'pun' kadang dipisah kadang disambung. Jika partikel 'pun' yang berpadanan
dengan kata 'saja'/'juga', maka penulisannya dipisah (kabar pun, saya pun). Ada dua belas
bentuk 'pun' yang sudah dianggap padu harus ditulis serangkai[4]. Berikut daftar artikel
'pun' yang digabung:
Benar Salah Lema KBBI
adapun ada pun adapun
andaipun andai pun -
ataupun atau pun atau
bagaimanapun bagaimana pun -
biarpun biar pun biarpun
kalaupun kalau pun kalaupun
kendatipun kendati pun kendati
maupun mau pun mau
meskipun meski pun meski
sekalipun 1
sekalipun
siapapun siapa pun siapa (terpisah)
sungguhpun sungguh pun sungguhpun
walaupun walau pun walau
Khusus untuk partikel 'pun' pada "sekalipun" dapat ditulis secara terpisah karena frasa
'sekali pun' dapat bermakna ’satu kali juga’, atau ‘meski satu kali’, atau ‘walau satu kali’

  

daftar pustaka
- pengertian kalimat efektif : http://adegustiann.blogsome.com/2009/02/02/pengertian-
ciri-dan-penggunaan-kalimat-efektif/

- kalimat efektif menurut para ahli  :


http://ramlannarie.wordpress.com/2011/03/30/kalimat-efektif-dan-penggunaannya-
dalam-wacana-susunan-acara-resmi/

http://facebookreyza.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai