Tentu saja dalam pembuatan kalimat efektif harus tidak boleh sembarangan karena ini
akan dipakai dalam penulisan karya ilmiah, ppt maupun makalah. Maka dari itu wajib
memenuhi syarat-syarat yang sudah di tetapkan, supaya kalimat yang dibuat benar-benar
menjadi efektif.
kalimat tidak efektif : Motor yang diparkir yang di ujung itu miliknya.
kalimat efektif : Motor yang di parkir di ujung itu miliknya.
kalimat tidak efektif : Banyak juga yang mengira kalau dia itu seorang konglomerat.
kalimat efektif : Banyak juga yang mengira bahwa dia seorang konglomerat.
kalimat tidak efektif : Rapat tadi dihadiri oleh pimpinan dan para staf-stafnya.
kalimat efektif : Rapat tadi dihadiri oleh pimpinan dan para stafnya.
kalimat tidak efektif : Sungguh sangat benar-benar malang nasib anak itu.
kalimat efektif : Sungguh sangat malang nasib anak itu.
1.Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus mebayar uang kuliah ( tidak efektif )
Seharusnya :Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah.
2. Penyusunan laporan itu saya dibantu oleh para dosen ( tidak efektif )
Seharusnys :Dalam menyusun laporan itu, saya di bantu oleh para dosen.
8. Karena ia tidak diundang , dia tidak datang ke tempat itu ( tidak efektif )
Seharusnya : Karena tidak diundang , dia tidak datang ke tempat itu.
9. Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui bahwa Presiden datang ( tidak
efektif )
Seharusnya : hadirin serentak berdiri setelah mengetahui bahwa presiden datang.
http://blogbintang.com
1.Kesatuan
Kalimat yang baik harus memperlihatkan kesatuan pikiran yang mengandung satu pokok
pikiran. Laju kalimat tidak boleh diubah dari satu pikiran ke pikiran yang lain yang tidak
mempunyai hubungan. Adanya kesatuan pikiran berarti adanya hubungan timbal balik
antar unsur yang mendukung kalimat (pikiran). Kesatuan ini minimal terbentuk dalam
subjek dan predikat.
2.Kesejajaran
Kesejajaran adalah menempatkan gagasan yang sama penting dan fungsinya ke dalam
struktur kebahasaan yang sama. Macam-macam kesejajaran:
a.Kesejajaran Bentuk
Bila salah satu gagasan ditempatkan dalam struktur kata benda, maka kata yang lain yang
berfungsi sama juga dalam struktur kata benda. Jika kata kerja, juga kata kerja, jika frase
juga frase, begitu seterusnya. Misalnya:
(1)Demam berdarah adalah salah satu penyakit yang paling mengerikan dan berbahaya.
Dalam kalimat (1) di atas, gagasan yang sama yaitu mengerikan dan berbahaya, maka
kata-kata tersebut harus dibuat sama atau paralel sehingga kalimat (1) menjadi:
(1a) Demam berdarah adalah salah satu penyakit yang paling mengerikan dan
membahayakan.
b.Kesejajaran Makna
Kesejajaran makna timbul oleh adanya relasi makna antar satuan dalam kalimat.
Misalnya:
(2)Selain pelajar SLTA, panitia juga memberikan kesempatan kepada mahasiswa.
Kata kepada mengandung pengertian kepada pelajar SLTA dan kepada mahasiswa.
Kalimat (2) seharusnya:
(2a) Selain kepada pelajar SLTA, panitia juga memberikan kesempatan kepada
mahasiswa.
c.Kesejajaran Rincian
Kalimat yang mengandung rincian, rincian-rincian tersebut harus sejajar. Misalnya:
(3)Mahalnya harga sembako karena pengaruh keterbatasan pasokan, kenaikan harga
minyak, dan permintaan yang meningkat.
Rincian-rincian keterbatasan pasokan, kenaikan harga minyak, dan permintaan yang
meningkat haruslah sejajar sehingga rincian permintaan yang meningkat harusnya
menjadi peningkatan permintaan. Kalimat (3) yang benar adalah:
(3a) Mahalnya harga sembako karena pengaruh keterbatasan pasokan, kenaikan harga
minyak, dan peningkatan permintaan.
3.Penekanan
Penekanan adalah upaya memberi tekanan pada kata atau kalimat dengan maksud
menonjolkan atau mementingkan gagasan pada kata atau kalimat yang mendapat tekanan
tadi. Misa-lnya:
(4)Ilmu agama harus kita amalkan dengan penuh tanggung jawab.
(5)Ilmu agama harus kita amalkan dengan penuh tanggung jawab.
Kalimat (4) mementingkan gagasan amalkan, sedangkan kalimat (5) mementingkan
gagasan penuh tanggung jawab.
4.Kehematan
Kehematan berarti menghemat kata-kata yang dianggap tidak perlu dalam kalimat.
Misalnya:
(6)Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui inspektur upacara memasuki
lapangan.
(7)Mereka turun ke bawah melalui tangga darurat.
Kalimat (6) dan (7) dapat dihemat tanpa mempengaruhi makna menjadi:
(6a) Hadirin serentak berdiri setelah mengetahui inspektur upacara memasuki lapangan.
(7a) Mereka turun melalui tangga darurat.
5.Kevariasian
Sebuah bacaan atau tulisan yang baik merupakan suatu komposisi yang dapat memikat
dan mengikat pembaca untuk terus membacanya sampai selesai. Kevariasian kalimat
dapat membuat pembaca merasa tidak jenuh dalam membacanya. Kevariasian dapat
berwujud penempatan subjek, predikat, dan objek yang berbeda-beda, adanya kalimat
yang pendek dan panjang, dan adanya jenis kalimat yang berbeda-beda (kalimat berita,
tanya,dan seru atau kalimat langsung dan tidak langsung).
DAFTAR PUSTAKA
Akhadiah, Sabarti dkk. 2001. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia.
Jakarta: Erlangga
Arifin, Zaenal. 1989. Penulisan Karangan Ilmiah dengan Bahasa Indonesia yang Benar.
Jakarta: Mediyatama Sarana Perkasa
Marini, Eko. 2008. “Penggunaan Bahasa Efektif dan Efisien” dalam Solopos. 14 Februari
2008. Surakarta
Nasucha, Yakub dkk. 2009. Bahasa Indonesia untuk Penulisan Karya Tulis Ilmiah.
Yogyakarta: Media Perkasa
Rahayu, Minto. 2007. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Jakarta: Grasindo
Setiyanto, Edi. 2006. “Berbahasa Pakai Nalar” dalam Intisari. Edisi 512, Maret 2006.
Jakarta
http://ramlannarie.wordpress.com
1.Kesepadanan
Suatu kalimat efektif harus memenuhi unsur gramatikal yaitu unsur subjek (S), predikat
(P), objek (O), keterangan (K). Di dalam kalimat efektif harus memiliki keseimbangan
dalam pemakaian struktur bahasa.
Contoh:
Budi (S) pergi (P) ke kampus (KT).
Contoh:
Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (ambigu dan tidak
efektif).
Mahasiswa yang kuliah di perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah
(efektif).
3.Kehematan
Kehematan dalam kalimat efektif maksudnya adalah hemat dalam mempergunakan kata,
frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu, tetapi tidak menyalahi kaidah tata
bahasa. Hal ini dikarenakan, penggunaan kata yang berlebih akan mengaburkan maksud
kalimat. Untuk itu, ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan untuk dapat melakukan
penghematan, yaitu:
a. Menghilangkan pengulangan subjek.
b. Menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata.
c. Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.
d. Tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak.
Contoh:
Karena ia tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (tidak efektif)
Karena tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (efektif)
4.Kelogisan
Kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat dengan mudah dipahami dan penulisannya
sesuai dengan ejaan yang berlaku. Hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki
hubungan yang logis/masuk akal.
Contoh:
Untuk mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini. (tidak efektif)
Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara ini. (efektif)
Contoh:
Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah
terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu. (tidak efektif)
Kita harus mengembalikan kepribadian orang-orang kota yang sudah meninggalkan rasa
kemanusiaan. (efektif)
Contoh:
Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (tidak efektif)
Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan. (efektif)
Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (efektif)
7.Ketegasan
Ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan terhadap ide pokok dari
kalimat. Untuk membentuk penekanan dalam suatu kalimat, ada beberapa cara, yaitu:
a. Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).
Contoh:
Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain.
Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini. (ketegasan)
Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan
kemampuan yang ada pada dirinya.
Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya. (ketegasan)
Kosakata bahasa Indonesia yang sering salah dieja adalah kata-kata dalam bahasa
Indonesia yang sering rancu, salah dieja, memiliki standar berlainan, berubah standar,
dan sering salah kaprah berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dikategorikan
untuk memudahkan pencarian
Kata majemuk
Ditulis serangkai
Kata-kata ini harus ditulis serangkai, namun kadang-kadang salah ditulis dan dipisah
menjadi dua kata.
Benar Salah
acapkali acap kali
adakalanya ada kalanya
akhirulkalam akhirul kalam
alhamdulillah alham dulillah
apabila apa bila
astagfirullah astag firullah
bagaimana bagai mana
barangkali barang kali
bilamana bila mana
bismillah bis millah
beasiswa bea siswa
belasungkawa bela sungkawa
bumiputra bumi putra
daripada dari pada
darmabakti darma bakti
darmasiswa darma siswa
dukacita duka cita
halalbihalal halal bihalal
hulubalang hulu balang
kacamata kaca mata
kasatmata kasat mata
kepada ke pada
keratabasa kerata basa
kosakata kosa kata
lokakarya loka karya
manakala mana kala
manasuka mana suka
mangkubumi mangku bumi
marabahaya mara bahaya
matahari mata hari
olahraga olah raga
padahal pada hal
paramasastra parama sastra
puspawarna puspa warna
radioaktif radio aktif
sastramarga sastra marga
saputangan sapu tangan
saripati sari pati
sebagaimana sebagai mana
sediakala sedia kala
segitiga segi tiga
silaturahmi silatu rahmi
sukacita suka cita
sukarela suka rela
sukaria suka ria
syahbandar syah bandar
titimangsa titi mangsa
wali kota walikota
wasalam wa salam
Ditulis terpisah
Tata bahasa, juru tulis, kerja sama, kambing hitam, tepuk tangan, anak emas, duta
besar, beri tahu, lipat ganda, tanda tangan, dua puluh lima, tanggung jawab,
hancur lebur, rumah sakit umum, sepak bola
Jika diberi imbuhan konfiks (awalan dan akhiran), penulisannya dirangkai,
misalnya: pemberitahuan, melipatgandakan, kutandatangani,
dipertanggungjawabkan, kauhancurleburkan, dll
Bentuk terikat
Selain itu ada pula kategori 'bentuk terikat'. Kata "antar" adalah salah satu contoh bentuk
terikat yang jika digabungkan dengan bentuk dasar maka penulisannya harus disatukan.
Jika diikuti dengan kata dasar, bentuk terikat ditulis tanpa jeda (spasi). Contoh bentuk
terikat lain di antaranya:
Dari bilangan angka bahasa Sanskerta: eka-, dwi-, catur-, panca-, sapta-, dasa-,
dan sebagainya[2]
Dari awalan satuan: kilo-, mega-, tera-, giga-, senti-, dan sebagainya
Dari bahasa lain: a-, e- (dengan tanda hubung), ko-, adi-, manca-, swa-, nara-,
mara-, maha-, pra-, pasca-, tuna-, pro-, anti-, kontra-, non-, multi-, antar-, inter-,
intra-, ekstra-, per-, purna-, non-, pan-, sub-, juru-, peri-, super-/supra-, hiper-,
tele-, wira-, purwa- dan sebagainya.
Dari bahasa Jawa Kuna yang kemudian diserap pula oleh bahasa Melayu: mala-.
Bahasa Inggris juga memiliki awalan yang memiliki arti sama "mal-" namun
bahasa Indonesia yang benar menggunakan awalan "mala-"[3]
Contoh:
Partikel 'pun'
Partikel 'pun' kadang dipisah kadang disambung. Jika partikel 'pun' yang berpadanan
dengan kata 'saja'/'juga', maka penulisannya dipisah (kabar pun, saya pun). Ada dua belas
bentuk 'pun' yang sudah dianggap padu harus ditulis serangkai[4]. Berikut daftar artikel
'pun' yang digabung:
Benar Salah Lema KBBI
adapun ada pun adapun
andaipun andai pun -
ataupun atau pun atau
bagaimanapun bagaimana pun -
biarpun biar pun biarpun
kalaupun kalau pun kalaupun
kendatipun kendati pun kendati
maupun mau pun mau
meskipun meski pun meski
sekalipun 1
sekalipun
siapapun siapa pun siapa (terpisah)
sungguhpun sungguh pun sungguhpun
walaupun walau pun walau
Khusus untuk partikel 'pun' pada "sekalipun" dapat ditulis secara terpisah karena frasa
'sekali pun' dapat bermakna ’satu kali juga’, atau ‘meski satu kali’, atau ‘walau satu kali’
daftar pustaka
- pengertian kalimat efektif : http://adegustiann.blogsome.com/2009/02/02/pengertian-
ciri-dan-penggunaan-kalimat-efektif/
http://facebookreyza.blogspot.com