Anda di halaman 1dari 10

TASAWUF DAN EKONOMI DALAM WIRAUSAHAWAN DI MEDAN

TUGAS AKHIR SEMESTER MATA KULIAH TEOSOFI


DOSEN PENGAMPU : Hj. Iffat Maimunah, M.Pd.

Oleh : Alifya Zhafira


Nim : 210503110044
Kelas : PBS A

FAKULTAS EKONOMI JURUSAN PERBANKAN SUARI’AH (PBS)


UNIVERSITAS ISLAM NEGRI (UIN) MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
ALIFYA ZHAFIRA
Perbankan Syaria’ah, Ekonomi
UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
Jl Gajayana No. 50 Kota Malang
No hp.081261369505
alifyazhafira1811@gmail.com

Abstract
Sufism and economics are equally attached to people's lives. Likewise with an entrepreneur who
enters the scope of the economy. Being an entrepreneur is not easy, there are many threats from
outside and from within. An entrepreneur must have a high imagination to make a product
innovation. With this, an entrepreneur is invited to become a successful entrepreneur from other
entrepreneurs. Not only that, in this day and age, there are already many people whose lives are
boastful because of the wrong association. Being an entrepreneur, you have to restrain your passion
from anything, rather keep a balance of the advantages and disadvantages you face. Therefore, it
is very necessary to instill the knowledge of Sufism in everyday life
Keywords : Sufism, economy, entrepreneur

Abstrak
ilmu tasawuf dengan ilmu ekonomi sama sama melekat dengan kehidupan masyarakat. Begitu juga
dengan seorang wirausahawan yang masuk ke dalam ruang lingkup ekonomi. Menjadi seorang
wirawusahawan tidak lah mudah banyak sekali ancaman dari luar maupun dari dalam. Seorang
wirausahawan harus lah memiliki imajinasi yang tinggi untuk membuat suatu membaharuan dalam
peroduk. Dengan ini seorang wirausahawan ajakan menjadi wirausahawan yang sukses dari
wirausahawan yang lain. Tidak hanya itu di zaman sekarang ini sudah banyak orang orang yang
hidupnya bermegah megahan di karnakan salahnya pergaulan. Menjadi seorang wirausahawan
harus lah menahan nafsu nya dari hal apapun agak menjaga keseimbangan dari keuntungan dan
kerugian yang di hadapi. Maka dari itu sangan perlu menanamkan ilmu tasawuf dalam kehidupan
sehari hari
Kata kunci : Tasawuf, Ekonomi, Wirausahawan
PENDAHULUAN

Dalam sistem ekonomi kata “produksi” merupakan salah satu khal yang paling peting. Dunia ini
sudah banyak sekali sumber daya alam tetapi sumber daya alam tersebut sangat lah terbatas namun
keinginan manusia nya yang tidak terbatasbanyak mengakibatkan hal hal yang di inginkan terjadi.
sebagai Manusia banyak sekali kebutuhannya dari sandang pangan dan papan, dengan ini lh agar
manusia bisa hidip di dunia ini. Pada umumnya menjadi sorang wirausahawan yang berhasil itu
banyak sekali tantangan di depan mata yang harus di hadapi salah satunya seperti cara hidup yang
sederhana di karnakan tidak sedikit manusia yang hidupnya itu di penuhi dengan bermegah
megahan. Gaya hidup yang seperti ini yang dapat membuat manusia lalai, apabila tidak di iringin
dengan keimanan di dalam hatinya. Aktivitas yang dilakukan para wirausahawan dalam berbisnis
selalu saja di hadapi dengan berbagai permasalahan bagaimana agar bisa menciptakan lapangan
kerja yang baik, bagaimana cara untuk meningkatkan perekonomian, mendapatkan keuntungan
dan bagaimana cara memenuhi kepuasan untuk para pelanggannya. Semua ini harus bida di
lakukan oleh seorang wirausahawan salah satunya yg paling penting adalah bisa menahan
nafsunya dalam mengendalikan untuk mermegah megahan. Rasulullah SAW perna mengingatkan
kepada umatnya tentang bahaya besar dari fitnah serta kedudukan di dunia dalam hal merusak
keimanan seseorang yaitu:

Artinya : “sesungguhnya pada setiap umat (kaum) memiliki fitnah (yang merusak atau
mnyesatkan mereka) dan fitnah pada umatku yaitu harta.” (HR Tirmidzi).

Maksud dari hadis tersebut menjelaskan bahwa apabila seseorang terlalu berlebihan dalam
menyibukkan diri sendiri dengan harta maka akan membuat fitnah, yakni suatu hal yang akan
merusak agama seseorang. Karena dikatakan bahwasanya harta itu dapat membuat seseorang lupa
terhadap akhirat serta membuat manusia menjadi lalai dalam menjalankan ketaatan seseorang
kepada Allah. Semua yang berlebihan itu tidak lah baik contohnya seperti makanan dan minuman
apabila kita mengkonsumsinya berlebihan akan berdampak buruk bagi tubuh kita begitu juga
dengan harta apabila harta kita berlebih dan tidak di gunakan untuk yang bermanfaat semua akan
sia sia dan bahkan berpengaruh buruk untuk kehidupan kita.
Salah satu kunci agar seorang manusia tersebut dapat mengendalikan diri nya terhadap tipu daya
dunia ini adalah dengan cara memperdalam ilmu tasawuf. Rasa cinta yang berlebihan terhadap
dunia itu di sebut juga dengan al hirsh. Banyak sekali cara agar seseorang bisa terhindar dari al-
hirs yaitu dengan mengintropeksi diri sendiri dahulu atau bermuhasabah. Dengan seseorang
tersebut bermuhasabah dirinya maka hidupnya akan lebih terjaga dari hal hal yang merugikan
dirinya sendiri.

METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan suatu cara untuk mengumpulkan data serta analisis. Dari analisis
tersebut, penulis akan mendapatkan hasil yang berupa penegasan teori yang ada (confirmation)
atau hasil temuan yang baru (discovery).
1. Jenis penelitian Jenis yang digunakan dalam penelitian ini ialah penelitian lapangan. studi
kepustakaan (library research) serta metode kualitatif. Metode kualitatif ini bertujuan untuk
mencari suatu pengertian yang lebih mendalam mengenai suatu gejala, realita atau fakta.
2. Sumber data
Di proleh dari lapangan secara langsung seperti hasil wawancara, hasil observasi dan yang
lainnya. Dalam mendapatkan sumber ini penulis melakukan wawancara yang dilakukan
secara langsung dengan beberapa di daerah medan Sumatra utara.

PEMBAHASAN

A. Apa pengertian dari tasawuf ?


Menurut syekh Muhammad amin mengatakan tasawuf adalah suatu ilmu yang dengannya dapat
diketahui hal ihwal kebaikan dan keburukan jiwa, cara membersihakannya dari sifat-sifat yang
buruk dan mengisinya dengan sifat-sifat yang terpuji, cara melakukan suluk, melangkah menuju
(keridhaan) Allah dan meninggalkan larangan Nya menuju kepada perintah Nya.

Menurut Imam Ghazali mengemukakan pendapat Abu Bakar Al-Katany yaitu: Tasawuf adalah
budi pekerti, barang siapa yang memberikan bekal budi pekerti atasmu, berarti ia memberikan
bekal atas dirimu dalam tasawuf. Maka hamba yang jiwanya menerima (perintah) untuk beramal
karena sesungguhnya mereka melakukan suluk dengan nur (petunjuk) Islam. Dan ahli zuhud yang
jiwanya menerima (perintah) untuk melakukan beberapa akhlak (terpuji) karena mereka telah
melakukan suluk dengan nur (petunjuk) imannya.

Menurut Mahmud Amin An-Nawawy mengemukakan pendapat Al-junaid Al-baghdady yang


mengatakan: lalu ia berkata: seorang hamba tidak akan menekuni (amalan tasawuf) tanpa aturan
tertentu, (menganggap tidak tepat ibadahnya) tanpa tertuju kepada Tuhan-Nya dan merasa tidak
berhubungan dengan Tuhannya tanpa menggunakan waktu untu beribadah kepadaNya.

Dari segi istilah atau pendapat para ahli amat bergantung kepada sudut pandang yang
digunakannya masing-masing. Selama ini ada tiga sudut pandang yang digunakan para ahli untuk
mendefinisikan tasawuf, yaitu sudut pandang manusia sebagai makhluk terbatas, manusia sebagai
makhluk yag harus berjuang dan manusia sebagai makhluk yang ber-Tuhan. Jika dapat dilihat dari
sudut pandang ini maka tasawuf dapat diartikan sebagai upaya mensucikan diri dengan cara
menjauhkan pengaruh kehidupan dunia dan memusatkan perhatian hanya kepada Allah SWT.

Orang yang bertasawuf bisa kita lihat dari sikapnya dan perilaku seseorang tersebut. Hal ini bisa
kita lihat dengan cara bagaimana seseorang itu berbicara dengngan lawan bicaranya dan bisa juga
kita lihat dari prilaku seseorang tersebut terhadap orang yang lebih tua dan orang yang umurnya
lebih muda. Orang yang memiliki jiwa tasawuf di dalam dirinya dia tidak akan pernah
meninggalkan sekicil apa pun perintah dari Allah SWT.

Artinya : “Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu merupakan fitnah (bagimu), dan di sisi Allah-lah
pahala yang besar.” (QS. At-Taghabun: 15).1

1
Muhammad bin „Isa bin Saurah bin al- Dhahak al-Tirmidzi, Sunan, tahqiq: Basyar „Awad Ma‟ruf,
(Beirut: Dar al- Gharb al-Islami, 1998 H), juz. 4, hal. 147, no. 2336.
B. Apa pengertian dari wirausahawan?

Wirausahawan adalah orang yang melakukan aktivitas wirausaha yang dicirikan dengan
pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun
manajemen operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan
operasinya.2

C. Penegrtian ekonomi
Ekonomi berasal dari kata oikos artinya rumah tangga dan nomos artinya aturan. Jadi ekonomi
secara bahasa artinya aturan rumah tangga. Tokoh pertama menulis permasalahan ekonomi adalah
Aristoteles dari Yunani sehingga orang sekarang menyebutnya sebagai ahli Ekonomi pertama.
Secara istilah ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari berbagai tindakan manusia dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang terbatas.3

D. Hubunga tasawuf dengan ekonomi

Kajian tasawuf sangan berperan di dalam menentukan arah dari kehidupan masyarakat. Dengan
adanya ilmu tasawuf di dalam kehidupan masyarakat meski sering menimbulkan kontraversi atau
ada nya perbedaan pendapat tetapi kenyataannya menunjukkan bahwa tasawuf memiliki pengaruh
dalam upaya menuntaskan problem kehidupan manusia yang senantiasa berkembang mengikuti
perkembangan zaman. Tasawuf merupakan salah satu jantung dari ajaran islam. Tanpa tasawuf
islam akan kehilangan run ajaran asli yang awal mula di ajarkan oleh baginda Rasulullah SAW.
Ilmu tsawuf akan membimbing masyarakat muslim dalam mengurangi kehidupan ini yang tidak
akan bisa terlepas dari realitas yang wujudnya Nampak maupun yang wujudunya tidak Nampak.

2
Suhardi, Arissetyanto Nugroho, Purwanto S. K., Maman Faturohman, Kewirausahaan Membangun Usaha Sukses
Sejak Usia Muda (Jakarta: Penerbit Salemba Empat, 2007), 7
3
Casson, Mark (1982) The Entrepreneur: An Economic Theory, London: Allen dan Unwin.
Ilmu tasawus tidak akan bisa terlepas dari yang namnya kehidupan manusia karna tasuwuf ialah
upaya umat muslim agar amal yang di kerjakan di terima di sisi Allah SWT. Begitu jega dengan
ekonomi yang tidak lepas dari kehidupan manusia. Dari nabi Adam dan istrinya di ciotakan ke
4
bumi saja sudah terjadinya permasalaham menegnai ilmu ekonomi seperti kebutuhan dari
makanan, pakain, tempat tinggal dan lain lain.

Pada zaman ini kita sedang berada di tengah tengah kehidupan masyarakat yang modern. Pada
umumnya para masyarakat modern sekarang ini cenderung rasional, sekuler, dan materialis, yang
ternyata tidak menambah kebahagiaan dan ketentraman hidup melainkan menimbulkan
kehampaan spiritual, yang berakibatkan banyak di jumpai orang yang stress dan gelisah dalam
hidupnya akibat tidak ada pegangan atau tiang hidup. Untuk mengantisispasi hal ini maka
dubutuhkan tadi keterlibatan tasawuf dengan ekonomi.

Perkembangan tasawuf dari awal munculnya sampai pada zaman sekarang ini memang sangat di
tuntut untuk mengalami perubahan yang di sesuaikan dengan keadaan daru suatu masyarakat,
tetapi perubahan bentuk ini hanya sebatas bentuk luarnya saja, secara garis besarnya hanyalah satu
yaitu keyakinan, ketundukan, kepatuhan, pendekatan terhadap Allah SWT, serta menjauhi segala
hal yang dapat menjauhkan diri Allah SWT.

E. Wirausahawan di medan

Wirausahawan merupakan orang yang dapat menemukan suartu gagasan yang terbaru setelah
berulang kali mencoba san selalu berusaha dengan memanfaatkan sumper daya yang ada
semaksimal mungkin untuk mendapatkan keuntungan serta oset yang tinggi. Gaji seorang
wirausahawan itu sangat bermacam-macam di milai dari dua puluh juta kebawah hingga 50 milyar.
Tetapi untuk mencapai gaji ataupun keuntungan yang besar itu tidak lah mudah seorang
wirausahawan itu harus memiliki pembaharuan terhadap produknya dan harus menyesuaikan

4
osia,R. (2018). Pemikiran imam al-ghazali tentang Uang. Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam,4(01).
dengan kebutuhan para masyarakat di sekitarnya. Dengan ada nya pembaharuan produk dan priduk
tersebut merupakan salah satu kebutuhan para masyarakat maka dari itu bisa bertambahnya omset
dan meningkat keuntungan yang sangat tinggi.

Menurut para wirausahawan yang berada di medan mereka menceritakan bahwa delam setiap
usahanya sering kali terjadi yang nanya niat untu brputus asa dalam menjadi seorang
wirausahawan, tetapi para wirausahan ini selalu menanamkan nilai nilai tasauf di dalamnya.
Dengan adanya ilmu tasawuf di jiwanya maka dapan membentengi diri dari hal hal yang tidak di
inginkan.

Kemudian menurut salah satu wirausahawan yang ada di daerah Medan sumatra utara seorang
wirausahawan itu menceritakan bahwa ia sering kali merasa kalau hatinya tidak tenang dan juga
tidak puas dengan apa yang ia miliki maka dari ini tidak sedikit wirausahawan yang mengalami
kebangkrutan di karnakan dirinya sendi.

Dengan di tanamkan ilmu tasawuf dalam jiwa wirausahawan maka akan menghasilkan seorang
wirausahawan yang sukses. Karna di dalam ilmu tasawaf banyak sekali hal hal yang membuat
hidup kita terarah ke jalan yang baik dan benar.

KESIMPULAN
Ekonomi adalah salah satu bidang pengkajian yang mencoba menyelesaikan masalah keperluan
asas kehidupan manusia melalui penggemblengan segala sumber ekonomi yang ada dengan
berasaskan prinsip serta teori tertentu dalam suatu sistem ekonomi yang dianggap efektif dan
efisien, hal itu muncul karena keterbatasan sumberdaya didunia sehingga butuh aturan untuk bisa
memenuhi dari kebutuhan manusia.
Wirausahawan merupakan orang yang dapat menemukan suartu gagasan yang terbaru setelah
berulang kali mencoba san selalu berusaha dengan memanfaatkan sumper daya yang ada
semaksimal mungkin untuk mendapatkan keuntungan serta oset yang tinggi.
Hubungan tasawuf dengan ekonomi adalah tasawuf tidak bisa lepas dari kehidupan manusia
karena tasawuf adalah cara atau bagaimana amal yang kita lakukan diterima-Nya. Begitu pula
dengan ekonomi. Ekonomi juga tidak bisa lepas dari kehidupan manusia bahkan pada manusia
pertama atau nabi Adam dan istrinya diturunkan ke bumi saja, mereka sudah mengalami masalah
ekonomi yaitu kebutuhan akan makanan, pakaian, tempat tinggal dan lain-lain. Maka dari itu kita
harus mempelajari keduanya agar tercipta kegiatan ekonomi yang sesuai dengan ajaran agama
Islam.

DAFTAR PUSTAKA
Muhammad Saifulloh Al-Azis Senali. Risalah Memahami Ilmu Tashawwuf. Penerbit Terang,
Surabaya: 1998.
Ust. Labib MZ, Memahami Ajaran Tashawwuf. Penerbit Bintang Usaha Jaya, Surabaya, Cetakan
Pertama: 2001.
Suhardi, Arissetyanto Nugroho, Purwanto S. K., Maman Faturohman, Kewirausahaan
Membangun Usaha Sukses Sejak Usia Muda (Jakarta: Penerbit Salemba Empat, 2007), 7
osia,R. (2018). Pemikiran imam al-ghazali tentang Uang. Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam,4(01).

Muhammad bin „Isa bin Saurah bin al- Dhahak al-Tirmidzi, Sunan, tahqiq: Basyar „Awad
Ma‟ruf, (Beirut: Dar al- Gharb al-Islami, 1998 H), juz. 4, hal. 147, no. 2336.

Anda mungkin juga menyukai