Ijma’ Ulama telah menetapkan bahwa sesungguhnya Jihad bagi Umat Nabi Muhammad saw
hukumnya Fardlu Kifayah, Maka jika sebagian muslim telah melaksanakannya maka gugurlah yang
lainnya, kecuali apabila musuh menyerang di medan perang kepada Islam, maka seketika (Bagi
Umat yang hadir di tempat itu) hukumnya menjadi Fardlu ‘Ain.
_(Hukum asal Jihad adalah Fardlu kifayah kecuali jika diserang, maka hukumnya menjadi Fardlu ‘Ain, karena
membela diri dari bahaya hukumnya Fardlu ‘Ain)_
Adapun Jihad hukumnya Fardlu ‘Ain atas setiap Muslim ketika terjadi pelanggaran kehormatan Umat
Muslim (Diperangi) di suatu Balad (Negara) yang di dirikan didalamnya Kalimat Laa Ilaha Illallah
Muhammadun Rasulullah, Dan Hendaknya terhadap Hakim (Ulama) untuk menyerukan kepada Jihad
dan agar memohon bantuan kepada seluruh Umat Muslim, dan Taat kepada Al Hakim (Ulama)
adalah kewajiban, bahkan kefardluannya adalah seperti kefardluan Shalat 5 Waktu, berdasarkan
kepada Firman Allah swt (Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan ataupun merasa
berat) dan Perkataan Sahabat Ma’mar ra, Makhul pernah menghadap kiblat untuk kemudian
bersumpah sepuluh kali bahwa perang adalah wajib, kemudian berkata lagi : Jika kalian
menghendaki aku akan menambahnya untuk kalian, Selesai.
_(Asal hukum Jihad adalah Fardlu Kifayah kemudian Hukumnya berubah menjadi Fardlu ‘Ain dalam suatu
kondisi dimana terjadi penyerangan dari pihak musuh (Kafir Harbi) kepada Daerah/ Wilayah Umat Muslim
yang didalamnya didirikan Kalimat Allah swt, maka kefardluan ‘Ain ini jatuh pada penduduk Daerah atau
Wilayah tersebut)_
Kondisi kedua dari sebagian Kondisi orang-orang kafir (Yang menyerang) adalah ketika mereka
memasuki Balad (Negara) kita (dengan peperangan) maka wajib bagi penduduknya untuk melawan
dengan kemungkinan (Peperangan) dari mereka, dan jadilah jihad seketika itu menjadi Fardlu ‘Ain,
sama saja apakah memungkinkan siap berperang ataupun tidak, dan orang-orang yang tidak berjarak
dekat (Jaraknya jauh) dari Balad yang dimasuki orang-orang kafir (yang menyerang tersebut)
hukumnya adalah sama seperti penduduk ahlu balad tersebut, namun bagi penduduk tersebut
hukumnya adalah Fardlu Kifayah; karena sesungguhnya mereka seperti orang yang hadir bersama
mereka, maka wajib (Kifayah) atas setiap laki-laki hingga atas orang faqir, anak-anak, para Budak
tanpa harus izin majikannya,, Dan wajib bagi orang-orang yang jaraknya dekat merapat kepada
mereka ketika dibutuhkan dengan sekiranya menggugurkan Fardlu Kifayah membela mereka, maka
jadilah hukumnya Fardlu ‘Ain bagi orang-orang yang dekat dan Fardlu Kifayah bagi orang-orang yang
jauh.
_(Hukum Jihad menjadi Fardlu ‘Ain kepada penduduk suatu balad ketika terjadi penyerangan dari musuh, dan
Hukum jihad menjadi Fardlu Kifayah bagi umat muslim yang berada diluar Balad tersebut)_
Ketika musuh datang, maka jadilah Jihad atas mereka Fardlu ‘Ain, dan wajib atas seluruhnya maka
tidak diperbolehkan meninggalkannya. (Al Mughni : Juz 10 Hal. 390)
Dan Adanya Jihad didalam tiga keadaan : 1. Ketika menemukan dua pasukan besar berbaris saling
berhadapan maka haram atas seseorang yang hadir untuk meninggalkannya pergi, dan wajib
atasnya menentukan posisinya. 2. Ketika muncul orang-orang kafir (yang menyerang) kepada
Baladnya (Negaranya), maka menjadi kepastian terhadap penduduknya untuk (melawan) memerangi
mereka, 3. Ketika Imam meminta bantuan kepada suatu Kaum, maka wajib bagi kaum itu untuk
membantu bersamanya.
_(Hukum jihad menjadi Fardlu ‘Ain jika menemui tiga keadaan. 1. Menemukan Pasukan muslim yang sedang
berhadapan dengan musuh dan ia berada ditempat tersebut. 2. Ketika terjadi penyerangan kepada umat
muslim, maka Wajib ‘Ain bagi penduduk muslim di tempat tersebut untuk berjihad. 3. Ketika ada perintah
Jihad dari Imam (Imam Syafi’i menisbatkan bahwa Imam yang dimaksud adalah Orang yang ditunjuk secara
resmi oleh suatu Negeri yang berdaulat di masing-masing Balad/Daerah/Wilayah)._
Syarat-syarat Jihad ada 6 : 1. Islam. 2. Baligh. 3. Berakal. 4. Merdeka. 5. Laki-laki. 6. Mampu (Punya
keahlian dan kekuatan yang cukud untuk ikut berjihad), Kemudian beliau menuturkan : Maka apabila
diserang oleh musuh menjadi Wajib atas Budak, wanita untuk membantu melawan bagi dirinya atau
beberapa orang.