Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Tasyri’ secara istilah adalah pembentukan undang-undang untuk mengetahui hukum-
hukum bagi perbuatan orang dewasa dan ketentuan-ketentuan hukum serta peristiwa yang terjadi
dikalangan mereka. Melihat dari makna Tasyri’ tersebut, maka mucul sebuah permasalahan yang
sangat perlu diperhatikan, yaitu keberadaan sebuah agama (Islam) yang berada dalam lingkungan
orang-orang yang berwatak keras (Badui) dan masyarakat yang hidup penuh dengan kebiadaban
dan pelecehan serta belum memiliki sebuah aturan baku untuk dijalani oleh pemeluk-
pemeluknya, dalam hal ini adalah Tasyri’.
Tentunya melihat kondisi tersebut, maka Allah mengutus Rasulullah sebagai wasilah
pertama untuk menegakkan syariat Islam yang benar. Penegakan syariat Islam (Tasyri’) ini tidak
berhenti setelah Rasulullah wafat, akan tetapi hal ini berlangsung sampai beberapa periode,
mulai dari periode Rasulullah, Khulafaurrasyidin, Tabiin dan seterusnya. Akan tetapi dalam
makalah ini, kami hanya memaparkan tentang penegakan syariat Islam(Tasyri’) pada periode
Rasulullah saja.
Tidak terlepas bahwa berbagai faktor sosial juga menjadi latar belakang turunnya Al-
Qur’an. Banyak hal-hal yang menjadi Asbabun Nuzulnya Al-Qur’an sebagai sumber Tasyri’
periode Rasulullah ini. Akan tetapi bukan keseluruhan ayat-ayat Al-Qur’an ini diturunkan karena
adanya Asbabun Nuzul. Kesesuaian tradisi dan al-quran juga terlihat disana, akan tetapi bukan
berarti Al-Qur’an dapat dikatakan sebagai tradisi orang Arab, karena diturunkannya Al-Qur’an
adalah untuk seluruh umatnya.
Adapun pada periode Rasulullah ini memiliki dua fase, yaitu fase Mekkah dan fase
Madinah. Secara sosio cultural kedua fase ini berbeda dalam penerimaan Tasyri’ yang dibawa
oleh Rasulullah ini. Karena corak kehidupan Mekkah dan Madinah sangatlah jauh berbeda.
Keadaan Mekkah yang saat itu penuh dengan hal-hal yang menyimpang dari aturan atau hukum
Islam, tentunya bagi masyarakat tersebut sulit untuk menerima hal-hal yang baru dibawa oleh
Rasulullah. Sehingga yang pertama kali ditanamkan dalam hati mereka adalah hal-hal yang
menyangkut dengan ketauhidan.
Berbeda halnya dengan keadaan masyarakat Madinah yang sangat mudah menerima
Islam, bahkan mereka menerima kedatangan Rasulullah dengan senang hati. Sehingga
pembentukan tasyri’ pada masa ini dirasa jauh lebih mudah dibanding dengan fase Mekkah, dan
pada masa inilah hal-hal yang berkaitan dengan Ibadah, tauhid dan sebagainya menjadi Tasyri’.
1.      Al-Qur’an dan Hadist pada periode ini menjadi sebagai sumber penetapan Tasyri’, kemudian
permasaalahan yang muncul adalah keterkaitan dengan ijtihad pada masa ini, apakah ijtihad juga
menjadi sumber Tasyri’ saat itu. Maka untuk lebih lengkapnya akan kita bahas pada bab
selanjutnya.
Melihat berbagai latar belakang diatas, maka penulis dapat merangkaikan rumusan
masalah sebagai berikut:

B.       Rumusan Masalah


1.      Bagaimana Pembentukan Hukum Islam?
2.      Bagaimana pembinaan hukum islam pada masa Rasulullah?
3.      Apa saja yang menjadi landasan hukum islam periode Rasulullah?

C.      Tujuan Masalah


1.        Mengetahui sejarah pembentukan hukum islam pada masa Rasulullah.
2.        Mengetahui cara pembinaan hukum islam pada masa Rasulullah.
3.        Mengetahui apa saja yang menjadi landasan hukum islam pada masa Rasulullah.

Anda mungkin juga menyukai