Anda di halaman 1dari 8

MENILIK KEMBALI PERKEMBANGAN HUKUM ISLAM

DARI ZAMAN RASULULLAH – ZAMAN TAQLID DAN


RELEVANSINYA DENGAN ZAMAN SEKARANG

Oleh: Muhammad Azhar Al-Asy’ari


(Mahasiswa S1 Hukum Keluarga Islam)
Blog: www.kompasiana.com/alasyari

ABSTRAK

Syariat Islam, ruang lingkupnya mencakup segala aspek kehidupan


manusia. Sejak periode awal sejarah Islam, perilaku kehidupan kaum muslimin
dalam keseluruhan aspeknya telah diatur oleh hukum Islam. Aturan-aturan ini,
pada esensinya, bersifat religius. Oleh karena itu, dalam pembinaan dan
pengembangannya, selalu diupayakan berdasarkan kepada al-Qur’an, sebagai
wahyu Illahi yang terakhir, yang pengaplikasiannya untuk sebagian besar
dicontohkan dan dioperasionalkan oleh sunnah Rasulullah saw. Dalam
perkembangan selanjutnya, ini kemudian dipahami oleh umat Islam melalui
metode ijtihad untuk dapat mengantisipasi setiap perkembangan yang timbul
dalam masyarakat. Ijtihad inilah yang kemudian melahirkan fiqh. Keterbutuhan
fiqh terhadap ushul fiqh senantiasa tidak akan pernah padam, karena masyarakat
senantiasa bergerak dinamis sesuai situasi sosial, politik dan kebudayaanya sudah
berbeda dan Ushul fiqh merupakan timbangan atau ketentuan untuk istinbath
hukum. Menilik kembali perkembangan Hukum Islam dari Zaman Rasulullah
merupakan periode Tasyri untuk mengenal Tarikh atau ketentuan masa daripada
pembentukan hukum itu tersebut.

PENDAHULUAN

Hukum Islam adalah sekumpulan aturan yang menata perilaku kehidupan


umat manusia, baik itu bersifat individu maupun kelompok, oleh karakteristiknya
yang serba mecukupi ini, hukum Islam menempati posisi penting dalam
pandangan umat Islam. Kemapanan hukum tersebut disebabkan oleh sifatnya
yang elastis dan fleksibel dalam mengatasi masalah-masalah di segala situasi dan
kondisi.1
Berbicara tentang perkembangan hukum Islam tak lepas dari sejarah
mengenai pembentukan hukum Islam atau periodesasinya dan relevansinya
dengan zaman sekarang. Berbicara mengenai kaitan atau relevansi perkembangan
dengan zaman sekarang tak lepas dari yang namanya suatu prinsip, yang dimana
itu Prinsip dari Tasyri’ salah satunya sejalan dengan kemaslahatan umat.
Kaitannya dengan hukum Islam, kata taqlid menggambarkan kejumudan
dan statis serta kurangnya kratifitas para ahli hukum dalam menggali, atau
istinbath al-ahkam, dari nash syar’i yang sudah ada.2
Mengambil dari awal pembahasan hingga pertemuan mengenai suatu
perkembangan Hukum dalam mata kuliah Tarikh Tasyri’ yang diampu oleh ibu
Sofia Gussevi, M.ag, Tarikh Tasyri’ ini menjadi gerbong untuk memahami
Periodesasi dari perkembangan suatu hukum Islam. Melalui pembahasan-
pembahasan hukum Islam pada zaman Rasulullah sampai zaman taqlid ini tentu
ada relevansinya dengan zaman sekarang, mengenai prinsip daripada Tasyri’.
Tak di pungkiri, fiqh islam dalam perjalanannya telah mengalami pasang
surut. Fiqh Islam mulai dari era pembentukannya di masa Rasulullah saw. hingga
sekarang ini telah melalui tahap-tahap perkembangan. Dalam suatu masa ia telah
melalui tahap menanjak hingga mencapai kejayaan dan kesuksesan. Namun,
dalam tahap berikutnya ia pun melalui tahap penurunan hingga tiba pada kondisi
stagnan dan kejumudan.
Kondisi demikian pada dasarnya merupakan sesuatu yang wajar dilalui dan
dialami dalam kehidupan ini. Karena sudah merupakan suatu hukum alam,
kondisi suatu kekuasaan tidak akan berada selamanya di atas puncak kejayaan.
Suatu ketika kejayaan yang telah mencapai puncaknya akan bergerak turun.
Demikian juga dengan fiqh Islam yang telah mencapai puncak kejayaannya
pada abad ke-2 H yang berlangsung sekitar dua ratus lima puluh tahun, pada

1
N. Muniroh, Sejarah Pembentukan dan Perkembangan Hukum Islam, Al-Ahkam Jurnal, 01
(Jan.), 2008, hal. 100.
2
Nur Kholis Majid, Taqlid dan Ijtihad dalam Lintasan Sejarah Perkembangan Hukum Islam, Al-
Qanun Jurnal Pemikiran dan pembaharuan Hukum Islam, Vol 22, No. 1, Juni 2019, hal. 76.
akhirnya mengalami kondisi penurunan dan pelemahan sekitar pertengahan abad
ke-4 H. Kejayaan tersebut ditandai dengan terbitnya berbagai kodifikasi fiqhi dan
kaedah-kaedahnya dan munculnya mazhab-mazhab fiqhi beserta tokohnya yang
menjadi rujukan kajian fiqhi hingga masa sekarang. Setelah kejayaan tersebut
dicapai, fiqhi Islam akhirnya mengalami kondisi pelemahan dan penurunan,
bahkan disebut sebagai era taqlid, stagnasi dan keterpakuan.
Sebagian orang mungkin melihat era pertengahan abad ke-4 H ini sebagai
era yang miris bagi sejarah perkembangan fiqhi Islam. Seolah-olah dalam era
tersebut tidak ada sama sekali karya dan pemikiran-pemikiran baru yang dapat
diandalkan dan dibanggakan oleh ummat Islam. Bila dikaji lebih dalam, ternyata
kondisinya tidaklah separah itu. Meskipun era ini telah dicap sebagai era taqlid
atau stganasi hukum Islam, di antara ulama tetap ada yang melahirkan karya-
karya cemerlang dan melakukan berbagai aktifitas ilmiah yang mengharumkan
nama mereka hingga sekarang ini.
Para ahli hukum Islam bermaksud mengkaji hukum Islam dalam konteks
kekinian hingga hukum Islam itu bisa digunakan pada masa kini mereka mengkaji
ulang (harakatul tajdid) hukum Islam untuk mengembalikan aktualisasinya, dan
upaya mengembalikan pada keadaan semula sehingga ia tampil seakan barang
baru. Dengan cara demikian dapat memperkokoh sesuatu yang lemah,
memperbaiki yang usang, menambal yang retak, sehingga kembali utuh
sebagaimana semula (Mannan, 2006,hlm.257-258).
Berdasarkan latar belakang diatas dan sedikit pengetahuan penulis dari apa
yang penulis dapatkan di mata kuliah Tarikh Tasyri’, sebagai upaya untuk
memberikan sebuah gambaran, maka penulis sangat tertarik untuk memberikan
judul “MENILIK KEMBALI PERKEMBANGAN HUKUM ISLAM DARI
ZAMAN RASULULLAH – ZAMAN TAQLID DAN RELEVANSINYA
DENGAN ZAMAN SEKARANG”.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, kategori penelitian
pustaka (library research) yakni penelitian yang seluruh datanya, baik data primer
maupun data sekunder diperoleh dari literature kepustakaan, berupa buku-buku
atau kitab yang berkaitan dengan subyek penelitian.

PEMBAHASAN
Menurut Ali (2015) Hukum Islam adalah hukum yang bersumber dari dan
menjadi bagian dari agama Islam. Sedangkan menurut Dahlan (2014) Hukum
Islam adalah aturan-aturan yang berkaitan dengan perbuatan manusia, yang
dipahami dari al-Qur’an, hadits dan Ijtihad. Dari dua definisi tersebut maka
Hukum Islam adalah aturan yang bersumber dari al-Qur’an, hadits dan Ijtihad
yang diterapkan dalam kehidupan manusia.
Hukum Islam sebenarnya lahir berbarengan dengan lahirnya agama Islam,
karena seperti diketahui bahwa Islam merupakan seperangkat aturan yang
mengatur hubungan manusia dengan khaliqnya secara vertikal, manusia dengan
sesamanya secara horizontal, serta manusia dengan lingkungan sekitarnya.
Dalam perkembangan berikutnya, hukum Islam tumbuh dan berkembang
secara bertahap, sesuai dengan perkembangan zaman serta perubahan situasi dan
kondisi.
Tonggak perjalanan sejarah tasyri’ yang dianggap sebagai prototype yang
ideal dalam proses penanaman, pembinaan dan penataan syariah Islam adalah era
dimana seorang yang bernama Ahmad atau Muhammad diutus sebagai Nabi dan
Rasul terakhir (khatam al-anbiya wal mursalin) di jazirah arab. Periode yang
berlangsung selama kurang lebih 22 tahun 5 bulan 13 hari ini memberikan
pengaruh yang sangat penting terhadap pembentukan syariah pada periode-
periode sesudahnya. Melahirkan berbagai ketetapan hukum yang tertuang dalam
al-Qur’an maupun an-Sunnah, telah meletakkan dasar hukum yang menyeluruh,
telah menunjukkan berbagai sumber dan dalil-dalil untuk menggali ketetapan-
ketetapan hukum bagi persoalan baru yang dihadapi umat Islam.3
Muslim Ibrahim (1986: 40-45) membagi perkembangannya dalam dua
periode, yaitu periode sebelum abad ke-17 H dan periode sejak abad ke-13 H

3
Dr. H.A. Hasyim Nawawie, SH., M.HI., M.Si., Tarikh Tasyri, hlm. 33
sampai dengan sekarang. Perkembangan sebelum abad ke-13 H dibagi menjadi 4
tahap, yaitu:
1. Fase pertumbuhan, yang berlangsung selama masa kenabian atau dikenal
dengan masa tanzil (turunnya wahyu).
2. Fase pembinaan, yang berlangsung pada masa Khulafa al-Rasyidin (632-661
H).
3. Fase pengembangan, yang berlangsung pada masa Daulah Abbasiyah (661-
1258/ 40-656 H).
4. Fase pendalaman sekaligus masa kemunduran, yang berlangsung sejak
jatuhnya Daulah Abbasiyah (1258M / 656 H), sampai dengan kehancuran
Khilafah Utsmaniyah di Turki.

Perkembangan hukum Islam pada abad 13 H, dan sesudahnya ditandai


dengan dimulainya kajian fiqih dalam tiga bidang, yaitu: bidang sistem
mempelajari dan penulisan, perbidangan dan pengelompokkan, dan bidang
penerapan serta pengkodifikasian.4
Dengan demikian dapat dipahami bahwa perkembangan hukum Islam
sejalan dengan perkembangan sejarah Islam yang mengalami pasang surut.
Kemunduran dunia Islam yang terjadi di penghujung kekuasaan Abbasiyah dan
masa sesudahnya, mengakibatkan tidak berkembang ilmu fiqh, sehingga dianggap
kaku, jumud dan tidak tanggap.
Berikut ini akan penulis uraikan secara ringkas tentang perkembangan
hukum Islam sejak zaman Rasulullah sampai dengan sekarang, sebagai gambaran
umum tentang fase yang dilalui hukum Islam sebelum abad ke-13 H dan sebgai
uraian menganai relevansinya dengan zaman sekarang, yaitu:
1. Fase pertumbuhan
Fase ini berlangsung selama masa turunnya wahyu, yang menempuh waktu
lebih kurang 22 tahun 2 bulan 22 hari. Masa ini merupakan masa pembentukan
hukum Islam, meskipun berlangsung sangat singkat, tetapi telah meletakkan
pokok-pokok tasyri’ yang universal dan menyeluruh

4
N. Muniroh, Sejarah Pembentukan dan Perkembangan Hukum Islam, Al-Ahkam Jurnal, 01
(Jan.), 2008, hal. 110.
2. Fase pembinaan
Fase ini berlangung pada masa Khulafa al-Rasyidin, yaitu sejak wafatnya
Rasulullah, sampai dengan akhir abad pertama Hijriyah. Pada masa ini wilayah
kekuasaan Islam bertambah luas, meliputi: Mesir, Syiria, Iraq, Iran, Damsyik dan
Timur sampai ke Persia. Konsekuwensinnya timbulah sejumlah problematika-
problematika hukum baru yang belum pernah terjadi di masa Rasulullah
sementara wahyu sudah tidak turun lagi.
3. Fase pengembangan
Fase ini berlangsung kurang lebih 250 tahun, dimulai sejak akhir pertama
Hijriyah, sampai pertengahan abad ke-7. Masa ini disebut dengan pentadwinan
berbagai ilmu, terutama ilmu ushul fiqh dan fiqh, munculnya para imam madzhab
(mujtahid) zaman pengembangan dan masa kedewasaan hukum Islam.
4. Fase Pendalaman dan kemunduran
Fase ini dikenal dengan juga dengan masa taqlid, jumud dan penutupan
pintu ijtihad atau disebut dengan abad pertengahan. Fase ini berlangsung sejak
runtuhnya Daulah Abbasiyah dan leburnya Khalifah Usmaniyah di Turki, sekitar
pertengahan abad ke-7 H (351).5

Perkembangan Hukum Islam dan Relevansinya dengan Zaman Sekarang


Dari uraian diatas, penulis sudah menguraikan bagaimana periodesasi
perkembangan hukum Islam dari zaman Rasulullah hingga zaman taqlid, sekarang
penulis menguraikan perkembangan hukum Islam dan apa relevansinnya dengan
zaman sekarang, seperti yang sudah kita ketahui bahwa, seiring berjalannya waktu
pada zaman sekarang banyak sekali hal bagaimana menjawab suatu tantangan
zaman, mengingat pada zaman wafatnya Rasul pun banyak problematika-
problematika baru atau permasalahan baru, sekarang penulis menguraikan
berdasarkan referensi yang penulis dapatkan dari beberapa sember mengenai
perkembangan hukum Islam dan relevansinnya dengan zaman sekarang.
Sebelumnya penulis menjelaskan terlebih dahulu mengenai taqlid,

5
N. Muniroh, Sejarah Pembentukan dan Perkembangan Hukum Islam, Al-Ahkam Jurnal, 01
(Jan.), 2008, hal. 112.
KESIMPULAN
Dari uraian diatas, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
Bahwa Hukum Islam berkembang dari zaman Rasulullah hingga zaman
taqlid, sesuai dengan perkembangan zaman serta perubahan situasi dan kondisi.
Penulis menguraikan juga sesuai judul daripada artikel ini yaitu perkembangan
hukum Islam tersebut dan relevansinya dengan zaman sekarang.
1. Perkembangan hukum Islam sebelum abad ke-13 H yang terdiri dari beberapa
fase yakni:
a. Fase pertumbuhan, yaitu sewaktu Rasulullah masih hidup.
b. Fase pembinaan, yaitu pada masa Khulafa al-Rasyidin.
c. Fase Pengembangan, yaitu masa kedewasaan hukum Islam, ditandai
dengan munculnya para imam madzhab (mujtahid) dan pembukuan beberapa
ilmu.
d. Fase pendalaman dan kemunduran yaitu dikenal dengan masa taqlid dan
jumud.
2. Perkembangan hukum Islam sesudah abad 13 H sampai dengan sekarang,
ditandai dengan gerakan pembaharuan yang dipelopori oleh sejumlah ulama
yang cukup berbobot seperti: Abdul Wahhab, Muhammad Abduh dan lain-
lain, yang pada intinya menyerukan kepada kebangkitan hukum Islam itu
sendiri.
3.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai