Laporan Praktikum VITAMIN B6
Laporan Praktikum VITAMIN B6
PENDAHULUAN
Formulasi bentuk sediaan tablet banyak digunakan dalam kehidupan kefarmasian mulai dari tablet
biasa, tablet salut gula, maupun tablet salut selaput atau salut film. Sifat fisikokimia zat aktiflah yang akan
sangat mempengaruhi bentuk sediaan tablet seperti apa yang akan dibuat. Dalam laporan praktikum ini
kami khusus membahas masalah pembuatan tablet biasa tanpa penyalut pada umumnya, dengan berbagai
uji evaluasinya, baik uji evaluasi granul maupun uji evaluasi tablet. Terutama bagaimana proses
pembuatannya baik secara teori maupun praktiknya yang dapat dilakukan di laboratorium dan di pabrik-
pabrik obat tentunya. Tablet dapat dengan mudah dibuat bila kita telah melakukan pengkajian
praformulasi tablet terlebih dulu
Pada pembuatan tablet vitamin B6 terjadi suatu proses granulasi untuk mengubah serbuk halus
menjadi bentuk granul dengan cara menambahkan larutan zat pengikat. Granul yang dihasilkan setelah
kering ditambahkan zat pelicin atau zat pengahancur, untuk selanjutnya dikempa menjadi tablet. Dalam
proses granulasi ini menggunakan metode granulasi basah, zat pengikat digunakan untuk mempermudah
proses aglomerasi. Pada metode granulasi basah ini dilakukan dapat menaikan volume bobot atau bahan
obat yang dosisnya kecil dengan dipakainya eksipien dalam jumlah tertentu, menaikkan kompresibilitas
serbuk sehingga diharapkan tablet dapat dikempa menjadi massa tablet yang kompak, cukup keras, dan
tidak rapuh, mencegah segregasi komponen penyusun tablet yang telah homogen selama proses
pencampuran, dapat menjaga homogenitas dan memperbaiki distribusi zat aktif dengan digunakan zat
pengikat. Granul yang didapatkan melalui metode granulasi basah pada asam mefenamat perlu dilakukan
evaluasi sifat fisik. Evaluasi sifat fisik sebuah granul asam mefenamat ini meliputi distribusi ukuran
partikel, sifat alir, kompresibilitas dan daya serap air atau kadar air.
1.2 Tujuan Praktikum
a. Tujuan Umum
Dapat memahami pelaksanaan praktikum teknologi sediaan padat dalam bentuk tablet
menggunakan metoda granulasi basah dan granulasi kering.
b. Tujuan Khusus
1. Mampu menyusun dan mengkaji praformulasi bahan aktif (vitamin B6) yang akan
digunakan dalam pembuatan sediaan tablet.
2. Mampu menentukan metoda pembuatan dan pemilihan bahan tambahan berdasarkan
kajian praformulasi bahan aktif yaitu vitamin B6.
3. Mampu menghitung jumlah bahan yang akan digunakan dalam pembuatan satu batch.
4. Mampu melakukan evaluasi tablet dan menganalisa penyimpangan yang terjadi selama
pembuatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kriteria Tablet
Suatu tablet harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
1. Harus mengandung zat aktif dan non aktif yang memenuhi persyaratan;
2. Harus mengandung zat aktif yang homogen dan stabil;
3. Keadaan fisik harus cukup kuat terhadap gangguan fisik/mekanik;
4. Keseragaman bobot dan penampilan harus memenuhi persyaratan;
5. Waktu hancur dan laju disolusi harus memenuhi persyaratan;
6. Harus stabil terhadap udara dan suhu lingkungan;
7. Bebas dari kerusakan fisik;
8. Stabilitas kimiawi dan fisik cukup lama selama penyimpanan;
9. Zat aktif harus dapat dilepaskan secara homogen dalam waktu tertentu;
10. Tablet memenuhi persayaratan Farmakope yang berlaku.
Komponen Tablet
Komponen atau formulasi tablet terdiri atas :
1. Zat aktif
2. Eksipien atau bahan tambahan.
a. Bahan pengisi (diluent)
b. Bahan pengikat (binder)
c. Bahan penghancur/pengembang (disintegrant)
d. Bahan pelican (lubrikan/lubricant)
e. Glidan
f. Bahan penyalut
3. Ajuvan
a. Bahan pewarna
b. Bahan pengaroma
Ada beberapa alasan kenapa suatu bahan aktif dibuat dalam bentuk sediaan tablet. Alasan
pemilihan bentuk sediaan tablet berhubunan dengan kelebihan-kelebihannya.
Kelebihan Bentuk Sediaan Tablet:
1. Takaran obat/ bahan aktif cukup teliti dan serba sama untuk setiap tablet.
2. Dapat menutupi rasa yang pahit, atau kurang enak jika dibandingkan dengan jenis sediaan serbuk
dan cairan.
3. Dapat dibuat sesuai unkuran dosis yang diperlukan dan vriabilitas kandungan paling rendah.
4. Umumnya lebih stabil dibandingkan sediaan cair.
5. Lebih menguntungkan dalam distribusi, mudah dan murah untuk dikemas dan dikirim.
6. untuk dibuat tanda pengenal produk pada tablet, dengan cara membuat permukaan cetak timbul.
7. Memungkinkan dibuat dengan profil pelepasan diusus atau produk lepas lambat.
Kekurangan Bentuk Sediaan Tablet:
1. Beberapa zat aktif tidak dapat dikempa menjadi padat dan kompak.
2. Zat aktif sukar terbasahi, lambat melarut, dosis tinggi sehingga sulit diformulasi untuk
memberikan dosis seperti yang diharapkan.
3. Zat aktif yang rasanya pahit atau tidak enak, baunya tidak enak, atau obat peka terhadaap oksige
atau kelembapan udara sehingga tidak bias angsung dikempa.
4. Sukar diberikan pada anak-anak penderita yang sulit menelan.
Tablet dapat dibuat dalam berbagai ukuran, bentuk, dan penandaan. Bentuk tablet bermacam-macam:
bulat,oval, tabung, dll., sesuai dengan desain cetaknya. Seperti telah disebutkan sebelumnya, kaplet
merupakan salah satu dari bentuk tablet. Tablet selain yang berukuran umum, juga dikenal bolus yaitu
tablet besar yang digunakan untuk obat hewan, umumnya hewan besar.
Berdasarkan cara penggunaan dikenal:
1. Tablet vaginal. Digunakan pada vagina. Biasanya mengandung bahan aktif sebagai antiinfeksi,
antifungi, atau penggunaan hormone secara local.
2. Lozenges, trochisi. Digunakan dengan cara dihisap. Untuk memberikan efek local padaa mulut dan
tenggorokan. Umumnya menngandung bahan aktif yang digunakan sebagaai antiinfeksi.
3. Tablet bukal. Digunakan dengan cara dimasukkan diantara pipi dan gusi dalam rongga mulut.
Absorpsi terjadi di dalam mukosa mulut, masuk ke dalam peredaran darah. Biasanya berisi hormone
steroid.
4. Tablet sublingual. Digunakan dengan cara dimasukkan di bawah lidah, darah. Biasanya berisi
hormone steroid.
5. Tablet implantasi. Digunakan dengan cara implantasi dalam kulit. Bentuk pellet, bulat atau oval
pipih. Harus steril.
6. Tablet efferfesen. Penggunaan dengan cara dilarutkan dalam air atau didispersikan dalam air atau
didispersikandalam air sebelum pemberian.
7. Tablet kunyah. Dimaksudkan untuk dikunyah, member residu dengan rasa enak dalam rongga mulut,
mudah ditelan, dan tdak meninggalkan rasa pahit atau tidak enak. Jenis tablet ini digunakan dalam
formulasi tablet untuk anak terutama formulasi multivitamin, antasida, dan antibiotika tertentu. Jenis
tablet ini juga digunakan untuk penderita yang mengalami kesulitan menelan. Tablet bukal dan
sublingual juga dapat digunakan untuk bahan aktif yang mengalami peruraian dalam asam lambung
atau enzim pencernaan.
Waktu hancur tablet tidak bersalut enterik. Alat tabung gelas panjang 80 mm sampai 100 mm,
diameter dakam lebih kurang 28 mm, diameter luar 30 mm hingga 31 mm, ujung bawah dilengkapi kasa
kawat tahan karat, lubang sesuai dengan pengayak nomor 4, berbentuk keranjang.
Keranjang disiapkan searah ditengah-tengah tabung, diameter 45 mm, dicelupkan ke dalam air
bersuhu antara 36’ dan 38’ sebanyak lebih kurang 1000 ml, sedalam tidak kurang dari 15 cm sehingga
dapat dinaik-turunkan dengan teratur. Kedudukan kawat kasa pada posisi tertinggi tepat diatas permukaan
air dan kedudukan terendah mulut keranjang tepat dipermukaan air.
Cara masukkan 5 tablet ke dalam keranjang, tutun-naikkan keranjang secara teratur 30 kali tiap
menit. Tablet dinyatakan hancur jika tidak ada bagian tablet yang tertinggal diatas kasa kecuali fragmen
yang berasal dari zat penyalut. Kecuali dinyatakan lain ,waktu yang diperlikan untuk menghancurkan
kelima tablet tidal lebih dari 15 menit untuk tablet tidak bersalut dan tidak lebih dari 60 menit untuk tablet
bersalut gula dan bersalut selaput. Jika tablet tidak memenuhi syarat ini, ulangi pengujian menggunakan
tablet satu persatu kemudian ulangi lagi menggunakan 5 tablet dengan cakram penentuan. Dengan cara
pengujian ini tablet harus memenuhi syarat diatas.
Cakram penentuan terdiri dari cakram yang terbuat dari bahan yang cocok, diameter lebih kurang
26 mm, tebal 2 mm, permkaan bawah rata, permukaan atas berlubang 3 dengan jarak masing-masing
lubang 10 mm dari titik pusat. Tiap lubang terdapat kawat tahan karat diameter 0,445 mm, yang dipasang
tegak lurus permukaan cakramndan dihubungkan dengan cincin penentuan dengan permukaan atas
cakram 15 mm. Beda antara 1 mm dan 2 mm. Bobot cakram penentuan tidak kurang dari 1,9 g dan tidak
lebih dari 2,1 g.
Waktu hancur tablet beralut enteric lakukan pengujian wakt hancur menggunakan alat dan
menurut cara tersebut diatas, air diganti dengan lebih kurg 25 ml asam klorida 0,06 N. Pengerjaan
dilakukan selama 3 jam, tablet tidak larut kecuali zat penyalut. Angkat keranjang, cuci segera table
dengan air. Gnati larutan asam dengan larutan pH 6,8 , atur suhu antara 36’ dan 38’. Celupkan keranjang
kedalam larutan tersebut, Lanjutkan pengujian sekama 60 menit. Pada akhir pengujian tidak terdapat,
bagian tablet diatas kasa kecuali fragmen zat penyalut. Jika tidak memenuhi syarat ini, ulangi pengujian
menggunakan 5 tablet dengan cakram penentuan. Dengan cara pengujian ini tablet harus memenuhi syarat
diatas.
2.2 Monografi Bahan Aktif
VITAMIN B6
Sifat Kimia
Mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol (95%) P: praktis tidak larut dalam eter P(FI 3).
Sifat farmakologi
a. Khasiat : Astenia muskular atau neuromuskular, gangguan metabolik pada otot jantung,
kelelahan fisik
b. Efek samping : Sakit kepala, mual dan muntahPenurunan konsentrasi serum anti folat,gangguan
saluran nafas, reaksi alergi
c. Dosis : tidak lebih dari 200 mg/hari
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
1,52%
12 294,67 296,32 1,65
26,78 %
22 163,48 192,62 29,14
-
Wadah 146,40 146,40 0
99,97%
Total 108,8