Anda di halaman 1dari 3

2.

2 Geographic Tongue
Geographic tongue atau benign migratory geographic tongue atau benign migratory
glossitis atau erythema migrains adalah suatu lesi inflamasi pada lidah yang bersifat jinak dan
tidak memiliki kecenderungan berubah menjadi ganas. Kelainan ini sesuai dengan namanya,
terjadi pada lidah khususnya pada bagian dorsum atau pada bagian lateral lidah. Lesi pada
geographic tongue bersifat asimptomatik (tanpa gejala) karena terdapat atrofi papilla atau
depapilasi dari papilla filiformis yang mampu mengubah sensasi (Pinasthika.et al., 2018).
Secara klinis geographic tongue tampak berwarna kuning, putih atau abu-abu pada bagian
tepinya dengan bentukan yang ireguler, lesi ini juga tampak seperti lingkaran merah dengan
tepi berwarna putih yang tidak teratur pada bagian samping, maupun tengah lidah. Bercak
merah merupakan suatu keadaan dimana adanya atrofi dari papilla filiformis dan batas putih
dari bercak merah adalah papilla filiformis yang bergenerasi dan bercampur dengan keratin
dan netrofil. Lesi ini biasanya muncul selama satu atau dua minggu lalu menghilang dan
muncul kembali pada tempat yang berbeda dari lidah (Pinasthika.et al., 2018).
Gejala umum yang terkait dengan geographic tongue simtomatik adalah sensasi terbakar,
gangguan rasa, nyeri lidah, fobia kanker, atau masalah estetika. Dalam banyak kasus,
geographic tongue bahkan tidak menunjukkan gejala, geographic tongue dapat disebabkan
oleh stres emosional, faktor imunologis, faktor genetik, atopik atau kecenderungan alergi,
stres emosional, konsumsi tembakau, gangguan hormonal, defisiensi seng, lidah pecah-pecah,
psoriasis dan diabetes mellitus (Oyetola,et al.,2018).
Geographic tongue biasanya menimbulkan simptom atau keluhan pada anak-anak dan
jarang dialami oleh penderita usia dewasa muda, karena anak-anak lebih tidak mampu
mentolerir rasa sakit dibandingkan dengan orang yang sudah lebih dewasa, selain itu juga
biasanya lesi ini tidak memerlukan perawatan dan dapat sembuh sendiri (Pinasthika.et al.,
2018).

Gambar 2.1 Dorsum lidah menunjukkan bercak eritematosa dengan batas putih (panah
hitam) (Chaubal & Bapat, 2017).
Geographic tongue berupa lesi sementara dan berulang pada lidah dan sembuh tanpa
pengobatan. Lesi ini ditemukan pada 1-2,5% dari populasi, dan tampaknya lebih umum pada
wanita di kelompok usia paruh baya (Oyetola,et al.,2018).

Gambar 2.2 Lesi annular multipel yang berbatas tegas dengan eritema sentral dan adanya
peningkatan batas lengkung berwarna putih pada dua pertiga anterior dorsal lidah pada
wanita berusia 37 tahun dengan Geographic tongue (Prasanth & Singh, 2021).

Geographic tongue, juga dikenal sebagai glositis migrasi, merupakan kondisi


inflamasi jinak, biasanya bersifat asimtomatik, dengan asal yang tidak diketahui paling sering
mempengaruhi aspek dorsal lidah. Perkiraan prevalensi berkisar dari 1% sampai 5%, tanpa
predileksi jenis kelamin, dan lebih sering terjadi pada orang di bawah 30 tahun. Area sentral
eritema dan area annular keputihan perifer sesuai dengan histologi yang menunjukkan atrofi
fokal papila filiform dan epitel deskuamasi dengan infiltrat limfoplasmasitik neutrofilik dan
subepitel. Lesi yang lebih terlokalisasi dengan durasi yang lebih pendek, terutama pada orang
yang merokok, mengonsumsi alkohol yang berlebih dan kebersihan gigi yang buruk, dapat
mengalami kandidiasis atau penyakit yang lebih ganas. Lesi tersebut dapat berubah bentuk
maupun lokasi diatas lidah dengan tetap memiliki batas yang jelas (Prasanth & Singh, 2021).
Geographic tongue sering terdeteksi pada pemeriksaan gigi rutin pasien anak yang
tidak menyadari kondisi tersebut. Area merah dan halus tanpa papila filiformis muncul di
dorsum lidah. Tepi lesi berkembang dengan baik dan sedikit terangkat. Area yang terlibat
membesar dan bermigrasi dengan perluasan deskuamasi papila pada satu tepi lesi dan
regenerasi pada tepi lainnya. Setiap beberapa hari perubahan dapat dicatat dalam pola lesi.
Namun, kondisi ini sembuh sendiri, dan tidak diperlukan perawatan (Mc Donald, et al.,
2004).
Gambar 2.3 A, Geographic tongue. Daerah halus yang tidak memiliki papila filiformis. B,
Pola yang diamati pada kunjungan awal tidak dapat dibedakan setelah 4 minggu kemudian.
C, Dalam 1 tahun pola baru berkembang pada dorsum lidah (Mc Donald, et al., 2004).

Anda mungkin juga menyukai