Anda di halaman 1dari 55

ANGKATAN XXIV

GOLONGAN II

RANCANGAN AKTUALISASI
OPTIMALISASI PELAKSANAAN VAKSINASI COVID - 19 PADA IBU HAMIL
DI WILAYAH KERJA UPTD. PUSKESMAS KUTA BULUH
KECAMATAN KUTABULUH KABUPATEN KARO

OLEH :
NILA LESTARI G. Am.Keb
PENGATUR II/c
199007102020122003

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


PROVINSI SUMATERA UTARA
MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan, karena berkat dan karuniaNya, penulis dapat mengikuti
Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Golongan II dan menyelesaikan laporan
rancangan aktualisasi ini sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Laporan rancangan
aktualisasi ini menguraikan mengenai kegiatan yang akan penulis laksanakan sebagai Bidan
Terampil di Wilayah Kerja UPTD. Puskesmas Kutabuluh Kecamatan Kutabuluh Kabupaten
Karo, dengan mengimplementasikan nilai-nilai dasar Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu dan Antikorupsi (ANEKA), serta peran dan kedudukan Aparatur Sipil Negara
(ASN) yaitu manajemen ASN, whole of government, dan pelayanan publik.Penyusunan
rancangan aktualisasi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak.
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Kepala Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia (LAN RI) yang telah
memfasilitasi penulis untuk turut serta mengikuti Latsar CPNS Angkatan XXIV tahun
2021.
2. Kepala BPSDM Provinsi Sumatera Utara yang telah memberikan sarana prasarana dan
fasilitas sehingga kegiatan Pelatihan Dasar CPNS Golongan II ini dapat berlangsung
dengan baik.
3. Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Karo yang telah memfasilitasi penulis untuk
turut serta mengikuti Latsar CPNS Angkatan XXIV tahun 2021.
4. Ibu drg. Irna Safrina br Milala selaku Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Karo yang
telah memberikan izin penulis untuk mengikuti Latsar CPNS Tahun 2021.
5. Bapak dr. Wasta Sinulingga selaku Kepala UPTD. Puskesmas Kutabuluh Kabupaten
Karo.
6. Ibu Maritha Padiani, S.Tr. Keb. yang telah berkenan menjadi mentor penulis,
membimbing, mengarahkan dan memfasilitasi penulis dalam penyelesaian rancangan
aktualisasi selama pelatihan dasar CPNS Golongan II ini.
7. Ibu Yamnur Mahlia, SST, M. Kes selaku coach yang telah membimbing, mengarahkan,
memfasilitasi dan selalu memotivasi penulis dalam penyusunan dan penyelesaian
rancangan aktualisasi selama Pelatihan Dasar CPNS Golongan II ini.
8. Bapak H. Sahminan, SE, M.Pd selaku Penguji Seminar Rancangan Aktualisasi ini.

i
9. Bapak dan Ibu Widyaiswara,yang telah memberikan ilmu mengenai penerapan dan
internalisasi nilai-nilai ANEKA dan peran dan kedudukan ASN, serta berbagi
pengalaman dan selalu memotivasi penulis.
10. Kelurga Besar penulis yang telah mendoakan kelancaran penulis dalam mengikuti
pelatihan maupun penyelesaian laporan rancangan aktualisasi ini.
11. Suami tercinta Benget Exaudi Sihombing, AMK yang telah mendukung saya dalam
menjalani pelatihan dasar CPNS tahun 2021 ini.
12. Teman-teman peserta Latsar CPNS Angkatan XXIV tahun 2021 Khususnya Kelompok I
yang senantiasa memberikan semangat sekaligus dorongan untuk penulis.
13. Seluruh teman teman UPTD. Puskesmas Kutabuluh Kabupaten Karo yang bersedia
membantu dan bekerjasama dalam proses rancangan aktualisasi.

Penulis menyadari bahwa laporan aktualisasi ini masih memiliki kekurangan. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak. Penulis juga
berharap hasil laporan rancanagan aktualisasi ini dapat memberi manfaat bagi dinas kesehatan
maupun masyarakat. Sekian dan terima kasih.

Kutabuluh, 26 November 2021


Penulis

Nila Lestari G. Am.Keb

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................... i

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... iii

DAFTAR TABEL ............................................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................ v

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1


1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2 Tupoksi Organisasi ........................................................................................................... 3
1.2.1. Visi dan Misi Kabupaten Karo ...................................................................................... 3
1.2.2. Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi ............................................................................. 6
1.2.3. Tugas Pokok dan Fungsi Peserta Latsar ........................................................................ 8
1.2.4. Struktur Organisasi ..................................................................................................... 11
1.2.5. Nilai Organisasi .......................................................................................................... 12
1.3 Tujuan ............................................................................................................................ 12
1.4 Manfaat .......................................................................................................................... 12

BAB II IDENTIFIKASI DAN ANALISIS ISU ................................................................. 14


2.1 Identifikasi Isu................................................................................................................ 14
2.2 Analisis dan Penetapan Isu Terpilih ................................................................................ 17
2.2.1. Pemenuhan kriteria isu dengan metode APKL ............................................................ 17
2.2.2. Analisis proritas isu dengan metode USG ................................................................... 19
2.2.3. Analisis Penyebab Isu Terpilih dengan diagram fish bone........................................... 21
2.3 Role Model .................................................................................................................... 22

BAB III STRATEGI PENYELESAIAN ISU TERPILIH ................................................ 23


3.1 Penetapan Gagasan dan Kegiatan Kreatif ....................................................................... 23
3.2 Relevansi Nilai Dasar ASN dengan Rencana Kegiatan Aktualisasi ................................. 23
3.3 Relevansi Peran dan Kedudukan PNS dalam NKRI dengan Rencana Kegiatan
Aktualisasi ................................................................................................................... 31
3.4 Rancangan Aktualisasi ................................................................................................... 35
3.5 Rencana Jadwal kegiatan Aktualisasi.............................................................................. 46

BAB IV PENUTUP ............................................................................................................ 47


4.1 Penutup .......................................................................................................................... 47

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 48

iii
DAFTAR TABEL

2.1 Tabel Jumlah Sasaran dan Ibu hamil yang Melakukan Vaksinasi 16
2.2.1 Tabel Analisis Isu Berdasarkan Metode APKL 18
2.2.2 Tabel Analisis Isu Berdasarkan Metode USG 20
3.2 Tabel Nilai Dasar ASN dengan Rencana Kegiatan Aktualisasi 28
3.3 Tabel Relevansi Peran dan Kedudukan PNS dalam NKRI dengan
Rencana Kegiatan Aktualisasi 34

3.4 Tabel Rancangan Aktualisasi 36


3.5 Tabel Rencana Jadwal Aktualisasi Kegiatan 46

iv
DAFTAR GAMBAR

1.1 Struktur Organisasi UPTD. Puskesmas Kutabuluh……………………………...11


2.1 Pengunjung yang tidak memakai masker di UPTD. Puskesmas Kutabuluh…….14
2.2 Tim vaksinator dengan ibu hamil yang melakukan vaksinasi
di desa Pola Tebu………………………………………………………………..16
2.3 Diagram Fish Bone………………………………………………………………21

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 yang dimaksud ASN
(Aparatur Sipil Negara) adalah profesi bagi PNS (Pegawai Negeri Sipil) dan PPPK (Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) yang bekerja pada instansi pemerintah. Fungsi ASN yaitu
melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan; memberikan pelayanan publik yang profesional dan
berkualitas; dan mempererat persatuan dan kesatuan Bangsa.
Untuk membentuk PNS yang profesional yang memenuhi standar kompetensi dalam
melaksanakan tugas dan perannya secara efektif dan efisien, berdasarkan Peraturan Kepala LAN
(Lembaga Administrasi Negara) Nomor 21 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Pelatihan Dasar CPNS (Calon Pegawai Negeri Sipil) Golongan III dan Golongan II, maka
diperlukan pembentukan karakter dan pembinaan melalui jalur pelatihan dasar (latsar) CPNS.
Latsar CPNS merupakan salah satu jenis pelatihan yang strategis pasca UU (Undang Undang)
ASN dalam rangka pembentukan karakter PNS dan kemampuan bersikap dan bertindak
professional mengelola tantangan dan masalah keragaman sosial kultural dengan menggunakan
perspektif WoG (Whole of Government) yang didasari nilai- nilai dasar PNS berdasarkan
kedudukan dan peran PNS dalam NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) pada setiap
pelaksanaan tugas jabatannya sebagai pelayan masyarakat.
Berdasarkan PERMENPAN RB (Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi) Nomor 36 Tahun 2019 tentang Jabatan Fungsional Bidan, bahwa yang
dimaksud dengan Bidan adalah PNS yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak
secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan asuhan pelayanan kebidanan
sesuai dengan tugas dan kewenanangannya berdasarkan peraturan yang berlaku. Tugas Jabatan
Fungsional Bidan yaitu melakukan kegiatan kebidanan yang meliputi persiapan, pelaksanaan,
dan pengelolaan layanan kebidanan. Pelayanan Kebidanan adalah suatu bentuk pelayanan
profesional yang merupakan bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh bidan secara mandiri, kolaborasi, dan/atau rujukan. Salah satu jenjang Jabatan
fungsional bidan katagori keterampilan adalah Bidan Terampil.
Di awal Pandemi COVID-19 (Corona Virus Disease 2019) melanda Indonesia, banyak
tantangan dan kendala layanan kebidanan. Tantangan pertama adalah terbatasnya pengetahuan
ibu dan keluarga terkait COVID-19 beserta pelayanan kesehatan bagi ibu dan bayi baru lahir di
masa pandemi. Terbatasnya pelayanan kebidanan di era pandemi serta tingginya kasus pasien
COVID-19 yang dirawat di rumah sakit rujukan berpengaruh terhadap penanganan rujukan
maternal dan neonatal. Banyak juga kendala yang dihadapi bidan dalam pelayanannya di awal
pandemi COVID-19. Kendala pertama adalah sulitnya memenuhi APD (Alat Pelindung Diri) dan
Bahan Pencegahan Infeksi. Selain itu, kesadaran pasien akan perlindungan diri dengan
menggunakan masker dan mencuci tangan dirasa masih kurang. Kendala lain adalah ketakutan
ibu untuk mendatangi klinik atau fasilitas kesehatan karena takut tertular COVID-19. Hal ini
juga membuat penurunan kunjungan ibu hamil dan imunisasi sehingga penggunanan Buku KIA
(Kesehatan Ibu dan Anak) jadi tidak optimal.
Perkembangan COVID-19 di Indonesia tanggal 23 November 2021, Jumlah kasus
terkonfirmasi COVID-19 bertambah 394 orang menjadi 4.253.992. Jumlah yang sembuh
bertambah 434 orang menjadi 4.102.323 dan jumlah yang meninggal bertambah 9 orang menjadi
143.753 orang
Seiring berjalannya waktu dengan gencarnya pemerintah menangani masalah COVID-19
yang ada di Indonesia, kendala yang dihadapi dalam pelayanan kebidanan satu persatu pun mulai
teratasi. APD dan Bahan Pencegahan Infeksi yang pada awal pandemi sulit didapatkan kini
tersedia di fasilitas kesehatan. Pemerintah juga terus melakukan upaya untuk manangulangi
pandemi COVID-19 yang pertama Peningkatan 3M(Memakai masker, Mencuci tangan dan
Menjaga jarak) terutama memakai masker perlu terus digalakkan dan didukung dengan Program
Pembagian Masker. Kedua, mendorong percepatan vaksinasi di daerah-daerah dengan Kasus
Aktif tertinggi, Kemenkes (Kementrian Kesehatan) mendorong distribusi dan suplai vaksin ke
daerah.
Walaupun saat ini kasus COVID-19 sudah menurun drastis, tapi pemerintah tetap
menganjurkan untuk menerapakan protokol kesehatan pada masyarakat. Tapi pada kenyataannya
masyarakat sudah tidak mematuhi protokol kesehatan. Di wilayah kerja UPTD. Puskesmas
Kutabuluh Kabupaten Karo, banyak masyarakat tidak lagi memakai masker saat melakukan
aktivitas di luar rumah.

2
Program vaksinasi yang dicanangkan pemerintah pun banyak mengalami kendala di
lapangan. Ketidaktersediaan vaksin, ketidaksesuaian tenaga vaksinator dengan jumlah sasaran,
masyarakat yang tidak mau untuk di vaksin merupakan kendala yang dihadapi dalam
pelaksanaan vaksinasi COVID-19 .
Sejak 2 Agustus 2021 Kementrian Kesehatan melalui Surat Edaran No.02.01/I/2001/2021
menetapkan Ibu hamil adalah salah satu target sasaran prioritas program vaksinasi COVID-19
untuk menekan angka risiko penularan, bahkan kematian akibat COVID-19 pada ibu hamil.
Syarat yang harus dipenuhi adalah usia kandungan > 13 minggu atau antara 13-33 minggu,
memiliki tekanan darah normal, tidak punya gejala atau keluhan pre eklampsia, dan tidak sedang
menjalani pengobatan dan jika memiliki komorbid harus dalam kondisi terkontrol.
Vaksinasi COVID-19 untuk ibu hamil pun banyak mengalami kendala, antara lain ibu hamil
tidak mengetahui bahwa ibu hamil sudah dapat diberikan vaksinasi COVID-19, hingga
kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang manfaat vaksinasi COVID-19 untuk ibu hamil.
Untuk menyelasaikan masalah masalah diatas diperlukan kegiatan aktualisasi Peserta di
UPTD. Puskesmas Kutabuluh Kabupaten Karo.

1.2.Tupoksi Organisasi
1.2.1 Visi dan Misi Kabupaten Karo
a.Visi
”Terwujudnya masyarakat sejahtera yang berdaya saing dan berkarakter dengan
menjunjung tinggi nilai – nilai budaya karo”
 Sejahtera adalah kondisi masyarakat Kabupaten Karo yang secara lahir dan batin
mendapatkan rasa aman dan makmur dalam menjalani kehidupan , yang ditandai dengan
meningkatnya IPM (Indeks Pembangunan Manusia), menurunnya tingkat kemiskinan serta
meningkatnya indeks pemerataan pendapatan, dan menurunnya tingkat kejahatan baik
kriminal maupun narkoba.
 Berdaya saing adalah kemampuan daerah untuk berkompetisi terkait pencapaian misi
pembangunan daerah.
 Berkarakter adalah prilaku yang dilandasi oleh nilai – nilai berdasarkan norma agama,
kebudayaan, hukum, adat istiadat dan estetika.
 Nilai-nilai Budaya Karo adalah nilai-nilai yang diwariskan oleh nenek moyang berupa

3
tatanan perilaku, kekerabatan (merga silima, rakut sitelu, tutur siwaluh), musyawarah (runggu)
untuk terwujudnya ketentraman batin (sangap,ertuah bayak, mejuah-juah).
b.Misi
1. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang berkarakter dan menjunjung tinggi nilai
budaya.
Ditujukan untuk mewujudkan sumber daya manusia yang sehat, cerdas, religious. Produktif
dan berdaya saing melalui pengembangan potensi lokal serta berkemampuan dalam
memanfaatkan ilmu dan teknologi.
2. Meningkatkan pembangunan sektor pertanian dan pariwisata yang berwawasan lingkungan.
Melaluai pembangunan sektor pertanian dan pariwisata, pemanfaatan secara efesien dan
efektif ditujukan untuk meningkatkan percepatan pertumbuhan dan pemerataan perekonomian
daerah serta memiliki daya saing guna mempercepat peningkatan kesejahteraan masyarakat.
3. Meningkatkan pembangunan infrastruktur untuk mendorong pertumbuhan prekonomian
daerah.
Ditujukan untuk pembangunan infrastruktur wilayah yang memadai serta konektivitas wilayah
guna mengakselerasi percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi berbasis potensi
agribisnis dan pariwisata serta meningkatkan daya saing daerah dengan prinsip pembangunan
berkelanjutan (sustainable development).
4. Membangun pemerintah daerah yang professional dan kompetitif melalui tata kelola
pemerintahan yang baik dan bersih (good govermance and clean government).
Ditujukan untuk meningkatkan kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah yang efektif,
efisien, dan akuntabel dalam rangka meningkatkan pelayanan publik. Serta mewujudkan
pemerintahan Kabupaten Karo yang bersih, bertanggungjawab (professional), taat asas
(peraturan dan perundangan) dan responsive.
5. Meningkatkan Koordinasi, Integrasi dan Sinkronisasi KIS ( Kartu Indonesia Sehat) dalam
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana.
Ditujukan untuk meningkatkan penanganan penanggulangan bencana melalui koordinasi antar
lembaga pemerintah dan semua program harus terintegrasi kedalam kebijakan derah serta
sinkronisasi program pusat dan daerah, dengan melibatkan peran serta masyarakat dalam
kesiapsiagaan antisipasi dampak yang terjadi

4
c. Tujuan dan Sasaran
1.Untuk mewujudkan misi pertama: “Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang
berkarakter dan menjunjung tinggi nilai budaya“ ditetapkan tujuan yakni menciptakan
masyarakat yang sehat, cerdas. religious. Produktif dan berdaya saing serta berkemampuan
dalam memanfaatkan ilmu dan teknologi. Adapun sasaran yang hendak dicapai adalah
terwujudnya masyarakat Kabupaten Karo yang sehat, cerdas, beriman, bermoral, beretika dan
berbudaya.

2.Untuk mewujudkan misi kedua: “Meningkatkan pembangunan sektor pertanian dan pariwisata
yang berwawasan lingkungan“ ditetapkan tujuan yakni menciptakan masyarakat sejahtera
melalui sektor unggulan (pertanian dan pariwisata) yang berwawasan lingkungan. Adapun
sasaran yang hendak dicapai adalah terwujudnya peningkatan daya saing Kabupaten Karo
melalui sektor unggulan ( pertanian dan pariwisata ) yang berwawasan lingkungan.

3. Untuk mewujudkan misi ketiga: “Meningkatkan pembangunan Infrastruktur untuk mendorong


pertumbuhan ekonomi daerah“ ditetapkan tujuan yakni mengembangkan infrastruktur wilayah
yang handal dan meningkatkan konektivitas antar wilayah guna mengakselerasi percepatan
dan pemerataan pembangunan ekonomi. Adapun sasaran yang hendak dicapai adalah
terwujudnya infrastruktur wilayah yang handal untuk meningkatkan daya saing daerah dengan
prinsip pembangunan berkelanjutan (sustainable development).

4. Untuk mewujudkan misi keempat: “Membangun pemerintah daerah yang professional dan
komperatif melalui tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih (good governance and
clean government)“ Ditetapkan tujuan sebagai berikut :

a. Menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik. Adapun sasaran yang hendak dicapai
adalah terwujudnya system tata pemerintahan yang baik berlandaskan hukum.

b. Membangun demokrasi dan partisipasi masyarakat. Adapun sasaran yang hendak dicapai
adalah terwujudnya peningkatan demokrasi dan partisipasi masyarakat dalam
pembangunan,

5
5. Untuk mewujudkan misi kelima: “Meningkatkan koordinasi , integrasi dan sinkronisasi KIS
dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana “ ditetapkan tujuan yakni mengoptimalkan
peran dan fungsi seluruh stakeholders dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana.
Adapun sasaran yang hendak dicapai adalah meningkatnya kemampuan dan peranserta
pemerintah dan masyarakat dalam penyelenggaraan penanggulangan dan pengelolaan
bencana.

1.2.2. Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi


Tugas dan Fungsi Puskesmas
Sesuai Permenkes Nomor 43 tahun 2019 Puskesmas mempunyai tugas yaitu (Pasal 4):
1. Melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di
wilayah kerjanya.
2. Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Puskesmas mengintegrasikan program yang dilaksanakannya dengan pendekatan keluarga.
3. Pendekatan keluarga sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan salah satu cara
Puskesmas mengintegrasikan program untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan
mendekatkan akses pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya dengan mendatangi keluarga.

Puskesmas mempunyai fungsi (Pasal 5) sebagai berikut:


a. penyelenggaraan UKM (Upaya Kesehatan Masyarakat) tingkat pertama di wilayah
kerjanya; dan
b. penyelenggaraan UKP (Upaya Kesehatan Perseorangan) tingkat pertama di wilayah
kerjanya.

Pasal (6) Dalam melaksanakan fungsi penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah
kerjanya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a, Puskesmas berwenang untuk:
a. menyusun perencanaan kegiatan berdasarkan hasil analisis masalah kesehatan masyarakat
dan kebutuhan pelayanan yang diperlukan;
b. melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan;

6
c. melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat dalam
bidang kesehatan;
d. menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah kesehatan
pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang bekerja sama dengan pimpinan
wilayah dan sektor lain terkait;
e. melaksanakan pembinaan teknis terhadap institusi, jaringan pelayanan Puskesmas dan
upaya kesehatan bersumber daya masyarakat;
f. melaksanakan perencanaan kebutuhan dan peningkatan kompetensi sumber daya manusia
Puskesmas;
g. memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan;
h. memberikan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada keluarga, kelompok, dan
masyarakat dengan mempertimbangkan faktor biologis, psikologis, sosial, budaya, dan
spiritual;
i. melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu, dan cakupan
Pelayanan Kesehatan;
j. memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat kepada dinas kesehatan
daerah kabupaten/kota, melaksanakan sistem kewaspadaan dini, dan respon
penanggulangan penyakit;
k. melaksanakan kegiatan pendekatan keluarga; dan
l. melakukan kolaborasi dengan Fasilitas Pelayanan Kesehatan tingkat pertama dan rumah
sakit di wilayah kerjanya, melalui pengoordinasian sumber daya kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas.

Pasal (7) Dalam melaksanakan fungsi penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah
kerjanya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf b, Puskesmas berwenang untuk:
a. menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar secara komprehensif, berkesinambungan,
bermutu, dan holistik yang mengintegrasikan faktor biologis, psikologi, sosial, dan budaya
dengan membina hubungan dokter - pasien yang erat dan setara;
b. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan upaya promotif dan
preventif;

7
c. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berpusat pada individu, berfokus pada
keluarga, dan berorientasi pada kelompok dan masyarakat;
d. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan kesehatan, keamanan,
keselamatan pasien, petugas, pengunjung, dan lingkungan kerja;
e. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip koordinatif dan kerja sama inter
dan antar profesi;
f. melaksanakan penyelenggaraan rekam medis;
g. melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu dan akses Pelayanan
Kesehatan;
h. melaksanakan perencanaan kebutuhan dan peningkatan kompetensi sumber daya manusia
Puskesmas;
i. melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan Sistem Rujukan; dan
j. melakukan koordinasi dan kolaborasi dengan Fasilitas Pelayanan Kesehatan di wilayah
kerjanya, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

1.2.3. Tugas Pokok dan Fungsi Peserta Latsar


Berdasarkan PERMENPAN RB Nomor 36 Tahun 2019 tentang Jabatan Fungsional Bidan. Pasal
7 Unsur kegiatan tugas Jabatan Fungsional Bidan yang dapat dinilai angka kreditnya, yaitu
pelayanan kebidanan, meliputi:
1) Pelayanan Kesehatan Ibu;
2) Pelayanan Kesehatan Anak;
3) Pelayanan Kesehatan Reproduksi Perempuan dan Keluarga Berencana;
4) Pelayanan Kebidanan Komunitas;
5) Mengelola Pelayanan Kebidanan;
6) Melaksanakan Program Pemerintah; dan
7) Melakukan Inovasi Pelayanan Kebidanan.

Pasal 8, Uraian kegiatan tugas jabatan fungsional Bidan kategori keterampilan sesuai jenjang
jabatan, ditetapkan dalam butir kegiatan sebagai berikut
Untuk bidan terampil meliputi :
1) melakukan pengkajian pada ibu hamil fisiologis;

8
2) melakukan pemeriksaan laboratorium sederhana pada pelayanan kebidanan;
3) merencanakan asuhan kebidanan kasus fisiologis sesuai kesimpulan;
4) memfasilitasi informed choice dan/atau informed consent;
5) melakukan tindakan pencegahan infeksi;
6) memberikan nutrisi dan rehidrasi/oksigenisasi/personal hygiene;
7) memberikan vitamin/suplemen pada klien/asuhan kebidanan kasus fisiologis;
8) melaksanakan kegiatan asuhan pada kelas Ibu hamil;
9) memberikan KIE tentang kesehatan ibu pada individu/keluarga sesuai dengan kebutuhan;
10) melakukan asuhan Kala I persalinan fisiologis;
11) melakukan asuhan Kala II persalinan fisiologis;
12) melakukan asuhan Kala III Persalinan fisiologis;
13) melakukan asuhan Kala IV Persalinan fisiologis;
14) melakukan pengkajian pada ibu nifas;
15) melakukan asuhan kebidanan masa nifas 6 jam sampai dengan hari ke tiga pasca persalinan
(KF1);
16) melakukan asuhan kebidanan masa nifas hari ke 4-28 pasca persalinan (KF 2)
17) melakukan asuhan kebidanan masa nifas hari ke 29-42 pasca persalinan (KF3);
18) melakukan asuhan kebidanan pada gangguan psikologis ringan dengan pendampingan;
19) melakukan fasilitasi Inisiasi Menyusu Dini (IMD) pada persalinan normal;
20) melakukan asuhan bayi baru lahir normal;
21) melakukan penanganan awal kegawatdaruratan pada Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR);
22) memberikan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) tentang kesehatan anak pada
individu/keluarga sesuai kebutuhan;
23) melakukan pelayanan Keluarga Berencana (KB) oral dan kondom;
24) memberikan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) tentang kesehatan reproduksi
perempuan dan Keluarga Berencana (KB) pada individu/keluarga sesuai kebutuhan;
25) melakukan promosi dan edukasi tentang perilaku pola hidup sehat untuk remaja termasuk
personal hygiene dan nutrisi;
26) melakukan pendataan sasaran pada individu(WUS/PUS/Keluarga Berencana/Ibu hamil/ ibu
nifas/ibu menyusui/ bayi dan balita) di wilayah kerja Puskesmas melalui kunjungan rumah;

9
27) melakukan tabulasi sasaran pada individu (WUS/PUS/Keluarga Berencana/Ibu hamil/ ibu
nifas/ibu menyusui/ bayi dan balita);
28) mengikuti pelaksanaan kegiatan Survei Mawas Diri (SMD) atau Musyawarah Masyarakat
Desa(MMD);
29) melaksanakan pelayanan kebidanan di Posyandu/Posbindu/kampung Keluarga Berencana
(KB) atau tempat lain sesuai penugasan; dan
30) melakukan pemberian imunisasi rutin sesuai program pemerintah pada anak sekolah;

1.2.4. Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah suatu diagram yang menggambarkan rantai pemerintah, hubungan
pekerjaan, tanggung jawab, rentang kendali dan pimpinan organisasi berfungsi sebagai kerangka
kerja dan tugas pekerjaan yang dibagi, dikelompokkan, dan dikoordinasi secara formal. Struktur
organisasi menunjukkan alur perintah yang mengindikasikan jabatan pekerjaan yang harus
dipertanggung jawabkan oleh masing- masing staf. Adapun struktur organisasi UPTD.
Puskesmas Kutabuluh Kecamatan Kutabuluh Kabupaten Karo.

10
STRUKTUR ORGANISASI UPTD. PUSKESMAS KUTABULUH KABUPATEN KARO

Kepala Puskesmas

Tim Mutu Kasubbag TU

Administrasi Keuangan Kepegawaian


Sistem Informasi
dan Rumah
Tangga

Penanggung Jawab UKM Penanggung Jawab Penanggung Jawab UKP Penanggung Jawab
Esensial & Perkesmas UKM Pengembangan Kefarmasian & Laboratorium Jejaring & Jaringan

Jiwa Pelkes Umum PUSTU


Perkesmas
Pelkes Gigi Pelkes Gigi
Promkes Masyarakat
Bidan
KIA- KB Desa
Pelkes Tradisional
Kesling Komplementer
Ruang Tindakan
Pelkes Indera Puskesling
KIA- KB
Pelayanan
Pelkes OR Persalinan
Gizi Jejaring
Pelkes Kerja Pelayanan Gizi
Fasyankes
Pelkes Lansia Pelayanan
P2M
11 Kefarmasian

Pelkes Reproduksi Pelayanan


Remaja Laboratorium
1.2.5. Nilai Organisasi
Tata nilai Puskesmas Kutabuluh adalah menjunjung tinggi rasa ‘Kebersamaan, Kedisiplinan dan
Kejujuran’.
 Kebersamaan
memberikan pelayanan kita berusaha untuk mengutamakan kepentingan bersama dari pada
kepentingan pribadi. Dalam melaksanakan pelayanan, karyawan dan karyawati Puskesmas
Kutabuluh harus sehati dan sepikir (satu visi), Meninggalkan perbedaan dan menggalang
persamaan untuk mengantar Pusat Kesehatan Masyarakat berjalan lancar.
 Kedisiplinan
Dalam memberikan palayanan pada masyarakat kita mengutamakan sikap dan perilaku yang
mencerminkan ketaatan dan ketepatan terhadap peraturan, tata tertib, norma- norma yang
berlaku, baik tertulis maupun yang tidak tertulis.
 Kejujuran
Dalam memberikan pelayanan karyawan- karyawati Puskesmas Kutabuluh harus menyatakan
hal yang sebenarnya, hal ini bertujuan untuk membina hubungan saling percaya antara petugas
dan pasien dalam mengkomunikasikan hal- hal yang berkaitan dengan pelayanan.

1.3.Tujuan
1. Membentuk ASN yang dapat menjalankan tugas dan fungsinya sesuai dengan nilai -nilai
dasar ASN yang tergabung dalam ANEKA
2. Menerapkan kedudukan dan peran ASN dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai
Bidan Terampil di UPTD. Puskesmas Kutabuluh Kabupaten Karo.
3. Membentuk ASN sebagai pelayan publik yang berkarakter, professional dan berdaya saing

1.4.Manfaat
1. Manfaat bagi Peserta
Bermanfaat untuk menambah wawasan dalam hal pelaksanaan vaksinasi COVID-19 pada ibu
hamil yang dilakukan di wilayah kerja UPTD. Puskesmas Kuta Buluh Kabupaten Karo.

2. Manfaat bagi UPTD. Puskesmas Kuta Buluh

12
Bermanfaat sebagai bahan masukan untuk membuat kebijakan yang berkaitan dengan
pelayanan vaksinasi COVID-19 di UPTD. Puskesmas Kuta Buluh Kabupaten Karo.

3. Manfaat bagi masyarakat.


Sebagai bahan informasi kepada masyarakat terutama bagi ibu hamil, sehingga mengerti
manfaat vaksinasi COVID-19

13
BAB II
IDENTIFIKASI DAN ANALISIS ISU

2.1.Identifikasi Isu
Berdasarkan identifikasi peserta isu yang dijumpai peserta di wilayah kerja UPTD. Puskesmas
Kutabuluh Kecamatan Kutabuluh Kabupaten Karo antara lain:
1. Menurunnya kepatuhan pengunjung dalam memakai masker di UPTD. Puskesmas
Kutabuluh Kabupaten Karo.
Selama peserta bekerja di UPTD. Puskesmas Kutabuluh sejak 14 Januari 2021, peserta
melihat dan menemukan setiap harinya pasti ada saja pengunjung yang datang ke UPTD.
Puskesmas Kuta Buluh yang tidak memakai masker. Alasan pengunjung tidak memakai
masker karena lupa atau sedang terburu buru saat hendak ke Puskesmas.

Gambar 2.1 pengunjung yang tidak memakai masker di UPTD. Puskesmas Kutabuluh.

2. Belum optimalnya pelaksanaan vaksinasi COVID-19 pada ibu hamil di Wilayah kerja
UPTD. Puskesmas Kutabuluh Kabupaten Karo.
Sejak Maret 2021 Peserta juga aktif dalam kegiatan vaksinasi COVID-19 yang dilakukan oleh
UPTD. Puskesmas Kutabuluh sebagai salah satu vaksinator dan sudah mengikuti Pelatihan

14
vaksinator. Wilayah kerja UPTD. Puskesmas Kutabuluh terdiri dari 16 desa antara lain Desa
Kuta Buluh, Desa Kuta Buluh Gugung, Desa Lau Buluh, Desa Kuta Male, Desa Mburidi,
Desa Buah Raya, Desa Jinabun, Desa Siabang Abang, Desa Bintang Meriah, Desa Negeri
Jahe, Desa Ujung Deleng, Desa Gunung Meriah, Desa Tanjung Merahe, Desa Rih Tengah,
Desa Liang Merdeka dan Desa Pola Tebu.
Untuk sasaran utama prioritas penerima vaksin yang pertama yaitu Nakes sudah selesai
dilakukan di awal Maret 2021. Untuk Pegawai Pemerintah sudah selesai dilakukan di akhir
Juli 2021. Untuk sasaran Lansia sudah selesai dilakukan di akhir September 2021. Sejak 08
Oktober 2021 UPTD. Puskesmas Kuta buluh sudah mulai melakukan vaksinasi dengan
sasaran masyarakat umum di Wilayah kerja UPTD. Puskesmas Kutabuluh. Desa yang pertama
kali dilaksanakan dengan sasaran masyarakat umum adalah Desa Pola Tebu. Pada saat itu
juga dilakukan vaksinasi untuk pertama kali pada sasaran ibu hamil. Berbeda dengan
pelaksanaan vaksin sebelumnya ibu hamil yang melakukan vaksinasi mendaftarkan dirinya
terlebih dahulu di bit.ly/RegistrasiVaksinasiBumil kemudian datang ke fasyankes sesuai
dengan tanggal dan jam yang didaftarkan.
Sesuai dengan surat edaran dari Surat Edaran KEMENKES RI nomor
HK.02.02/I/2007/2021, tentang Vaksinasi COVID-19 bagi Ibu Hamil dan Penyesuaian
Skrining dalam Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19, ibu hamil bisa diberikan vaksinasi
COVID-19. Pelaksanaan vaksinasi bagi ibu hamil ini menggunakan tiga jenis vaksin yaitu
vaksin COVID-19 platform mRNA Pfizer dan Moderna serta vaksin platform inactivated
virus Sinovac, sesuai ketersediaan. Pemberian dosis pertama vaksinasi dimulai pada trimester
kedua kehamilan dan untuk pemberian dosis kedua dilakukan sesuai dengan interval dari jenis
vaksin.
Pelaksanaan vaksinasi di wilayah kerja UPTD. Puskesmas Kutabuluh biasanya di
lakukan di balai desa. Dengan sistem 2 meja dan 1 meja pra registrasi. Pada saat pelaksanaan
vaksin di desa Pola Tebu sasaran masyarakat umum mencapai 300 orang dan ibu hamil
mencapai 7 orang. Belum ada pemisahan tempat khusus bagi ibu hamil, sehingga sulit untuk
melakukan screaning awal sebelum vaksinasi. Bukan hanya itu dari 7 orang sasaran ibu hamil
,hanya 4 orang yang datang untuk melakukan vaksinasi.

15
Gambar 2.2 tim vaksinator dengan ibu hamil yang melakukan vaksinasi di desa Pola Tebu

Selain desa pola Tebu desa lain yang telah melakukan kegiatan vaksinasi COVID-19
pada ibu hamil antara lain desa Kutabuluh, Desa Kutabuluh Gugung, Desa Buah Raya, Desa Lau
Buluh, Desa Jinabun, Desa Bintang Meriah. Sama halnya seperti di Desa Pola Tebu didapati juga
ibu hamil yang tidak bersedia untuk melakukan vaksinasi.

Tabel 2.1 Jumlah sasaran dan ibu hamil yang melakukan vaksinasi Covid- 19
JUMLAH SASARAN YANG MELAKUKAN
NO NAMA DESA
IBU HAMIL VAKSINASI
1. Desa Pola Tebu 7 4
2. Desa Kutabuluh 5 3
3. Desa Kutabuluh Gugung 2 1
4. Desa Bintang Meriah 11 9
5. Desa Buah Raya 4 2
6. Desa Lau Buluh 4 2
7. Desa Jinabun 2 1

16
3. Belum optimalnya penggunaan Buku KIA di wilayah kerja UPTD. Puskesmas
Kutabuluh Kabupaten Karo.
Sejak peserta bekerja di UPTD. Puskesmas Kutabuluh, karena situasi pandemi COVID-19
penggunaan Buku KIA pun menjadi tidak optimal, masih banyak ibu hamil yang takut untuk
melakukan ANC (Ante Natal Care) ke fasilitas kesehatan karena takut tertular COVID-19.
Sehingga pengisian pada buku KIA menjadi tidak optimal. Hingga kurangnya sosialisasi isi
buku KIA pada kader dan ibu/keluarga karena penerapan prokes di Masa Pandemi.

2.2.Analisis dan Penetapan Isu Terpilih


2.2.1. Pemenuhan kriteria isu dengan metode APKL
Metode APKL merupakan salah satu metode untuk menentukan kualitas suatu isu berdasarkan
kriteria isu. Kriteria isu antara lain :
 Aktual
Benar benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan oleh masyarakat.
 Problematik
Isu yang memiliki dimensi masalah yang kompleks, sehingga perlu dicarikan segera
solusinya.
 Kekhalayakan
Isu yang menyangkut hajat hidup orang banyak
 Kelayakan
Isu yang masuk akal dan realistis serta relevan untuk dimunculkan inisiatif pemecahan
masalah.

17
Tabel 2.2.1 analisis isu berdasarkan metode APKL

FAKTOR
NO ISU KETERANGAN
A P K L

1 Menurunnya kepatuhan pengunjung ✓ ✓ ✓ ✓ Memenuhi Kriteria


dalam memakai masker di UPTD.
Puskesmas Kutabuluh Kabupaten Karo.

2 Belum optimalnya pelaksanaan vaksinasi ✓ ✓ ✓ ✓ Memenuhi Kriteria


Covid – 19 pada ibu hamil di Wilayah
kerja UPTD. Puskesmas Kutabuluh
Kabupaten Karo.

3 Belum optimalnya penggunaan Buku KIA ✓ ✓ ✓ ✓ Memenuhi Kriteria


di wilayah kerja UPTD. Puskesmas
Kutabuluh Kabupaten Karo.

Keterangan tabel : A : Aktual, P : Problematik , K: kekhalayakan, , L : kelayakan

Penjelasan dari Tabel berdasarkan Kriteria APKL


Dari Tabel APKL diatas dapat disimpulkan ketiga isu memenuhi kriteria APKL sehingga layak
untuk diangkat. Dimana pada isu yang pertama adalah “Menurunnya kepatuhan pengunjung
dalam memakai masker di UPTD. Puskesmas Kutabuluh Kabupaten Karo” memenuhi kriteria
APKL karena masalah ini benar benar terjadi di UPTD. Puskesmas Kutabuluh. Masalah ini perlu
untuk diselesaikan karena untuk mendukung program pemerintah dalam menaggulangi
penyebaran virus COVID-19. Masalah ini sangat berpengaruh ke khalayak karena apabila tidak
di selesaikan maka sulit memutus mata rantai COVID-19 di tengah masyarakat. Dan isu ini layak
untuk diangkat karena termasuk tupoksi peserta untuk mendukung pemerintah menekan
penyebaran virus COVID-19.
Pada isu yang kedua “Belum optimalnya pelaksanaan vaksinasi COVID-19 pada ibu
hamil di Wilayah kerja UPTD. Puskesmas Kutabuluh Kabupaten Karo” memenuhi kriteria
APKL karena masalah ini benar benar terjadi di Wilayah Kerja UPTD. Puskesmas Kutabuluh

18
karena vaksinasi untuk ibu hamil merupakan suatu hal yang baru bagi masyarakat dan sedang
hangat dibicarakan. Problematik karena vaksinasi ibu hamil merupakan kebijakan pemerintah
yang baru sehingga perlu dibuat suatu perencanaan yang baik dalam pelaksanaannya. Isu ini juga
menyangkut hajat hidup orang banyak karena menyangkut kesehatan ibu dan bayi
sekaligus.layak untuk di cari pemecahan masalahnya karena untuk mendukung program
pemerintah dalam menanggulangi virus COVID-19.
Pada isu yang ketiga “Belum optimalnya penggunaan Buku KIA di wilayah kerja UPTD.
Puskesmas Kutabuluh Kabupaten Karo”. Memenuhi kriteria APKL karena masalah ini bener
benar terjadi di Wilayah Kerja UPTD. Puskesmas Kutabuluh. Problematik karena tidak
optimalnya penggunaan buku KIA mempengaruhi pelayanan ibu dan anak. Menyangkut
khalayak ramai yaitu ibu dan anak sampai usia 6 tahun. Layak untuk dicari pemecahan
masalahnya untuk mengoptimalkan pelayanan ibu dan anak.

2.2.2 Analisis proritas isu dengan metode USG


Metode USG merupakan tehnik anilisis isu untuk menentukan isu prioritas. Teknik analisis yang
digunakan :
 Urgency
Seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis dan ditindaklanjuti,
 Seriousness
Seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan dengan akibat yang ditimbulkan.
 Growth
Seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani sebagaimana
mestinya.

Metode Analisa USG dalah salah satu alat untuk menyusun urutan prioritas isu yang
harus dituntaskan terlebih dahulu. Caranya dengan menentukan tingkat urgensitas
masalah, tingkat keseriusan dan tingkat pertumbuhan masalah dengan menentukan skala
1-5, dengan kriteria:

19
Bobot Keterangan
1 Sangat tidak mendesak/serius/berkembang
2 Tidak mendesak/serius/berkembang
3 Cukup Mendesak/serius/berkembang
4 Mendesak/serius/berkembang
5 Sangat mendesak/serius/berkembang

Tabel 2.2.2 analisis prioritas isu dengan metode USG


KRITERIA
NO ISU TOTAL PERINGKAT
U S G
1. Menurunnya kepatuhan pengunjung dalam 4 4 4 12 II
memakai masker di UPTD. Puskesmas
Kutabuluh Kabupaten Karo.
2. Belum optimalnya pelaksanaan vaksinasi 5 5 5 15 I
COVID – 19 pada ibu hamil di Wilayah
kerja UPTD. Puskesmas Kutabuluh
Kabupaten Karo
3. Belum optimalnya penggunaan Buku KIA di 3 3 3 9 III
wilayah kerja UPTD. Puskesmas Kutabuluh
Kabupaten Karo

Berdasarkan analisis isu dengan menggunakan metode USG maka didapat isu nomor 1 yaitu
Menurunnya kepatuhan pengunjung dalam memakai masker di UPTD. Puskesmas Kutabuluh
Kabupaten Karo dengan total score yaitu 12. Dimana untuk isu yang pertama mendapatkan nilai
urgency 4 dimana isu ini harus dibahas dan ditindak lanjuti karena memakai masker merupakan
salah satu prokes 3M guna memutus mata rantai COVID-19. Untuk seriousness isu ini
mendapatkan nilai 4 dimana isu ini dapat berdampak serius dan berkembang apabila tidak
ditindak lanjuti karena dapat meningkatkan penyebaran virus COVID 19. Untuk growth isu ini
mendapatkan nilai 4 karena isu ini dapat berkembang apabila tidak ditangani dengan baik.

20
Untuk isu yang kedua Belum optimalnya pelaksanaan vaksinasi COVID-19 pada ibu
hamil di Wilayah kerja UPTD. Puskesmas Kutabuluh Kabupaten Karo dengan total score
tertinggi yaitu 15 dengan nilai urgency 5 yang berarti masalah ini sangat mendesak untuk
dibahas dan ditindaklanjuti karena menyangkut program pemerintah dalam pencapaian target
vaksinasi di Indonesia. Untuk seriousness isu ini mendapat nilai 5 yang berarti isu ini sangat
mendesak untuk dibahas karena vaksinasi pada ibu hamil sanagt penting dilakukan karena ibu
hamil merupakan salah satu yang rentan terjangkit virus COVID-19. Untuk growth isu ini
mendapat nilai 5 berarti isu ini dapat sangat berkembang bila tidak ditangani segera.
Untuk isu yang ketiga Belum optimalnya penggunaan Buku KIA di wilayah kerja UPTD.
Puskesmas Kutabuluh Kabupaten Karo, dimana isu ini mendapatkan jumlah nilai 11. Dimana
untuk nilai urgency 3, dimana isu ini cukup mendesak untuk ditindaklanjuti, untuk nilai
seriousness 3, dimana is ini cukup serius apabila tidak ditindaklanjuti segera karena berkaitan
dengan pelayanan ibu dan anak. Untuk growth isu ini mendapat nilai 3 ,dimana apabila tidak
ditangani sebagai mana mestinya isu ini cukup serius. Karena menyangkut pelayanan ibu dan
anak.

2.2.3 Analisis Penyebab Isu Terpilih dengan Diagram Fish Bone


Adapun isu terpilih yang didapat penulis dari analisis USG adalah “Belum optimalnya
pelaksanaan vaksinasi COVID-19 pada ibu hamil di wilayah kerja UPTD. Puskesmas Kutabuluh
Kabupaten Karo.

PENYEBAB AKIBAT
metode media
Belum tersedianya poster dan
leaflet tentang vaksinasi
COVID-19 pada ibu hamil Belum optimalnya
Penyuluhan dan sosialisasi pelaksanaan vaksinasi
yang belum optimal COVID-19 pada ibu
hamil di wilayah kerja
Tempat yang tidak mendukung UPTD. Puskesmas
untuk pelaksanaan vaksinasi ibu Kutabuluh Kabupaten
hamil Ibu hamil yang tidak Karo.
mau untuk divaksinasi

tempat Manusia

21
Gambar 2.2.3 diagram fishbone belum optimalnya pelaksanaan vaksinasi di wilayah kerja
UPTD. Puskesmas Kutabuluh Kabupaten Karo

Berdasarkan analisa dari diagram fishbone dapat dijelaskan penyebab dari belum optimalnya
pelaksanaan vaksinasi COVID-19 pada ibu hamil di wilayah kerja UPTD. Puskesmas Kutabuluh
Kabupaten Karo dilihat dari sisi metode belum optimalnya penyuluhan dan sosialisasi tentang
vaksinasi COVID-19 pada ibu hamil oleh tenaga kesehatan. Dari sisi media belum adanya poster
dan leaflet disetiap desa tentang vaksinasi covid- 19 sebagai media edukasi bagi ibu hamil. Dan
dari sisi tempat adalah tempat yang tidak memadai untuk dilakukannya screaning sebelum ibu
hamil dilakukan vaksinasi COVID-19. Dan dari sisi manusia ibu hamil yang tidak mau untuk
divaksinasi.

2.3.Role Model
2.3.1 Identitas Role Model
Orang yang dijadikan panutan oleh penulis yaitu Penanggung Jawab UKM Esensial dan
Perkesmas di UPTD. Puskesmas Kutabuluh Kabupaten Karo yaitu Ibu Maritha Padiani br.
Tarigan S.Tr. Keb.
Adapun identitas Beliau sebagai berikut.
Nama : Maritha Padiani br. Tarigan, S.Tr.Keb
NIP : 197003051992032003
Jabatan : Bidan koordinator UPTD. Puskesmas Kutabuluh Kabupaten Karo
Pangkat/ Golongan : Pembina/ IV/a
Sejak penulis memulai pekerjaan sebagai CPNS di UPTD.Puskesmas Kutabuluh, beliau sudah
banyak membimbing penulis, terutama dalam kegiatan turun ke lapangan/desa. Kegiatan turun
ke lapangan merupakan hal yang baru bagi penulis. Beliau dengan sabar mengajarkan hal hal apa
saja yang kita lakukan saat turun ke lapangan/desa. Begitu pula dengan kegiatan kegiatan yang
dilakukan di Puskesmas, beliau juga mengajari tahapan tahapan kegiatan secara sisitematis,
sehingga penulis cepat mengerti. Oleh karena itu penulis menetapkan Ibu Maritha Padiani
sebagai Role Model

22
BAB III
STRATEGI PENYELESAIAN ISU TERPILIH
3.1 Penetapan Gagasan dan Kegiatan Kreatif
Berdasarkan isu prioritas yang di dapat penulis maka gagasan kreatif yang ditetapkan penulis
adalah “ Optimalisasi pelaksanaan vaksinasi COVID- 19 pada ibu hamil di wilayah kerja
UPTD. Puskesmas Kutabuluh Kabupaten Karo”. Adapun kegiatan Kreatif yang dilakukan
antara lain :
1. Penyuluhan dan sosialisasi manfaat vaksinasi COVID-19 pada ibu hamil.
2. Membuat poster tentang manfaat vaksinasi COVID-19 pada ibu hamil.
3. Membuat leaflet tentang manfaat vaksinasi COVID- 19 pada ibu hamil.
4. Melaksanakan kegiatan vaksinasi COVID-19 pada ibu hamil di Pustu/Poskesdes.
5. Melakukan kunjungan rumah dan konseling bagi ibu hamil yang tidak melakukan vaksinasi.

3.2 Relevansi Nilai Dasar ASN dengan Rencana Kegiatan Aktualisasi.


Untuk menjadi seorang pelayan publik yang profesional diperlukan pembekalan kepada PNS
dengan nilai-nilai dasar profesi ASN yang dikenal dengan ANEKA (Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi).

1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai. Akuntabilitas merujuk
pada kewajiban setiap individu, kelompok, atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang
menjadi amanahnya. Indikator nilai dasar akuntabilitas, yaitu:
1. Kepemimpinan, Memberi contoh kepada orang lain, memiliki komitmen yang tinggi dalam
melakukan pekerjaan.
2. Transparansi, tujuannya mendorong komunikasi dan kerjasama, meningkatkan akuntabilitas
dalam keputusan-keputusan dan meningkatkan kepercayaan dan keyakinan kepada pimpinan.
3. Integritas, kesesuaian antara perkataan dan tindakan.
4. Tanggungjawab, kewajiban dari individu atau lembaga terhadap setiap tindakan yang telah
dilakukan.
5. Keadilan, merupakan landasan utama dari akuntabilitas.

23
6. Kepercayaan, lingkungan akuntabel ada dari hal-hal yang dapat dipercaya.
7. Keseimbangan, kinerja yang baik harus disertai keseimbangan kapasitas sumber daya dan
keahlian yang dimiliki.
8. Kejelasan, mengetahui kewenangan, peran dan tanggung jawab, misi organisasi, kinerja yang
diharapkan organisasi.
9. Konsistensi, menjamin stabilitas untuk mencapai lingkungan yang akuntabel.

2. Nasionalisme
Nasionalisme adalah pemahaman mengenai nilai-nilai kebangsaan. Nasionalisme memiliki
pokok kekuatan dalam menilai kecintaan individu terhadap bangsanya. Salah satu cara untuk
menumbuhkan semangat nasionalisme adalah dengan menanamkan dan mengamalkan nilai-nilai
Pancasila pengamalan nilai-nilai luhur yang terkandung didalamnya, setiap penyelenggara
negara, baik di pusat maupun di daerah (LAN RI, 2015b).
1. Sila 1 (Ketuhanan Yang Maha Esa)
Nilai ini mengandung arti adanya pengakuan dan keyakinan bangsa terhadap adanya Tuhan
sebagai pencipta alam semesta. Nilai ini menyatakan bahwa bangsa Indonesia merupakan
bangsa religious, bukan bangsa atheis.
2. Sila 2 (Kemanusiaan yang adil dan beradab)
Nilai ini mengandung arti adanya kesadaran sikap dan perilaku sesuai dengan nilai moral
dalam hidup bersama atas dasar tuntutan hati nurani dengan memperlakukan segala sesuatu
sebagaimana mestinya.
3. Sila 3 (Persatuan Indonesia)
Sila ini mengandung nilai bahwa makna usaha kearah bersatu dalam kebulatan rakyat untuk
membina rasa nasionalisme dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Persatuan Indonesia
sekaligus mengakui dan menghargai sepenuhnya terhadap keanekaragaman yang dimiliki
bangsa Indonesia.
4. Sila 4 (Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan)
Sila ini mengandung makna bahwa suatu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk
rakyat dengan cara musyawarah mufakat melalui lembaga perwakilan.
5. Sila 5 (Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia)

24
Sila ini mengandung makna sebagai dasar tujuan yaitu tercapainya masyarakat Indonesia
yang adil dan makmur lahiriah dan batiniah.

3. Etika Publik
Etika publik adalah refleksi tentang standar/norma yang menentukan baik/buruk, benar/salah
perilaku, tindakan, dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka
menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana
tercantum dalam undang-undang ASN, yakni:
1. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.
2. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia
1945.
3. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
4. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
5. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
6. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
7. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.
8. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah.
9. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna,
berhasil guna, dan santun.
10. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
11. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
12. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
13. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
14. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai perangkat sistem
karir.

4. Komitmen Mutu
Standar penjaminan mutu pada setiap organisasi tentulah tidak sama mengingat visi dan arah
yang akan dituju berbeda tetapi ada beberapa nilai yang harus ada pada komitmen mutu seperti :
1. Efektif (tepat sasaran) yaitu tingkat ketercapaian target yang telah direncanakan baik
menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja.

25
2. Efisien (tepat guna) yaitu tingkat ketepatan realisasi penggunaan sumber daya dan bagaimana
pekerjaan dilaksanakan sehingga tidak terjadi pemborosan sumber daya, penyalahgunaan
alokasi, penyimpangan prosedur, dan mekanisme yang keluar alur.
3. Inovatif yaitu perubahan yang diciptakan untuk mencapai keadaan yang lebih baik di masa
yang akan datang.
4. Berorientasi mutu yaitu setiap kegiatan atau program yang dilakukan diarahkan untuk
pencapaian standar mutu.

5. Anti Korupsi
Menurut Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999, korupsi adalah tindakan melawan hukum
dengan melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang
dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara. Anti korupsi dapat diidentifikasi
ke dalam 9 (sembilan) nilai yang terdiri dari Nilai-nilai anti korupsi antara lain:
1. Kejujuran
Kejujuran berasal dari kata jujur yang dapat di definisikan sebagai sebuah tindakan maupun
ucapan yang lurus, tidak berbohong dan tidak curang.
2. Kepedulian
Peduli adalah mengindahkan, memperhatikan dan menghiraukan. Rasa kepedulian dapat
dilakukan terhadap lingkungan sekitar.
3. Kemandirian
Mandiri berarti dapat berdiri di atas kaki sendiri, artinya tidak banyak bergantung kepada
orang lain dalam berbagai hal.
4. Kedisiplinan
Disiplin adalah ketaatan/kepatuhan kepada peraturan.
5. Tanggung Jawab
Tanggung Jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatu.
6. Kerja keras
Kerja keras didasari dengan adanya kemauan di dalam kemauan terkandung ketekadan,
ketekunan, daya tahan, daya kerja, pendirian keberanian.
7. Kesederhanaan
Gaya hidup yang sederhana yaitu dibiasakan untuk tidak hidup boros.

26
8. Keberanian
Dapat diwujudkan dalam bentuk berani mengatakan dan membela kebenaran.
9. Keadilan
Adil adalah sama berat, tidak berat sebelah dan tidak memihak. Menempatkan segala sesuatu
pada tempatnya.

Sebagai PNS penting untuk menginternalisasikan dan mengimplementasikan nilai-nilai dasar


PNS agar setiap PNS mampu bekerja secara profesional dan kompeten pada bidang dan
jabatannya masing-masing.

27
NILAI NILAI DASAR PNS ANEKA
NO RENCANA KEGIATAN ETIKA KOMITMEN ANTI
AKUNTABILITAS NASIONALISME
PUBLIK MUTU KORUPSI
1. Penyuluhan dan sosialisasi Bertanggung jawab SILA II Dengan Inovatif dengan Tanggung
manfaat vaksinasi COVID- dan parsipatif Memeperlakukan memberikan memberikan jawab dan
19 pada ibu hamil. dalam Ibu hamil sama penyuluhan dan penyuluhan disiplin ketika
melaksanakan seperti masyarakat sosialisasi pada kepada ibu hamil melaksanakan
penyuluhan dan lain, yang sama ibu hamil tentang manfaat penyuluhan dan
sosialisasi sama peserta vaksin covid- 19 sosialisasi.
membutuhkan menghargai
informasi tentang komunikasi
vaksi Covid- 19 kepada ibu
hamil dalam
menyampaikan
manfaat
vaksinasi ibu
hamil.

28
2. Membuat poster tentang Bertanggung jawab Bekerja keras Cermat dan Inovatif dengan Tanggung
manfaat vaksinasi COVID- dalam pembuatan dalam pembuatan teliti dalam membuat poster jawab dan kerja
19 pada ibu hamil poster sehingga poster sehingga membuat poster agar ibuhamil keras dalam
dapat memberikan dapat menyajikan dapat mudah pembuatan
informasi yang informasi yang memahami poster sehingga
menarik bagi dimengerti ibu manfaat menghasilkan
masyarakat. hamil pentingnnya poster yang
vaksin Covid 19 menarik.
3. Membuat leaflet tentang Bertanggung jawab Bekerja keras Cermat dan Inovatif dengan Tanggung
manfaat vaksinasi COVID- dalam pembuatan dalam pembuatan teliti dalam membuat leaflet jawab dan kerja
19 pada ibu hamil. leaflet sehingga leaflet sehingga membuat leaflet yang bisa dibaca keras dalam
dapat memberikan dapat menyajikan ole ibu hamil, pembuatan
informasi yang informasi yang sehingga poster sehingga
menarik bagi ibu dimengerti ibu menambah menghasilkan
hamil. hamil. pengetahuannnya leaflet yang
tentang manfaat menarik.
vaksinasi Covid -
19
4. Melaksanakan kegiatan Transparansi dan Sila III Berkomunikasi Dengan Disiplin dan
vaksinasi COVID-19 pada kejelasan, dengan Bekerja sama dengan baik koordinasi tanggung jawab
ibu hamil di berkoordinasi sehingga tercapai sesama rekan dengan bidan , dalam
Pustu/Poskesdes. dengan bidan desa tujuan yang kerja, sehingga diharapakan menyiapkan

29
penulis berarti diinginkan tercapai tujuan tercipta tempat tempat
menjelaskan yang diinginkan yang mendukung vaksinasi untuk
bagaimana pelaksanaan ibu hamil
sistematis dan apa vaksinasi ibu
saja yang hamil
diperlukan saat
pelaksanaan
vaksinasi Covid- 19
padaibu hamil.
5. Melakukan kunjungan rumah Memiliki komitmen Sila II Berkomunikasi Dengan Tanggung
dan konseling bagi ibu hamil yang tinggi dalam Memperlakukan dengan baik melakukan jawab dan kerja
yang tidak melakukan menjalankan tugas semua sasaran ibu terhadapibu kunjungan keras dalam
vaksinasi. ditunjukan dengan hamil sama. hamil rumah, melakukan
melakukan diharapkan kunjungan
kunjungan rumah capaian ibu rumah terhadap
terhadap sasaran hamil yang ibu hamil yang
ibu hamil yang vaksin sesuai tidak mau untuk
tidak datang pada sasaran tercapai. divaksinasi.
saat pelaksanaan
vaksinasi

30
3.3 Relevansi Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI dengan Rencana Kegiatan
Aktualisasi
Selanjutnya, dalam aktualisasi nilai-nilai dasar ASN perlu pula dikaitkan dengan peran dan
kedudukan ASN dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang pada teorinya
berkaitan dengan :

1. Manajemen ASN
Manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah pengelolaan Aparatur Sipil Negara (ASN)
untuk menghasilkan pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN) yang profesional, memiliki nilai
dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan
nepotisme. Manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN) lebih menekankan kepada pengaturan
profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya Aparatur Sipil Negara
(ASN) yang unggul, selaras dengan perkembangan zaman. Berdasarkan jenisnya, Aparatur Sipil
Negara (ASN) terdiri dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja (PPPK). Berdasarkan UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
(ASN), manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN) berdasarkan pada asas :
1. Kepastian hukum
2. Profesionalitas
3. Proporsionalitas
4. Keterpaduan
5. Delegasi
6. Netralitas
7. Akuntabilitas
8. Efektif dan efisien
9. Keterbukaan
10. Nondiskriminatif
11. Persatuan dan kesatuan
12. Keadilan dan kesetaraan
13. Kesejahteraan

31
2. Pelayanan Publik
Dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik, dijelaskan bahwa
Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan
pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk
atas barang, jasa, dan/atau pelayan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayan
publik. Terdapat tiga unsur penting dalam pelayanan publik, yaitu unsur pertama, adalah
organisasi penyelenggaraan pelayanan publik. Unsur kedua adalah penerima layanan (pelanggan)
yaitu orang, masyarakat atau organisasi yang berkepentingan, dan unsur ketiga, adalah kepuasan
yang diberikan dan atau diterima oleh penerima layanan (pelanggan). Pelayanan publik memiliki
prinsip- prinsip agar terwujud pelayanan yang prima, yaitu : partisipatif, transparan, responsif,
tidak diskriminatif, mudah dan murah, efektif dan efisien, aksesibel, akuntabel, dan berkeadilan.

3. Whole Of Government (WoG)


WoG didefinisikan sebagai “Suatu model pendekatan integratif fungsional satu atap” yang
digunakan untuk mengatasi wicked problems yang sulit dipecahkan dan diatasi karena berbagai
karakteristik atau keadaan yang melekat antara lain: tidak jelas sebabnya, multi dimensi,
menyangkut perubahan perilaku.
WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-
upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang
lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan
pelayanan publik.Oleh karenanya WoG juga dikenal sebagai pendekatan interagensi, yaitu
pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan yang
relevan.
Terdapat beberapa alasan yang menyebabkan mengapa WoG menjadi penting dan tumbuh
sebagai pendekatan yang mendapatkan perhatian dari pemerintah.Pertama, adalah adanya faktor-
faktor eksternal seperti dorongan publik dalam mewujudkan integrasi kebijakan, program
pembangunan dan pelayanan agar tercipta penyelenggaraan pemerintahan yang lebih baik. Selain
itu perkembangan teknologi informasi, situasi dan dinamika kebijakan yang lebih kompleks juga
mendorong pentingnya WoG dalam menyatukan institusi pemerintah sebagai penyelenggara
kebijakan dan layanan publik.Kedua, terkait faktor-faktor internal dengan adanya fenomena
ketimpangan kapasitas sektoral sebagai akibat dari adanya nuansa kompetisi antar sektor dalam

32
pembangunan. Satu sektor bisa menjadi sangat superior terhadap sektor lain, atau masing-masing
sektor tumbuh namun tidak berjalan beriringan, melainkan justru kontra produktif atau “saling
membunuh”. Masing-masing sektor menganggap bahwa sektornya lebih penting dari yang
lainnya.Ketiga, khususnya dalam konteks Indonesia, keberagaman latar belakang nilai, budaya,
adat istiadat, serta bentuk latar belakang lainnya mendrong adanya potensi disintegrasi bangsa.
Pemerintah sebagai institusi formal berkewajiban untuk mendorong tumbuhnya nilai-nilai
perekat kebangsaan yang akan menjamin bersatunya elemen-elemen kebangsaan ini dalam satu
frame NKRI.
Jenis pelayan publik yang dapat dilaksanakan dengan pendekatan WoG adalah:
a. Pelayanan yang bersifat administratif
Yaitu pelayanan publik yang menghasilkan berbagai produk dokumen resmi yang dibutuhkan
warga masyarakat.
b. Pelayanan jasa
Yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk jasa yang dibutuhkan warga masyarakat
seperti pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, perhubungan, dan lainnya.
c. Pelayanan barang
Yaitu pelayanan yang menghasilkan jenis barang yang dibutuhkan masyarakat seperti jalan,
perumahan, jaringan telepon, dll

33
KEDUDUKAN DAN PERAN ASN DALAM NKRI
NO RENCANA KEGIATAN PELAYANAN
MANAJEMEN ASN WOG
PUBLIK
1. Penyuluhan dan sosialisasi manfaat vaksinasi Menjadi perwujudan Menjaga kualitas dan Adanya keterkaitan
COVID-19 pada ibu hamil. tanggung jawab dan mutu pelayanan antar sektor dalam
konsistensi ASN dalam vaksinasi COVID-19 pemberian penyuluhan
2. Membuat poster tentang manfaat vaksinasi melaksanakan kegiatan- yang optimal bagi ibu dan sosialisai sera
COVID-19 pada ibu hamil. kegiatan yang hamil. konseling sampai
mendukung agar pelaksanaan vaksinasi
3. Membuat leaflet tentang manfaat vaksinasi pelaksanaan vaksinasi COVID-19 pada ibu
COVID- 19 pada ibu hamil. COVID-19 pada ibu hamil Baik dari atasan
hamil dapat berjalan sampai pada peserta
4. Melaksanakan kegiatan vaksinasi COVID-19 dengan optimal.
pada ibu hamil di Pustu/Poskesdes.

5. Melakukan kunjungan rumah dan konseling


bagi ibu hamil yang tidak melakukan vaksinasi

34
3.4 Rancangan Aktualisasi

Unit kerja : UPTD. Puskesmas Kutabuluh Kecamatan Kutabuluh Kabupaten Karo


Identifikasi Isu :
1. Menurunnya kepatuhan pengunjung dalam memakai masker di UPTD. Puskesmas Kutabuluh
Kabupaten Karo.
2. Belum optimalnya pelaksanaan vaksinasi covid- 19 pada ibu hamil di wilayah kerja UPTD.
Puskesmas Kutabuluh Kabupaten Karo
3. Belum optimalnya penggunaan buku KIA di wilayah kerja UPTD.Puskesmas Kutabuluh Kabupaten
Karo

Isu yang diangkat : Belum optimalnya pelaksanaan vaksinasi COVID-19 pada ibu hamil di wilayah kerja UPTD.
Puskesmas Kutabuluh Kabupaten Karo

Gagasan Pemecahan Isu :Optimalisasi pelaksanaan vaksinasi COVID-19 pada ibu hamil di wilayah kerjaUPTD. Puskesmas
Kutabuluh Kabupaten Karo

35
KONTRIBUSI
KETERKAITAN PENGUAT
TERHADAP
N TAHAPAN SBSTANSI AN NILAI
KEGIATAN OUTPUT/HASIL VISI
O KEGIATAN MATA ORGANISA
MISIORGANIS
PELATIHAN SI
ASI
1 2 3 4 5 6 7
Penyuluhan dan 1.Meminta
1 izin Tersedianya foto, Etika Publik Dengan Dengan
1. sosialisasi manfaat kepada atasan video, dan daftar saya akan dilaksanakannya dilaksanakan
vaksinasi COVID-19 untuk melakukan hadir saat meminta izin penyuluhan dan nya
pada ibu hamil. penyuluhan dan melakukan kepada atasan sosialisasi penyuluhan
sosialisasi tentang kegiatan dengan sikap tentang manfaat dan
manfaat vaksinasi penyuluhan dan sopan santun yang vaksinasi sosialisasi
COVID-19 pada sosialisasi merupakan COVID-19 pada manfaat
ibu hamil pada perwujudan nilai ibu hamil, maka vaksinasi
saat kelas ibu sopan santun dan dapat COVID-19
hamil hormat mewujudkan pada ibu
Misi I hamil, dapat
WoG Meningkatkan memperkuat
Saya akan kualitas sumber nilai
meminta izin dan daya manusia organisasi
kosultasi untuk yang berkarakter yaitu
pelaksanaan dan menjunjung kebersamaan

36
penyuluhan dan tinggi nilai dan
sosialisai manfaat budaya ditujukan kejujuran
vaksinasi COVID- dengan cara
19 pada ibu hamil. mewujudkan
Sumber Daya
Manusia yang
2.Melakukan Pelayanan Publik sehat.
penyuluhan dan Saya akan
sosialisasai tentang melakukan
manfaat vaksinasi penyuluhan dan
COVID-19 pada sosialisasi tentang
ibu hamil saat manfaat vaksinasi
kelas ibu hamil. COVID-19 pada
ibu hamil saat
kelas ibu hamil.

3.melakukan Nasionalisme
evaluasi kepada dengan
ibu hamil terkait berdisksusi dan
dengan materi Tanya jawab saya
yang disampaikan mewujudkan nilai
dengan cara dari sila 4 yaitu

37
diskusi dan Tanya Musyawarah
jawab.

4.membuat Komitmen Mutu


dokumentasi dari saya akan
kegiatan yang membuat
sudah dilakukan dokumentasi
berupa foto, video kegiatan yang
dan daftar hadir. sudah dilakukan,
berupa foto
kegiatan, daftar
hadir dan video
dengan benar dan
tepat, merupakan
perwujudan dari
nilai berorientasi
pada mutu
2. Membuat poster 1.meminta izin ke Tersedianya Etika Publik Dengan Dengan
tentang manfaat atasan untuk poster tentang Saya akan tersedianya membuat
vaksinasi COVID-19 pengadaan poster. manfaat vaksinasi meminta izin poster tentang poster
pada ibu hamil. COVID- 19 pada terlebih dahulu manfaat memperkuat
ibu hamil yang kepada atasan vaksinasi Covid- nilai

38
akan di tempelkan dengan sikap yang 19 pada ibu kedisplinan
di wilayah kerja baik dan sopan hamil dan dan
UPTD. santun ditempelkan di kejujuran
Puskesmas merupakanperwuj wilayah kerja
Kutabuluh. udan nilai sopan UPTD.
santun dan Puskesmas
hormat Kutabuluh
mewujudkan
Misi 4
2.membuat desain Akuntabilitas Meningkatkan
poster dengan Saya akan pelayanan publik
topik yang membuat desain
menarik tentang poster tentang
manfaat vaksinasi manfaat vaksinasi
bagi ibu hamil. Covid- 19 pada
ibu hamil dengan
menarik dan
mudah dimengerti
Merupakan
perwujudan dari
nilai tanggung
jawab dan

39
kejelasan

3.mencetak poster Komitmen Mutu


di tempat Saya akan
percetakan. mencetak poster
dengsn biaya yang
efisien dan
kualitas baik
merupakan
penerapan nilai
efektif dan
efisien.

4.menempelkan Saya akan


poster yang telah menempelkan
dicetak di wilayah poster yang
kerja UPTD. dicetak di wilayah
Puskesmas kerja UPTD.
Kutabuluh Puskesmas
Kutabuluh,
merupakan
penerapan nilai

40
tanggung jawab
3. Membuat leaflet 1.meminta izin Tersedianya Etika Publik Dengan Dengan
tentang manfaat kepada atasan leaflet yang Saya akan tersedianya membuat
vaksinasi COVID-19 untuk pengadaan membahas meminta izin leaflet yang leaflet
pada ibu hamil. leaflet manfaat dan terlebih dahulu berisi manfaat memperkuat
pentingnya kepada atasan dan pentingnya nilai
vaksinasi covid- dengan sikap yang vaksinasi covid- kedisplinan
19 pada masa baik dan sopan 19 di masa dan
pandemi. santun, merupakan pandemi yang kejujuran
perwujudan dari akan dibagikan
nilai sikap pada saat
hormat dan menyuluhan
sopan santun. mewujudkan
misi I dan IV
2.mencari bahan Komitmen mutu Mewujudkan
materi tentang saya akan mencari SDM yang sehat
manfaat vaksinasi bahan materi dan
COVID- 19 pada leaflet yang meningkatkan
ibu hamil. menarik dan pelayanan publik
kreatif dan
bermutu dan
merupakan

41
perwujudan nilai
bermutu
3.mencetak leaflet Komitmen Mutu
ditempat Saya akan
percetakan mencetak Leaflet
Sesuai Kebutuhan
dengan biaya yang
terjangkau dan
kualitas baik
merupakan
penerapan nilai
efektif dan efisien
4.memebagikan Etika Publik
leaflet pada saat Saya akan
penyuluhan dan membagikan
sosialisasi pada ibu leaflet kepada
hamil. setiap ibu hamil
pada saat
penyuluhan
merupakan
penerapan dari
nilai adil dalam

42
memberikan
pelayanan.

4. Melaksanakan 1.meminta izin Tersedianya Etika Publik Dengan Dengan


kegiatan vaksinasi kepada atasan agar tempat untuk Saya akan terpisahnya terpisahnya
COVID-19 pada ibu pelaksanaan ibu pelaksanaan meminta izin tempat tempat
hamil di hamil dilakukan di vaksinasi yang terlebih dahulu pelaksanaan vaksinasi
Pustu/Poskesdes. Pustu/poskesdes. terpisah dari kepada atasan vaksinasi COVID-19
masyarakat dengan sikap yang COVID-19 pada pada
umum lain. Dan baik dan ibu hamil. Maka ibuhamil,
tersedianya sopansantun, mewujudkan mewujudkan
foto,video, merupakan Misi I dan Misi nilai
lembar screaning perwujudan dari IV kebersamaan
saat kegiatan nilai sikap Mewujudkan dan nilai
vaksinasi yang hormat dan SDM yang sehat kedisplilnan
dilakukan di sopan santun. dan
Pustu/ poskesdes meningkatkan
pelayanan publik

2.berkoordinasi WoG
dengan bidan agar Saya meminta izin

43
menyiapkan kepada atasan
pustu/poskesdesny untuk pemisahan
a untuk tempat tempat vaksinasi
pelaksanaan pada ibu hamil
vaksinasi COVID- serta berkoordinasi
19 pada ibu hamil. dengan bidan desa
agar menyiapkan
tempat di
pustu/poskesdes
masing masing
pada saat kegiatan
vaksinasi COVID-
19

3.melakukan Akuntabilitas
kegiatan vaksinasi Dengan
COVID-19 di melakukan
Pustu/Poskesdes kegiatan vaksinasi
yang telah COVID-19
disiapkan bidan ditempat yang
desa. telah disiapkan
mewujudkan nilai

44
tanggung jawab
5. Melakukan kunjungan 1.mendata ibu Tersedianya foto, Akuntabilitas Dengan Dengan
rumah dan konseling hamil yang datang video pada saat Dengan melakukan melakukan
tbagi ibu hamil yang pada saat kegiatan kumjungan rumah mengetahui kunjungan kunjungan
tidak melakukan vaksinasi apakah dan melakukan kesesuain jumlah rumah rumah pada
vaksinasi. sudah sesuai konseling pada yang divaksinasi terhadapibu ibu hamil
dengan data ibu hamil dengan jumlah hamil yang tidak Mewujudka
sasaran ibu hamil sasaran datang pada saat n nilai
yang mau mewujudkan nilai pelaksanaan kebersamaan
divaksin. tanggung jawab vaksinasi maka dan
mewujudkan kedisplinan
2.melakukan Komitmen Mutu Misi I dan Misi
kunjungan rumah Denganmelakukan IV mewujudkan
terhadap sasaran kunjungan rumah SDM yang sehat
ibu hamil yang diharapkan ibu dan
tidak datang pada hamil bersedia meningkatkan
kegiatan vaksinasi untuk di vaksin pelayanan publik
serta melakukan sehingga
konseling terhadap pelaksanaan
ibu hamil. vaksinasi pada ibu
hamil menjadi
optimal

45
3.5 Rencana Jadwal Kegiatan Aktualisasi.
Kegiatan Aktualisasi Nilai-nilai Dasar Profesi Pegawai Negeri Sipil yakni ANEKA
(Akuntabilitas,Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi), dilakukan di
wilayah kerja UPTD. Puskesmas Kutabuluh Kabupaten Karo. Kegiatan aktualisasi ini akan
dilaksanakan mulai tanggal 28 November 2021 sampai dengan 26 Desember 2021. Berikut
adalah tabel rencana jadwal aktualisasi yang akan penulis lakukan

RENCANA JADWAL KEGIATAN AKTUALISASI

Bulan dan Tahun


November
No Kegiatan Desember 2021
2021
Minggu
4 1 2 3 4
1. Penyuluhan dan sosialisasi manfaat
vaksinasi COVID-19 pada ibu hamil ✓

2. Membuat poster tentang manfaat


✓ ✓
vaksinasi COVID-19 pada ibu hamil
3. Membuat leaflet tentang manfaat
✓ ✓
vaksinasi COVID-19 pada ibu hamil
4. Melaksanakan kegiatan vaksinasi
COVID-19 pda ibu hamil di
✓ ✓
Pustu/Poskesdes

5. Melakukan kunjungan rumah dan


konseling bagi ibu hamil yang tidak
✓ ✓ ✓ ✓
melakukan vaksinasi

46
BAB IV
PENUTUP

Rancangan aktualisasi digunakan sebagai pedoman dan panduan dalam menyelesaikan


isu yang didapatkan saat habituasi. Pemecahan isu dilakukan dengan gagasan pemecahan isu
yang tertuang dalam beberapa kegiatan yang dirancang. Isu yang diharapkan dapat diselesaikan
dengan membuat rancangan aktualisasi ini.
Penyelesaian isu ini harus mengaplikasikan nilai-nilai dasar ASN yaitu Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA), dengan demikian
maka penulis akan lebih memahami tentang sikap dan perilaku Aparatur Sipil Negara (ASN)
yang dapat memberikan kontribusi terhadap visi dan misi serta nilai organisasi.
Dengan tugas dan fungsi penulis sebagai bidan terampil, diharapkan mampu
melaksanakan kegiatan optimalisasi kegiatan vaksinasi Covid – 19 pada ibu hamil di wilayah
kerja UPTD. Puskesmas Kutabuluh Kecamatan Kutabuluh Kabupaten Karo , sehingga visi dan
misi Kabupaten Karo dapat senantiasa diwujudkan dan meningkatkan pelayanan kesehatan
terhadap masyarakat.

47
DAFTAR PUSTAKA

Lembaga Administrasi Negara. 2021. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Wawasan Kebangsaan
dan Nilai Nilai Bela Negara. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
Idris, Irfan dkk. 2019. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Analisis Isu Kontemporer. Jakarta :
Lembaga Administrasi Negara.
Ferrijana, Sammy dkk. 2019. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Kesiapsiagaan Bela Negara.
Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2021. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Akuntabilitas. Jakarta :
Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2021. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Nasionalisme. Jakarta
: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2021. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Etika Publik. Jakarta :
Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2021. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Komimen Mutu.
Jakarta : Lembaga Adminisrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2014. Mata Diklat Anti Korupsi. Jakarta : Lembaga Administrasi
Negara.
Kusnandar, Agung dkk. 2021. Modul Pembelajaran Mandiri Pelatihan Dasar CPNS Anti
Korupsi. Jakarta :Kedeputian Bidang Pendidikan dan Peran serta Masyarakat Komisi
Pemberantasan Korupsi.
Lembaga Administrasi Negara. 2021. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Manajeman Aparatur
Sipil Negara. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
Suwarno, Yogi dan Tri Atmojo Sejati. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Whole Of
Government. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
Purwanto, Erwan Agus dkk. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Pelayanan Publik. Jakarta
: Lembaga Administrasi Negara.
Utomo, Tri Widodo W dkk. 2017. Modul pelatihan Dasar calon PNS Habituasi. Jakarta :
Lembaga Administrasi Negara.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas.
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 36 tahun
2019 tentang Jabatan Fungsional Bidan.

48

Anda mungkin juga menyukai