Anda di halaman 1dari 25

LIMFADENOPATI

Laporan Kasus
Ibramu Al Furqan
1102012115
Pembimbing: dr.Wiganda, Sp.B
RS Moh. Ridwan Maureksa
LAPORAN KASUS

1. Identitas Pasien
Nama : Ny. F.E.J
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur pasien : 25 tahun
Alamat : Jl. Kencur IV no. 21, KPAD Cibubur
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Tanggal masuk : 7 Januari 2016
Tanggal Pulang : 10 Januari 2016
Autoanamnesis

Keluhan utama:
Benjolan pada leher kiri

Keluhan tambahan:
Batuk, demam, sakit kepala, dan
terasa panas
Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang dengan keluhan terdapat
benjolan pada leher sebelah kiri. Benjolan
muncul sejak kurang lebih 4 bulan yang
lalu. Awalnya benjolan hanya sebesar biji
jagung lama kelamaan benjolan membesar.
Satu hari sebelum masuk rumah sakit
benjolan pecah mengeluarkan cairan warna
putih disertai kemerahan. Pasien juga
mengeluh batuk, demam, dan sakit kepala.
Penyakit Asma: Disangkal Obat TB Paru

Riwayat Penyakit dahulu

Alergi

Riwayat Pengobatan
Disangkal
Penyakit seperti
ini:
Disangkal
Penyakit Maag:
Disangkal
Penyakit Darah Tinggi:
Disangkal

Riwayat
Penyakit Kencing Manis:
Penyakit
Disangkal
Keluarga

Penyakit Asma:
Disangkal
Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan Umum:
Tampak sakit sedang
2.Kesadaran:
Compos Mentis
3. Tanda-tanda Vital
Tekanan Darah: 120/80 mmHg
Nadi : 80 x / menit
Pernapasan : 20 x / menit
Suhu : 36ºC

Status Generalis

Kepala : Normochepal
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-). Pupil bulat, isokor, diameter 3mm
Telinga : Discharge (-/-)
Hidung : Sekret (-/-), deviasi (-)
Mulut : Sianosis (-/-), hiperemis (-)
Leher : Trakea di tengah, kelenjar tiroid tidak teraba membesar. KGB membesar. Lihat status
lokalis.
• Inspeksi : Simetris, tidak ada retraksi intercostal.
Paru- • Palpasi : Fremitus taktil dan vocal kanan dan kiri sama kuat.

Paru • Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru.


• Auskultasi : Suara dasar vesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/-.

• Inspeksi : Tidak tampak pulsasi ictus cordis.


• Palpasi : Ikrus cordis tidak teraba.
Jantung • Perkusi : Tidak ada pembesaran batas jantung
• Auskultasi : Murmur (-), Gallop (-)

• Hepar : Pembesaran hepar (-)


Abdomen • Lien : Pembesaran lien (-)
Ekstremitas
Ekstremitas superior : Tidak ada deformitas, tidak ada
edema.
Ekstremitas inferior : Akral hangat, sianosis (-), dan CRT < 2

Status Lokalis
Regio Colli Sinistra
Inspeksi : Hiperemis (+), Pus (+) warna putih
Palpasi : Kalor (+), Nyeri tekan (+), Konsistensi lunak, fluktuatif (+), mobile, dan ukuran 2 x 2
x 2 cm
Laboratorium
Hb = 11,8 g% (10,7 – 14,7)
Ht = 36 % (31 – 43)
Trombosit = 364.000 gg/dl (150.000 – 440.000)
Leukosit = 11.400 gr/dl (3600 – 11.000)
LED = 70 mm/jam (<20)
GDS = 113 mg/dl (<140)

Foto thorax  Cor: DBN, Pleura: Pneumonia duplex, infeksi campuran


Diagnosis Primer: Suspect
Limfadenopati Tb
 
Terapi:

Terapi konservatif
IVFD RL 20 tetes/menit
Cefoferazon inj 2x1 gr
Ketorolac inj 3x1
Ranitidin 2x1

Terapi bedah
Eksisi

Prognosis
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad sanationan : ad bonam
Quo ad fungtionam : ad
bonam
Tinjauan Pustaka

Anatomi

Fungsi dari KGB sebagai tempat pertukaran

limfosit dengan limfe (menyingkiran,

menyimpan, memproduksi dan

menambahkan).
Definisi

Limfadenopati merupakan pembesaran kelenjar getah bening

dengan ukuran lebih besar dari 1 cm. Kepustakaan lain

mendefinisikan limfadenopati sebagai abnormalitas ukuran atau

karakter kelenjar getah bening.

3.2% >40 thn


Belanda: 10% butuh resiko
2.556 dirujuk ke biopsy dan keganasan
kasus suspesialis 1.1% 4%, <40
keganasan thn 0.4%
Etiologi
Klasifikasi

Generalisata

• Limfadenopati pada 2 atau lebih regio anatomi yang


berbeda
• ¼ penderita datang dengan limfadenopati generalisata

Lokalisata

• Limfadenopati pada 1 regio


• ¾ penderita datang dengan limfadenopati lokalisata
Patofisiologi
Diagnosis

Anamnesis

Lokasi
Gejala Riwayat
penyerta penyakit

Riwayat
Riwayat
pemakaia
pekerjaan
n obat
Pemeriksaan Fisik

• Ukuran: normal bila diameter 0,5 cm dan lipat paha >1,5 cm dikatakan
abnormal.

• Nyeri tekan: umumnya diakibatkan peradangan atau proses perdarahan.

• Konsistensi: keras seperti batu mengarahkan kepada keganasan, padat seperti


karet mengarahkan kepada limfoma; lunak mengarahkan kepada proses infeksi;
fluktuatif mengarahkan telah terjadinya abses/pernanahan.

• Penempelan/bergerombol: beberapa KGB yang menempel dan bergerak


bersamaan bila digerakkan. Dapat akibat tuberkulosis, sarkoidosis atau
keganasan.
Pemeriksaan Penunjang

USG

CT-Scan
Gondongan
Gondongan

Diagnosi
Hemangioma
Hemangioma
s Kista
Kista duktus
duktus
tiroglosus
tiroglosus

Banding

Kista
Kista
dermoid
dermoid
Pengobatan

Pengobatan dilakukan dengan tuberkulositik.bila terjadi abses, perlu dilakukan


aspirasi dan bila tidak berhasil, sebaiknya dilakukan insisi serta pengangkatan
dinding abses dan kelenjar getah bening yang bersangkutan.

Pembesaran kelenjar getah bening biasanya disebabkan oleh virus dan sembuh
sendiri

Pengobatan pada infeksi kelenjar getah bening oleh bakteri (limfadenitis)


adalah anti-biotic oral 10 hari dengan pemantauan dalam 2 hari pertama
Bila penyebab limfadenopati adalah mycobacterium tuberculosis maka diberikan
obat anti tuberculosis selama 9-12 bulan. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia
(PDPI) mengklasifikasikan limfadenitis TB kedalam TB di luar paru dengan
paduan obat 2RHZE/10RH
Komplikasi

Pembentukan abses

Sepsis (septikemia atau keracunan darah)

Fistula (terlihat dalam limfadenitis yang disebabkan oleh


TBC)
Prognosis

Prognosis untuk pemulihan adalah baik jika segera diobati


dengan pengobatan yang tepat

Pengobatan yang tidak tuntas dapat menyebabkan resistensi


dan septikemia.

Anda mungkin juga menyukai