Anda di halaman 1dari 33

BATU URETRA

TRI ANGGUN UTAMI


71.2014.032

PEMBIMBING :
dr. Fahriza Utama Sp.B

SMF / DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM


RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
TAHUN 2015-2016
BAB I Pendahuluan
Penyakit menyerang penduduk seuruh
duniaIndonesia
>Berkembang :Batu Buli
>Maju : Batu Saluran Atas

Diseluruh dunia rata-rata1-2%Batu


saluran kemih

Penyakit terbanyak di bidang


Urologi disamping ISK dan
pembesaran prostat Bernigna

Kekambuhan
pembentukan batu

Bagian penting
perawatan
medis
2.1 Tinjauan Pustaka

Uretra Pria
- Panjang sekitar
20 cm
- F/ organ seksual
- 2 Otot spingter
interna dan
eksterna
- Uretra dibagi :
pre-
prostatika,pars
prostatika,pars
membranosa,
dan pars
spongiosa
Uretra Wanita
- Panjang sekitar
3,5 cm
- Uretra tidak
berfungsi
reproduktif
- 1 Otot spingter
eksterna
2.2 Definisi
Batu Uretra biasanya berasal dari batu ginjal/ ureter yang turun ke buli-
buli, kemudian masuk ke urethra.

batu urethra yang merupakan batu primer

terbentuk di urethra sangat jarang, kecuali jika terbentuk di dalam


ventrikel urethra
2.3 Etiologi

Idiopatik
Epidemiologi
Hubungan Aliran - Faktor intrinsik
Urin, gangguan (herediter,
metabolik, umur,JK)
ISK,dehidrasi -Faktor ekstrinsik
(geografi,iklim,
temp, asupan air,
diet,pekerjaan)

BSK
2.4 Epidemiologi

Angka Kejadian
batu uretra tidak
lebih dari 1% dari
seluruh batu kemih.
2.5 Patogenesis
Kristal-kristal Jika tidak ada (Suhu, ph larutan, adanya koloid di
yang larut keadaan-keadaan dalam urine, laju aliran urine di
dalam urine dalam saluran kemih, atau adanya
tertentu yang
korpus alienum di dalam saluran
dalam menyebabkan kemih yang bertindak sebagai inti
keadaan terjadinya presipitasi batu)
metasble kristal

Kristal-kristal yang Agregasi dan menarik


saling mengadakan bahan-bahan lain sehingga Agregasi dan menarik
presipitasi menjadi kristal bahan-bahan lain
membentuk inti batu (agregat kristal masuh sehingga menjadi kristal
(nukleasi) rapuh dan belum cukup yang lebih besar
menyumbat)

Agregat kristal Bahan-bahan lain diendapkan pada


menempel pada agregat itu sehingga membentuk batu
epitel saluran kemih yang cukup besar untuk menyumbat
(membentuk retensi
kristal saluran kemih
Kandungan batu kemih kebayakan terdiri dari :
• 1. 75 % kalsium.
• 2. 15 % batu tripe/batu struvit (Magnesium Amonium Fosfat).
• 3. 6 % batu asam urat.
• 4. 1-2 % sistin (cystine).
Faktor yang mempengaruhi BSK

Jenis cairan
Penurunan yang
jumlah air diminum
Hiperurikos kemih
uria
Hipositrat
uria

Hiperkal
siuria
• Hiperoksalouria
• Ginjal Spongiosa Medula
• Batu Struvit
Batu struvit disebabkan karena adanya infeksi saluran kemih dengan organisme
yang memproduksi urease.
• Batu Asam Urat
Batu asam urat banyak disebabkan karena pH air kemih
rendah, dan hiperurikosuria (primer dan sekunder).
• Batu sistin Batu karena kenainan metabolimse sistin yaitu
kenainan absorsi sistin di mukosa usus
2.6 Manifestasi Klinis

Keluhan tergantung
Umumnya gejala pada posisi atau
batu saluran kemih letak batu, besar
merupakan akibat batu, dan penyulit
obstruksi aliran yang telah terjadi
kemih dan infeksi

Keluhan yang miksi


.Nyeri dirasakan tiba-tiba berhenti
di glans penis hingga terjadi
atau pada retensi urine, yang
tempat batu mungkin
berada sebelumnya
jika batu berasal didahuliu dengan
dari ureter turun nyeri pinggang
ke buli-buli ke
urethra, biasanya
pasien mengeluh
nyeri pinggang
sebelum
mengeluh
kesulitan miksi
2.7 Diagnosis
Pasien dengan BSK
mempunyai
keluhan yang
anamnesis dan jasmani bervariasi
untuk menegakkan
diagnosis, penyakit batu
perlu ditunjang dengan
pemeriksaan radiologik,
laboratorium dan penunjang Anamnesis
Keluhan ini dapat
lain untuk menentukan disertai dengan
kemungkinan adanya penyulit berupa
obstruksi saluran kemih, demam, tanda-
tanda gagal ginjal
infeksi dan gangguan faal
ginjal

Penyakit terdahulu:
Bervariasi mulai Sudut kosto vertebra :
tanpa kelainan fisik nyeri tekan, nyeri
sampai tanda-tanda ketok,pembesaran
sakit berat ginjal
tergantung pada
letak batu dan
penyulit yang
ditimbulkan
Pemeriksaan Supra simfisis: nyeri
Fisik tekan, teraba batu,
buli-buli penuh
pemeriksaan fisik
urologi

Gebitalia eksterna :
teraba batu di uretra
Pemeriksaan Fisik
umum
Colok dubur : teraba
batu pada buli-buli
(palpasi bimanual).
Pemeriksaan urin rutin untuk melihat eritosituri,
leukosituria, bakteriuria(nitrit), pH urin

Urinalysis :
Pemeriksaan pH > 7,5 :lithiasis karena infeksi
laboraturium pH <5,5 : lithiasis karena asam urat

Pemeriksaan darah berupa hemoglobin,


leukosit, ureum dan kreatinin
. Pemeriksaan rutin meliputi foto polos perut (KUB)
dengan pemeriksaan ultrasonografi atau intravenous
pyelograpy (IVP) atau spinal CT

Pemeriksaan
Radiologi Temuan Gambaran :
1. Batu radioopak : kalsium oksalat, kalsium fosfat
2. Semiopak : magnesium ammonium, phosphate
(struvit),cystine
3. Batu Radiolusent: asam urat, xanthine, triamterene
4.IVP : batu radiolucent, kelainan anatomi
2.8 Diagnosis Banding

• Kolik ginjal dan ureter kolik saluran cerna


• itu pada perempuan perlu juga dipertimbangkan adneksitis
• Bila terjadi hematuria, perlu dipertimbangkan kemungkinan
keganasan apalagi bila hematuria terjadi tanpa nyeri
• Pielonefritis akut
• Tumor ginjal, ureter dan vesica urinaria
• Kolesistitis akut
• Apendisitis akut
2.9 Pemeriksaan Penunjang
Pielografi Intra Vena
(PIV)Pemeriksaan ini bertujuan
Foto Polos AbdomenBatu-batu
jenis kalsium oksalat dan kalsium menilai keadaan anatomi dan
fosfat bersifat radio opak dan fungsi ginjal. Selain itu PIV dapat
paling sering dijumpai diantara mendeteksi adanya batu semi-
batu lain, sedangkan batu asam opak ataupun batu non opak yang
urat bersifat non opak (radio tidak dapat terlihat oleh foto
lusen polos abdomen

USG dikerjakan bila pasien tidak


mungkin menjalani pemeriksaan PIV,.
Pemeriksaan USG dapat menilai adanya Pemeriksaan Mikroskopik
batu di ginjal atau di buli-buli (yang Urin, untuk mencari
ditunjukkan sebagai echoic shadow), hematuria dan Kristal
hidronefrosis, pionefrosis, atau
pengkerutan ginjal
Pemeriksaan Mikroskopik Urin, untuk
mencari hematuria dan Analisis batu, untuk
Kristal.Renogram, dapat diindikasikan mengetahui asal
pada batu staghorn untuk menilai terbentuknya.
fungsi ginjal.

DPL, ureum,
kreatinin, elektrolit,
kalsium, fosfat, urat,
Kultur urin, untuk mecari protein, fosfatase
adanya infeksi sekunder. alkali serum
2.10 Penatalaksanaan
Batu ureter <5 mm bisa keluar spontan Terapi
bertujuan untuk mengurangi nyeri, memperlancar
aliran urin dengan pemberian diuretikum

Batu pada meatus uretra eksternum atau fossa


navikularis dapat diambil dengan forsep sedangkan
batu setelah terlebih dahulu dilakukan pelebaran
meatus uretra (meatotomi)

batu kecil di uretra anterior dapat dicoba dikeluarkan


dengan melakukan lubrikasi terlebih dahulu dengan
memasukkan campuran jelly dan lidokain 2%
intrauterin dengan harapan batu dapat keluar spontan

Batu yang masih cukup besar dan berada di uretra


posterior, didorong dahulu hingga masuk ke buli-buli
dan selanjutnya baru dilakukan litotripsi.

batu yang besar dan menempel di uretra sehingga sulit


berpindah tempat meskipun telah dicoba untuk
disorong ke proksimal (dilubrikasi), mungkin perlu
dilakukan uretrolitotomi atau dihancurkan dengan
pemecahan batu transuretra
2.11 Pencegahan

• Menghindari dehidrasi dengan minum cukup dan diusahakan produksi urin 2-


3 liter per hari.
• Diet untuk mengurangi kadar zat-zat komponen pembentuk batu.
• Aktivitas harian yang cukup.
• Pemberian medikamentosa.
• Beberapa diet:
• Rendah protein, karena protein akan memacu ekskresi
kalsium urine dan menyebabkan suasana urine menjadi
lebih asam.
• Rendah oksalat.
• Rendah garam, karena natriuresis akan memacu timbulnya
hiperkalsiuri.
• Rendah purin.
• Diet rendah kalsium tidak dianjurkan kecuali pada pasien
yang menderita hiperkalsiuri tipe II. \
2.4 Komplikasi

Hidronefrosis Pielonefrosis Uremia Gagal Ginjal


2.13 Prognosis

• Tergantung dari faktor-faktor ukuran batu, letak batu, dan adanya infeksi serta
obstruksi.
• Makin besar ukuran suatu batu, makin buruk prognosisnya.
• Letak batu yang dapat menyebabkan obstruksi dapat mempermudah terjadinya
infeksi.
• Makin besar kerusakan jaringan dan adanya infeksi penurunan fungsi ginjal
Kesimpulan

• Batu Uretra biasanya berasal dari batu ginjal/ ureter yang turun ke buli-
buli, kemudian masuk ke urethra
• Etiologi di bagi atas beberapa faktor yaitu faktor intrinsik dan faktor
akstrinsik
• Angka kejadian batu urethra ini tidak lebih 1 % dari seluruh batu kemih
• Manifestasi klinis yang dapat ditemukan yaitu Keluhan yang disampaikan
pasien adalah miksi tiba-tiba berhenti hingga terjadi retensi urine, yang
mungkin sebelumnya didahuliu dengan nyeri pinggang.
• Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk penegakkan
diagnosis dan rencana terapi
• Batu yang sudah menimbulkan masalah pada saluran kemih secepatnya harus
dikeluarkan agar tidak menimbulkan penyulit yang lebih parah
• Indikasi untuk melakukan tindakan atau terapi pada batu saluran kemih
adalah jika batu telah menimbulkan obstruksi, infeksi atau harus diambil
karena suatu indikasi sosial
• Komplikasi batu ginjal diibedakan menjadi komplikasi akut dan komplikasi
jangka panjang.
• Setelah batu dikeluarkan dari saluran kemih, tindakan selanjutnya yang tidak
kalah pentingnya adalah upaya menghindari timbulnya kekambuhan.
Saran

Bila di temukan pasien dengan nyeri pinggang perlu dilakukan pemeriksaan


segera untuk mengetahui kemungkinan adanya batu ginjal untuk mencegah
komplikasi yang serius

Anda mungkin juga menyukai