Anda di halaman 1dari 39

Case Report Session

1
URETEROLITHIASIS
Preseptor: dr. Sufriadi, SpU

Fanny Permata Andriani 1840312264


BAB I
PENDAHULUAN 2
3

• Batu saluran kemih (BSK) merupakan Obstruksi ekstrarenal intraluminar yang


tiga penyakit terbanyak di bidang
paling sering ditemui : batu ginjal atau batu
urologi di samping infeksi saluran kemih
dan BPH. ureter

Ureterolitiasis adalah kalkulus atau batu di


dalam ureter. Batu ureter pada umumnya
adalah batu yang terbentuk di dalam sistem
kalik ginjal, yang turun ke ureter

Berdasarkan lokasinya, batu saluran kemih Insiden BSK :


ini dapat dibagi menjadi empat yaitu batu Di Amerika Serikat 5 – 10%
ginjal, batu ureter, batu kandung kemih, D seluruh dunia rata-rata terdapat 1 – 12%
dan batu uretra
4

• Memahami serta menambah pengetahuan tentang Ureterolithiasis


Tujuan
Penulisan

• Membahas mengenai anatomi, definisi, epidemiologi, etiologi dan patogenesis,


manifestasi klinis, diagnosis, diagnosis banding, penatalaksanaan, komplikasi,
Batasan
Masalah dan prognosis ureterolithiasis

• Metode penulisan tinjauan kepustakaan merujuk pada berbagai literatur.


Metode
Penulisan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 5
DEFINISI 6

Urolitiasis

Nephrolitiasis

Ureterolitiasis

Vesicolitiasis
ANATOMI 7
ETIOLOGI 8

Faktor intrinsik Faktor ekstrinsik


• Herediter • Iklim dan temperatur
• Umur: sering pada usia 30-50 tahun • Asupan air, kurangnya asupan air dan
tingginya kadar mineral kalsium pada air
• Jenis kelamin: perbandingan laki-laki
yang dikonsumsi, dapat meningkatkan
dengan perempuan 3:1
insiden batu saluran kemih
• Diet banyak purin, oksalat, dan kalsium
mempermudah terjadinya penyakit batu
saluran kemih
• Pekerjaan yang banyak duduk atau
kurang aktivitas

Etiologi pembentukan batu: idiopatik, gangguan aliran urin, gangguan


metabolisme, infeksi saluran kemih, dehidrasi
Teori pembentukan batu 9

Teori Nukleasi

Teori Matriks

Penghambatan kristalisasi
Komposisi Batu Saluran Kemih 10

Batu Kalsium
• Paling banyak dijumpai, 70-80% dari seluruh batu saluran kemih.
Kandungan batu tdd kalsium oksalat, kalsium fosfat, atau
campuran dari kedua unsur tersebut.
• Faktor terjadinya batu kalsium
• Hiperkalsiuria
• Hipositraturia
• Hiperurikosuria
• Hiperoksaluri
• Hipomagnesuria
11

Batu Struvit
• Batu infeksi.
• Batu sering terletak pada saluran kemih bagian atas, biasanya
pelvis ginjal, 'staghorn'
• Batu yang terbentuk biasanya disebabkan ISK oleh Proteus spp,
Klebsiella spp, Escherichia coli, Pseudomonas spp
• Mengakibatkan alkalinisasi urin dan produksi ammonia secara
berlebihan. Keadaan ini akan akan menyebabkan presipitasi
magnesium ammonium phosphate (struvit).

12

Batu Asam Urat


• Asam urat berasal dari sumber endogen, serta dari konsumsi
makanan yang mengandung purin. Berkurangnya volume urin
disertai dengan dehidrasi, hyperuricemiadan pH urin <6
merupakan faktor penting yang mempengaruhi pembentukan batu
asam urat.
Diagnosis 13
Manifestasi Klinis

• Nyeri pinggang • Batu yang terletak di sebelah distal


ureter : nyeri pada saat kencing atau
• Nyeri kolik dan atau nyeri non kolik
sering kencing
• Penjalaran nyeri ke perut bagian depan,
• Batu yang ukurannya kecil (<5 mm)
perut sebelah bawah, daerah inguinal,
umumnya dapat keluar spontan
dan sampai ke kemaluan
• Batu yang lebih besar seringkali tetap
• Dapat disertai mual dan muntah,
berada di ureter dan menyebabkan reaksi
berkeringat dingin, pucat dan dapat
peradangan (periureteritis) serta
terjadi renjatan
menimbulkan obstruksi kronik berupa
hidroureter/hidronefrosis.
• Terkadang disertai hematuria
Diagnosis 14
Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik mungkin didapatkan :


• nyeri ketok pada daerah kostovertebra.
• Teraba ginjal pada sisi sakit akibat hidronefrosis,
• terlihat tanda-tanda gagal ginjal, retensi urin, dan jika disertai infeksi didapatkan
demam/menggigil.
Diagnosis 15
Pemeriksaan Penunjang

• leukosituria, hematuria, dan dijumpai kristal-kristal pembentuk batu


sedimen
urine

• Menilai fungsi ginjal


faal ginjal • Untuk mempersiapkan pasien menjalani pemeriksaan IVP

• Mengetahui faktor penyebab timbulnya batu saluran kemih : kalsium,


kadar oksalat, fosfat maupun urat didalam darah maupun dalam urine
elektrolit
Diagnosis 16
Pemeriksaan Penunjang

• melihat adanya batu radio-opak.


Foto polos
abdomen • Batu-batu jenis kalsium oksalat dan kalsium fosfat bersifat radio-opak
(BNO)

• Menilai fungsi ginjal


faal ginjal • Untuk mempersiapkan pasien menjalani pemeriksaan IVP

• Intravenous Pyelografi (IVP) dapat mendeteksi adanya batu semi-opak ataupun batu
IVP non opak yang tidak dapat terlihat oleh foto polos abdomen

• dikerjakan bila pasien tidak mungkin menjalani pemeriksaan IVP, yaitu pada keadaan:
USG alergi bahan kontras, faal ginjal menurun, & pada wanita yang sedang hamil
Penatalaksanaan 17

• Batu ureter < 5 mm bisa keluar spontan, pilihan terapi konservatif:


• NSAID
• Minum sehingga diuresis 2 liter/hari atau pemberian diuretikum
• α - blocker
• Batas lama terapi konservatif adalah 6 minggu
18

Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy (ESWL)


• Gelombang kejut bertekanan tinggi melepaskan energi ketika
melewati area-area yang memiliki kepadatan akustik berbeda.
• Tujuan dari metode ini : memecah batu menjadi partikel-partikel
yang cukup kecil sehingga dapat melewati ureter tanpa
menimbulkan nyeri yang berarti.

Ureterorenoskopi (URS)
• Memasukkan alat ureteroskopi per uretram guna melihat keadaan
ureter atau sistem pielokaliks ginjal. Dengan memakai energi
tertentu, batu yang berada di dalam ureter maupun sistem
pelvikalises dapat dipecah melalui tuntunan ureteroskopi.
19

Percutaneus Nephrolithotomy (PNL)


• Prosedur mengeluarkan batu yang berada di dalam saluran
ginjal dengan cara memasukkan alat endoskopi ke sistem kalises
melalui insisi pada kulit. Batu kemudian dikeluarkan atau
dipecah terlebih dahulu menjadi fragmen kecil.

Pembedahan Terbuka
• ureterolitotomi : jarang dilakukan, kecuali pada kasus dimana
batu berukuran besar atau pasien memiliki kelainan anatomi
ginjal atau ureter.
BAB III
LAPORAN KASUS 20
Identitas Pasien 21

• Nama : Ny. M
• Usia : 51 tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• No. RM : 035661
• Alamat : Sungai Puar
• Agama : Islam
• Tanggal datang : 22 Januari 2019
Anamnesis 22
Keluhan Utama
Nyeri pinggang kiri sejak 7 bulan yang lalu

RPS
• Nyeri saat kencing (+) nyeri dirasakan
• Nyeri pinggang kiri sejak 7 bulan yang diakhir kencing
lalu
• Mengedan saat kencing (+)
• Nyeri dirasakan hilang timbul dan
menjalar ke ari-ari • Kencing 4-6 kali sehari
• Mual (-), muntah (-) • Riwayat sering menahan kencing (+)
• Perut terasa kembung (-) • Konsumsi kopi, teh, minuman bersoda (-)
• Penurunan nafsu makan (-) • Pasien mengaku kurang minum (+)
• Demam (-) • Riwayat BAB keras, sering mengedan (+)
• Kencing berpasir (+) • Riwayat operasi sebelumnya (-)
• Kencing berdarah (-) • Riwayat trauma sebelumnya (-)
23

Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat Alergi


• Riwayat Hipertensi tidak ada • tidak ada
• Riwayat Diabetes Melitus tidak ada Riwayat Kebiasaan, Sosial dan Ekonomi
• Riwayat batu saluran kemih (-) • Pasien bekerja sebagai wiraswasta
(berjualan makanan)
Riwayat Penyakit Keluarga
• Pasien tidak merokok
• Tidak ada keluarga yang mengalami
penyakit yang sama seperti pasien. • Riwayat konsumsi alkohol tidak ada
Riwayat Pengobatan • Pasien jarang mengkonsumsi buah dan
sayur
• tidak ada
Pemeriksaan Fisik 24

• Pemeriksaan Fisik Umum


• Keadaan Umum : Sakit sedang
• Kesadaran : Komposmentis kooperatif
• Tekanan Darah :110/80mmHg
• Nadi : 72 kali/menit
• Nafas : 18 kali/menit
• Suhu : Afebris
25

• Rambut :Hitam, tidak mudah dicabut • Hidung :Tidak ditemukan kelainan


• Kulit dan kuku: Turgor kulit baik, tidak • Telinga:Tidak ditemukan kelainan
sianosis
• Leher :JVP 5-2 cmH2O
• Kelenjer Getah Bening:Tidak ditemukan
• Paru
pembesaran
• Inspeksi :Simetris kiri = kanan
• Kepala : Tidak ditemukan • Palpasi : Fremitus kiri = kanan
kelainan • Perkusi :Sonor
• Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera • Auskultasi :Suara napas vesikuler, rhonki -/-
wheezing -/-
tidak ikterik
26

• Jantung: Status Lokalis


• Inspeksi : ktus kordis tidak terlihat
• Regio Flank
• Palpasi : iktus kordis teraba 1 jari medial
línea mid clavicula sinistra RIC V • Inspeksi : Ramping pinggang (+)
• Perkusi :Batas jantung dalam batas
normal • Palpasi : Nyeri tekan sudut murphy kiri
(+), nyeri ketok CVA kiri (+), Ballotement (-)
• Auskultasi :Bunyi jantung 1 dan 2 normal,
murmur (-), Gallop (-) • Regio Suprapubik
• Regio Abdomen : • Inspeksi : Full blast (-)
• Inspeksi : Distensi (-), DC (-), DS (-) • Palpasi : Nyeri tekan suprapubik (-)
• Auskultasi : Bising usus (+) normal • Perkusi : Redup
• Perkusi : Timpani • Regio Genitalia Eksterna
• Palpasi : Nyeri tekan (-), nyeri lepas(-), • Tidak ditemukan kelainan
muscle rigid(-)
Laboratorium 27

• Hb : 12,4 gr%
• Leukosit : 5.250 /mm3
• Trombosit : 181.000
• Hematokrit : 36,5 %
• GDS : 116 mg/dL
• SGOT : 27 u/L
• SGPT : 45 u/L
• PT/APTT : 9,9/31,9 sec
• Kesan : Dalam batas normal
Rontgen Thorax PA 28

Interpretasi:
• CTR 43%
• Pinggang jantung terlihat
• Infiltrat (-)
• Kranialisasi (-)
• Segmen aorta normal
• Truncus pulmonal normal
• Kesan : Cor dan Pulmo tak
tampak kelainan

USG Abdomen bawah 29

• Interpretasi:
• Ginjal kanan: Bentuk dan ukuran baik,
permukaan reg, diff korteks medulla
jelas, tak tampak pelebaran sistem
pelvikalises, tak tampak batu
• Ginjal kiri: Bentuk dan ukuran baik,
permukaan reg, diff korteks medulla
jelas, tampak pelebaran sistem
pelvikalises dsn ureter prox, tak
tampak batu
• Buli: bentuk dan ukuran baik, dinding
buli reg, tak tampak batu
• Kesan : Hidronefrosis dan
Hidroureter proksimal kiri
30

Diagnosis Tatalaksana
• Batu Ureter Sinistra + • Pasien direncanakan dilakukan
hidronefrosis sinistra Ureterorenoskopi, litotripsi
dan insersi JJ stent
• IVFD RL 8 jam/kolf
• Cefoperazon 2x1 gr (iv)
• PCT infus 3x1
Laporan Operasi 31

• Hari, Tanggal Operasi : Jumat, 25 Januari 2019


• Tindakan Pembedahan : transurethral removal obstruction from ureter and renal pelvis
(URS, litotripsi, dan insersi JJ stent)

Teknik Operasi :
• Pasien dalam anestesi spinal posisi litotomi
• Insersi sheath no 19 Fr lensa 30 derajat
• Dilakukan sistoskopi, muara ureter kanan dan kiri dikenali. Dimasukkan guide wire ke
ureter kiri, tidak dapat masuk
• Ganti sheath URS, dimasukkan ke ureter kiri hanya masuk 0,5 cm.
32

• Dilakukan ureteral meatotomi dengan homium laser, sheath dapat masuk sampai ureter
distal, tampak batu, ureter pada daerah batu melebar, kesan ureterocel. Dilanjtkan
insisi atap muara ureter dengan laser.
• Batu dipecahkan dengan laser sampai halus
• Pasang JJ stent ukuran 5 Fr
• Pasang kateter no 18 Fr
• Operasi selesai

Komplikasi Intra operasi : (-)


Diagnosis Pasca Bedah : Batu ureter distal kiri + hidronefrosis kiri + stenosis muara ureter
kiri
BAB IV
PEMBAHASAN 33
34

• Anamnesis :pasien mengeluh nyeri • Menunjukkan gejala adanya batu


pinggang kiri sejak 7 bulan yang lalu, disaluran kemih. Pasien dengan batu
nyeri dirasakan hilang timbul dan saluran kemih akan mengeluh nyeri
menjalar ke ari-ari, terdapat kencing pinggang, nyeri dapat berupa nyeri kolik
berpasir, mengedan dan nyeri saat di atau non kolik.
akhir kencing, frekuensi kencing
• Nyeri kolik terjadi karena aktivitas
meningkat 4-6 kali sehari, pasien
peristaltik ureter mencoba mendorong
memiliki riwayat sering menahan kencing
batu ke distal atau keluar dari saluran
dan kurang minum, tidak ada kencing
kemih. Peningkatan peristaltik
berdarah.
menyebabkan tekanan intraluminalnya
meningkat sehingga terjadi pergangan
dari terminal saraf yang memberikan
sensasi nyeri.
35

• Nyeri non kolik terjadi akibat peregangan • Batu yang terletak di distal ureter
kapsul ginjal karena terjadinya dirasakan oleh pasien sebagai nyeri saat
hidronefrosis atau infeksi pada ginjal. kencing atau sering kencing.
Penjalaran nyeri ke ari-ari kemungkinan
• Kencing berdarah dapat terjadi akibat
disebabkan oleh adanya batu di distal
trauma mukosa salura kemih, pada
ureter, batu pada ureter dapat
pasien tidak didapatkan kencing
memberikan refer pain ke perut bagian
berdarah dapat diasumsikan belum
depan, perut sebelah bawah, daerah
terjadi trauma mukosa saluran kemih
inguinal, dan sampai ke kemaluan.
pasien.
36

• Kebiasaan sering menahan kencing • Pemeriksaan status lokalis pada regio


kurang minum : faktor ektrinsik flank didapatkan
terjadinya batu saluran kemih. • Ramping pinggang (+),
• faktor ektrinsik lainnya berupa • nyeri tekan sudut murphy kiri (+),
pekerjaan banyak duduk, sedentary • nyeri ketok CVA kiri (+),
lifestyle, iklim dan temperatur serta • Ballotement (-),
diet tinggi purin, oksalat, dan • Regio Suprapubik
kalsium.3 Tidak adanya mual muntah • Full blast (-)
nyeri perut dapat menyingkirkan • Nyeri tekan suprapubik (-),
kecurigaan terhadap kolelitiasis dan • Perkusi Redup.
apendisitis akut.
37

• Pemeriksaan penunjang USG • Berdasarkan anamnesis,


didapatkan kesan Hidronefrosis pemeriksaan fisik,
dan Hidroureter proksimal kiri, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan USG dapat pemeriksaan penunjang
menilai adanya batu di ginjal, didapatkan
atau dibuli buli, hidronefrosis, • Diagnosis pasien yaitu Batu
pionefrosis, atau pengerutan ureter sinistra dan
ginjal hidronefrosis sinistra.
38

• Penatalaksanaan pada pasien : Ureterorenoskopi (URS) , litotripsi


dan pemasangan JJ stent.
• URS merupakan alat yang dimasukkan per-uretram guna melihat
keadaan ureter, dengan memakai energi tertenu, batu yang
berada di dalam ureter maupun sistem pelvikalises dapat dipecah
melalui tuntunan URS
• insersi JJ stent. JJ stent merupakan ureteral stent yang di
masukkan ke dalam ureter untuk mencegah atau mengatasi
obstruksi aliran urine dari ginjal.
TERIMA KASIH 39

Anda mungkin juga menyukai