Anda di halaman 1dari 3

NAMA : ERAWATI

NIM : 105331103619

KELAS : BI5B

MATA KULIAH : JURNALISTIK

1. Mengapa jurnalistik perlu di pelajari dan apa alasannya?

Jurnalistik adalah ilmu wajib yang harus dipelajari mahasiswa, bahkan jika memungkinkan setiap
warga negara diharuskan untuk memahami jurnalistik sebagai bagian dari kehidupan mereka. 

Karena itu, belajar jurnalistik itu penting. Karena hakikatnya, kita sedang belajar nilai-nilai yang
sudah langka di era revolusi industri. Atau era digital, apapun namanya.
Bila hari ini, makin banyak orang yang berani memfitnah, menyebarkan hoaks, menghasut,
memprovokasi, apalagi menebar kebencian. Sungguh, hanya karena mereka tidak pernah belajar
jurnalistik. Atau setidaknya "melupakan" jurnalistik. Jurnalistik memang dekat dengan dunia
wartawan. Makanan sehari-harinya pun berita. Jurnalistik bukan hanya soal koran, majalah, radio,
televisi atau media online. Sekali lagi bukan. Jurnalistik itu sebuah cara berpikir. Berpikir tentang
kebenaran, berpikir tentang objektivitas.

Makanya saat meliput, wartawan harus pandai bertanya, menggali informasi, meng-investigasi
atau bahkan menulis berita. Tapi itu semua hanya tuntutan keterampilan dalam menjalankan
profesionalisme sebagai jurnalis. Bila masih banyak orang mau baca, mau tonton atau mau
dengar. Itu semua karena jurnalistik masih jadi "lembaga" yang dianggap independen, netral,
akurat, jujur, dan benar. Makanya jurnalistik hadir bukan untuk menyesatkan. Melainkan untuk
memperlihatkan kebenaran. Agar publik bisa lebih berdaya, bisa bersikap atas keadaan yang
terjadi. Sekalipun sebagian pihak mencapai objektivitas jurnalistik, tentu itu tidak masalah.
Karena faktanya, hari ini semua dianggap berdiri di atas kepentingan. Sah-sah saja.

Jurnalistik itu karya besar yang dapat mengubah nasib suatu bangsa. Jurnalistik itu mampu
mengubah "orang biasa" jadi "orang tenar", dan sebaliknya "orang tenar" jadi "orang biasa". Suka
tidak suka, semua itu akibat karya jurnalistik. Karena jurnalistik yang hingga hari ini masih
berani mengajarkan tentang sikap independen, berlaku netral, selalu akurat, niat jujur, dan
perilakunya benar. Karena bisa jadi, hari ini susah mencari sosok atau dunia kehidupan seperti 5
prinsip jurnalistik itu.

 Jurnalistik memmpengaruhi kita dalam melihat sebuah pemberitaan. Jurnalistik dapat mengkonstruksi atau
membentuk relaitas yang sebenarnya. Sesuatu yang salah dapat dipandang benar ketika dibentuk sebagi
kebenaran oleh media, dan sebaliknya. Perkembangan jaman yang begitu pesat, pertumbuhan teknologi yang
cepat, diperkirakan akan mematikan keberadaan jurnalistik, sehingga muncul istilah ”Zombie Institution”.
Tanpa disadari, realitas yang ada di sekeliling kita saat ini sebetulnya adalah sebuah konstruksi dari media
massa. Sebagai contoh, kasus pimpinan kpk yang terkena suap. Sampai detik ini publik dihadapkan pada
kebingungan, pemeberitaan manakah yang benar. Saat CDR dan BSR ”dikriminalisasi” karena diduga
melakukan pemerasan terhadap Anggodo, maka media berlomba2 memberikan dukungan keberpihakan,
sampai2 dukungan ini menjadikan masyarakat seluruh Indonesia yakin bahwa keduanya tidak bersalah. Belum
lagi kasus antasari, dll. Teori konstruksi media ini dipelopori oleh Peter L Berger.

 Kemajuan teknologi, berimbas pada pertumbuhan media baru, etik dan aturan jurnalistik yang sudah lama
digunakan dan ditaati lambat laun menjadi tergerus dan terhilangkan. Oleh karena pertumbuhan media baru
harus diiringi dengan penguatan jurnalistik yang ada. Sebab jika tidak, yang ada adalah kebohongan dan adu
domba. Karena jurnalistik memiliki peranan penting dalam membentuk tatanan masyarakat yang ideal, maka
mempelajari jurnalistik mutlak harus dilakukan oleh setiap orang.
Manusia telah hidup di tiga era yang berbeda, era pertanian, industri dan era informasi. Yang membedakan dari
ketiga era adalah sumber penghidupan utama. Jika pada era pertanian, ketahanan hidup seseorang sangat
ditentukan oleh luasan lahan pertanian yang dimiliki, maka pada era indutri, ketahanan hidup seseorang
ditentukan oleh seberapa pandi manusia mengolah bahan mentah menjadi bahan setengah jadi atau jadi,
dengan menggunakan mesin industri yang ada. Berbeda dengan kedua era sebelumnya, di era informasi,
ketahanan hidup seseorang ditentukan oleh seberapa bijak seseorang menyikapi setiap informasi yang
diperoleh, sebab informasi akan mengalir deras melalui bermacam kanal yang ada. Disinilah kemudian
dibutuhkan jurnalistik sebagai filter setiap informasi yang ada.
Jurnalistik memiliki fungsi beragam bagi setiap orang. Bagi pengguna media, jurnalistik berfungsi sebagai
filter untuk memilah berita baik dan buruk, sehingga pengguna tidak sampai salah dalam mengkonsumsi
sebuah berita. Sedang bagi jurnalist, jurnalistik sebagai rambu dalam memproduksi sebuah berita, sehingga
ketika akan disajikan kepada masyarakat adalah berita yang benar-benar layak untuk dikonsumsi dan dapat
dipertanggungjawabkan. Jika seorang jurnalis tidak berpegang teguh pada etik dan rambu jurnalistik yang ada,
maka yang disajikan hanyalah kebohongan, fitnah dan adu domba, dan yang terjadi justru kekacauan di tengah
masyarakat. Jurnalistik yang erat kaitannya dengan media dan khalayak, menjadikan daya tarik tersendiri bagi
pemilik media, bagi mereka, jurnalistik dan media dapat digunakan sebagai lahan mencari keuntungan, bahkan
untuk membangun kekuasaan. Dengan perolehan iklan yang begitu besar, maka keuntungan yang didapat pun
akan berlimpah, sehingga tidak jarang diantara pemilik media yang mengesampingkan nilai-nilai jurnalistik
yang benar hanya untuk meraih iklan dan keuntungan yang berlimpah.
Memahami Jurnalistik dengan baik menjadi kunci untuk tetap bertahan di era informasi. Pada era ini arus
informasi mengalir begitu deras melalui berbagai kanal, apabila tidak dicerna dengan baik maka yang ada
hanyalah kesesatan berita dan kebohongan.
Alasan belajar jurnalistik:

Mempelajari jurnalistik juga akan meningkatkan kemampuan dalam menulis, sehingga bisa


mengirimkan artikel ke surat kabar/media massa, bisa mengasah kemapuan kita dalam wawancara, teknik
menyampaikan berita dan lain-lain.juga menyampaikan panjang lebar manfaat dan peluang
dalam mempelajari jurnalistik.

Anda mungkin juga menyukai