Anda di halaman 1dari 25

SEVEN JUMP DAN ASKEP

MODUL I FLAIL CHEST


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Gawat Darurat 2

Kelompok 2 :
1. Adelia Nur Toyibah (A11801699)
2. Aghsa Elang Sadewa (A11801702)
3. Aldian Permana (A11801704)
4. Amanda Pranisya Kusnandar (A11801706)
5. Amelia Muji Listanti (A11801707)
6. Ani Safitri (A11801714)
7. Aprilia Irna Kuswanti (A11801717)
8. Asri Khaswana WS (A11801719)
9. Asyifa Rosarina (A11801720)
10. Barkah Hidayatullah (A11801723)
11. Citra Ayu Salma F. (A11801725)
12. Dian AyuPrabowo (A11801733)
13. Dinah Sukriyah (A11801735)
14. Dwi Lestari (A11801737)
15. Eva Divanti (A11801742)
Prodi : Keperawatan Program Sarjana 3A

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
GOMBONG
2020
SEVEN JUMP
MODUL1
FLAIL CHEST
STEP 1
1. Emfisema Subctis? (Citra Ayu S.F.)
2. Hematopneumothoraks? (Dinah Sukriyah)
3. Pernapasan Paradoksal? (Amanda Pranisya K.)
STEP 2
1. Apa pertolongan pertama pada pasien yang pernafasannya Paradoksal?
(Citra Ayu S.F)
2. Apa yang terjadi pada pasien Flail Chest saat bernapas? (Aprilia Irna K.)
3. Jika menemukan kasus henti jantung pada Flail Chest, apakah harus tetap
melakukan rjp? (Asyifa Rosarina)
4. Pertolongan apa yang dilakukan jika pasien patah tulang dextra 3 sampai 6
tersebut? (Asri Khaswana WS)
5. Hasil pemeriksaan dengan hematopneumothoraks kondisi ini bisa di obati
dengan teknik pengobatan khusus melalui apa? (Adelia Nur T)
6. Bagaimana cara mengatasi laju pernafasan yang tinggi pada kasus
tersebut? (Ani Safitri)
7. Komplikasi apa yang dapat muncul pada kasus tersebut? (Amelia Muji L)
8. Apa saja tanda-tanda pasien yang terkena Hematopneumothoraks? (Dwi
Lestari)
9. Bagaimana treatment yang baik dan benar pada pasien tersebut? (Dian Ayu
P.)
10. Mengapa pada pasien tersebut juga terjadi Emfisema Subcutis? (Dinah
Sukriyah)
11. Berdasarkan hasil pemeriksaan GCS , apa status kesadaran korban?
(Agsha Elang S)
12. Bagaimana cara penanganan pada pasien Flail Chest agar tidak bertambah
parah? (Amanda Pranisya K)
13. Tindakan apa yang dilakukan untuk mengurangu nyeri pada pasien Flail
Chest selain kompres? (Aprilia Irna K)
14. Pada kasus tersebut, bagaimana cara memindahkan pasien? (Citra Ayu
S.F)
15. Penatalaksanaan Emfisema Subcutis? (Aprilia Irna K)

STEP 3
(JAWABAN STEP 1)
1. Emfisema Subcutis (Amanda Pranisya K.)
Emfisema Subctis adalah terdapatnya udara bebas di bawah jaringan
subcutis, biasanya disebabkan oleh komplikasi.
2. Hematopneumotoraks (Eva Divanti)
Hematopneumothoraks dikenal sebagai paru-paru yang kolaps, terjadi
ketika ada udara di luar paru-paru, di ruang antara paru-paru dan rongga
dada.
3. Pernafasan paradoksal (Ani Safitri)
Pernafasa paradoksal adalah gangguan pernapasan yang diakibatkan oleh
kelainan fungsi kontraksi otot diafragma.
(JAWABAN STEP 2)
1. Apa pertolongan pertama pada pasien yang pernafasannya Paradoksal?
Jawaban : (Asri Khaswana W.S.)
 Penggunaan alat bantu napas seperti masker oksigen
 Penggunaan trakeotomi dengan membuat saluran napas baru
 Mengganti elektrolit yang hilang dengan cairan intravena
 Melakukan terapi pada gangguan sleep apnea
 Menghilangkan sumbatan atau benda asing lain yang menyebabkan
gangguan kontraksi dan sumbatan saluran napas.
2. Apa yang terjadi pada pasien Flail Chest saat bernapas?
Jawaban : (Citra Ayu S.F.)
Yang terjadi pada pasien Flail Chest dalam bernafas yaitu pernafasan
paradoksial, sesak nafas, tekanan udara dalam rongga menurun, otot
pernafasan kontraksi.
3. Jika menemukan kasus henti jantung pada Flail Chest, apakah harus tetap
melakukan rjp?
Jawaban : (Aldian Permana)
Tindakan RJP pada kasus flail chest tetap dilakukan, karena tujuan RJP itu
sendiri adalah mengembalikan fungsi sirkulasi dan respirasi yang sempat
menghilang sesaat.
4. Pertolongan apa yang dilakukan jika pasien patah tulang dextra 3 sampai 6
tersebut?
Jawaban : (Citra Ayu S.F.)
Pertolongan pertama pada pasien parah tulang dekstra yaitu memberi
bantalan pada iga yang patah tersebut. Tujuannya untuk mengurangi
pergerakan pasien.
5. Hasil pemeriksaan dengan hematopneumothoraks kondisi ini bisa di obati
dengan teknik pengobatan khusus melalui apa?
Jawaban : (Dwi Lestari)
Pasien diminta menjalani foto Rontgen secara berkala hingga bentuk paru-
paru pulih. Pemberian oksigen melalui masker oksigen akan dilakukan jika
pasien mengalami kesulitan bernapas atau kadar oksigen dalam tubuhnya
menurun. Jika penganan itu tidak menunjukan hasil maka akan dilakukan
operasi
6. Bagaimana cara mengatasi laju pernafasan yang tinggi pada kasus
tersebut?
Jawaban : (Aprilia Irna K)
Mengatasi laju pernapasan yang tinggi yaitu dengan kontrol nyeri dan
berikan terapi oksigen.
7. Komplikasi apa yang dapat muncul pada kasus tersebut?
Jawaban : (Adelia Nur T)
Ada berbagai komplikasi yang mungkin terjadi pada pasien
hematopneumothoraks, mulai dari masalah paru yang bisa mengakibatkan
kesulitan bernapas, infeksi saluran pernapasan, penyumbatan cairan pleura
di rongga dada, pleuritis hingga fibrosis paru.
8. Apa saja tanda-tanda pasien yang terkena Hematopneumothoraks?
Jawaban : (Aprilia Irna K.)
Tanda-tanda pasien terkena Hematopneumothoraks adalah nyeri dada,
kesulitan dalam bernapas, sesak napas, takikardi,kulit pucat atau kebiruan.
9. Bagaimana treatment yang baik dan benar pada pasien tersebut?
Jawaban : (Dian Ayu P)
Biasanya dilakukan tindakan operasi. Karena Patah tulang rusuk juga bisa
menimbulkan komplikasi berupa infeksi saluran napas dan paru-paru. Hal
tersebut bisa terjadi karena penderita patah tulang rusuk sulit untuk batuk
akibat nyeri, sehingga terjadi penumpukan lendir di saluran napas yang
akan memicu infeksi.
10. Mengapa pada pasien tersebut juga terjadi Emfisema Subcutis?
Jawaban : (Amelia Muji L.)
Karena pasien mengalami fraktur pada tulang costa sehingga
mengakibatkan terdapat udara pada lapisan subcutan.
11. Berdasarkan hasil pemeriksaan GCS , apa status kesadaran korban?
Jawaban : (Agsha Elang S.)
Interpretasi hasil GCS pra korban yaitu total scor : 13 yang artinya
kesadaran korban : Apatis.
12. Bagaimana cara penanganan pada pasien Flail Chest agar tidak bertambah
parah?
Jawaban : (Ani Safitri)
Kontrol nyeri, terapi oksigen, bronchial toilet, splint bandage.
13. Tindakan apa yang dilakukan untuk mengurangu nyeri pada pasien Flail
Chest selain kompres?
Jawaban : (Asyifa Rosarina)
Untuk mengurangi nyeri berikan analgesik, anjurkan jangan banyak
bergerak dan berikan terapi non farmakologi.
14. Pada kasus tersebut, bagaimana cara memindahkan pasien?
Jawaban : (Aprilia Irna K.)
Cara memindakan pasien :
 Menjelaskan prosedur pemindahan
 Atur brankar / Tempat Tidur dalam kondisi terkunci
 Berdiri di sisi kanan atau kiri pasien
 Kemudian masukkan tangan ke bawah tubuh pasien
 Silangkan tangan pasien di atas dada
 Pasien diangkat oleh sekurang-kurangnya 2 - 3 orang perawat (sesuai
kebutuhan)
 Setelah siap untuk ngangkat, salah satu memberi aba-aba untuk
bersama-sama mengangkat pasien.
 Dengan langkah bersamaan, berjalan menuju ke tempat tidur / brankar
yang telah disiapkan.
 Setelah pasien berada di atas TT/brankar, posisi pasien diatur, selimut
dipasang atau dirapikan.
15. Penatalaksanaan Emfisema Subcutis?
Jawaban : (Barkah Hidayatulloh)
Untuk kondisi tersebut, dibutuhkan penanganan khusus untuk
mengeluarkan udara. Dapat dilakukan dengan pembedahan di jaringan
lunak dan memasukkan pipa atau tabung plastik kecil ke dalam tubuh
sebagai drain atau jalur untuk mengeluarkan udara dari dalam jaringan
lunak.
STEP 4

Definisi

Asuhan Tanda Dan


Keperawatan Gejala
FLAIL CHEST

Penataksanaan Etiologi

Komplikasi Patofisiologi
Pemeriksaan
Penunjang

PATHWAY
STEP 5
1. Definisi Flail Chest?
2. Tanda Dan Gejala Flail Chest?
3. Etiologi Flail Chest?
4. Patofisiologi Flail Chest?
5. Pemeriksaan Penunjang Flail Chest?
6. Komplikasi Flail Chest?
7. Penatalaksanaan Flail Chest?
8. Asuhan Keperawatan Flail Chest?

STEP 6
(JAWABAN STEP 1)
1. Emfisema Subctis?
Jawaban : (Adelia Nur T)
Emfisema subkutis adalah kondisi ketika terdapat udara atau gas di bawah
jaringan kulit. Emfisema subkutis paling sering ditemukan pada jaringan
leher atau dinding dada, meski tidak menutup kemungkinan untuk terjadi
di bagian tubuh lainnya. (Noya, 2018).
2. Hematopneumothoraks?
Jawaban : (Adelia Nur T)
Hematopneumothoraks adalah rongga tipis yang dibatasi dua selaput
pleura di antara paru-paru dan dinding dada. Udara yang terkumpul pada
rongga pleura dapat terjadi akibat adanya celah yang terbentuk akibat
cedera pada dinding dada atau robekan pada jaringan paru-paru.
Akibatnya, udara tersebut dapat menekan paru-paru dan membuat paru-
paru menjadi mengempis (kolaps). (Willy, Tjin 2018).
3. Pernapasan Paradoksal?
Jawaban : (Dian Ayu P)
Pernapasan paradoksal atau paradoxical breathing adalah gangguan
pernapasan yang diakibatkan oleh kelainan fungsi kontraksi otot
diafragma. Normalnya, otot diafragma harus menekan ke bawah agar
Anda bisa bernapas. Namun, kondisi ini menyebabkan otot diafragma
malah terdorong naik sehingga paru-paru tidak dapat mengembang. (Fajar,
2020).

(JAWABAN STEP 2)
1. Apa pertolongan pertama pada pasien yang pernafasannya Paradoksal?
Jawaban : (Amelia Muji L)
Pada kasus pernapasan paradoksal yang disebabkan oleh trauma pada
dada, mungkin diperlukan tindakan pembedahan untuk memperbaiki
sambungan otot dan tulang rusuk yang terlepas atau mengalami kerusakan.
Namun pada kasus yang disebabkan oleh gangguan penyakit kronis dan
gangguan saraf kemungkinan besar penanganan dan proses
penyembuhannya lebih sulit.
Penanganan untuk mengatasi gejala sesak napas akibat paradoxical
breathing juga meliputi:
1) Penggunaan alat bantu napas seperti masker oksigen
2) Penggunaan trakeotomi dengan membuat saluran napas baru
3) Mengganti elektrolit yang hilang dengan cairan intravena
4) Melakukan terapi pada gangguan sleep apnea
5) Menghilangkan sumbatan atau benda asing lain yang menyebabkan
gangguan kontraksi dan sumbatan saluran napas (Yosia Mikhael,
2020)
2. Apa yang terjadi pada pasien Flail Chest saat bernapas?
Jawaban : (Ani Safitri)
 Pada awalnya tidak terlihat, karena splinting (terbelat) dengan dinding
dada
 Gerakan paradoksal segmen yang mengambang saat inspirasi ke
dalam, ekspirasi keluar. Gerakan ini tidak terlihat pada pasien dengan
ventilator
 Sesak napas
 Krepitasi iga
 Takikardi
 Sianosis
 Os menunjukkan trauma hebat
 Biasanya disertai trauma pada organ lain (kepala, abdomen,
ekstremitas) (Azzilzah, Yarah. 2011)
3. Jika menemukan kasus henti jantung pada Flail Chest, apakah harus tetap
melakukan RJP?
Jawaban : (Aprilia Irna K)
Resusitasi jantung paru (RJP) adalah suatu tindakan darurat,sebagai usaha
untuk mengembalikan keadaan henti napas dan atau henti jantung (yang
dikenal dengan kematian klinis) ke fungsi optimal, guna mencegah
kematian biologis (Irfani QI,2019). Jadi pasien Flail Chest yang
mengalami henti jantung harus tetap dilakukan RJP untuk mengembalikan
keadaan henti napas dan atau henti jantung.
4. Pertolongan apa yang dilakukan jika pasien patah tulang dextra 3 sampai 6
tersebut?
Jawaban : (Asri Khaswana W.S)
Setelah pasien sampai di UGD yang pertama kali harus dilakukan adalah
mengamankan dan mengaplikasikan prinsip ABCDE (Airway, Breathing,
Circulation, Disability , Exposure) .
A : Airway, dengan kontrol servikal. Yang pertama harus dinilai adalah
kelancaran jalan nafas.
B : Breathing. Setelah mengamankan airway maka selanjutnya kita harus
menjamin ventilasi yang baik.
C : Circulation. Ketika mengevaluasi sirkulasi maka yang harus
diperhatikan di sini adalah volume darah, pendarahan, dan cardiac
output.
D : Disability. menjelang akhir survey primer maka dilakukan evaluasi
singkat terhadap keadaan neurologis.
E : Exposure. pasien harus dibuka keseluruhan pakaiannya, seiring dengan
cara menggunting, guna memeriksa dan evaluasi pasien. (Buckley R,
2010).
5. Hasil pemeriksaan dengan hematopneumothoraks kondisi ini bisa di obati
dengan teknik pengobatan khusus melalui apa?
Jawaban : (Barkah Hidayatulloh)
Pilihan penanganan pneumothorax adalah melalui operasi. Prosedur ini
biasanya disarankan jika metode penanganan lainnya tidak menunjukkan
hasil yang memuaskan atau pneumothorax kembali kambuh. Operasi
dilakukan untuk memperbaiki bagian paru-paru yang pecah dan
menutupnya kembali. Selain itu, dokter dapat juga melakukan pleurodesis,
terutama untuk pneumothorax berulang. Dalam prosedur ini, dokter akan
mengiritasi pleura sehingga kedua pleura melekat, dan rongga pleura
menutup. Tujuannya adalah agar udara tidak dapat lagi masuk ke rongga
pleura. (Willy Tjin, 2018)
6. Bagaimana cara mengatasi laju pernafasan yang tinggi pada kasus
tersebut?
Jawaban : (Citra Ayu S.F)
Cara menurunkan laju pernafasan yaitu:
 Posisikan tubuh pasien dengan keadaan Fowler, kalau bisa keadaan
kaki lebih tinggi daripada kepala
 Berikan oksigen tambahan atau alat bantu nafas, untuk menangani
kasus gangguan pernafasan. (Panel Merry D. C. P, 2020).
7. Komplikasi apa yang dapat muncul pada kasus tersebut?
Jawaban : (Dinah Sukriyah)
Pneumonia 20%, pneumotoraks 5%, hematotoraks 2%, empyema 2%, dan
kontusio pulmonum 20%. Dimana 50-60% pasien dengan kontusio
pulmonum yang berat akan menjadi ARDS. Walaupun angka kematian
ARDS menurun dalam dekade terakhir, ARDS masih merupakan salah
satu komplikasi trauma toraks yang sangat serius dengan angka kematian
20-43% (Aukema, et al., 2011; Lugo, et al., 2015 ; El-Menyar, et al., 2016)
8. Apa saja tanda-tanda pasien yang terkena Hematopneumothoraks?
Jawaban : (Dwi Lestari)
Gejala Hematopneumothorax
Peningkatan tekanan dalam pleura akan menghalangi paru-paru untuk
mengembang saat kita menarik napas. Akibatnya, dapat muncul gejala
berupa:
 Sesak napas.
 Nyeri dada.
 Keringat dingin.
 Kulit menjadi biru atau sianosis.
 Jantung berdebar.
 Lemas.
Gejala ini umumnya timbul secara mendadak dan terjadi setelah
mengalami cedera. (Willy Tjin, 2018).
9. Bagaimana treatment yang baik dan benar pada pasien tersebut?
Jawaban : (Dian Ayu Prabowo)
Flail chest adalah cedera serius, dan perawatan harus segera diberikan.
Perawatan bertujuan untuk melindungi paru-paru dan memastikan bahwa
individu tersebut dapat bernapas dengan cukup. Masker oksigen akan
dipasang untuk membantu pernapasan, dan obat-obatan akan diberikan
untuk meredakan nyeri.
Pada kasus yang parah, ventilasi mekanis digunakan untuk menjaga
kestabilan rongga dada. Pembedahan diperlukan dalam bebrapa kasus,
seperti dimana paru-paru ditusuk.
Di masa lalu, pengobatan flail chest menahan pasien pada posisinya dan
menggunakan batang dan kawat gigi untuk mengarahkan area dada yang
terkena kea arah luar. (Kandola, Aaron. 2017)
10. Mengapa pada pasien tersebut juga terjadi Emfisema Subcutis?
Jawaban : (Eva Divanti)
Yang menyebabkan pasien tersebut dikatakan emfisema subcutis yaitu
adanya Kondisi paru-paru pasien yang kolaps atau pneumothorax, yang
biasanya disertai dengan patahnya tulang iga. Dan Tulang wajah yang
patah. (Setiawan Vina, 2019).
11. Berdasarkan hasil pemeriksaan GCS , apa status kesadaran korban?
Jawaban : (Asyifa Rosarina)
Interpretasi Hasil GCS berdasarkan pengkajian kasus yaitu Scor nya =13.
Yang artinya status kesadaran korban = Apatis.
Sumber:
Centers for Disease Control and Prevention CDC. Glasgow Coma Scale
12. Bagaimana cara penanganan pada pasien Flail Chest agar tidak bertambah
parah?
Jawaban : (Aghsa Elang S)
1) Tetap aman. Jika Anda bukan pasiennya, lakukan tindakan pencegahan
universal dan kenakan alat pelindung diri jika tersedia. Pastikan bahwa
apa pun yang menyebabkan cedera pada pasien tidak lagi menjadi
ancaman.
2) Panggil 911. Jika operator 911 memberikan instruksi, ikuti instruksi itu
dan abaikan sisa halaman ini. Jika 911 tidak tersedia, bawa pasien ke
bantuan medis darurat sesegera mungkin.
3) Stabilkan flail chest. Gunakan bantal untuk memberi tekanan pada
segmen flail. Memegang segmen flail di tempatnya mencegahnya
bergerak ke arah yang berlawanan dengan otot dan tulang di sekitarnya.
Jika tidak bergerak, itu tidak akan menyebabkan lebih banyak
kerusakan pada jantung, paru-paru dan jaringan di sekitarnya. (Surg,
Indian., 2016).
13. Tindakan apa yang dilakukan untuk mengurangu nyeri pada pasien Flail
Chest selain kompres?
Jawaban : (Amanda Pranisya K)
Untuk orang dewasa, ada 3 pilihan obat pereda nyeri yang bisa
dikonsumsi, yaitu paracetamol, ibuprofen, dan aspirin. Namun, untuk
anak-anak, pemberian obat pereda nyeri harus dikonsultasikan dulu
dengan dokter, sebab ada beberapa obat pereda nyeri yang tidak boleh
dikonsumsi oleh anak-anak di bawah usia tertentu.
Cara lain yang bisa digunakan untuk meringankan nyeri akibat patah
tulang rusuk adalah dengan membebat dada. Hanya saja, pembebatan tidak
boleh terlalu kencang karena dapat menghambat paru-paru untuk
mengembang dan meningkatkan risiko terjadinya pneumonia. (Marianti,
2019).
14. Pada kasus tersebut, bagaimana cara memindahkan pasien?
Jawaban : (Aprilia Irna K)
Prosedur memindakan pasien :
 Menjelaskan prosedur pemindahan
 Atur brankar / Tempat Tidur dalam kondisi terkunci
 Berdiri di sisi kanan atau kiri pasien
 Kemudian masukkan tangan ke bawah tubuh pasien
 Silangkan tangan pasien di atas dada
 Pasien diangkat oleh sekurang-kurangnya 2 - 3 orang perawat (sesuai
kebutuhan)
 Ketiga perawat berdiri disisi sebelah kanan pasien :
 Perawat I (paling tinggi) dan berdiri di bagian kepala sebagai
pemberi istruksi).
 Perawat II berdiri di bagian pinggang
 Perawat III berdiri di bagian kaki
 Lengan kiri perawat I berada di bawah kepala/leher dan pangkal
lengan pasien,dan lengan kanan dibawah punggung pasien
 Lengan kiri perawat II dibawah pinggang pasien, lengan kanan
dibawah bokong pasien.
 Kedua lengan perawat III mengangkat seluruh tungkai pasien.
 Setelah siap, salah seorang perawat memberi aba-aba untuk
bersama-sama mengangkat pasien.
 Dengan langkah bersamaan, berjalan menuju ke tempat tidur / brankar
yang telah disiapkan.
 Setelah pasien berada di atas TT/brankar, posisi pasien diatur,
selimut dipasang atau dirapikan.
(Suarningsih, 2017)
15. Penatalaksanaan Emfisema Subcutis?
Jawaban : (Aldian Permana)
Penatalaksana Emfisiema subkutis
Emfisiema subkutis biasanya bersifat jinak, sehingga tidak membutuhkan
penanganan karena dalam 3 atau 4 hari bahkan sampai seminggu
pembengkakan akan berkurang secara menyeluruh karenaudara diserap
secara spontan dan terjadi penyembuhan. Pada kasus emfisiema subkutis
yang berat, kateterdapat dipasangkan di jaringan subkutan untuk
mengeluarkan udara. Irisan kecil atau lubang kecil dapat dibuat di
permukaan kulit untuk mengeluarkan udara. Penanganan emfisiema
subkutis tidak hanya dengan istirahat total, tetapi juga dengan penggunaan
obat-obatan penghilang rasa nyeri, serta pemberian sejumlah oksigen.
Dengan pemberian sejumlah oksigen dapat membantu tubuh untuk
mempercepat penyerapan udara di lapisan subkutan. Monitor dan
observasi ulang juga merupakan hal penting dalam tatalaksana emfisiema
subkutis. (Sherif).
STEP 7
1. Definisi Flail Chest
Flail chest adalah patah tulang iga lebih dari 2 segmen dalam 1 iga
dan terjadi pada lebih dari 2 iga sehingga dinding dada tidak lagi
mempunyai hubungan dengan keseluruhan diding dada karena adanya
bagian iga yang patah.(Rini dkk, 2019)
Flail chest adalah area toraks yang melayang, disebabkan adanya
fraktur iga multipel berturutan lebih atau sama dengan 3 iga, dan
memiliki garis fraktur lebih multipel berturutan lebih atau sama dengan 3
iga, dan memiliki garis fraktur lebih atau sama dengan 2 pada tiap
iganya. Akibatnya adalah terbentuk area melayang atau sama dengan 2
pada tiap iganya. Akibatnya adalah terbentuk area melayang atau flail
yang akan bergerak paradoksal dari gerakan mekanik pernapasan
atau flail yang akan bergerak paradoksal dari gerakan mekanik
pernapasan dinding toraks. Area tersebut akan bergerak masuk pada
saat inspirasi dan dinding toraks. Area tersebut akan bergerak masuk
pada saat inspirasi dan bergerak keluar pada saat ekspirasi. (Fitriani,
2019)

(Gambar patah tulang dinding dada)


2. Tanda dan Gejala Flail Chest :
 Tampak adanya gerakan paradoksal segmen yang mengambang, yaitu
pada saat inspirasi ke dalam, sedangkan pada saat ekspirasi
keluar. Keadaan ini tidak akan tampak pada klien yang
menggunakan ventilator.
 Luka atau memar dibagian thoraks
 Sesak nafas
 Takikardi
 Sianosis
 Akral dingin
 Wajah pucat
 Nyeri hebat di bagian dada
(Febriani, 2018)
3. Etiologi Flail Chest
Flail Chest berkaitan dengan trauma thorak, yang dapat disebabkan oleh:
(Fitriani, 2019)
a) Trauma Tumpul yang kuat kearah dada :
Kecelakaan lalu lintas, kecelakaan pada pejalan kaki, jatuh dari
ketinggian, atau jatuh pada lantai yang keras atau akibat perkelahian.
Meskipun flail chest menunjukan adanya daya kinetik yang sangat
kuat yang mengenai dada, namun hal ini dapat terjadi akibat trauma
yang lebih ringan pada pasien dengan kelainan patologis :
osteosporosis, total sternectomy, dan multiple myeloma.
b) Truma Tembus
Luka tusuk dan luka tembak.
c) Disebabkan bukan trauma
Yang dapat mengakibatkan fraktur costa adalah terutama akibat
gerakan yang menimbulkan putaran rongga dada secara berlebihan
atau oleh karena adanya gerakan yang berlebihan dan stress fraktur,
seperti pada gerakan olahraga: Lempar martil, soft ball, tennis, golf.
4. Patofisiologi Flail Chest :
 Fraktur kosta dapat terjadi akibat trauma yang datangnya dari arah
depan, samping ataupun dari arah belakang. Trauma yang mengenai
dada biasnya akan menimbulkan trauma kosta, tetapi dengan adanya
otot yang melindungu kosta pada dinding dada, maka tidak semua
trauma dada akan terjadi fraktur kosta.
 Fraktur kosta yang “displace” akan dapat mencederai jaringan
sekitarnya atau bahkan organ dibawahnya. Fraktur pada kosta ke 4-9
dapat mencederai : intercostalis, pleura, viceralis, paru maupun
jantung, sehingga dapat mengakibatkan timbulnya hemathoraks,
pneumotoraks atau laserasi jantung.
 Adanya segmen flail chest (segmen mengambang) menyebabkan
gangguan pada pergerakan dinding dada. Jika kerusakan parenkim
paru dibawahnya terjadi sesuai dengan kerusakan pada tulang maka
akan menyebabkan hipoksia yang serius. Kesulitan utama pada
kelainan flail chest yaitu trauma pada parenkim paru yang mungkin
terjadi (kontusio paru). Ketidak stabilan dinding akan menimbulkan
gerakan paradoksal dari dinding dada pada inspirasi dan ekspirasi.
 Gerakan paradoksal akan menyebabkan fungsi fentilasi paru menurun
sebagai akibat dari aliran udara yang kurang O 2 dan kelebihan CO2
masuk ke sisi paru yang lain (rebreathing). Pergerakan fraktur pada
costa akan menyebabkan nyeri yang sangat hebat dan akan membuat
pasien takut bernapas. Hal ini akan menyebabkan hipoksia yang
serius. Hipoksia terjadi lebih karena faktor nyeri sehingga membatasi
gerakan dinding dada. Disamping itu, hal ini juga akan menimbulkan
mediastinum akan selalu bergerak mengikuti gerak napas ke kiri dan
ke kanan. Keadaan ini akan menyebabkan gangguan pada venous
return dari sistem vena cava, pengurangan cardia output, dan penderita
jatuh pada kegagalan hemodinamik.
(Rusdha 2016)
5. Pemeriksaan Penunjang Flail Chest :
 Radiologi (foto thorax anteroposterior dan lateral dapat menentukan
jumlah dan tipe costa yang fraktur. Pada pemeriksaan foto thoraks
pasien dewasa dengan pneumothoraks atau kontusio pulmo
menunjukan hubungan yang kuat dengan gambaran fraktur costa.)
 EKG
 Monitor laju nafas
 Gas Darah Arteri (GDA)
 Hemoglobin
 Pa CO2
 Pa O2
 Saturasi O2
 Thoraksentesis
(Ramla, dkk. 2019)
6. Komplikasi Flail Chest : (Rusdha, 2016)
 Komplikasi utama adalah gagal napas, sebagai akibat adanya
ineffective air movement, yang seringkali diperberat oleh edema/
kontusio paru dan nyeri pada pasien dengan flail chest.
 Iga : fraktur multiple dapat menyebabkan kelumpuhan rongga dada
 Pleura paru-paru bronki : Hemopneumothoraks-emfisema
pembedahan.
 Jantung : temponade jantung, ruptur jantung, ruptur otot papilar,
ruptur katub jantung.
 Pembuluh darah besar : hemathoraks.
 Esofagus : mediastinitis.
 Diagfragma : herniasi visera dan cedera hepar, limfa dan ginjal
7. Penatalaksanaan Flail Chest : (Rusdha, 2016)
 Managemen nyei
 Terapi oksigen
 Managemen cairan
 Kolaborasi medis tentang tindakan pemasangan tube untuk
mengeuarkan udara yang tejebak dibawah kulit dan tindakan
pmbedahan (Santoso E.B., 2020)
Penatalaksanaan :

 Berikan oksigen secepat mungkin


 Persiapan untuk memberikan airway resuscitation
 Posisikan pasien senyaman mungkin dan transportasi ke bantuan
medis
 Lanjutkan untuk monitor tanda-tanda vital
 Kecuali ada perdarahan substansial, tidak berlaku bantalan besar
(bulky padding) atau dressings.
Penatalaksanaan Medis:
 Konservatif
o Pemberian analgetik
o Pemasangan plak/plaster
o Jika perlu antibiotika
o Ekspektoran
o Fisioterapis
 Operatif/invasif
o Pemasangan Water Seal Drainage (WSD)
o Pemasangan alat bantu nafas
o Chest tube
o Aspirasi (thoracosintesis)
o Operasi (toraktomi)
 Pemasangan fiksasi interna
Gagal nafas terjadi pada pasien dengan flail chest disebabkan oleh
gerakan paradoksal dinding dada atau instabilitas dinding dada yang
mengakibatkan abdomilitas volume tidal. Tindakan menghilangkan
gerakan paradoksal atau instabilitas dinding dada merupakan hal yang
sangat penting. Fungsi dari stabilisasu fiksasi interna adalah merubah
fraktur multipel segmen menjadi fraktur simpel, sehingga gerakan
paradoksal tidak terjadi.
Penanganan :
o Penekanan pada thoraks yang bergerak dengan telapak tangan
atau gumpalan kain. Selanjutnya dilakukan fiksasi dengan plaster
apa iga yang patah dengan gumpalan kain dibawahnya pada flail
chest unilateral.
Keuntungan : meningkatkan tidal volume dan efisiensi ventilasi.
Kerugian : atelaktase pneumonia akibat pernafasan terhalang.
o Stabilisasi dengan traksi dengan beban 1-2,5 kg.

Therapi
 Terapi awal yang diberikan termasuk pemberian ventilasi adekuat,
oksigen yang dilembabkan dan resusitasi cairan.
 Bila tidak ditemukan syok maka pemberian cairan kristoloid
intravena harus lebih berhati-hati untuk mencegah kelebihan
pemberian cairan. Bila ada kerusakan parenkim paru pada Flail
Chest, maka akan sangat sensitif terhadap kekurangan ataupun
kelebihan resusitasi cairan. Pengukuran yang lebih spesifik harus
dilakukan agar pemberian cairan benar-benar optimal. Terapi
definitif ditujukan untuk mengembangkan paru-paru dan berupa
oksigenasi yang cukup serta pemberian cairan dan analgesia untuk
memperbaiki ventilasi. Tidak semua penderita membutuhkan
penggunaan ventilator. Pencegahan hipoksia merupakan hal
penting pada penderita trauma, dan intubasi serta ventilasi perlu
diberikan untuk waktu singkat sampai diagnosis dan pola trauma
yang terjadi pada penderita tersebut ditemukan secara lengkap.
Penilaian hati-hati dari frekuensi pernafasan, tekanan oksigen
arterial dan penilaian kinerja pernafasan akan memberikan suatu
indikasi timing / waktu untuk melakukan intubasi dan ventilasi.
(Ramla, dkk. 2019)
Managemen Nyeri
 Identifikasi respons nyeri non verbal
 Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
 Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah
diberikan
 Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi nyeri
(misal hipnosis, terapi musik, kompres dingin)
 Kontrol lingkungan yang memperberat nyeri (misal suhu
ruangan, pencahayaan, kebisingan)
 Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam memilih strategi
meredakan nyeri
 Kolaborasi pemberian analgetik
(Tim Pokja SIKI DPD PPNI, 2018)

8. Asuhan Keperawatan Flail Chest


(Terlampir)
DAFTAR PUSTAKA

Azizilzah, Yarah. 2011. Flail Chest. Diunduh dalam


https://id.scribd.com/doc/52578869/Flail-Chest Diakses pada tanggal
15 Agustus 2020
Buckley R, dkk. General Principle of Fracture Workup. Diunduh dalam
https://emedicine.medscape.com/article/1270717-workupDiakses
tanggal 15 Agustus 2020.
Centers for Disease Control and Prevention CDC. Glasgow Coma Scale
Fajar, K.A. 2020. Paradoxical Breathing, Kelainan Otot Dada yang Bikin Anda
Sulit Bernapas Lega. Diunduh dalam
https://hellosehat.com/pernapasan/sesak-napas/pernapasan-paradoksal/?
amp Diakses pada tanggal 15 Agustus 2020.
Febriani, N. 2018. Makalah Flail Chest.
https://viewer.pdfrock.com/download.php?
file=1e733a1051150c7d2e274d3b84d2a76d&title=%5BPDF
%5D+MAKALAH+FLAIL+CHEST.docx&source=dd Diakses pada
tanggal 14 Agustus 2020 pukul 09.00 WIB.
Fitriani, S. 2019. Flail Chest. Diunduh dalam
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/57030/Chapter
%20II.pdf.sequence=4 Diakses pada tanggal 14 Agustus 2020 pukul
09.00 WIB.
Irfani Qonita Imma. 2019. Bantuan Hidup Dasar. Sukoharjo : Majelis Kesehatan
Ranting AisyiyahKertonatan. Vol. 46 No. 6.
Irfani Qonita Imma. 2019. Bantuan Hidup Dasar. Sukoharjo : Majelis Kesehatan
Ranting Aisyiyah Kertonatan. Vol. 46 No. 6.
Kandola, Aaron. 2017. Diterjemahkan dari Flail chest: what you need to know.
Diunduh dalam
https://www.medicalnewstoday.com/articles/318682#Outlook Diakses
pada hari kamis tanggal 13 Agustus 2020 pukul 19. 43
Lasar, A. M. 2019. Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi Pada Ny. C. L Yang
Menderita Tumor Paru Di Ruangan Teratai RSUD Prof. Dr. W. Z
Johannes Kupang Mei 2019. Diploma Thesis. Poltekkes Kemenkes
Kupang.
Marianti. 2019. Kenali Penyebab, Gejala, dan Pengobatan Tulang Rusuk Patah.
Diunduh dalam https://www.alodokter.com/pengobatan-awal-tulang-
rusuk-sakit-akibat-retak-atau-patah Diakses pada tanggal 14 Agustus
2020.
Noya, A. B. L. 2018. Memahami Penyebab Emfisema Subkutis dan Cara
Penanganan yang Tepat. Diunduh dalam
https://www.alodokter.com/memahami-penyebab-emfisema-subkutis-
dan-cara-penanganan-yang-tepat Diakses pda tanggal 13 Agustus 2020
Panel, Merry Dame Cristy. 2020. Syok Hipovolemik. Diunduh dalam
https://www.alodokter.com/syok-hipovolemik Diakses pada tanggal 16
Agustus 2020
Ramla, dkk. 2019. Askep Gadar Flail Chest-Dislokasi. Diunduh dalam
https://www.academia.edu/39784945/FLAIL_CHEST_1. Diakses pada
tanggal 14 Agustus 2020 pukul 09.30 WIB.
Rini, I. S., Suharsono, T., dkk. 2019. Pertolongan Pertama Gawat Darurat
(PPGD). Malang : UB Press.
Rusdha. 2016. Flail Chest. Diunduh dalam
https://id.scribd.com/doc/315869287/Flail-Chest Diakses pada tanggal
14 Agustus 2020 pukul 13.00 WIB.
Santoso, Eko, Budi. 2020. Penatalaksanaan Flail Chest.
Setiawan, Vina. 2019. Subcutaneous Emphysema—Beyond the
Pneumoperitoneum. National Center for Biotechnology Information.
(https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3939322/) Diakses
hari sabtu, tanggal 15 Agustus 2020 jam 19.00
Sinta. 2018. komplikasi pada pasien fraktur. Diunduh dalam
https://sinta.unud.ac.id/uploads/dokumen_dir/68c6383d4c12475a4fdcca
1af4d193d7.pdf Diakses pada jumat 14 Agustus 2020.12.34
Suarningsih, N. K. A. 2017. Pelaksanaan Teknik Memindahkan Pasien
Trauma.Universitas Udayana. Diunduh dalam
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/62e4b9dd68248
244aee9e0ea266a2050.pdf Diakses pada tanggal 13 Agustus 2020
pukul 13.00 WIB.
Surg, Indian J. 2016. Potential Benefits of Rib Fracture Fixation in Patients with
Flail Chest and Multiple Non-flail Rib Fractures. Diunduh dalam
https://sinta.unud.ac.id/uploads/dokumen_dir/68c6383d4c12475a4fdcca
1af4d193d7.pdf Diakses pada tanggal 15 Agustus 2020.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Edisi I, Cetakan II. Jakarta : DPR PPNI
Willy, Tjin. 2018. Pneumothorax. Diunduh dalam
https://www.alodokter.com/pneumothorax Diakses pada tanggal 13
Agustus 2020
Yosia, Mikhael. 2020. Paradoxical Breathing, Kelainan Otot Dada yang Bikin
Anda Sulit Bernapas Lega. Diunduh dalam
https://hellosehat.com/pernapasan/sesak-napas/pernapasan-paradoksal/
Diakses pada hari Kamis, 13 Agustus 2020 pukul 23.13

Anda mungkin juga menyukai