PROFESI KEPENDIDIKAN
Dosen Pengampuh ;
(Aprisal, S.Pd.,M.Pd)
Oleh:
Kelompok 5:
MASIDA ; H0220346
TANDARIA ; H0220349
2022
BAB I
PENDAHULUAN
2
guru secara individu sesuai dengan masyarakat pemebelajar, jadi sangat penting bagi guru
yang berada di ujung paling depan pendidikan. Oleh karena itu, agar PKB dapat
mendukung kebutuhan individu dan meningkatkan praktik-praktik keprofesionalan.
3
BAB II
METODE
4
BAB III
ISI DAN PEMBAHASAN
3.1 Isi
Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) diarahkan agar dapat
memperkecil jarak antara pengetahuan, keterampilan, kompetensi sosial dan kepribadian
yang mereka miliki sekarang dengan apa yang menjadi tuntutan ke depan berkaitan
dengan profesinya itu. Kegiatan PKB dikembangkan atas dasar profil kinerja guru sebagai
perwujudan hasil penilaian kinerja guru yang didukung dengan hasil evaluasi diri. Bagi
guru-guru yang hasil penilaian kinerjanya masih berada di bawah standar kompetensi
diwajibkan mengikuti program PKB yang diorientasikan untuk mencapai standar
tersebut; sementara itu bagi guru-guru yang telah mencapai standar kompetensi, kegiatan
PKB-nya diarahkan kepada peningkatan keprofesian agar dapat memenuhi tuntutan ke
depan dalam pelaksanaan tugas dan kewajibannya sesuai dengan kebutuhan sekolah
dalam rangka memberikan layanan pembelajaran yang berkualitas kepada peserta didik.
Pada mata kuliah “profesi kependidikan” membahas tentang materi PKB
(pengembangan keprofesian berkelanjutan bagi guru). Sebagai tugas akhir dari mata
kuliah ini dosen pengampuh mata kuliah profesi ini telah menyusun tugasnya yang berupa
observasi guru matematika di jenjang SMP terkait PKB. Yang dimana observasi ini
bertujuan untuk mengetahui tentang kegiatan PKB, serta apa saja kendala yang dialami
oleh guru dalam kegiatan PKB, dan strategi yang digunakan untuk mengatasi kendala
dalam PKB oleh guru matematika di jenjang SMP. Adapun manfaat observasi untuk
observer adalah ; melatih diri dalam berkomunikasi yang baik dan benar, memberikan
pengalaman dan pelajaran bagi mahasiswa untuk menjadi pendididk yang baik dan
professional pada masa yang akan datang.
Observasi yang dilakukan dimulai pada jam 11.00 sampai selesai. Pada kegiatan
observasi ini penulis mengalami beberapa kendala diantaranya yaitu jarak yang ditempuh
cukup jauh untuk sampai ke sekolah SMPN 01 BUDONG-BUDONG, kemudian kendala
yang dialami selanjutnya adalah waktu luang dari guru matematika SMPN 01 BUDONG-
BUDONG untuk melakukan observasi karena pada saat itu guru-guru SMPN 01
BUDONG-BUDONG tengah mengadakan rapat dengan kepala sekolah. kegiatan yang
dilakukan selama proses observasi yaitu kegaiatan awal, dan kegiatan akhir (penutup).
Yang akan diuraikan sebagai berikut ;
a. Kegiatan awal
Pada hari kamis kami mengunjungi SMPN 01 BUDONG-BUDONG.Pada saat
guru dan kepala sekolah berkumpul di ruang kantor, kami terlebih dahulu
memperkenalkan diri serta menyampaikan maksud dan tujuan kami mengunjungi
SMPN 01 BUDONG-BUDONG lalu memberikan atau menyerahkan surat izin
yang telah diberikan oleh pihak prodi pendidikan matematika kepada kepala
sekolah tersebut kemudian setelah mendapatka izin kami menemui guru
matematika. Yang di mana guru matematika di sekolah tersebut ada 3 orang.
Setelah itu kami izin menyampaikan pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan yang
telah di sediakan pada kertas pertanyaan/pernyataan. Yang dimana pada kertas
berisi 17 pernyataan dan 2 pertanyaan mengenai kendala yang dialami dan strategi
5
yang digunakan dalam mengatasi kendala dalam PKB.adapun pernyataannya
adalah ;
1. Saya berpartisipasi aktif mengikuti pelaksanaan pelatihan/diklat di tingkat
kabupaten atau provinsi.
2. Saya mengembangkan kemampuan penggunaan teknologi dalam
pembelajaran.
3. Saya melakukan penelitian tindakan kelas minimal 1 kali dalam satu
semester.
4. Saya aktif dalam forum MGMP matematika.
5. Saya merencanakan pengembangan keprofesian berdasarkan hasil analisis
belajar siswa.
6. Saya merencanakan pengembangan keprofesian berdasarkan kebutuhan
angka kredit dan kenaikan pangkat.
7. Saya aktif mengkikuti worksop pendidikan baik secara daring ataupun
luring.
8. Saya berpartisipasi sebagai narasumber dalam seminar.
9. Saya aktif menyusun buku, diktat atau modul untuk digunakan siswa.
10. Saya berkolaborasi dengan teman sejawat membuat karya tulis.
11. Saya mempublikasikan hasil penelitian yang telah dilakukan dalam bentuk
makalah.
12. Saya mempublikasikan hasil penelitian yang telah dilakukan dalam bentuk
jurnal ilmiah.
13. Saya aktif presentasi hasil penelitian dalam berbagai forum ilmiah.
14. Saya mengembangkan/memodifikasi media pembelajaran matematika.
15. Saya membuat kisi-kisi soal matematika.
16. Saya melaksanakan pembelajaran berbasis IT.
17. Saya menggunakan berbagai platform pembelajaran daring untuk
membantu proses pembelajaran matematika.
Sedangakan pilihannya yaitu ; selalu (SL), sering (SR), kadang-kadang
(KD), jarang (JR), dan tidak pernah (TP).
b. Kegiatan akhir (penutup)
Setelah kegiatan wawancara kami selesai dan semua pernyataan telah terisi
oleh guru-guru tersebut kemudian kami berbincang sedikit dan sebelum kami
keluar dari kantor kami meminta izin untuk mengambil dokumentasi berupa foto
sebagai bukti bahwa kami telah melakukan kunjungan ke sekolah SMPN 01
BUDONG-BUDONG untuk melakukan observasi terhadap guru-guru matematika
di sekolah SMP tersebut.
Dibawah ini meruapakn hasil dari observasi guru matematika SMPN 01
BUDONG-BUDONG.
6
1. Ibu santi S.Pd
Keterangan
No Pernyataan
SL SR KD JR TP
1 Saya berpartiasipasi aktif mengikuti
pelaksanaan pelatihan/diklat di tingkat
kabupaten atau provinsi
2 Saya mengembangkan kemampuan
penggunaan teknologi dalam pembelajaran
3 saya melakukan penelitian tindakan kelas
minimal 1 kali dalam 1 semester
4 Saya aktif dalam forum MGMP Matematika
Adapun ;
7
2. Ibu andi mutmainnah S.Pd
Keterangan
No Pernyataan
SL SR KD JR TP
1 Saya berpartiasipasi aktif mengikuti
pelaksanaan pelatihan/diklat di tingkat
kabupaten atau provinsi
2 Saya mengembangkan kemampuan
penggunaan teknologi dalam pembelajaran
3 saya melakukan penelitian tindakan kelas
minimal 1 kali dalam 1 semester
4 Saya aktif dalam forum MGMP Matematika
Adapun ;
a. Kendala yang dialami adalah kurangnya wadah (fasilitator) untuk PKB
di tingkat kabupaten, daring jaringan kadang tidak mendukung,
fasilitas berupa sarana dan prasarana yang dimiliki masih kurang.
b. Strategi untuk mengatasi kendala adalah mengikuti pelatihan lewat
daring ketika jaringan mendukung.
8
3. Ibu nurmalia S.Pd
Keterangan
No Pernyataan
SL SR KD JR TP
1 Saya berpartiasipasi aktif mengikuti
pelaksanaan pelatihan/diklat di tingkat
kabupaten atau provinsi
2 Saya mengembangkan kemampuan
penggunaan teknologi dalam pembelajaran
3 saya melakukan penelitian tindakan kelas
minimal 1 kali dalam 1 semester
4 Saya aktif dalam forum MGMP Matematika
5 Saya merencanakan pengembangan
keprofesian berdasarkan hasil analisis belajar
siswa
6 Saya merencanakan pengembangan
keprofesian berdasarkan kebutuhan angka
kredit dan kenaikan pangkat
7 Saya aktif mengikuti workshop pendidikan
baik secara daring ataupun luring
8 Saya berpartisipasi sebagai narasumber dalam
seminar
9 Saya aktif menyusun buku, diktat atau modul
untuk digunakan siswa
10 Saya berkolaborasi dengan teman sejawat
membuat karya tulis
11 Saya mempublikasikan hasil penelitian yang
telah dilakukan dalam bentuk makalah
12 Saya mempublikasikan hasil penelitian yang
telah dilakukan dalam bentuk jurnal ilmiah
13 Saya aktif prensentasi hasil penelitian dalam
berbagai forum ilmiah
14 Saya mengembangkan/memodifikasi media
pembelajaran matematika
15 Saya membuat kisi-kisi soal matematika
16 Saya melaksanakan pembelajaran berbasis IT
17 Saya menggunakan berbagai platform
pembelajaran daring untuk membantu proses
pembelajaran matematika
Adapun ;
a. Kendala yang dialami dalam PKB adalah umumnya jika ada kegiatan
hanya diwakilkan atau di utus satu guru tiap sekolah, masih kurangnya
fasilitator PKB khususnya di bidang matematika
b. Strategi yang di lakukan untuk mengatasi kendala adalah mendapat
informasi dari teman sejawat yang ikut PKB, serta mencari di internet
tentang PKB khususnya di bidang matematika.
9
Pada observasi yang telah dilakukan pada guru matematika SMPN 01
BUDONG-BUDONG dapat diketahui bahwa yang menjadi masalah
umum atau kendala yang sering di alami oleh ke tiga guru di atas dalam
mengikuti kegiatan PKB adalah terletak pada sarana dan prasarana yang
masih sangat kurang..
3.2 Pembahasan
Guru sebagai tenaga profesional mempunyai fungsi, peran, dan kedudukan yang
sangat penting dalam mencapai visi pendidikan 2025 yaitu menciptakan insan
Indonesia cerdas dan kompetitif. Karena itu, profesi guru harus dihargai dan
dikembangkan sebagai profesi yang bermartabat sebagaimana diamanatkan dalam
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Konsekuensi dari
guru sebagai profesi adalah Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB).
Peningkatan profesionalitas guru dapat dimotivasi secara internal maupun eksternal.
Program sertifikasi guru merupakan salah satu wujud motivasi eksternal dari
pemerintah yang digunakan untuk memperbaiki profesionalitas guru. Agar
profesionalitas guru selalu meningkat, maka guru seharusnya mengadakan refleksi
terhadap kinerja sendiri secara terus menerus dan memenafaatkan hasil refleksi untuk
meningkatkan keprofesiannya. Guru melakukan penelitian tindakan kelas dan
mengikuti perkembangan keprofesian melalui belajar dari berbagai sumber, guru juga
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam berkomunikasi dan
pengembangan keprofesian jika dimungkinkan.
Sesuai dengan amanat Permendiknas no 35 tahun 2010 pasal 2 ayat (1): guru yang
tidak memenuhi kinerja yang dipersyaratkan untuk kenaikan pangkat dan jabatan pada
hal yang bersangkutan telah diikutsertakan dalam pembinaan pengembangan
keprofesian, beban kerjanya dikurang sehingga kurang dari 24 jam tatap muka. Pasal
2 ayat (2): guru yang berkinerja rendah wajib mengikuti pengembangan keprofesian
berkelanjutan (PKB). Pasal 2 ayat (3): guru sebagaimana yang dimaksud pada ayat (2)
apabila telah menunjukkan kinerja baik diberi beban kerja sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. Kenyataan di lapangan masih terdapat beberapa guru yang
menganggap bahwa pengembangan keprofesian hanya untuk persyaratan kenaikan
pangkat dan jabatan sehingga setelah mencapai tujuan guru sudah tidak
mengembangkan profesinya.
Sesuai dengan amanat Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan
Angka Kreditnya, PKB diakui sebagai salah satu unsur utama selain kegiatan
pembelajaran/ pembimbingan dan tugas tambahan lain yang relevan dengan fungsi
sekolah/madrasah yang diberikan angka kredit untuk pengembangan karir guru.
Harapannya melalui kegiatan PKB akan terwujud guru profesional yang bukan hanya
sekedar memiliki ilmu pengetahuan yang kuat, tuntas dan tidak setengah-setengah,
tetapi juga memiliki kepribadian yang matang, kuat dan seimbang. Dengan
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang kuat, tuntas dan tidak setengah-
setengah serta kepemilikan kepribadian yang prima, maka diharapkan guru terampil
membangkitkan minat peserta didik kepada ilmu pengetahuan dan teknologi melalui
10
penyajian layanan pendidikan yang bermutu. Mereka mampu membantu dan
membimbing peserta didik untuk berkembang dan mengarungi dunia ilmu
pengetahuan dan teknologi yang secara cepat berubah sebagai ciri dari masyarakat
abad 21.
Konsep pengembangan keprofesian berkelanjuutan (PKB) bagi guru menurut
para ahli dapat didefinisikan bermacam-macam. Salah satu pendapat dikemukakan
oleh Alba, G.D & Sandberg (2006: 384) sebagai berikut : “The concept of
professional development is not clearly delimited. A profession traditionally is defined
as being based on systematic, scientific knowledge. Preliminary development of
professional skill has occurred largely through designated higher education
programs, with subsequent development taking various forms”. Konsep
pengembangan profesional tidaklah dengan jelas dibatasi. Suatu profesi digambarkan
sebagai dasar pengetahuan sistematis dan pengetahuan ilmiah. Pengembangan
ketrampilan profesional telah dirancang luas melalui program-program pendidikan
lebih tinggi dengan berbagai bentuk pengembangan. Guru adalah tenaga profesional
yang melaksanakan proses pembelajaran. Jika guru dapat menciptakan dan
memelihara hubungan antara sesama, baik kepala sekolah, guru, siswa, dan staf,
berdasarkan lingkungan kerja maupun di dalam hubungan keseluruhan maka akan
tercipta lingkungan kerja yang nyaman. Sebagai jabatan profesional, guru harus
meningkatkan pengetahuan, sikap, dan ketrampilan secara terus-menerus. Di samping
guru harus menjawab tantangan perkembangan masyarakat, jabatan guru harus selalu
dikembangkan.
menurut pendapat Hari dalam (K.M. Armour & M.R. Yelling, 2004: 95-114)
PKB cenderung fokus pada kemungkinan guru untuk memperoleh pengetahuan dan
keterampilan dalam mengajar. Hal ini adalah suatu proses yang diharapkan
pemerintah agar guru dapat memperbaharui dan memperpanjang komitmen mereka
sebagai agen perubahan dengan tujuan moral mengajar.
Department for Education and Employment (DfEE) dalam (Keay J, 2006: 160)
manyatakan strategi PKB di Inggris adalah mempromosikan peluang di sekolah agar
terjadi pengembangan yang lebih dari sumber eksternal PKB, hal tersebut menyatakan
bahwa banyak guru yang menemukan pengembangan profesional yang terbaik datang
melalui pembelajaran dari dan dengan guru lain sehingga bisa saling bertukar
pengalaman satu sama lain. Dalam Permenneg PAN dan RB No. 16 Tahun 2009
dalam (Priatna dan Sukamto: 2013: 191), Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
(PKB) adalah pengembangan kompetensi guru yang dilaksanakan sesuai dengan
kebutuhan, bertahap, berkelanjutan untuk meningkatkan profesionalitasnya.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas PKB adalah Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan guru untuk mencapai
standar kompetensi profesi dan/atau meningkatkan kompetensinya di atas standar
kompetensi profesinya yang sekaligus berimplikasi kepada perolehan angka kredit
untuk kenaikan pangkat/jabatan fungsional guru. Dalam Pedoman Pengelolaan
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan juga dijelaskan bahwa PKB mencakup tiga
hal; yakni pengembangan diri, publikasi ilmiah, dan karya inovatif. Sehubungan
dengan hal tersebut diatas, maka perlu adanya penelitian yang mengkaji
11
pengembangan profesionalitas berkelanjutan pada guru teknik otomotif di SMK
Purworejo sehingga hasil penelitian ini dapat dijadikan bukti empirik tentang kondisi
guru dalam mendukung usaha untuk mencapai pelaksanaan Program Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan (PKB) yang efektif.
Komponen/Unsur dalam PKB Kegiatan dalam program PKB terdiri atas berbagai
unsur yang dilakukan secara terencana dan berkelanjutan. Menurut pendapat Priatna
& Sukamto, (2013: 145-146) kegiatan PKB meliputi tiga (tiga) sub-unsur, yaitu:
1. Pengembangan Diri, yang terdiri dari:
Diklat fungsional, yaitu diklat yang berkaitan dengan profesi sebagai
guru. Misalnya diklat pengembangan bahan ajar matematika untuk
guru mata pelajaran matematika. Dan sebagainya.
Kegiatan kolektif guru yang meningkatkan kompetensi dan/atau
keprofesian guru. Misalnya kegiatan KKG, MGMP, dan sebagainya
2. Publikasi Ilmiah, yang terdiri dari:
Publikasi ilmiah atas hasil penelitian atau gagasan inovatif pada
bidang pendidikan formal, misalnya dalam bentuk makalah yang
diterbitkan dalam jurnal, dan sebagainya.
Publikasi buku teks pelajaran, buku pengayaan, dan buku pedoman
guru.
3. Karya Inovatif, yang terdiri dari:
Menemukan teknologi tepat guna. Misalnya menemukan mesin
konvensi gas untuk kendaraan bermotor, dan sebagainya.
Menemukan/menciptakan karya seni.
Membuat/memodifikasi alat pelajaran, alat peraga, atau alat
praktikum.
Mengikuti program penyusunan standar, pedoman soal dan
sebagainya.
KESIMPULAN
12
PKB adalah Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan yang dilaksanakan sesuai
dengan kebutuhan guru untuk mencapai standar kompetensi profesi dan/atau
meningkatkan kompetensinya di atas standar kompetensi profesinya yang sekaligus
berimplikasi kepada perolehan angka kredit untuk kenaikan pangkat/jabatan fungsional
guru. Dalam Pedoman Pengelolaan ; yakni pengembangan diri, publikasi ilmiah, dan
karya inovatif. Sehubungan dengan hal tersebut diatas, maka perlu adanya penelitian yang
mengkaji pengembangan profesionalitas berkelanjutan pada guru teknik otomotif di SMK
Purworejo sehingga hasil penelitian ini dapat dijadikan bukti empirik tentang kondisi
guru dalam mendukung usaha untuk mencapai pelaksanaan Program Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan (PKB) yang efektif.
PKB merupakan kunci untuk mengoptimalkan kesempatan pengembangan karier baik
saat ini maupun ke depan. PKB harus mendorong dan mendukung perubahan khususnya
di dalam praktik-praktik dan pengembangan karier guru. Pada prinsipnya, PKB mencakup
kegiatan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan refleksi yang didesain untuk
meningkatkan karakteristik, pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan. Dengan
perencanaan dan refleksi pada pengalaman belajar guru dan/atau praktisi pendidikan akan
mempercepat pengembangan pengetahuan dan keterampilan guru serta kemajuan karier
guru dan/atau praktisi pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
13
Hasanah, U. (2018). PELAKSANAAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN
BEREKELANJUTAN (PKB) GURU SEKOLAH DASAR NEGERI
DEMAKIJO I GAMPING SLEMAN. BASIC EDUCATION, 7(26), 2-544.
LAMPIRAN
14
1. Angket observasi
a. Ibu santi S.Pd
15
c. Ibu nurmaliah S.Pd
16
2. Dokumentasi observasi
17
18