Anda di halaman 1dari 2

Memonitoring Satwa Liar dengan menggunakan Camera Trap

Pengertian Satwa Liar (wildlife) banyak ditemukan pada literatur asing sehubungan dengan
pengelolaan satwa liar. Wildlife diartikan sebagai hewan yang hidup liar. Arti sesungguhnya dari
wildlife adalah suatu kehidupan liar yang secara umum terdiri dari kelompok tumbuhan dan
kelompok hewan. Namun oleh kebanyakan ahli biologi Indonesia, istilah wildlife disepakati
hewan yang hidup liar yang kemudian dibakukan menjadi satwa liar (Auhara, 2013).

Menurut Undang-Undang No. 5 tahun 1990 menyebutkan bahwa yang dimaksud satwa liar
adalah semua binatang yang hidup di darat dan atau di air dan atau di udara yang masih
mempunyai sifat-sifat liar, baik yang hidup bebas maupun yang dipelihara oleh manusia. Satwa
liar yang hidup di alam liar tidak akan diawasi oleh manusia selama hidupnya. Kehidupan satwa
liar di alam mengarah pada semua perilaku tanpa pengawasan yang biasanya dilakukan oleh
hewan. Oleh karena itu, ketika peneliti ingin mengetahui perilaku satwa liar di habitatnya.
Peneliti dapat menggunakan teknik alat bantu yang disebut jebakan kamera atau camera trap.

Camera Trap atau kamera jebakan adalah jenis kamera yang dilengkapi sensor gerak dan
sensor panas dan atau termal yang dapat digunakan untuk merekam keberadaan satwa liar yang
ada di kawasan tertentu. Sensor camera trap ini akan aktif jika ada objek bergerak dan atau yang
memiliki suhu berbeda dengan lingkungan area cakupan sensor. Camera trap menghasilkan data
berupa gambar atau video yang bisa digunakan untuk mengetahui jenis, keanekaragaman jenis,
kelimpahan relative satwa dalam kawasan hutan. Keuntungan penggunaan camera trap adalah
pengamatan dapat dilakukan terus menerus setiap hari dan lebih efesien dibandingkan dengan
melakukan pengamatan secara langsung (Azlan & Sharman, 2006).
Camera Trap sudah lama digunakan untuk monitoring satwa liar yang ada di wilayah
tertentu dan dalam upaya konservasi satwa liar. Camera trap ini cukup mudah dalam
penggunaannya dan tidak membutuhkan tenaga kerja yang cukup. Pemasangan Camera trap ini
biasa dilakukan di tempat-tempat yang sering dilewati atau dijadikan tempat untuk singgah
sementara oleh suatu satwa, namun juga disesuaikan dengan keadaan sekitar agar tidak
mengganggu aktivitas yang dilakukan satwa itu sendiri. Penggunaan kamera jebakan ini juga
perlu diperhatikan agar tidak terjadi kendala saat pengambilan data dilakukan.

Sumber :

Mustari, A. H., Setiawan, A., dan Rinaldi, D. 2015. Kelimpahan Jenis Mamalia Menggunakan
Kamera Jebakan di Resort Gunung Botol Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Media
Konservasi, Vol. 20 No.2.

Azlan, J. M., & Sharma, D. S. K. (2006). The diversity and activity patterns of wild felids in a
secondary forest in Peninsular Malaysia,
40(1).https://doi.org/https://doi.org/10.1017/S0030605306000147.

Anda mungkin juga menyukai