Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN MODUL 4

PM 04 PEMESINAN DENGAN MESIN FRAIS CNC

Telah disetujui Oleh Asisten


Tanggal
Nama Asisten Umi Novita Fauziyah
Tanda Tangan

Dikerjakan Oleh :
Nama Mahasiswa NIM
Anas Almufid 200481100046
Muhammad Rahman Hakiki 200481100047
Muhammad Alvi Firmansyah 200481100048
Fathur Kurniawan 200481100049
Fiky Muhammad Alfiyu Zaki 200481100050

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK MESIN FAKULTAS


TEKNIK UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

2022
PM04
PEMESINAN DENGAN MESIN FRAIS CNC
4.1 Tujuan
Modul 4 ini akan membahas mengenai pemesinan dengan mesin frais CNC,
adapun tujuan adanya praktikum modul empat ini adalah sebagai berikut.
1. Menjelaskan prinsip kerja, bagian-bagian, fungsi masing-masing bagian, dan
operasional mesin frais CNC.
2. Membuat program untuk pembuatan suatu komponen dengan menggunakan
simulator mesin frais CNC.
3. Mengetahui gerakan pahat sesuai dengan program yang sudah dibuat, melalui
simulasi proses pemesinan dengan simulator mesin frais CNC.

4.2. Dasar Teori


Mesin CNC merupakan sebuah teknologi yang awal mulanya dikembangkan oleh
Jhon Pearseon dari Institut Teknologi Massathusetts pada tahun 1952 atas nama
Angkatan Udara Amerika Serikat. Awal mulanya proyek tersebut diperuntukkan untuk
membuat benda kerja khusus yang rumit, butuh biaya yang tinggi untuk dapat
menggunakan perangkat mesin CNC . Pada tahun 1973 mesin CNC masih masih jarang
yang memakainya karena sangat mahal sehingga hanya sedikit perusahaan yang
mempunyai keberanian dalam prangkat mesin CNC. Dari tahun 1975, produksi mesin
CNC mulai berkembang pesat. Perkembangan ini dipacu oleh perkembangan
mikroprosesor, sehingga volume unit pengendali dapat lebih ringkas (Kuspriyanto,
2011).
4.2.1 Mesin Frais (Milling)
Mesin frais (milling machine) adalah mesin perkakas yang dalam proses
pekerjaannya memalui proses pemotongan dengan menyayat atau memotong benda
kerja dengan menggunakan alat potong bermata banyak yang berputar (multipoint
cutter). Mesin dapat dikendalikan secara mekanis ataupun secara otomatis, mesin
frais yang digerakan secara manual disebut dengan mesin frais konvensional,
.
sedangkan mesin yang digerakan secara otomatis munggunakan pemograman
komputer disebut mesin frais CNC (Sumbodo,2008)
Pengelompokan mesin frais menurut jenis penamaannya disesuaikan dengan
posisi spindle dengan posisi vertical dan horizontal, mesin frais vertical merupakan
mesin frais dengan poros utama sebagai pemutar sedangkan mesin frais horizontal
adalah mesin frais yang mempunyai kontruksi perkakas yang terpasang pada poros
spindle dengan posisi mendatar.
4.2.2. Bagian Bagian Mesin Frais
Mesin frais juga memiliki berbagai macam bagian-bagian yang tentunya
sangat mendukung untuk pengoprasian mesin frais itu sendiri, bagian bagian itu
antara lain:
1. Badan Mesin
Badan mesin atau yang biasa disebut (collum) merupakan salah satu bagian
dari mesin frais yang berguna sebagai patokan dan merupakan dudukan dan rumah
dari roda gigi. Posisi badan mesin ini berdiri tegak dan kokoh, badan mesin ini
juga jadi dudukan dari sumbu utama, bahkan untuk tempat dudukan motor dan
puli-puli nya.
2. Lengan Mesin
Lengan mesin atau yang biasa disebut (arm) yang mendatar memilki fungsi
sebagai penyokong arbor. Tempat dari lemgan mesi ini berada di bagian atas dari
kolom atau badan mesin, pada bagian baah lengan ini memilki alur yang berbentuk
ekor burung (dove tail) yang sesuai dengan bentuk alur ekor burung pada kolom
mesin dan penopang arbor (arbor bracket).
3. Meja Mesin
Meja mesin atau yang biasa disebut (table) merupakan salah satu bagian dari
mesin frain yang berfungsi sebagai tempat benda kerja yang akan di frais.
Penempatan benda kerja pada meja mesin ini dilakukan dengan menggunakan
peralatan penjepit atau penegang pada benda kerja seperti, ragum, klem, kepala
pembagi, dan kepala lepas. Dilihat dari kontruksi pada meja mesin ini mempunyai
bentuk persegi panjang dengan alur-alur T pada bagian pemakannya, alur-alur ini
merupakan tempat dududkan baut-baut yang digunakan untuk mengikat ragum,
klem, kepala pembagi atau kepala lepas.
4. Dudukan Meja
Dudukan meja atau yang biasa disebut (sadel) merupakan bagian dari mesin
frais yang berfungsi sebagai tempat meja bertumpu, pada bagian bawah dari sadel
terdapat alur yang berbentuk ekor burung yang dipasangkan secara pas dengan alur
ekor burung pada bagian atas lutut
5. Lutut (Kene)
Lutut atau knee merupakan tempat kedudukan sadel, di mana lutut ini
ditopang oleh kolom mesin dan batang pengangkat. Lutut dapat digerakkan secara
vertikal naik atau turun dengan cara memutarkan engkolnya. Karena meja
bertumpu pada sadel dan sadel bertumpu pada lutut, maka menggerakkan lutut
naik atau turun berarti menggerakkan meja secara vertikal untuk mendekati atau
menjauhi pisau frais yang terpasang pada arbor.Agar pada waktu melaksanakan
pengefraisan lutut berada dalam posisi yang kokoh, maka lutut dapat dikunci
terhadap kolom.
6. Alas/ Landasan Meja (Base)
Alas mesin merupakan bagian terbawah dari mesin dan tempat bertumpu
komponen-komponen utama mesin frais seperti kolom beserta lengan dan spindel,
lutut beserta sadel dan mejanya. Selain itu alas memiliki suatu rongga atau ruangan
yang merupakan tempat menampung cairan pendingin.
7. Eretan (Carriage)
Eretan terdiri dari eretan memanjang sumbuX : sebagai penggerak meja
mesin arah horizontal ( kanan-kiri ), sedangkan eretan Melintang Sumbu Y :
sebagai penggerak pahat maju-mundur ). Dan untuk Eretan Tinggi Sumbu Z :
untuk menggerakan meja pada arah naik-turun.
8. Tuas Pengatur Kecepatan RPM (Spindle)
Tuas pengatur kecepatan digunakan sebagai pengatur kecepatan putaran alat
potong (RPM).

4.2.3 Kode Pemograman Mesin Frais (Milling)


Dalam mesin frais terdapat beberapa kode pemograman diantaranya kode fungsi
G dan fungsi M, berikut kode pemograman pada mesin frais CNC:
1. Fungsi G
G00 Gerakan cepat.
G01 Interpolasi lurus.
G02 Interpolasi melinqkar searah iarum Jam.
G03 Interpolasi melinqkar berlawanan arah jarum jam.
G04 Lamanya tingqal diam.
G21 Blok kosong.
G25 Memanqqil sub program.
G27 Instruksi melompat.
G40 Kompensasi radius pisau hapus.
G45 Penambahan radius pirau .
G46 Pengurangan radius pisau.
G47 Penambahan radius pisau 2 kali.
G48 Penguranqan radius pisau 2 kali.
G64 Motor asutan tanpa arus (Fungsi penyetelan).
G65 Pelavanan pita magnet (Fungsi penyetetan).
G66 Pelaksanaan antar aparat dengan RS 232.
G72 Siklus pengefraisan kantong.
G73 Siklus pemutusan fatal.
G74 Siklus penguliran (jalan kiri).
G81 Siklus pemboran tetap.
G82 Siklus pemboran tetap dengan tinj diam.
G83 Siklus pemboran tetap dengan pembuangantatal.
G84 Siklus penquliran.
G85 Siklus mereamer tetap.
G89 Siklus mereamer tetap denqan tinqqal diam.
G90 Pemroqraman nilai absolut.
G91 Pemroqraman nilai inkremental .
G92 Penqqeseran titik referensi.
2. Fungsi M
M00 Diam
M03 Spindel frais hidup.searahjarumjam
M05 Spindel frais mat!
M06 Penggeseran alat, radius pisau frais masuk
M17 Kembali ke program pokok
M20 Hubungan keluar
M26 Hubungan keluar- impuls
M30 Program berakhir
M98 Kompensasi kocak / kelonggaran otomatis
M99 Parameter dari interpolasi melingkar (dalam hubungan dengan G02/303)

4.3 Peralatan dan Bahan


Peralatan dan bahan yang digunakan pada praktikum modul 4 pemesinan dengan
mesin bubut CNC adalah sebagai berikut :
1 . Microsoft Office Word 2017
2. CNC Base Simulator
3. Laptop
4.4 Prosedur Pelaksanaan Praktikum
Prosedur dalam melaksanakan praktikum ada beberapa yang harus dilakukan oleh
praktikan. Berikut merupakan prosedur yang ada dalam praktikum proses manufaktur:
4.4.1 Pelaksanaan Praktikum
Pelaksanaan praktikum ada beberapa prosedur yang harus dilakukan oleh
praktikan yaitu adalah sebagai berikut:
1. Praktikan wajib datang/gabung room 10 menit sebelum praktikum
dilaksanakan dengan toleransi keterlambatan maksimal 10 menit setelah
praktikum dimulai.
2. Jika praktikum dilaksanakan via zoom, praktikan wajib menyalakan kamera
(setengah badan) dan mematikan mikrofon kecuali ada interuksi dari
pemateri.
3. Praktikan yang berhalangan hadir wajib menyerahkan ijin tertulis kepada
asisten dengan alasan yang dapat dipertanggung jawabkan.
4. Praktikan wajib memakai pakaian sesuai ketentuan.
5. Praktikan wajib menyelesaikan dan mengumpulkan Tugas Pendahuluan yang
dikerjakan secara perorangan sebelum mengikuti praktikum.
6. Praktikan wajib mengikuti petunjuk pengoperasian mesin/peralatan
praktikum yang diberikan secara tertulis maupun lisan.
7. Apabila mesin/peralatan praktikum tidak dapat digunakan sebagaimana
mesninya atau rusak, praktikan diharapkan segera melaporkannya kepada
asisten/laboran.

8. Setiap selesai praktikum, produk hasil praktikum harus diserahkan kepada


laboran untuk disimpan di Laboratorium.
9. Setiap selesai digunakan, mesin atau peralatan harus dibersihkan dan
dikembalikan kepada laboran
10. Praktikan diperbolehkan meninggalkan setelah mesin/peralatan praktikum
dikembalikan kepada laboran dalam keadaan bersih.
11. Praktikan wajib mendokumentasikan setiap praktikum daring untuk
keperluan absensi.
12. Praktikan wajib mendokumentasikan setiap praktikum untuk keperluan.

4.5 Kegiatan Praktikum


Kegiatan praktikum kali ini dilaksanakan untuk lebih memahami modul 4 dengan
pemesinan menggunakan mesin FRAIS CNC dan pemograman menggunakan CNC base
simulator.

Gambar kegiatan praktikum


4.5.1 Percobaan Praktikum
Percobaan Praktikum Modul 4 dilakukan secara Offline. Berikut ini prosedur
yang ada dalam praktikum proses manufaktur yaitu:
1. Membuka aplikasi inventor untuk mendesain benda kerja yang akan dibuat.
2. Melakukan perhitungan pada benda kerja yang akan dibuat.
3. Membuka aplikasi CNC base.
4. Memasukkan program pada aplikasi CNC base.
5. Benda kerja selesai dibuat.
4.5.2 Tugas Individu
Berikut adalah tugas individu dari kelompok 8 pada modul 4 praktikum proses
manufaktur dengan pemesinan menggunakan mesin frais CNC dan pemograman
menggunakan CNC base simulator :
1. Anas Al Mufid (200481100046)

Gambar Kode pemrograman CNC


Gambar Hasil CNC
Dimulai dari G91 M03 S1000 F1000 untuk membuat perintah program
incremental dengan menggerakan spindle searah jarum jam, dan kecepatan spindle
sebesar 1000 rpm untuk kecepatan pemahatan benda kerja, selanjutnya, G00 X40
Y10 Z5 untuk peletakan pahat awal tanpa pemakanan, G01 Z-5 untuk megatur
pemahatan sedalam 5mm, G01 X-30 Y12.5 pemahatan dimulai dari titik awal hingga
terbentuk garis miring keatas sejauh 30mm pada sumbu X dan 12,5mm untuk sumbu
Y, G01 X30 Y12.5 pemahatan dari titik sebelumnya hingga terbentuk garis miring
kebawah sejauh 30mm pada sumbu X dan 12,5mm untuk sumbu Y, G01 X-15 Y-6
pemahatan dari titik sebelumnya hingga terbentuk garis miring keatas sejauh 15mm
pada sumbu X dan 6mm untuk sumbu Y, G01 X0 Y-12.5 untuk membuat garis lurus
dimulai dari titik sebelumnya hingga tercipta garis lurus kekanan sejauh12,5mm, G00
X-15 Y28.541 Z5 untuk peletakan pahat tanpa pemotongan, G01 Z-5 pemahatan
sedalam 5mm G01 X30 Y0 untuk membuat garis lurus kebawah sejauh 30mm pada
sumbu X, G01 X-30 Y0 untuk membuat garis lurus keatas sejauh 30mm pada sumbu
X, G01 X30 Y20 untuk membuat garis miring kebawah sejauh 30mm pada sumbu X
dan 20mm pada sumbu Y, G01 X-30 Y0 untuk membuat garis lurus keatas sejauh
30mm pada sumbu X, G00 X0 Y21.385 Z5 untuk peletakan pahat tanpa pemotongan,
G01 Z-5 untuk mengatur pemahatan sedalam 5mm, G01 X30 Y-12.5 pemahatan dari
titik sebelumnya hingga terbentuk garis miring kebawah sejauh 30mm pada sumbu X
dan 12,5mm untuk sumbu Y, G01 X-30 Y12.5 pemahatan dari titik sebelumnya
hingga terbentuk garis miring keatas sejauh 30mm pada sumbu X dan 12,5mm untuk
sumbu Y, G01 X30 Y13.615 pemahatan dari titik sebelumnya hingga terbentuk garis
miring kebawah sejauh 30mm pada sumbu X dan 13,615mm untuk sumbu Y, G01 X-
13 Y-6 pemahatan dari titik sebelumnya hingga terbentuk garis miring keatas sejauh
13mm pada sumbu X dan 6mm untuk sumbu Y, G01 X0 Y-15 untuk membuat garis
lurus dimulai dari titik sebelumnya sejah 15mm ke kiri, G00 X15 Y30 Z5 peletakan
tanpa pemahatan, G01 Z-5 untuk memahat sedalam 5mm, G01 X0 Y15 untuk
membuat garis lurus dimulai dari titik sebelumnya sejah 15mm ke kanan, G03 X-5
Y5 R5 membuat cembung keatas sejauh X5 dan Y5, G01 X-5 Y0 untuk membuat
garis lurus dimulai dari titik sebelumnya sejah 15mm ke atas, G03 X-5 Y-5 R5 untuk
membuat cembung kekiri sejauh 5mm pada sumbu X dan 5mm pada sumbu Y, G01
X0 Y-10 untuk membuat garis lurus dimulai dari titik sebelumnya sejah 10mm ke
kiri, G02 X-5 Y-5 R5 untuk membuat cekung ke kanan sejauh 5mm pada sumbu X
dan 5mm pada sumbu Y, G01 X-5 Y0, untuk membuat garis lurus dimulai dari titik
sebelumnya sejah 5mm ke atas, G02 X-5 Y5 R5 untuk membuat cekung ke kanan
sejauh 5mm pada sumbu X dan 5mm pada sumbu Y, G01 X0 Y15 untuk membuat
garis lurus dimulai dari titik sebelumnya sejah 15mm ke kanan, G00 X25 Y10 Z5,
peletakan pahat tanpa pemotongan, G01 Z-5 untuk mengatur kedalamam pemahatan
sedalam 5mm, G01 X-18.536 Y0 untuk membuat garis lurus dimulai dari titik
sebelumnya sejah 18,536mm ke bawah,G02 X-6.464 Y5 R5 untuk membuat cekung
ke kanan sejauh 6,464mm pada sumbu X dan 5mm pada sumbu Y, G01 X0 Y10 untuk
membuat garis lurus dimulai dari titik sebelumnya sejah 5mm ke kanan, G02 X6.464
Y5 R5 untuk membuat cekung ke kanan sejauh 6,464mm pada sumbu X dan 5mm
pada sumbu Y, G01 X18.536 Y0 untuk membuat garis lurus dimulai dari titik
sebelumnya sejah 18,536mm ke atas, G02 X5 Y-5 R5 untuk membuat cekung ke kiri
sejauh 5mm pada sumbu X dan 5mm pada sumbu Y, G01 X0 Y-10 untuk membuat
garis lurus dimulai dari titik sebelumnya sejah 18,536mm ke kri, G02 X-5 Y-5 R5
untuk membuat cekung ke kiri sejauh 5mm pada sumbu X dan 5mm pada sumbu Y,
G00 X5 Y50 Z5 peletakan pemahat tanpa pemotongan, G01 Z-5 untuk mengatur
kedalamam pemahatan sedalam 5mm, G01 X-30 Y0 untuk membuat garis lurus
dimulai dari titik sebelumnya sejah 30 mm ke atas, G01 X17 Y-18 untuk membuat
garis miring ke kiri sejauh 17mm pada sumbu X dan 18mm pada sumbu, G01 X0 Y18
untuk membuat garis lurus dimulai dari titik sebelumnya sejah 18mm ke kanan, G00
X13 Y10 Z5 peletakan pemahat tanpa pemotongan, G01 Z-5 untuk mengatur
kedalamam pemahatan sedalam 5mm, G01 X-30 Y0 untuk membuat garis lurus
dimulai dari titik sebelumnya sejah 30mm ke atas, G01 X0 Y20 untuk membuat garis
lurus dimulai dari titik sebelumnya sejah 20mm ke kanan, G01 X0 Y-20 untuk
membuat garis lurus dimulai dari titik sebelumnya sejah 18mm ke kiri, G01 X15 Y0
untuk membuat garis lurus dimulai dari titik sebelumnya sejah 15mm ke bawah, G01
X0 Y20 untuk membuat garis lurus dimulai dari titik sebelumnya sejah 20mm ke
kanan, G01 X15 Y0 untuk membuat garis lurus dimulai dari titik sebelumnya sejah
15mm ke bawah, G01 X0 Y-20 untuk membuat garis lurus dimulai dari titik
sebelumnya sejah 20mm ke kiri G00 X0 Y30 Z5 peletakan pemahat tanpa
pemotongan, M03 untuk mengakihiri pemograman.
2. Muhammad Rahman Hakiki (200481100047)

Gambar Kode pemrograman CNC


Gambar Kode pemrograman CNC

Gambar Hasil pemrograman CNC


Penjelasan pada kode mesin FRAIS CNC base simulator pembuatan nama dan
NIM, G91 merupakan kode incremental, M03 untuk menggerakan spindle dengan
arah putaran jarum jam, S100 adalah putaran spindle, F100 adalah kecepatan
pemakanan pahat pada benda kerja, G00 adalah peletakan mata pahat di sumbu X10
sumbu Y10 sumbu Z3, G01 Z-3 merupakan pemakanan awal kedalam, pembutan
huruf H menggunakan kode G01 X30 Y0 gerakan pemakan pada sumbu X30 dan
sumbu Y0, G01 X-15 Y0 gerakan pemakanan pada sumbu X-15 dan sumbu Y0, G01
X0 Y20 gerakan pemakanan pada sumbu X0 dan Y20, G01 X-15 Y0 gerakan
pemakanan pada sumbu X-15 dan sumbu Y0, G01 X30 Y0 gerakan pemakanan pada
sumbu X30 dan sumbu Y0, G00 X0 Y10 Z3 sebelum peletakan mata pahat di sumbu
X0 dan Y10 pemotong pada sumbu Z3 harus diangkat terlebih dahulu, setelah
penempatan pahat pada posisinya G01 Z-3 pemakanan pahat dapat dilakukan. G01
X-30 Y10 gerakan pemakanan pahat pada sumbu Y-30 dan Y10, G01 X30 Y10
gerakan pemakanan pahat pada sumbu X30 dan Y10, G00 X-15 Y-5 Z3 pemposisian
mata pahat pada sumbu X-15 dan Y-5 dengan kedalaman Z3, G01 Z-3 pemakanan
mata awal sedalam Z-3, G01 X0 Y-10 gerakan pemakanan sudut X0 dan Y-10, G00
X15 Y25 Z3 pemposisian mata pahat pada sudut X15 dan Y25, G01 Z-3
pememakanan kedalaman sudut Z-3, G01 X-30 Y0 gerakan pemakanan pada sumbu
X-30 dan Y0, G00 X15 Y0 pemposisian mata pahat pada sumbu X15 dan Y0, G01
X-15 Y18 gerakan pemakanan pada sumbu X-15 dan Y18, G00 X15 Y-18
pemposisian mata pahat pada sumbu X15 dan Y-18, G01 X15 Y18 gerakan
pemakanan pada sumbu X15 dan Y18, G00 X0 Y10 Z3 pemposisian mata pahat pada
sumbu X0 dan Y10 dan Z3, G01 Z-3 pemakanan kedalaman pada sumbu Z-3, G01
X-30 Y0 gerakan pemakanan pada sumbu X-30 dan Y0, G00 X30 Y10 Z3
pemposisian mata pahat pada sumbu X30 dan Y10 dan Z3, G01 Z-3 pemakanan
kedalaman pada sumbu Z-3, G01 X-30 Y0 gerakan pemakanan pada sumbu X-30 dan
Y0, G00 X15 Y0 pemposisian pahat pada sumbu X15 dan Y0, G01 X-15 Y18
pemakanan pada sumbu X-15 dan Y18, G00 X15 Y-18 pemposisian mata pahat pada
sumbu X15 dan Y-18, G01 X15 Y18 gerakan pemotongan pada sumbu X15 dan Y18,
G00 X0 Y10 Z3 pemposisian mata pahat pada sumbu X0 dan Y10 dan Z3, G01 Z-3
pemakanan kedalam pada sumbu Z-3, G01 X-30 Y0 gerakan pemotongan pada
sumbu X-30 dan Y0, G00 X30 Y10 Z3 peletakan mata pahat pada sumbu X30 Y10
dan Z3, G01 Z-3 pemakanan kedalam pada sumbu Z-3, G01 X-30 Y0 gerakan
pemotongan pada sumbu X-30 dan Y0, G01 X0 Y20 gerakan pemotongan pada
sumbu X0 dan Y20, G01 X30 Y0 gerakan pemotongan pada sumbu X30 dan Y0, G01
X0 Y-20 gerakan pemotongan pada X0 dan Y-20, G00 X-15 Y30 Z3 peletakan mata
pahat pada sumbu X-15 Y30 dan Z3, G01 Z-3 pemakanan kedalam pada sumbu Z-3,
G01 X-15 Y20 gerakan pemotongan pada X-15 dan Y20, G01 X15 Y0 gerakan
pemotongan pada X15 dan Y0, G01 X0 Y-20 gerakan pemotongan X0 dan Y-20, G01
X0 Y20 gerakan pemotongan pada sumbu X0 dan Y20, G01 X15 Y0 gerakan
pemotongan pada sumbu X15 dan Y0, G00 X-30 Y10 Z3 pemposisian mata pahat
pada sumbu X-30 Y10 dan Z3, G01 Z-3 pemakanan kedalam pada sumbu Z-3, G01
X0 Y20 gerakan pemkanan pada sumbu X0 dan Y20, G01 X30 Y0 gerakan
pemakanan pada sumbu X30 dan Y0, M30 merupakan kode pemberhentian spindle.
3. Muhammad Alvi Firmansyah (200481100048)

Gambar Pemrograman CNC


Gambar Kode pemrograman CNC

Gambar Kode pemograman CNC

Gambar Hasil pemrogrman CNC


Penjelasan pada kode mesin FRAIS CNC base simulator pembuatan nama dan NIM
G91 untuk kode incremental, M03 untuk menggerakan spindle dengan arah putaran
jarum jam, S1000 adalah putaran spindle, F1000 adalah kecepatan pemakanan pahat
pada benda kerja, G00 adalah peletakan mata pahat di sumbu X10 sumbu Y10 sumbu
Z5, untuk huruf A, G01 Z-5 pemakanan awal pada benda kerja dengan sumbu Z-5,
G01 pemakanan searah jarum jam disumbu X0 sumbu Y15, G01 pemakanan searah
jarum jam di sumbu X9 sumbu Y15, G01 pemakanan searah jarum jam di sumbu X9
sumbu Y-15, G01 pemakanan searah jarum jam disumbu X0 sumbu Y-15, G01
pemakanan kembali berlawanan arah jarum jam di sumbu X0 sumbu Y15, G01
pemakanan berlawanan arah jarum jam disumbu X-18 sumbu Y0, G00 Z5 pahat
terangkat, G01 gerakan tanpa pemakanan di sumbu X12 sumbu Y0, untuk huruf L,
G01 gerakan pemaknan berlawanan arah di sumbu X0 sumbu Y-15, G01 gerakan
pemakanan searah di sumbu X0 sumbu Y30, G01 gerakan pemakanan searah di
sumbu X0 sumbu Y-30, G01 gerakan pemakanan searah disumbu X20 sumbu Y0,
G00 Z5 pahat terangkat, G01 gerakan tanpa pemakanan di sumbu X10 sumbu Y0,
untuk huruf V, G01 Z-5 penempatan pahat, G01 gerakan berlawanan arah di sumbu
X-10 sumbu Y30, G01 gerakan searah kembali disumbu X10 sumbu Y-30, G01
gerakan searah di sumbu X10 sumbu Y30, G00 Z5 pahat terangkat, G01 gerakan
tanpa pemotongan di sumbu X10 sumbu Y0, untuk huruf I, G01 Z-5 penempatan
pahat, G01 pemakanan searah di sumbu X0 sumbu Y-30, G00 Z5 pahat terangkat,
G01 gerakan tanpa pemakanan disumbu X15 sumbu Y0, untuk angka 0, G01 Z-5
penempatan pahat, G01 pemakanan searah di sumbu X20 sumbu Y0, G01 pemakanan
searah di sumbu X0 sumbu Y30, G01 pemakanan berlawanan arah disumbu X-20
sumbu Y0, G01 pemakanan berlawanan arah di sumbu X0 sumbu Y-30, G01
pemakanan searah di sumbu X20 sumbu Y0, G00 Z5 pahat terangkat, G01 gerakan
tanpa pemakanan di sumbu X30 sumbu Y0, untuk angka 4, G01 Z-5 penempatan
pahat, G01 pemakanan searah di sumbu X0 sumbu Y30, G01 pemakanan searah di
sumbu X0 sumbu Y-15, G01 pemakanan berlawanan arah di sumbu X-20 sumbu Y0,
G01 pemakanan searah di sumbu X0 sumbu Y15, G00 Z5 pahat terangkat, G01
gerakan tanpa pemakanan di sumbu X30 sumbu Y0, untuk angka 8, G01 Z-5
penempatan pahat, G01 gerakan berlawanan arah di sumbu X0 sumbu Y-30, G01
gerakan searah di sumbu X20 sumbu Y0, G01 gerakan searah di sumbu X0 sumbu
Y30, G01 gerakan berlawanan arah di sumbu X-20 sumbu Y0, G01 gerakan
berlawanan arah di sumbu X0 sumbu Y-15, G01 gerakan searah di sumbu X20 sumbu
Y0, G00 Z5 pahat terangkat, G00 pahat menjahui benda kerja di sumbu X18 sumbu
Y0, M30 spindle berhenti.
4. Fathur Kurniawan (200481100049)

Gambar kode pemograman CNC

Gambar Hasil CNC


Kode G91 M03 menunjukkan bahwa perintah kode incremental, selamnjutnya kode
S1000 F1000 menunjukkan kecepatan. Kode G00 menunjukkan perintah
penempatan pahat tanpa pemotongan di titik X10 Y10, dan kode Z5 menunjukkan
mengatur kedalaman pahat. Kode G01 menunjukkan perintah menyayat lurus,
selanjutnya Z-5 menunjukkan kedalaman pahat sebesar 5 mili. Kode G01
menunjukkan perintah menyayat gerak lurus pada titik X30 Y0. Kode G01
menunjukkan perintah menyayat gerak lurus pada titik X-30 Y0. Kode G01
menunjukkan perintah menyayat gerak lurus pada titik X0 Y12. Kode G01
menunjukkan perintah menyayat gerak lurus pada titik X0 Y-12. Kode G01
menunjukkan perintah menyayat gerak lurus pada titik X10 Y0. Kode G01
menunjukkan perintah menyayat gerak lurus pada titik X0 Y12. Kode G00
menunjukkan perintah penempatan pahat tanpa pemotongan di titik X20 Y10 Z5.
Kode G01 menunjukkan perintah menyayat lurus, selanjutnya Z-5 menunjukkan
kedalaman pahat sebesar 5 mili. Kode G01 menunjukkan perintah menyayat gerak
lurus pada titik X-30 Y11. Kode G01 menunjukkan perintah menyayat gerak lurus
pada titik X30 Y11. Kode G01 menunjukkan perintah menyayat gerak lurus pada titik
X-17 Y-6. G01 menunjukkan perintah menyayat gerak lurus pada titik X0 Y-9.5 Kode
G00 menunjukkan perintah penempatan pahat tanpa pemotongan di titik X-13
Y20.767 Z5. Kode G01 menunjukkan perintah menyayat lurus, selanjutnya Z-5
menunjukkan kedalaman pahat sebesar 5 mili. Kode menunjukkan perintah menyayat
gerak lurus pada titik G01 X0 Y20. Kode G01 menunjukkan perintah menyayat gerak
lurus pada titik X0 Y-10. Kode G01 menunjukkan perintah menyayat gerak lurus
pada titik X30 Y0. Kode G00 menunjukkan perintah penempatan pahat tanpa
pemotongan di titik X-30 Y20 Z5. Kode G01 menunjukkan perintah menyayat lurus,
selanjutnya Z-5 menunjukkan kedalaman pahat sebesar 5 mili. Kode G01
menunjukkan perintah menyayat gerak lurus pada titik X30 Y0. Kode G01
menunjukkan perintah menyayat gerak lurus pada titik X0 Y20. Kode G01
menunjukkan perintah menyayat gerak lurus pada titik X-30 Y0. Kode G00
menunjukkan perintah penempatan pahat tanpa pemotongan di titik X0 Y10 Z5.
Kode G01 menunjukkan perintah menyayat lurus, selanjutnya Z-5 menunjukkan
kedalaman pahat sebesar 5 mili. Kode G01 menunjukkan perintah menyayat gerak
lurus pada titik X30 Y0. Kode G01 menunjukkan perintah menyayat gerak lurus pada
titik X-30 Y0. Kode G02 menunjukkan perintah penyayatan searah jrum jam pada
titik X14 Y15 dan dengan radius R10.63. Kode G02 menunjukkan perintah
penyayatan searah jrum jam pada titik X0 Y-15 R10.63. Kode G01 menunjukkan
perintah menyayat gerak lurus pada titik X15.04 Y16. Kode G00 menunjukkan
perintah penempatan pahat tanpa pemotongan di titik X-30 Y15 Z5. Kode G01
menunjukkan perintah menyayat lurus, selanjutnya Z-5 menunjukkan kedalaman
pahat sebesar 5 mili. Kode G01 menunjukkan perintah menyayat gerak lurus pada
titik X30 Y0. Kode G01 menunjukkan perintah menyayat gerak lurus pada titik X0
Y20. Kode G01 menunjukkan perintah menyayat gerak lurus pada titik X-30 Y0.
Kode G01 menunjukkan perintah menyayat gerak lurus pada titik X0 Y-20. Kode
G00 menunjukkan perintah penempatan pahat tanpa pemotongan di titik X0 Y30 Z5.
Kode G01 menunjukkan perintah menyayat lurus, selanjutnya Z-5 menunjukkan
kedalaman pahat sebesar 5 mili . Kode G01 menunjukkan perintah menyayat gerak
lurus pada titik X15 Y0. Kode G01 menunjukkan perintah menyayat gerak lurus pada
titik X0 Y20. Kode G00 menunjukkan perintah penempatan pahat tanpa pemotongan
di titik X-15 Y0 Z5. Kode G01 menunjukkan perintah menyayat lurus, selanjutnya Z-
5 menunjukkan kedalaman pahat sebesar 5 mili. Kode G01 menunjukkan perintah
menyayat gerak lurus pada titik X30 Y0. Kode G00 menunjukkan perintah
penempatan pahat tanpa pemotongan di titik X-30 Y10 Z5. Kode G01 menunjukkan
perintah menyayat lurus, selanjutnya Z-5 menunjukkan kedalaman pahat sebesar 5
mili. Kode G01 menunjukkan perintah menyayat gerak lurus pada titik X15 Y0. Kode
G01 menunjukkan perintah menyayat gerak lurus pada titik X0 Y15. Kode G00
menunjukkan perintah penempatan pahat tanpa pemotongan di titik X-15 Y-15 Z5.
Kode G01 menunjukkan perintah menyayat lurus, selanjutnya Z-5 menunjukkan
kedalaman pahat sebesar 5 mili. Kode G01 menunjukkan perintah menyayat gerak
lurus pada titik X0 Y15. Kode G01 menunjukkan perintah menyayat gerak lurus pada
titik X30 Y0. Kode G01 menunjukkan perintah menyayat gerak lurus pada titik X0
Y-15.
5. Fiky Muhammad Alfiyu Zaki (200481100050)

Gambar kode pemograman CNC

Gambar Hasil CNC


G91 M03 S100 F100 ;kode incremental dengan putaran spindle searah jarum jam,
kecepatan spindle 100rpm untuk kecepatan pemahatan benda kerja
M03 T01 ;memanggil pahat nomor 1
G00 X20 Y20 Z5 ;pemposisian pahat tanpa pemakanan
G01 Z-5 ;mengatur pemahatan sedalam 5mm
G01 X0 Y50 ;pemahatan vertikal keatas sepanjang 50mm
G01 X30 Y0 ;pemahatan horizontal kekanan sepanjang 30mm
G01 X-30 Y0 ;pemahatan horizontal kekiri sepanjang 30mm
G01 X0 Y-20 ;pemahatan vertikal kebawah sepanjang 20mm
G01 X30 Y0 ;pemahatan horizontal kekanan sepanjang 30mm
G00 X10 Y0 Z5 ;pemposisian pahat tanpa pemakanan
G00 X0 Y-30 ;pemposisian pahat tanpa pemakanan
G01 Z-5 ;mengatur pemahatan sedalam 5mm
G01 X0 Y50 ;pemahatan vertikal keatas sepanjang 50mm
G00 X10 Y0 Z5 ;pemposisian pahat tanpa pemakanan
G01 Z-5 ;mengatur pemahatan sedalam 5mm
G01 X0 Y-50 ;pemahatan vertikal kebawah sepanjang 50mm
G01 X0 Y25 ;pemahatan vertikal keatas sepanjang 25mm
G01 X20 Y25 ;pemahatan secara miring keatas
G01 X-20 Y-25 ;pemahatan secara miring kebawah
G01 X20 Y-25 ;pemahatan secara miring kebawah
G00 X20 Y0 Z5 ;pemposisian pahat tanpa pemakanan
G01 Z-5 ;mengatur pemahatan sedalam 5mm
G01 X0 Y30 ;pemahatan vertikal keatas sepanjang 30mm
G01 X-10 Y20 ;pemahatan miring keatas
G01 X10 Y-20 ;pemahatan miring kebawah
G01 X10 Y20 ;pemahatan miring keatas
G00 X20 Y0 Z5 ;pemposisian pahat tanpa pemakanan
G01 Z-5 ;mengatur pemahatan sedalam 5mm
G01 X0 Y-50 ;pemahatan vertikal kebawah sepanjang 50mm
G01 X20 Y0 ;pemahatan horizontal kekanan sepanjang 20mm
G01 X0 Y50 ;pemahatan vertikal keatas sepanjang 50mm
G01 X-20 Y0 ;pemahatan horizontal kekiri sepanjang 20mm
G00 X30 Y0 Z5 ;pemposisian pahat tanpa pemakanan
G01 Z-5 ;mengatur pemahatan sedalam 5mm
G01 X20 Y0 ;pemahatan horizontal kekanan sepanjang 20mm
G01 X-20 Y0 ;pemahatan horizontal kekiri sepanjang 20mm
G01 X0 Y-25 ;pemahatan vertikal kebawah sepanjang 25mm
G01 X20 Y0 ;pemahatan horizontal kekanan sepanjang 20mm
G01 X0 Y-25 ;pemahatan vertikal kebawah sepanjang 25mm
G01 X-20 Y0 ;pemahatan horizontal kekiri sepanjang 20mm
G00 X30 Y0 Z5 ;pemposisian pahat tanpa pemakanan
G01 Z-5 ;mengatur pemahatan sedalam 5mm
G01 X0 Y50 ;pemahatan vertikal keatas sepanjang 50mm
G01 X20 Y0 ;pemahatan horizontal kekanan sepanjang 20mm
G01 X0 Y-50 ;pemahatan vertikal kebawah sepanjang 50mm
G01 X-20 Y0 ;pemahatan horizontal kekiri sepanjang 20mm
M30 ;mengakhiri pemrograman
4.5.3 Tugas kelompok
4 .6 Kesimpulan

Pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan praktikum ini sangat


penting untuk mahasiswa Teknik Mesin Universitas Trunojoyo Madura. Untuk lebih
memahami apa yang di praktikkan. Berikut merupakan kesimpulan dari praktikum
proses manufaktur ini :
1. Berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan selama praktikum proses
manufaktur ini yaitu praktikan mampu menjelaskan prinsip, bagian-bagian, fungsi
masing-masing bagian dan operasional mesin frais CNC .
2. Praktikan juga harus mampu membuat program untuk suatu komponen dengan
menggunakan simulator mesin frais CNC.
3. Mahasiswa juga harus mengerti dan bisa membuat gerakan pahat sesuai
dengan program yang sudah dibuat, melalui simulasi proses pemesinan
dengan simulator mesin bubut CNC.
DAFTAR PUSTAKA
Hegar Dwi, 2016, Optimasi Laju Pembuangan Material Aisi 1045 pada Bubut
CNC dengan Metode Taguchi, Universitas Jember

referensi
ditambahkan
LEMBAR ASISTENSI PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR

Modul :4
Nama Kelompok :8
1. Anas Almufid 200481100046
2. Muhammad Rahman Hakiki 200481100047
3. Muhammad Alvi Firmansyah 200481100048
4. Fathur Kurniawan 200481100049
5. Fiky Muhammad Alfiyu Zaki 200481100050
Kelas :B
Nama Asisten : Umi Novita Fauziyah
No Tanggal Hasil Asistensi TTD Asisten

Anda mungkin juga menyukai