Anda di halaman 1dari 23

ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN

Makalah ini disusun untuk memenuhi tuga mata kuliah Admiistrasi Dan
Supervisi Pendidikan
Disusun Oleh:
1. Annisa Khairani (1622230007)
2. Aldi Indrawan (1652230004)
3. Ilham Yuli Pratiwi (1622230024)
Dosen Pengampu:
Yeva Olensia, M.pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) RADEN FATAH
PALEMBANG
2017

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat Nya lah
kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah
Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Sholawat serta salam tidak lupa kita
panjatkan kepada Nabi Muhammad saw karena telah membawa kita dari zaman
jahiliyah menuju zaman islamiyah seperti saat ini.
Terima kasih kami ucapakan kepada ibu Yeva Olensia, M.pd yang secara
langsung maupun tidak langsung membantu dalam penyelesaian penulisan makalah
ini. Terima kasih kami ucapkan kepada teman-teman yang secara tidak langsung
maupun secara langsung membantu penyelesaian penulisan makalah ini.
Tentunya makalah ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan , maka dari itu
kritik dan saran yang membangun kami harapkan untuk kemajuan penulisan
selanjutnya, dan kami harapkan agar makalah ini dapat memberikan manfaat untuk
kita bersama.

Palembang, Maret 2017

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................. i
DAFTAR ISI..............................................................................................................ii

A. Pendahuluan................................................................................................... 1
1. Latar Belakang......................................................................................... 1
2. Rumusan Masalah.................................................................................... 2
3. Tujuan.......................................................................................................2
B. Pembahasan................................................................................................... 2
1. Pengertian Administrasi Pendidikan........................................................ 2
2. Administrasi Kepegawaian...................................................................... 4
a. Manajemen Tenaga Pendidik dan Kependidikan............................... 4
b. Keberhasilan Pendidikan dan Kualitas Personil................................ 5
c. Fungsi dan Tanggung Jawab Tenaga Pendidik dan Kependidikan....9
d. Seleksi Personil..................................................................................12
e. Induksi dan Orientasi Personil...........................................................15
f. Penggunaan Personil..........................................................................17
g. Pengembangan Personil.....................................................................17
C. Penutup...........................................................................................................18
1. Kesimpulan..............................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA

iii
ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN
Oleh : Annisa Khairani, Aldi Indrawan, Ilham Yuli Pratiwi

ABSTRAK
Administrasi merupakan suatau interaksi dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan,
pendidikan merupakan suatau wadah untuk mengubah pola pikir dari manusia. Administrasi
pendidikan merupakan interaksi sosial yang mencakup perencanaan,pengorganisasian,
pengordinasian, untuk mencapai tujuan pendidikan. Administrasi Kepegawaian merupakan
suatu cara untuk memajukan pendidikan Indonesia. Yang meliputi kualitas personil, fungsi
dan tanggung jawab personil, seleksi personil, penggunaan dan pengembangan personil.

Kata Kunci : Administrasi, Pendidikan, Administrasi Pendidikan, Administrasi Kepegawaian

A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan di Indonesia, bidang studi administrasi pendidikan
boleh dikatakan masih baru. Di negara-negara yang sudah maju, administrasi
pendidikan mulai berkembang dengan pesat sejak abad ke-20. Perkembangan
administrasi pendidikan sangat diperlukan guna membantu tercapainya tujuan
pendidikan Indonesia itu sendiri.
Administrasi pendidikan salah satunya meliputi administrasi kepegawaian,
yang kita ketahui bahwa tenaga pendidik dan kependidikan berperan penting
dalam terlaksananya program pendidikan di Indonesia sendiri. Dengan begitu
maka diperlukannya tenaga pendidik yang profesional di dalam bidangnya untuk
dapat memajukan pendidikan Indonesia itu sendiri.
Dari waktu-kewaktu perkembangan tenaga pendidik di Indonesia mengalami
kemajuan yang pesat, ini dibuktikan dengan adanya perbaikan administrasi
kepegawaian itu sendiri, karena administrasimemliki arti yaitu interaksi dua orang
attau lebih untukmencapai tujuan tertentu, oleh sebab itu kemajuan administrasi
kepegawaian tidak akan tercapai hanya dengan kemampuan satu individu saja,

1
namun harus disertai oleh pengembangan sumber daya manusia tenaga pendidik
dari berbagai kalangan.

2. Rumusan masalah
a. Apa itu administrasi, pendidikan, dan administrasi pendidikan ?
b. Apa itu administrasi kepegawaian ?
c. Bagaimana keberhasilan pendidikan dengan kualitas personil pendidikan ?
d. Bagaimana tanggung jawab administrsi personil ?
e. Bagaimana seleksi personil itu sendiri dan induksi serta orientasi dari
personil tersebut ?
f. Bagaimana pengembangan dan penggunaan dari personil itu sendiri?

3. Tujuan
a. Mengetahui administrasi, pendidikan, serta aadministrasi pendidikan
b. Mengetahui administrasi kepegawaian
c. Mengetahui dan memahami bagaimana keterkaitan antara kualitas personil
dengan keberhasilan pendidikan
d. Mengetahui apa saja tugas dan tanggung jawab administrasi personil
e. Mengetahui seleksi personil,dan induksi serta orientasi dari personil itu
sendiri
f. Mengetahui penggunaan dan pengembangan personil

B. Pembahasan
1. Pengertian Administrasi Pendidikan
Dalam menjelaskan arti administrasi pendidikan, kita tidak dapat melepaskan
diri dari pengertian ilmu administrasi pada umumnya. Bahkan dapat pula dikatakan
bahwa administrasi pendidikan adalah penggunaan atau aplikasi ilmu administrasi ke
dalam pendidikan.

2
Kata “administrasi” berasal dari bahasa Latin yang terdiri atas kata ad dan
ministrare. Kata ad mempunyai arti yang sama dengan kata to dalam bahasa Inggris,
yang berarti”ke” atau “kepada”. Dan ministrare sama artinya dengan kata to serve
atau to conduct yang berarti “melayani”, “membantu”,atau mengarahkan”. Dalam
bahasa Inggris to administer berarti pula “mengatur”,”memelihara” (to look after),
dan “mengarahkan”.1
Administrasi merupakan keseluruhan proses kerja sama antara dua orang atau
lebih yang didasari atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya. Keseluruhan kegiatan yang dilakukan oleh dua orang atau
lebih dengan pengkoordinasian untuk mencapai suatu tujuan tertentu disebut dengan
administrasi.2
Admnistrasi pendidikan merupakan gabungan dari administrasi dan
pendidikan sehingga tidak luput untuk mengetahui arti dari pendidikan. Pendidikan
dapat diartikan sebagai proses maupun produk yang berlangsung untuk membuat
suatu perubahan pada individu tertentu baik dalam pola pikir, tingkah laku, maupun
pengetahuan.
Sehingga pendidikan dapat diartikan sebagai wadah atau tempat untuk
memproses perubahan pola tingkah laku individu ataupun kelompok yang didasari
pada interaksi sosial dengan tujuan tertentu. Setelah mengetahui pengertian dari
administrasi dan pendidikan maka kita akan mengetahui bahwa meskipun segala
kegiatan yang dilakukan di dalam proses administrasi pendidikan pada akhirnya
bermaksud untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan, administrasi
pendidikan tidak sama dengan pendidikan. Tidak semua kegiatan pencapaian tujuan
pendidikan itu adalah administrasi pendidikan.3
Administrasi pendidikan adalah segenap proses pengerahan dan
pengintegrasian segala sesuatu, baik personel, spiritual maupun material, yang
1
Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya,
1993), hlm. 1
2
Tim Dosen UPI, Manajemen Pendidikan (Bandung, Alfabeta, 2012), hlm. 6
3
Purwanto,.Op Cit, hlm. 4

3
bersangkut paut dengan pencapaian tujuan pendidikan. Jadi, di dalam proses
administrasi pendidikan segenap usaha orang-orang yang terlibat di dalam proses
pencapaian tujuan pendidikan itu diintegrasikan, diorganisasi dan dikoordinasi secara
efektif, dan semua materi yang diperlukan dan yang telah ada dimanfaatkan secara
efisien.4

2. Administrasi Kepegawaian Pendidikan


a. Manajemen Tenaga Pendidik Dan Kependidikan
Sehubungan dengan tuntutan ke arah profesionalisme tenaga pendidik dan
kependidikan, maka semakin dirasakannya desakan untuk peningkatan mutu
pendidikan pada setiap jenis dan jenjang pendidikan yang telah menjadi komitmen
pendidikan nasional. Kemudian isu klasik yang sering diutarakan oleh masyarakat
untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui peningkatan mutu pendidik dan tenaga
kependidikan. Maka dari itu dibutuhkan yang namanya tenaga pendidik dan
kependidikan, untuk memenuhi hal tersebut dan untuk mengkoordinasikan tenaga
pendidik dan kependidikan diperlukan adanya manajemen tenaga pendidik dan
kependidikan.
Manajemen berasal dari bahasa Inggris, management yang dikembangkan dari
kata to manage, yang artinya mengatur/mengelola. Kata manage itu sendiri berasal
dari Italia Maneggio yamg diadopsi dari bahasa latin managiare, yang berasal dari
kata manus yang artinya tangan. Konsep manajemen tidaklah mudah untuk
didefinisikan. Akan tetapi, jika kita membuat batasan mengenai definisi manajemen
dapat dikemukakan “bekerja dengan orang-orang untuk mencapai tujuan organisasi
dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), penyusunan personalia (staffing), pengarahan dan kepemimpinan
(leading), dan pengawasan (controlling).5

4
Ibid, hlm. 3
5
Tim Dosen Upi., Op Cit, hlm. 230

4
Menurut undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional pasal 1 ayat 5 dan 6 yang dimaksud dengan tenaga kependidikan adalah
anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang
penyelenggaraan pendidikan. Sedangkan pendidik adalah tenaga kependidikan yang
berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor,
instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta
berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.6
Dalam organisasi pendidikan tenaga pendidik dan kependidikan ini
merupakan sumber daya manusia potensial yang berperan dalam mewujudkan tujuan
pendidikan nasional, sebelum menguraikan pengertian manajemen tenaga pendidik
dan kependidikan terlebih dahulu akan dipaparkan pengertian dari manajemen
sumber daya manusia. MSDM merupakan serangkaian sistem yang terintegrasi dan
bertujuan untuk meningkatkan perfomansi SDM. Maka dari itu bahwa manajemen
tenaga pendidik dan kependidikan adalah aktivitas yang harus dilakukan mulai dari
tenaga pendidik dan kependidikan itu masuk ke dalam organisasi pendidikan sampai
akhirnya berhenti melalui proses perencanaan SDM, perekrutan, seleksi, penempatan,
pemberian kompensasi, penghargaan, pendidikan dan latihan /pengembangan dan
pemberhentian.7
Tujuan manajemen tenaga pendidik dan kependidikan saat ini dunia
pendidikan bertujuan dari manajemen SDM mengarah kepada pembangunan
pendidikan yang bermutu, membentuk SDM yang handal, produktif, kreatif, dan
berprestasi. Sehingga diperlukannya tenaga pendidik dan kependidikan yang
memiliki kemampuan SDM yang baik guna melaksanakan tujan dari pendidikan itu
sendiri. Untuk mendapatkan tenaga pendidik dan kependidikan yang memiliki SDM
yang baik dibutuhkan manajemen yang baik pula serta terorganisir dengan baik, maka

6
Ibid, hlm.230
7
Ibid, hlm. 231

5
dari itu dibutuhkan proses seleksi ketenaga pendidik dan pendidikan guna mengetahui
kemampuan dari tenaga pendidik dan pendidikan tersebut.8
Banyak usaha pembaharuan telah dijalankan, seperti dalam bentuk dan isi
kurikulum, cara-cara atau metode-metode mengajar yang baik dan efisien, adanya
pembinaan dan penyuluhan, kegiatan-kegiatan ekstrakulikuler, dan sebagainya,
namun usaha tersebut juga harus dibarengi dengan adanya perbaikan SDM dari
tenaga pendidik dan kependidikan.

b. Keberhasilan Pendidikan dan Kualitas Personil


Sesudah Indonesia merdeka, sistem pendidikan di sekolah-sekolah bersifat
nasional dan demokratis. Untuk mencapai tujuan ini, diperlukan administrasi dan
pengawasan yang demokratis pula, dan sekolah-sekolah harus benar-benar hidup dan
tumbuh di atas dasar-dasar filsafat negara, yaitu Pancasila.9
Pengakuan yang umumnya terjadi yakni keberhasilan dari setiap usaha
manusia berkaitan erat dengan kualitas personil (pegawai) yang melaksanakan tugas
pekerjaan yang perlu dilakukan bagi pencapaian tujuan maupun dengan kondisi yang
mempengaruhi kesejahteraan fisik dan mental mereka. Asumsi ini dapat dipakai
untuk setiap usaha manusia yang terorganisasi seperti misalnya, sistem sekolah.
Tidak diragukan lagi, sistem pendidikan formal ialah salah satu organisasi
sosial yang mengemban tujuan-tujuan nasional yang paling penting. Jelaslah bahwa
strategi administrasi personil jangka panjang hendaknya diarahkan untuk membantu
sisitem pendidikan memikat, menahan, dan mengembangkan jenis-jenis personil yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi secara keseluruhan. Diantara
pusat-pusat perhatiannya ialah integrasi dari individu ke dalam organisasi,
peningkatan kepuasan bekerja, dan pembesaran kekuatan-kekuatan , faktor-faktor,
dan kondisi-kondisi yang membantu kepada kesehatan organisasi.10
8
Ibid, hlm. 231
9
Purwanto,. Op Cit. Hlm. 145
10
Oteng Sutisna, Administrasi Pendidikan Dasar Teoretis Untuk Praktek Profesional
(Bandung: Angkasa Bandung, 1989), hlm. 122-123

6
Kemudian apabila administrasi dipandang sebagai proses bekerja dengan
orang-orang dan mengoordinasi usaha-usaha mereka ke dalam keseluruhan yang
bekerja efisisen dan produktif, maka jelaslah bahwa tanggung jawab tidak dapat lagi
dipusatkan pada hanya satu orang belaka. Tanggung jawab harus disalurkan secara
luas diantara semua orang yang mengambil bagian dalam program sekolah.11
Masalah memimpin dan mengatur sekolah secara demokratis menimbulkan
masalah tentang perlunya kesempatan-kesempatan bagi partisipasi guru-guru secara
penuh, pegawai-pegawai sekolah, murid-murid dan orang tua murid, dalam
memikirkan cara-cara memajukan program dan kesejahteraan sekolah.persetujuan
semua merupakan ciri khas bagi demokrasi di dalam administrasi sekolah. Adapun
pola-pola tingkah laku yang demokratis yang seyogyanya dimiliki oleh guru ialah:
1.) Menghormati kepribadian orang-seorang,
2.) Memperhatikan hak dan kebebasan orang lain,
3.) Kerjasama dengan orang lain,
4.) Menggunakan kecakapan-kecakapan mereka untuk memajukan kesejahteraan
umum dan kemajuan sosial,
5.) Lebih menghargai penggunaan keceerdasan secara efektif dalam memecahkan
masalah-masalah daripada penggunaan kekerasan atau emosi,
6.) Menyelidiki, menemukan, dan menerima kekurangan-kekurangan diri sendiri
dan berusaha memeperbaikinya,
7.) Mereka memimpin atau mengikuti sesuai dengan kesanggupan mereka bagi
keuntungan kelompok/bersama,
8.) Memikul tanggung jawab terhadap tercapainya cita-cita dan tujuan-
tujuanversama dan mendahulukan kewajiban daripada hak,
9.) Mereka memerintah diri sendiri untuk kebaikan semua,
10.) Bersikap toleran,
11.) Menghargai musyawarah untuk memperoleh kata sepakat,

11
Purwanto,. Op Cit, hlm. 146

7
12.) Senantiasa berusaha untuk mencapai cara hidup demokratis yang paling
efektif,
13.) Berusaha dengan contoh sendiri untuk membimbing orang-orang lain supaya
hidup secara demokratis,
14.) Menyesuaikan diri kepada kondisi-kondisi yang selalu berubah dann
berkembang ke arah perbaikan dan kemajuan.12
Setelah mengetahui betapa pentingnya kemampuan seorang individu dalam
memajukan kepentingan suatu organisasi ataupun sekolah (pendidikan), maka
perlunya pengembangan sumber daya manusia pada tenaga pendidik dan pendidikan.
Hal tesebut tidaklah mudah, harus ada partisipasi dari semua pihak yang berkaitan
dengan masalah ketenaga pendidik dan pendidikan dalam organisasi pendidikan itu
sendiri. Masalah tentang hal tersebut tidak luput dari seorang guru yang sebagai ujung
tombak keberhasilan pendidikan itu sendiri, maka diperlukannya partisipasi guru
dalam administrasi pendidikan. Guna mencapai tujuan pendidikan itu terdapat kode
etik guru sebagai berikut:
1.) Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia
pembangunan yang ber-Pancasila
2.) Guru memiliki kejujuran profesional dalam menerapkan kurikulum sesuai
dengan kebutuhan anak didik masing-masing
3.) Guru mengadakan komunikasi, terutama dalam memperoleh informasi
tentang anak didik, tetapimenhindargakn diri dari segala bentuk
penyalahgunaan
4.) Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan
dengan orang tua murid dengan sebaik-baiknya bagi kepentingan anak didik
5.) Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat disekitar sekolahnya
maupun masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan kependidikan
6.) Guru secara sendiri-sendiri dan atau bersama-sama mengembangkan dan
meningkatkan mutu profesinya
Ibid, hlm. 146-147
12

8
7.) Guru menciptakan dan memelihara hubungan antara semua guru baik
berdasarkan lingkungan kerja maupun di dalam hubungan keseluruhan
8.) Guru secara bersama-sama memelihara, membina, dan meningkatkan
organisasi guru profesional sebagai sarana pengabdiannya
9.) Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijaksanaan
pemerintah dalam bidang pendidikan.13

c. Fungsi dan tanggung jawab tenaga pendidik dan kependidikan


Kualitas program pendidikan bergantung tidak saja pada konsep-konsep
program yang cerdas tetapi juga pada personil pengajar yang mempunyai
kesanggupan dan keinginan untuk berprestasi. Tanpa personil yang cakap dan efektif,
program pendidikan yang dibangun di atas konsep-konsep yang cerdas serta
dirancang dengan telitipun dapat tidak berhasil. Pentingnya kesanggupan dan gairah
personil pengajar dalam pelaksanaan program telah mendorong banyak kepala
sekolah untuk menuntut tanggung jawab lebih besar dalam seleksi, pengangkatan,
dan pengembangan personil.
Berdasarkan Undang-Undang no 20 tahun 2003 pasal 39 : (1) Tenaga
Kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan,
pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan dan satuan
pendidikan. (2) pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan
dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan
pembimbingan dan pelatihan, sserta melakukanpenelitian dan pengabdian kepada
masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. Secara khusus tugas dan
fungsi tenaga pendidik (guru dan dosen) didasarkan pada Undang-Undang no 14
tahun 2007, yaitu sebagai agen pembelajran untuk meningkatkan mutu pendidikan
nasional, pengembang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, serta pengabdi kepada
masyarakat. Dalam pasal 6 disebutkan bahwa: kedudukan guru dan dosen sebagai
tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional dan
13
Ibid., hlm 156-159

9
mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara
yang demokratis dan bertanggung jawab.14
Hal tersebut menjelaskan bahwa pentingnya keterlibatan para kepala sekolah
yang lebih besar dalam administrasi personil semakin diakui. Pertama, perumusan
kembali peranan kepala sekolah dalam pembaruan pendidikan telah membawa
kepada kesimpulan perlunya perluasan peranan kepala sekolah sebagai meliputi
tanggung jawab dalam mengembangkan program dan kepemimpinan pengajaran,
dalam memelihara, memajukan, dan memperlancar pemerataan kesempatan
pendidikan, dan dalam mengerahkan kekuatan organisasi untuk perbaikan kondisi
mengajar-belajar.sebagai pemimpin unit pelaksanaan yang penting,kepala sekolah
dipandang sebagai partner para pejabat senior di kantor perwakilan Departemen P dan
K dalam mengembangkan kemampuan personil pengajaran untuk melayani berbagai
tuntutan baru terhadap pendidikan. Kedua, kepemimpinan dan manajemen sekolah
menjadi bertambah kompleks berkenaan dengan jumlah maupun keragaman personil
sekolah, khususnya di sekolah-sekolah menengah yang besar. Perubahan-perubahan
sosial, pembedaan yang meningkat dalam fungsi-fungsi, administratif dan edukatif,
dan pertumbuhan dalam ukuran sekolah, semuanya menambah dimensi baru kepada
tugas-kewajiban administrasi sekolah.15
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya secara profesional tenaga pendidik dan
kependidikan harus memiliki kompetensi yang diisyaratkan baik oleh peraturan
pemerintah maupun kebutuhan masyarakat antara lain: (1) pendidik harus memiliki
kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar,
sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional. (2) pendidik untuk pendidikan formal pada jenjang pendidikan
usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi dihasilkan

14
Tim Dosen UPI,. Op Cit., hlm. 233
15
Sutisna,. Op Cit., hlm. 123-124

10
oleh perguruan tinggi yang terakreditasi. Hak dan kewajiban dalam melaksanakn
tugas yaitu :
1.) Pendidik dan tenaga kependidikan berhak memperoleh :
a.) Penghasilan dan jaminan kesejahteraan sosial yang pantas dan memadai
b.) Penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja
c.) Pembinaan karier sesuai dengan tuntutan pengembangan kualitas
d.) Perlindunan hukum dalam melaksanakan tugas dan hak atas hasil
kekayaan intelektual, dan
e.) Kesempatan untuk mengguankann sarana, prasarana, dan fasilitas
pendidikan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas.
2.) Pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban:
a.) Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif,
dinamis, dan dialogis
b.) Mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu
pendidikan, dan
c.) Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi,dan kedudukan
sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.16
Mengingat faktor-faktor tersebut di atas, tanggung jawab administratif
menuntut dari para kepala sekolah kemampuan dan keterampilan dalam administrasi
personil yang memadai. Karenanya telah menjadi tuntutan bahwa para kepala sekolah
ikut memikul tanggung jawab akan keberhasilan maupun kegagalan personil sekolah.
Kesanggupan administratif yang lebih tinggi dalam: (a) memperoleh dan memilih
personil yang cakap, (b) membantu personil menyesuaikan dengan segera kepada
tugas baru, (c) menggunakan personil dengan lebih efektif dan (d) menciptakan
kesempatan untuk perkembangan personil secara kontinu adalah esensial.17

d. Seleksi Personil

16
Tim Dosen UPI., Op Cit., hlm. 233-234
17
Sutisna., Op Cit., hlm. 123-124

11
Satu jalan ke efektivitas sekolah bisa dibuat melalui tindakan adminnistratif
untuk meningkatkan kriteria dan prosedur pemilihan anggota staf pengajar sekolah.
Prosedur seleksi yang gegabah, lebih-lebih jika pengangkatan personil dilakukan
tanpa seleksi sama sekali, dapat membawa kepada penumpukan personil yang tidak
mampu atau tidak cocok, yang menghambat usaha perbaikan daya guna organisasi.
Karena itu, suatu prosedur seleksi yang teliti adalah esensial dalam mengisi setiap
kedudukan di sekolah. Salah satu sumbangan paling besar kepada efektivitas
organisasi yang dapat dibuat oleh administrator sekolah ialah untuk menjamin bahwa
prosedur dan kriteria seleksi membawa kepada penempatan personil yang bermutu
dan cocok.18
“Selection” atau seleksi didefinisikan sebagai suatu proses pengambilan
keputusan dimana individu dipilih untuk mengisi suatu jabatan yang didasarkan pada
penilaian terhadap seberapa besar karakteristik individu yang bersangkuatan, sesuai
dengan yang dipersyaratkan oleh jabatan tersebut. Walaupun proses seleksi itu
penting dan sangat menentukan keberhasilan roda organisasi, permasalahan sering
timbul manakala proses penempatan pegawai yang kompeten beralih dari proses
rekrutmen menuju tahapan seleksi. Tujuan utama dari seleksi adalah untuk :
1.) Mengisi kekosongan jabatan dengan personil yang memenuhi persyaratan
yang ditentukan dan dinilai mampu dalam:
a.) Menjalankan tugas dalam jabatan tersebut,
b.) Mendapatkan kepuasan dalam jabatannya sehingga dapat bertahan dalam
sistem,
c.) Menjadi kontributor efektif bagi pencapaian tujuan dalam sistem,
d.) Memiliki motivasi untuk mengembangkan diri.
2.) Membantu meminimalisasi pemborosan waktu, usaha, dan biaya yang harus
diinvestasikan bagi pengembangan pendidikan para pegawai.19

Ibid., hlm. 124-125


18

Tim Dosen UPI., Op Cit., hlm. 237


19

12
Sebelum mempertimbangkan berbagai langkah seleksi, perlu disadari adanya
berbagai faktor lingkungan internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi proses
seleksi tersebut. Selain kesadaran terhadap adanya elemen-elemen lingkungan, para
pengelola sekolah juga dapat berusaha meningkatkan hasil yang diperoleh dari seleksi
dengan memahami teknologi seleksi (pemahaman, peralatan, dan cara-cara yang
dipergunakan dalam seleksi); kompleksitas, kekuatan, serta keterbatasannya, dan
pengaruhnya terhadap faktor-faktor organisasional lainnya. Beberapa hal yang
mempengaruhi proses seleksi menurut Castetter antara lain:
1.) Pihak yang terlibat dalam proses seleksi SDM
2.) Faktor eksternal dan internal yang mempengaruhinya
3.) Alat prediksi seleksi yang digunakan
4.) Alat prediksi penilaian yang digunakan
5.) Posisi kerja yang ditawarkan20
Ada beberapa langkah penting dalam menetapkan suatu proses saringan personil.
Tiap langkah masing-masing menyumbang kepada dayaguna seleksi diantaranya:
1.) Proses seleksi
Dalam proses seleksi, kelompok pelamar yang terdiri dari para pengajar
profesional, pengawas administrasi profesional, pelaksana teknis profesional,
dan tenaga pendukung lainnya. Dieprlukan langkah-langkah sebagai berikut:
a.) Merumuskan dengan teliti peranan-peranan,
b.) Menetapkan standar seleksi,
c.) Mengidentifikasi calon-calon yang memberi harapan baik,
d.) Mengumpulkan informasi yang diperlukan,
e.) Menilai bakal calon,
f.) Memiliki dan mengusulkan pengangkatan calon.21

2.) Pra seleksi

Ibid., hlm. 237-238


20

21
Sutisna., Op Cit., hlm. 125-127

13
Inti dari tahap pra seleksi adalah bahwa suatu sistem keputusan yang
dijabarkan dalam bentuk prosedur dan kebijakan sistem dapat membantu
memfokuskan upaya organisasi dalam mencapai tujuan seleksi. Terdapat dua
tugas utama pengujian dalam tahap pra seleksi, yaitu:
a.) Pengembangan kebijakan seleksi
b.) Keputusan prosedur pra seleksi22

3.) Seleksi
Proses seleksi difokuskan pada pertanyaan sejauh mana kecocokan antara
pelamar dan segala kualitasnya dengan tuntutan-tuntutan jabatan. Sebagai
konsekuensinya,penting dilakukan penyelidikan referensi dan latar belakang
mereka yang lolos proses penyaringan awal.semakin penting jabatan yang
dilamardalam organisasi, semakin berat/rumit penyelidikan yang seharusnya
dilakuakn. Dalam konteks ini, ada dua aspek yang penting dicermati, yaitu:
a.) Penilaian data dan pelamar
b.) Implikasi tanggung jawab dari keputusan seleksi23

4.) Pasca Seleksi


Setelah mengevaluasi para pelamar suatu jabatan, tahap berikutnya adalah
membuat keputusan individual mengenai setiap pelamar berdasarkan data
pelamar dan pertimbangan efektivitas pelamar untuk melakukan
pekerjaannya. Selain itu, perlu juga dibuat keputusan tentang batasan
pekerjaan yang seharusnya dilaksanakan. Keputusan seleksi dilaksanakan
dengan sisitem yang memutuskan untuk menerima atau menolak pelamar,
atau sebaliknya, pelamar yang mengambil keputusan ini. Terdapat dua hal
penting yang perlu diperhatiakan yaitu:

22
Tim Dosen Upi., Op Cit., hlm. 239
Ibid., hlm. 240
23

14
a.) Kontrak, merupakan kesepakatan antara dua orang atau lebih untuk tidak
melakukan pelanggaran-pelanggara nyata dan mematuhi perjanjian-
perjanjian kontrak.
b.) Batasan/kerangka kerja (term of employment), pengadaan perjanjian ini
sangat penting karena dapat dicapai pemahaman sepenuhnya antara dua
pihak dan kondisi-kondisi kerja yang melakukan perjanjian kerja.24

e. Induksi dan orientasi personil


Seleksi personil belum menjamin bahwa organisasi segera memperoleh
manfaat dari personel baru itu, walaupun diakui bahwa makin baik calon yang
dipilih itu, lebih besar potensi organisasi untuk meningkatkan efektivitasnya.
Masih banyak yang harus dilakukan sehabis seleksi itu untuk menjamin
penyesuaian personil baru kepada organisasi. Orientasi anggota baru adalah satu di
antara kegiatan-kegiatan yang harus segera dilakukan.25
Orientasi personil baru meminta perencanaan yang teliti dan pelaksanaan yang
berhati-hati. Selama masa orientasi inilah guru-guru baru memperoleh kesan
pertama mereka tentang kebijakan sekolah, tujuan-tujuan, kepemimpinan, dan
cara-cara pelaksanaan. Lagipula pada masa inilah perkenalan awal dibuat dengan
teman-teman sekerja, masyarakat lingkungan sekolah, kebiasaan-kebiasaan,
lembaga-lembaga, dan pelayanan-pelayanan. Karena kesan pertama sering
bertahan lama, usaha yang bersungguh-sungguh harus dibuat bahwa selama masa
orientasi anggota staf sekolah yang baru itu memperoleh pemahaman yang tepat
tentang banyak asspek hidup sekolah dan masyarakat yang dilayani sekolah.26
Perhatian khusus hendaknya diarahkan untuk memperkenalkan anggota staf
baru kepada falsafah dan maksud-maksud yang mendasari pelaksanaan-
pelaksanaan, kepada tujuan-tujuan pendidikan jangka panjang dan jangka pendek,

24
Ibid., hlm., 240-241
25
Sutisna., Op Cit., hlm. 127
26
Ibid., hlm. 127

15
kepada usaha-usaha pembaruan yang telah dan yang sedang dijalankan, dan
kepada kesempatan-kesempatan yang disediakan oleh sistem sekolah untuk
pertumbuhan profesional dan pengembangan karir. Deskripsi singkat hendaknya
tersedia tentang kegiatan-kegiatan sekarang dan bakal datang yang meliputi
kelompok studi, loka karya, proyek khusus, dan penataran. Anggota baru
hendaknya didorong untuk mengenal kegiatan-kegiatan profesional yang tersedia
itu dan untuk membuat rencana untuk pertumbuhan diri yang tiada hentinya. Yang
lebih penting lagi, usaha harus dibuat untuk menjelaskan cara-cara dalam mana
harapan-harapan perbuatan bagi berbagai kedudukan menyumbang kepada
pencapaian tujuan organisasi. Juga harus dijelaskan jenis-jenis bantuan yang
tersedia untuk perbaikan perbuatan profesional : kegiatan-kegiatan penataran,
konsultasi, sumber-sumber bahan dan lain-lain.27
Induksi dan orientasi personil baru di masing-masing sekolah adalah tanggung
jawab pokok kepala sekolah. Kegiatan-kegiatan yang bermanfaat selama periode
ini akan sangat membantu dalam meletakkan dasar bagu tugas pengembangan
personil yang tiada hentinya. Pemahaman yang jelas yang dihasilkannya dapat
sangat berharga dalam memudahkan penyesuaian awal para anggota staf baru
kepada organisasi sekolah.28

f. Penggunaan personil
Salah satu kewajiban yang meminta perhatian khusus dari kepala sekolah ialah
hal menyerahkan kewajiban mengajar kepada guru-guru. Berikut prindip-prinsip
dalam penggunaan personil
1.) Mengajar dalam tim

27
Ami Widya, “Administrasi Personel Guru dan Pegawai. Diunduh pada tanggal 28 Maret
2017. Dari http://www.amiwidya.com/2011/07/administrasi-personel-guru-dan-pegawai.html
28
Sutisna., Op Cit., hlm.128

16
2.) Guru-guru yang telah cukup lama bekerja disekolah hendaknya diserahi mata
pelajaran yang telah mereka biasa berikan sebelumnya
3.) Guru-guru hendaknya diserahi tugas di bidang spesialisasi dan pendidikan
persiapan mereka
4.) Minat dan keinginan guru hendaknya dipertimbangkan
5.) Guru-guru baru hendaknya diberi tugas lebih dahulu
6.) Beban mengajar hendaknya disebarkan secara merata29

g. Pengembangan personil
Seorang pegawai yang profesional harus selalu dinamis, dalam arti didalam
prestasi kerjanya atau kinerjanya, seorang pegawai dituntut untuk meningkatkan
kualitas dirinya. Meskipun setiap pegawai pasti mempunyai bekal pengetahuan serta
ketrampilan sebagai “preservice training” namun tak cukup sampai disitu agar efektif
dan efisien serta peningkatan produktifitas kerjanya, maka kemampuan serta
ketrampilan kerjanya perlu ditingkatkan dan dikembangkan agar tak ketinggalan
jaman. Pengembangan kemampuan dan ketrampilan itu dapat dilakukan secara
pribadi maupun instansional.30
Aspek-aspek nya sebagai berikut :
1.) Pengembangan meliputi semua personil sekolah
2.) Pengembangan meliputi semua kegiatan yang diracang untuk
meningkatkan kemampuan individu
3.) Pengembangan diarahkan kepada dua jenis harapan
4.) Pengembangan personil berpusat pada tiga jenis kegiatan
a.) Pendidikan tambahan
b.) Kegiatan tambahan

Ibid., hlm., 129-130


29

30
Eko. “ Administrasi Pendidikan Personalia”. Diunduh pada tanggal 28 Maret 2017. Dari
http://ekoekogun.blogspot.co.id/2013/12/administrasi-pendidikan-personalia.html

17
c.) Supervisi
5.) Pengembangan personil dirancang hendak memenuhi tujuan:
a.) Pertumbuhan pribadi
b.) Perkembangan profesional
c.) Tindakan perbaikan unit dan sistem
d.) Mobilitas keatas
e.) Efektivitas jabatan31

C. Penutup
1. Kesimpulan
Administrasi pendidikan merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan
untuk mencapai tujuan pendidikan secara bersama. Adapun ruang lingkup dari
administrasi pendidikan yaitu administrasi kepegawaian, mengingat bahwa
tenaga pendidik dan kependidikan di Indonesia berlangsung membaik, dengan
membaiknya administrasikepegawaian itu sendiri.
Administrasi kepegawaian merupakan cara untuk memperoleh sumber
daya manusia yang handal melalui proses seleksi, dan menerima ketenaga
pendidikan sesuai dengan kemampuannya. Administrai kepegawaian
bertujuan untuk memperbaiki kualitas tenaga pendidik yang bertujuan untuk
memeprbaiki mutu pendidikan.
Administrasi kepegawaian juga melaksanakan pengembangan karier
bagi pegawai, orientasi dan induksi pegawai serta mmeletakkan pegawai pada
tempat dan bidanganya. Admnistrasi kepegawaian berperan penting dalam
kemajuan pendidikan Indonesia.

31
Sutisna., Op Cit., hlm. 131-132

18
19
DAFTAR PUSTAKA

Eko. “Administrasi Pendidikan Personalia”. Diambil pada tanggal 28 Maret 2017.


Darihttp://ekoekogun.blogspot.co.id/2013/12/administrasi-pendidikan
personalia.html

Purwanto, Ngalim. Administrasi Dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Remaja


Rosdakarya, 1993

Sutisna, Oteng. Administrasi Pendidikan Dasar Teoretis Untuk Praktek Profesional.


Bandung: Angkasa Bandung, 1989

TIM Dosen Universitas Pendidikan Indonesia. Manajemen Pendidikan. Bandung:


Alfabeta, 2012

Widya, Ami. “Administrasi Personel Guru dan Pegawai”. Diambil pada tanggal 28
Maret 2017. Dari http://www.amiwidya.com/2011/07/administrasi-personel-
guru-dan-pegawai.html

Anda mungkin juga menyukai