Anda di halaman 1dari 4

CITTA DAN FUNGSI CITTA

Oleh:
I Made Giri Suyoga Bandem
(1911021027)
I Gede Puspa Wedanta
(1911021039)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA AGAMA


FAKULTAS DHARMA ACARYA
UNIVERSITAS HINDU NEGERI I GUSTI BAGUS SUGRIWA
DENPASAR
2021
KATA PENGANTAR
“Om Suastiastu”

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa,
karena berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah dalam
mata kuliah Tattwa dengan judul “Citta Dan Fungsi Citta” ini dengan tepat waktu,
dimana makalah ini akan digunakan untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliahTattwa.
Karena keterbatasan kemampuan dan waktu, kami sangat menyadari masih
terdapat banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Oleh sebab itu kritik
dan saran yang membangun sangat kami harapkan untuk masa yang akan datang.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung
penulisan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang
membutuhkannya.

“Om Santih, Santih, Santih om “

Kamis,28 Oktober 2021

Penulis
1)BAB 1

1.1 Latar Belakang


Manusia memiliki kebutuhan yang bertingkat dari yang paling dasar hingga
kebutuhan yang paling puncak. Pertama, kebutuhan fisiologis, yaitu kebutuhan
dasar untuk hidup seperti makan, minum, istirahat, dan sebagainya. kedua,
kebutuhan akan rasa aman yang mendorong orang untuk bebas dari rasa takut dan
cemas. Kebutuhan ini dimanifestasikan antara lain dalam bentuk tempat tinggal
yang permanen. Ketiga, kebutuhan akan rasa kasih sayang, antara lain berupa
pemenuhan hubungan antarmanusia. Manusia membutuhkan saling perhatian dan
keintiman dalam pergaulan hidup. Keempat, kebutuhan akan harga diri.
Kebutuhan ini dimanifestasikan manusia dalam bentuk aktualisasi diri antara lain
dengan berbuat sesuatu yang berguna. Pada tahap ini orang ingin agar buah
pikirannya dihargai. Salah satu cara yang ditempuh adalah dengan belajar agama
sebagai Agama bagi orang dewasa adalah sebagai filter dan rem, sebagai filter
terhadap pengaruh pengaruh negatif sebagai dampak dari pergaulan dengan
lingkungan dan interaksi dengan orangorang sekitarnya. Orang dewasa memiliki
peluang terhadap adanya persoalan, stress, frustasi dan lainlain. Persoalan-
persoalan ini muncul dari keluarga,
tempat kerja, lingkungan dan lain-lain, sehingga
agama memiliki peran sebagai rem atau pengendali
untuk tidak terlarut dalam persoalan-persoalan
yang sedang dihadapi. Agama membantu orang
dewasa menemukan solusi atas persoalanpersoalan tersebut.
Hurlock (2016:p.442), kebahagiaan di masa
usia lanjut dipengaruhi oleh tiga “A” (tree A’s of
happiness), yaitu acceptance (penerimaan),
affection (pengasihan), dan achievement
(penghasilan). Apabila seseorang tidak dapat
memenuhi ketiga A tersebut, hal ini sulit, kalau
tidak ingin dikatakan, tidak mungkin bagi
seseorang usia lanjut untuk bisa hidup bahagia.
Misalnya, apabila mereka merasa diabaikan oleh
anak-anaknya yang sudah dewasa, atau oleh
anggota keluarga yang lain, apabila mereka merasa
bahwa prestasinya pada masa lampau
Tattwa memiliki dimensi lain yang tidak didapatkan dalam filsafat, yaitu berupa
keyakinan. Filsafat merupakan pergumulan pemikiran yang tidak pernah final.
Sedangkan Tattwa berdasarkan ajaran Hindu adalah pemikiran filsafat yang
akhirnya harus diyakini kebenarannya. Oleh sebab itu dalam terminologi Hindu,
kata Tattwa tidak dapat didefinisikan sebagai filsafat, tetapi lebih tepat
didefinisikan sebagai dasar keyakinan Agama Hindu.
Manusia hindu tubuhnya sering dikaitkan dengan Tri Sarira, Tri Sarira terdiri dari
dua kata yaitu Tri dan Sarira, Tri yang memiliki arti tiga dan Sarira yang memiliki
arti badan, jadi Tri Sarira merupakan tiga lapisan badan manusia yang memiliki
fungsi dan kualitas yang berbeda.

Anda mungkin juga menyukai