Anda di halaman 1dari 7

DINAS KESEHATAN KOTA SAMARINDA

UPT PUSKESMAS LEMPAKE 2019


KERANGKA ACUAN KERJA

AUDIT
INTERNAL
GIZI
PEMERINTAH KOTA SAMARINDA
DINAS KESEHATAN KOTA
UPT PUSKESMAS LEMPAKE
Jl. D.I. Panjaitan Kebon Agung Lempake, telp. 0541 - 280620

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK)

AUDIT INTERNAL GIZI


NOMOR : /100.02.007/KAK/2018

Status Dokumen : c Master c Salinan No.


Nomor Revisi : 00

Mulai Berlaku :

Jumlah Halaman :

Dibuat oleh :

Nama
Jabatan

Diperiksa oleh : Disahkan oleh :

Nama dr. Zulhijrian Noor Nama dr.


Jabatan Ketua Tim Mutu Jabatan Kepala Puskesmas

I. Pendahuluan
Puskesmas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat perlu dimonitor
dan dievaluasi agar dapat memberikan pelayanan yang optimal bagi masyarakat baik
dalam pelayanan kesehatan perseorangan maupun pelayanan kesehatan masyarakat.

Berbagai mekanisme monitoring dan penilaian kinerja dilakukan baik melalui


supervisi, laporan capaian kinerja, audit, lokakarya mini bulanan, lokakarya mini triwulan,
penilaian kinerja semester, dan penilaian kinerja tahunan.

Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi dilakukan analisis dan upaya


perbaikan yang berkesinambungan, sehingga proses pelayanan akan menjadi lebih
baik.

II. Latar Belakang

Audit internal merupakan salah satu mekanisme untuk menilai kinerja puskesmas
yang dilakukan oleh tim audit internal yang dibentuk oleh Kepala Puskesmas
berdasarkan standar/kriteria/target yang ditetapkan.

Agar pelaksanaan audit internal dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien,
maka disusun rencana program audit.

Gizi merupakan faktor penting karena secara langsung berpengaruh terhadap


kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), oleh karena itu perlu pelayanan gizi yang
berkualitas pada individu dan masyarakat.

Salah satu program yang dicanangkan oleh pemerintaha dalam dunia


kesehataqn di bidang gizi adalah “Gizi 1000 hari”. Program ini bertujuan unutk
menyadarkan masyarakat akan pentingnya penerapan gizi pada 1000 hari pertama
kehidupan anak dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal.

Program ini dimulai dengan memperhatikan status gizi pada ibu hamil, karena
kehidupan anak dimulai sejak dalam kandungan seorang ibu. Asupan gizi yang tidak
adekuat pada ibu hamil selain membahayakan kesehatan ibu, juga akan berdampak
terhadap pertumbuhan dan perkembangan janin. Kekurangan gizi dalam waktu yang
lama pada ibu hamil akan menyebabkan ibu hamil mengalami kondisi yang dinamakan
Kekurangan Energi Kronis (KEK).

Dari hasil capaian kinerja pelayanan gizi tahun 2018, terdapat beberapa capaian
kinerja dibawah target sasaran. Untuk cakupan bumil KEK yang mendapatkan makanan
tambahan hanya mencapai 88,19% dari target sasaran 100%. Hal itu akan berdampak
pada ibu hamil dan janinnya, antara lain meningkatkan resiko bayi dengan berat lahir
rendah, keguguran, premature dan kematian pada ibu hamil dan kematian bayi baru
lahir.

Cakupan bumil mendapatkan 90 tablet tambah darah hanya mencapai 87,48%


dari target sasaran 100% dan cakupan remaja putri yang mendapatkan tablet tambah
darah di wilayah kerja Puskesmas Lempake mencapai 79% dari target sasaran 100%.
Hal ini akan beresiko terjadinya anemia defisiensi besi yang dapat menimbulkan
permasalahan pada ibu dan janin antara lain keguguran, lahir sebelum waktunya, bayi
berat lahir rendah (BBLR), perdarahan sebelum melahirkan, perdarahan saat
melahirkan, bahkan dapat menyebabkan kematian pada ibu dan janin.

Cakupan ASI eksklusif 0 – 6 bulan hanya mencapai 54,9% dari target sasaran
100%. Hal ini akan berdampak pada kualitas hidup generasi penerus bangsa. ASI
merupakan sumber nutrisi terbaik dengan komposisi bioaktif yang dapat meningkatkan
status kesehatan ibu dan anak. Bayi yang mendapatkan ASI eksklusif terbukti memiliki
IQ lebih tinggi dan daya tahan tubuh lebih baik. Dengan menyusui, dapat mencegah 1/3
kejadian infeksi saluran nafas atas (ISPA), diare dan penyakit usus pada bayi premature,
serta menurunkan resiko kanker payudara.

Cakupan bayi baru lahir mendapatkan IMD di wilayah kerja Puskesmas Lempake
hanya mencapai 78,5% dari target sasaran 100%. Hal ini akan berdampak pada
menurunnya prolactin (hormon pembuat ASI) sehingga ASI baru akan diproduksi pada
hari ketiga atau lebih dan memperlambat pengeluaran kolostrum. Selain itu, manfaat
IMD juga dapat membantu mengurangi perdarahan setelah melahirkan dan membantu
pelepasan plasenta.

III. Tujuan audit:

Tujuan Umum:

Melakukan penilaian terhadap kesesuaian proses pelayanan, dan capaian kinerja


pelayanan GIZI.

Tujuan Khusus:

1. Melakukan penilaian capaian kinerja GIZI Puskesmas Lempake

2. Melakukan penilaian terhadap ketidaksesuaian proses pelayanan GIZI di


Puskesmas Lempake

IV. Kegiatan Pokok Dan Rincian Kegiatan


a. Lingkup audit

1. Cakupan Program Gizi

2. Pelaksanaan pelayanan Gizi di Puskesmas Lempake

b. Kegiatan Audit dan Rincian Kegiatan

Kegiatan Pokok : Audit Internal Gizi

Rincian Kegiatan :

1. Melakukan audit internal terhadap perencanaan dan capaian Gizi

2. Melakukan penilaian terhadap pelaksanaan dan kepatuhan prosedur


dalam program Gizi (sample SOP)

3. Melakukan penilaian terhadap monitoring kegiatan

4. Analisis masalah

5. Evaluasi kegiatan tindak lanjut

V. Cara Melakukan Kegiatan

a. Kriteria yang digunakan untuk melakukan audit internal:

1. Target cakupan pelayanan Gizi di Puskesmas Lempake

2. Prosedur (SOP) pelayanan ANC dan SOP pelayanan gizi di Puskesmas


Lempake

b. Metode untuk melakukan audit internal:

Observasi, wawancara, dan melihat dokumen bukti pelaksanaan

c. Instrumen Audit: (terlampir)

VI. Sasaran (Objek) audit

- Terlaksananya audit terhadap capaian kinerja pelayanan gizi Puskesmas

- Terlaksananya audit terhadap pelaksanaan pelayanan gizi di Puskesmas


Lempake

VII. Jadwal dan alokasi waktu

a. Audit Pertama

1. Telusur data kinerja Gizi di Puskesmas : 11—13 Maret 2019

2. Analisis dan penyusunan laporan audit : Maret dan Mei 2019


b. Audit Kedua

1. Telusur data kinerja Gizi di Puskesmas : 14—16 Oktober 2019

2. Analisis dan penyusunan laporan audit : Oktober dan Desember 2019

VIII. Evaluasi pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan

Evaluasi pelaksanaan kegiatan audit dilakukan untuk menilai apakah


pelaksanaan audit sesuai dengan jadual yang sudah disusun. Jika terjadi ketidak
sesuaian dalam pelaksanaan kegiatan audit dilaporkan kepada ketua tim audit untuk
dibahas bersama dalam tim audit internal.

IX. Pencatatan, pelaporan, dan evaluasi kegiatan

Auditor internal harus mencatat/mendokumentasikan keseluruhan proses


kegiatan audit internal, dan melaporkan hasil temuan audit, hasil analisis, dan rencana
tindak lanjut yang disepakati bersama dengan auditee. Keseluruhan kegiatan audit
internal harus dievaluasi sebagai dasar untuk melakukan perbaikan dalam
melaksanakan audit.

Lampiran 1. Capaian kinerja Gizi:


No Indikator Sasaran Target Sasaran Capaian

1 Bumil KEK mendapatkan 85 85 100% 75 88,19%


makanan tambahan
2 Bumil mendapatkan 90 427 427 100% 374 87,48%
tablet tambah darah
3 Remaja putri mendapatkan 1059 1059 100% 836 79%
90 tablet tambah darah
4 Cakupan ASI eksklusif 0 – 102 102 100% 56 54,9%
6 bulan
5 Bayi baru lahir 388 388 100% 305 78,5%
mendapatkan IMD

Anda mungkin juga menyukai