Anda di halaman 1dari 42

PERANCANGAN ALAT PENGONTROL DURASI DUDUK

MENGGUNAKAN ALARM DAN SENSOR ULTRASONIK


BERBASIS MIKROKONTROLER DAN PENGARUHNYA TERHADAP
PENCEGAHAN PENYAKIT SINDROM METABOLIK
RESEARCH BASED LEARNING (RBL)

Disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran


Fisika, Biologi, dan Bahasa Indonesia
Guru Pembimbing: Diana Susyari Mardijanti, M.PFis, Dra. Hj. Elis Djubaedah,
M.Pd., Lela Siti Nurlaila, S.Pd., dan Dede Saepudin, M.Si., M.Pd.

Oleh

Ghina Athoya Thifal 192010132


M. Addi Akbar Dwi Satria 192010206
Sulthan Daffa Adlan 192010322
Syakira Fildza Nazhifan 192010326

KELAS XI MIPA 7

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 3 BANDUNG


KOTA BANDUNG
2021
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Research Based Learning berjudul “Perancangan Alat Pengontrol Durasi


Duduk Menggunakan Alarm dan Sensor Ultrasonik Berbasis Mikrokontroler dan
Pengaruhnya Terhadap Pencegahan Sindrom Metabolik”

Pembimbing I, Pembimbing II,

Diana Susyari Mardijanti, M.PFis. Dra. Hj. Elis Djubaedah, M.Pd


NIP: 197108171994032006 NIP: 196510291995122000

Pembimbing III, Pembimbing IV,

Lela Siti Nurlaila, S.Pd. Dede Saepudin, M.Pd.


NIP: 201800009 NIP: 197711052002121006

Mengetahui,
Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Bandung

Drs. Iwan Setiawan


NIP: 196312251988031007

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,


Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan
Research Based Learning kelompok kami ini dengan baik dan tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan laporan ini, kami menyadari sepenuhnya bahwa laporan
ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis dengan hati dan tangan
terbuka mengharapkan kritik serta saran dari semua pihak demi terciptanya laporan
Research Based Learning yang lebih baik untuk masa yang akan datang.
Kemudian dalam kesempatan ini, kami turut menyampaikan ucapan terima
kasih yang sedalam-dalamnya bagi seluruh pihak yang telah memberikan bantuan
dalam menyelesaikan laporan ini. Penulis berharap, laporan Research Based
Learning ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

ii
ABSTRAK

Kegiatan Research Based Learning (RBL) ini dilatarbelakangi oleh


munculnya pandemi yang menyebabkan seluruh masyarakat memusatkan segala
kegiatannya di rumah, terutama untuk sekolah dan bekerja, dalam posisi duduk.
Untuk merespon hal itu, maka peneliti melakukan penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui pengaruh penggunaan alat pengontrol durasi duduk terhadap
pencegahan sindrom metabolik dan mengetahui keunggulan penggunaan sensor
ultrasonik pada alat pengontrol durasi duduk. Penelitian ini menggunakan metode
penelitian atau pendekatan kuantitatif eksperimen.
Penelitian ini dilakukan pada dua subjek selama 10 hari dengan mengukur
sistem metabolisme tubuh yang merupakan indikator sindrom metabolik,
mencakup berat badan, tekanan darah, kadar gula darah puasa, dan kadar
trigliserida di hari pertama dan hari terakhir. Untuk perbandingan, hanya salah satu
sampel yang menggunakan alat pengontrol durasi duduk. Hasil penelitian
menunjukkan subjek yang menggunakan alat pengontrol durasi duduk, mengalami
penurunan indikator yang lebih signifikan dibandingkan subjek yang tidak
menggunakan alat. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan alat
pengontrol durasi duduk berpengaruh terhadap pencegahan penyakit sindrom
metabolik dan penggunaan sensor ultrasonik yang menyebabkan alat akan menyala
secara otomatis menjadi keunggulan utama dari alat pengontrol durasi duduk ini.

Kata kunci: sistem metabolisme, sindrom metabolik, durasi duduk, sensor


ultrasonik

iii
DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan…………………………………………………….. i
Kata Pengantar…………………………………………………………. ii
Abstrak…………………………………………………………………. iii
Daftar Isi………………………………………………………………... iv
Daftar Gambar………………………………………………………….. vi
Daftar Tabel…………………………………………………………….. vii
Bab 1 Pendahuluan……………………………………………………... 1
1.1 Latar Belakang………………………………………………….. 1
1.2 Rumusan masalah……………………………………………….. 2
1.3 Tujuan Penelitian………………………………………………... 2
1.4 Manfaat Penelitian………………………………………………. 2
1.5 Definisi Operasional…………………………………………….. 3
1.6 Jadwal Kegiatan……………………………………………….... 4
1.7 Rencana Anggaran Biaya……………………………………….. 5
Bab 2 Kajian Teori…...……………………………………………….... 7
2.1 Durasi Duduk………………………………………………….... 7
2.2 Metabolisme…………………………………………………….. 7
2.3 Metabolisme Lipid ……………………………………………... 7
2.4 Diagnosis Klinis Sindrom Metabolik…………………………… 9
2.5 Sensor Ultrasonik HC-SFR04…………………………………... 9
2.6 Prinsip Pemantulan Sensor Ultrasonik …………………………. 10
2.7 Mekanisme Sensor Ultrasonik…………………………………... 12
2.8 Hipotesis Penelitian……………………………………………... 13
Bab 3 Metodologi Penelitian…………………………………………… 14
3.1 Metode Penelitian……………………………………………….. 14
3.2 Populasi dan Sampel……………………………………………. 14

iv
3.3 Teknik Pengumpulan Data…………………………………….... 14
3.4 Teknik Pengolahan Data……………………………………….... 15
3.5 Prosedur Penelitian…………………………………………….... 16
Bab 4 Hasil Penelitian dan Pembahasan……………………………….. 21
4.1 Hasil Uji Coba…………………………………………………... 21
4.2 Analisis Data……………………………………………………. 23
4.3 Hasil Penelitian………………………………………………….. 25
Bab 5 Penutup………………………………………………………….. 26
5.1 Simpulan……………………………………………………….... 26
5.2 Saran…………………………………………………………….. 26
Daftar Pustaka………………………………………………………….. 27
Lampiran……………………………………………………………….. 28
Biodata Penulis…………………………………………………………. 34

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Metabolisme Lipid………………..……………………….. 8


Gambar 2.2 Kriteria Diagnosis Sindrom Metabolik……………………. 9
Gambar 2.3 Modul Sensor Ultrasonik HC-2R04 (Sensor Jarak)………. 10
Gambar 2.4 Skema Cara Kerja Sensor Ultrasonik……………………... 11
Gambar 2.5 Gelombang Pantul Ultrasonik……...……………………... 11
Gambar 2.6 Mekanisme Pengiriman Sinyal Ultrasonik………….…….. 12
Gambar 3.1 Rancangan Sirkuit Alat……………………………………. 17
Gambar 4.1 Coding Alat pengontrol Durasi Duduk……………………. 22
Gambar 4.2 Grafik Kadar Trigliserida………………………………….. 23
Gambar 4.3 Grafik Kadar Gula Darah Puasa…………………………... 23
Gambar 4.4 Grafik Berat Badan Subjek 1……………………………… 23
Gambar 4.5 Grafik Berat Badan Subjek 2……………………………… 24
Gambar 4.6 Grafik Tekanan Darah berdasarkan Sistol………………… 24

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Tabel Jadwal Kegiatan RBL….……..……………………….. 4


Tabel 1.2 Tabel Rencana Anggaran Biaya Alat………………............... 5
Tabel 1.3 Tabel Rencana Anggaran Biaya Tes Kesehatan……………... 6
Tabel 3.1 Tabel Hasil Pengujian………….……...……………………... 15
Tabel 3.2 Kadar Normal Darah…………………………….…….…….. 16
Tabel 4.1 Hasil Uji Coba....…………………………………………….. 21

vii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Merebaknya pandemi virus COVID-19 di berbagai belahan dunia
mengharuskan seluruh masyarakat untuk memusatkan segala kegiatannya
di rumah masing-masing. Pandemi ini menyebabkan orang-orang malas
untuk bergerak atau melakukan aktivitas fisik seperti olahraga. Kebanyakan
orang lebih memilih untuk menonton TV, bermain game, tidur, dan lain-
lain.
Rangkaian kegiatan tersebut termasuk ke dalam perilaku sedentari.
Secara umum, perilaku sedentari adalah perilaku seseorang yang tidak
banyak melakukan gerakan dan hanya mengeluarkan sedikit energi. Secara
ilmiah, Trembley (2012) mendefinisikan perilaku sedentari sebagai segala
macam aktivitas di luar waktu tidur, dalam posisi duduk atau berbaring yang
menghabiskan energi <1,5 Metabolic Equivalent Units (METs). Satu METs
didefinisikan sebagai energi yang diperlukan seseorang untuk beristirahat
atau menghirup oksigen, yaitu sebanyak 3,5 𝑚𝐿. 𝑘𝑔−1 . 𝑚𝑖𝑛−1
Salah satu perilaku sedentari yang banyak dilakukan oleh
masyarakat di kala pandemi adalah duduk dalam jangka waktu lama.
Sebagian besar masyarakat, khususnya para pelajar dan pekerja kantoran,
menghabiskan waktu bekerja dan istirahatnya dalam posisi duduk selama
kurang lebih enam hingga sebelas jam dalam sehari.
Ternyata, kebiasaan duduk dalam jangka waktu lama dapat
menurunkan aktivitas Lipoprotein Lipase (LPL) sebanyak 10%. Penurunan
aktivitas LPL berkaitan dengan peningkatan kadar trigliserida dalam
plasma. Hal ini dapat meningkatkan peluang terkena sindrom metabolik
sebesar 73% (Edwardson, 2012). Seseorang yang terkena sindrom
metabolik memiliki risiko terjangkit penyakit diabetes, penyakit jantung
koroner, stroke, bahkan kematian yang lebih tinggi.

1
Pada tahun 1990-an, American College of Sports Medicine
melakukan penelitian terhadap 17.013 orang Kanada yang tergabung dalam
Canadian Fitness Survey (CFS), dengan rentang umur 18-90 tahun selama
12 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan lamanya
waktu duduk seseorang dengan tingkat kematiannya. Berdasarkan hasil
penelitian tersebut, seseorang yang duduk dalam jangka waktu lama
memiliki tingkat kematian lebih tinggi dibandingkan dengan seseorang
yang hanya duduk dalam jangka waktu yang lebih singkat.
Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian dengan merancang
alat pengontrol durasi duduk dan menguji pengaruhnya terhadap
pencegahan terkena penyakit sindrom metabolik.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang, peneliti merumuskan beberapa masalah
berikut.
1. Bagaimana pengaruh penggunaan alat pengontrol durasi duduk
terhadap pencegahan penyakit sindrom metabolik?
2. Bagaimana keunggulan sensor ultrasonik pada alat pengontrol
durasi duduk?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah, peneliti menyusun beberapa tujuan
penelitian sebagai berikut.
1. Mengetahui pengaruh penggunaan alat pengontrol durasi duduk
terhadap pencegahan sindrom metabolik
2. Mengetahui keunggulan sensor ultrasonik pada alat pengontrol
durasi duduk

1.4 Manfaat Penelitian


Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberi manfaat yang
ditinjau dari segi teoretis dan praktis sebagai berikut.

2
A. Teoretis
1. Menjadi referensi di bidang fisika mengenai pengaplikasian
teori gelombang ultrasonik pada sensor ultrasonik.
2. Menjadi referensi di bidang biologi mengenai materi
metabolisme tubuh.
B. Praktis
1. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat meningkatkan cara
berpikir kritis, kemampuan menelaah, dan menambah
pengetahuan mengenai sensor ultrasonik, metabolisme tubuh,
dan sindrom metabolik.
2. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat menjadi
referensi untuk ditingkatkan dalam penelitian selanjutnya yang
berkaitan dengan hubungan sindrom metabolik dengan durasi
duduk dan atau pembuatan alat menggunakan sensor ultrasonik
berbasis mikrokontroler.
3. Bagi masyarakat, hasil penelitian ini dapat meningkatkan
kesadaran masyarakat akan bahaya duduk dalam jangka waktu
lama.
4. Bagi pengusaha, hasil penelitian ini dapat dikembangkan
menjadi produk berupa alat pengontrol durasi duduk yang lebih
minimalis, efisien, dan ekonomis agar dapat dipasarkan.

1.5 Definisi Operasional


Dalam penelitian ini, terdapat beberapa istilah yang digunakan. Agar
tidak terjadi kesalahan dalam penafsiran, peneliti mencantumkan makna
dari istilah-istilah tersebut.
1. Alarm
Alat mekanik yang dirancang untuk memperingatkan akan adanya
bahaya atau kerusakan. (KBBI)
2. Sensor

3
Elemen yang mengubah sinyal fisik menjadi sinyal elektronik yang
dibutuhkan komputer. (KBBI)
3. Ultrasonik
Lebih cepat daripada kecepatan suara (daripada daya tangkap
pendengaran manusia); supersonik. (KBBI)
4. Mikrokontroler
Mikroprosesor yang dirancang khusus untuk mengendalikan
peralatan, biasanya berisi beberapa memori dan rangkaian masukan
juga keluaran pada keping yang sama dengan mikroprosesor.
(KBBI)
5. Sindrom Metabolik
Sindrom metabolik adalah sekelompok kondisi yang muncul akibat
peningkatan resistensi insulin dan kelainan deposisi lemak. (dr.
Alexandra Fransesca Chandra)

1.6 Jadwal Kegiatan


Tabel 1.1 Tabel Jadwal Kegiatan Rbl

Alokasi Waktu

No. Kegiatan Januari Februari Maret April


2021 2021 2021 2021

1. Diskusi menentukan
X
topik penelitian

2. Mencari kajian
X
literatur dan jurnal

3. Mengajukan topik
kepada pembimbing
X
untuk meminta
persetujuan

4
4. Menyusun dokumen
X
usulan topik riset

5. Survey bahan dan alat X

6. Menyusun laporan
X X X
penelitian

7. Konsultasi dengan
X X X X
pembimbing

8. Membuat alat X X

9. Mempresentasikan
X
hasil penelitian

1.7 Rencana Anggaran Biaya


Tabel 1.2 Tabel Rencana Anggaran Biaya Alat

Alat Harga Satuan Jumlah Total

Arduino Nano (+ kabel Rp45.000,00 1 buah Rp45.000,00


USB)

DFPlayer Mini MP3 Rp17.500,00 1 buah Rp 17.500,00

Micro SD 2GB Rp13.000,00 1 buah Rp13.000,00

Kabel Jumper Rp14.000,00 1 buah Rp 14.000,00

Tempat Baterai Rp8.000,00 1 buah Rp8.000,00

Speaker 5 Cm 8 Ohm Rp15.000,00 1 buah Rp15.000,00

Box Elektronik X4 Rp8.500,00 1 buah Rp8.500,00

Resistor 1K Ohm Rp1.000,00 1 buah Rp1.000,00

5
Breadboard Mini Rp10.000,00 1 buah Rp10.00,00

TOTAL Rp132.000,00

Tabel 1.3 Tabel Rencana Anggaran Biaya Tes Kesehatan

Tes Kesehatan Biaya Jumlah Total


tes

Tes Trigliserida Rp77.000,00 4x Rp308.000,00

TOTAL Rp308.000,00

6
BAB 2
KAJIAN TEORI

2.1 Durasi Duduk


Duduk dalam waktu yang lama merupakan salah satu perilaku
sedentari. Jika kita duduk terlalu lama akan meningkatkan risiko
berkembangnya kondisi kronis, mulai dari kanker dan diabetes hingga
penyakit kardiovaskular dan penyakit hati berlemak non-alkohol (Sumathi
Reddy, 2015).
Seorang dokter yang bernama Dr. Hedge, merekomendasikan jika
kita bekerja, belajar atau melakukan suatu aktivitas dalam kurun waktu 30
menit maka kita harus duduk selama 20 menit, lalu berdiri selama delapan
menit dan kemudian bergerak dan meregangkan tubuh selama dua menit
(Sumathi Reddy, 2015).

2.2 Metabolisme
Metabolisme merupakan keseluruhan reaksi kimia suatu organisme
yang terdiri atas jalur katabolik dan jalur anabolik, yang mengatur material
dan sumber energi sel (Campbell, 2016). Salah satu jalur esensial dari
metabolisme, yaitu jalur katabolik, memegang peranan penting dalam
mengurai berbagai molekul, sehingga terbentuk energi yang dibutuhkan
oleh manusia untuk bergerak dan beraktivitas. Salah satu contoh jalur
katabolik adalah respirasi sel.
Respirasi sel menghasilkan sejumlah energi yang biasa disebut ATP.
Bahan bakar atau sumber daya dari respirasi sel bisa diambil dari
karbohidrat, protein, dan lemak yang kita konsumsi sehari-hari.

2.3 Metabolisme Lipid


Lemak merupakan salah satu tipe lipid yang terdiri atas satu molekul
gliserol dan tiga molekul asam lemak. Bentuk lemak ini sering disebut

7
dengan trigliserida. Dalam melakukan aktivitas dan pergerakan, trigliserida
memiliki peranan penting sebagai sumber bahan bakar.
Lemak yang kita konsumsi sehari-hari akan dipecah oleh garam
empedu dan enzim lipase pankreas menjadi monogliserida, asam lemak, dan
gliserol di dalam usus. Molekul-molekul tersebut akan masuk ke enterosit
(sel epitel usus) dan bergabung kembali menjadi trigliserida. Terbentuk
kilomikron (salah satu jenis Lipoprotein) bersifat hidrofilik yang
didalamnya terdapat molekul-molekul hidrofobik seperti trigliserida,
kolesterol, dan vitamin A D E K.
Kilomikron yang berukuran besar akan masuk ke jaringan limfa
terlebih dahulu sebelum berakhir di
pembuluh darah. Dalam pembuluh darah,
trigliserida dan kolesterol yang dibawa oleh
Kilomikron akan terurai menjadi asam lemak
dan gliserol, serta sisa-sisa kilomikron akan
dimetabolisme oleh hati. Asam lemak dan
gliserol yang telah terurai akan masuk ke
jaringan otot untuk digunakan dalam oksidasi
ATP atau ke jaringan adiposa untuk
Gambar 2.1 Metabolisme Lipid
disimpan sebagai cadangan.
Dalam rangkaian respirasi sel, gliserol dan asam lemak akan
berubah bentuk menjadi molekul yang dibutuhkan selama proses
berlangsung. Gliserol akan diubah menjadi perantara glikolisis. Asam
lemak akan digunakan dalam proses beta-oksidasi untuk menghasilkan
Acetyl-CoA.
Lemak-lemak yang tersimpan dalam jaringan adiposa biasanya akan
diambil saat manusia melakukan gerakan yang cukup menguras tenaga
seperti berlari. Gliserol dan asam lemak dalam jaringan adiposa akan
dimobilisasi oleh Hormon-Sensitive-Lipase (HSL) menuju pembuluh darah
yang akan mempengaruhi hormon epinefrin.

8
Saat dalam kondisi istirahat, jumlah asam lemak yang dilepas
jaringan adiposa akan melebihi jumlah yang teroksidasi. Tingkat
kemunculan asam lemak dalam plasma pun naik dua kali lipat dari laju
oksidasi asam lemak biasa. Akhirnya terjadi peningkatan asam lemak dalam
darah.

2.4 Diagnosis Klinis Sindrom Metabolik


Sindrom metabolik merupakan serangkaian gejala penyakit yang
dapat menyerang seseorang. Gejala tersebut meliputi obesitas, tingginya
kadar trigliserida plasma, kadar gula darah tinggi, hipertensi, dan
hiperkolesterolemia. Seseorang dikatakan terjangkit sindrom metabolik
apabila mengalami tiga dari lima gejala yang telah diuraikan. Berikut
diagnosis klinis penderita sindrom metabolik.

Gambar 2.2 Kriteria Diagnosis Sindrom Metabolik

2.5 Sensor Ultrasonik HC-SRF04


Sensor ultrasonik adalah sensor yang bekerja berdasarkan prinsip
pantulan gelombang bunyi ultrasonik yang digunakan untuk mendeteksi
keberadaan suatu objek atau benda tertentu di depan frekuensi kerja pada
daerah di atas gelombang suara, dari 20 kHz hingga 2 MHz (Arief, 2011).
Gelombang ultrasonik merupakan gelombang bunyi yang
mempunyai frekuensi sangat tinggi yaitu 20.000 Hz. Bunyi ultrasonik ini
tidak dapat didengar oleh telinga manusia. Bunyi ultrasonik dapat didengar

9
oleh binatang seperti anjing, kucing, kelelawar, dan lumba- lumba. Bunyi
ultrasonik dapat merambat melalui zat padat, cair dan gas. Reflektivitas
bunyi ultrasonik di permukaan zat padat hampir sama dengan reflektivitas
bunyi ultrasonik pada permukaan zat cair. Jika, gelombang bunyi ultrasonik
akan diserap oleh tekstil dan busa.
Spesifikasi dari sensor ultrasonik HC-SRF04 adalah sebagai berikut:
a. Dimensi: 24 mm (P) x 20mm (L) x 17mm (T)

Gambar 2.3 Modul Sensor Ultrasonik HC-2R04 (Sensor Jarak)

b. Konsumsi Arus: 30 mA (rata-rata), 50 mA (max)


c. Jangkauan: 3 cm s/d 3 m
d. Sensitivitas: Mampu mendeteksi objek dengan diameter 3
cm pada jarak > 1 m

2.6 Prinsip Pemantulan Sensor Ultrasonik


Sensor ultrasonik terdiri dari dari dua unit, yaitu unit pemancar
(trigger) dan unit penerima (echo). Sebuah kristal piezoelectric
dihubungkan dengan mekanik jangkar dan diafragma penggetar tegangan
bolak-balik yang memiliki frekuensi kerja 20 kHz hingga 2 MHz (Arief,
2011). Struktur atom dari kristal piezoelectric menyebabkan kontraksi
mengembang atau menyusut. Polaritas tegangan yang diberikan ini disebut
dengan efek piezoelectric pada sensor ultrasonik.

10
Gambar 2.4 Skema Cara Kerja Sensor Ultrasonik

Pantulan gelombang ultrasonik terjadi bila ada objek tertentu dan


pantulan ini akan diterima kembali oleh unit sensor penerima. Selanjutnya,
unit sensor penerima akan menyebabkan diafragma penggetar bergetar dan
menyebabkan efek piezoelectric. Efek ini menghasilkan sebuah tegangan
bolak-balik dengan frekuensi yang sama.
Besar amplitudo sebuah sinyal elektrik yang dihasilkan sensor
penerima, tergantung dari jauh dekatnya sebuah objek yang akan dideteksi,
serta kualitas dari sensor pemancar dan sensor penerima. Proses sensoring
yang dilakukan pada sensor ini menggunakan metode pantulan untuk
menghitung jarak antara sensor dengan objek sasaran.

Gambar 2.5 Gelombang Pantul Ultrasonik

11
2.7 Mekanisme Sensor Ultrasonik
Transmitter memancarkan seberkas sinyal ultrasonik (20 KHz) yang
berbentuk pulsa, kemudian jika di depan sensor ada objek padat, maka
sensor penerima atau receiver akan menerima pantulan sinyal ultrasonik
tersebut. Receiver akan membaca lebar pulsa (dalam bentuk PWM) yang
dipantulkan objek dan selisih waktu pemancaran. Dengan pengukuran
tersebut, jarak objek di depan sensor dapat diketahui.

Gambar 2.6 Mekanisme Pengiriman Sinyal Ultrasonik

Pin trigger dan echo dihubungkan ke mikrokontroler. Untuk


memulai pengukuran jarak, mikro mengeluarkan output high pada pin
trigger selama minimal 10 μS sinyal high yang masuk dan mengeluarkan
gelombang suara ultrasonik. Kemudian ketika bunyi yang dipantulkan
kembali ke receiver, bunyi tadi akan diterima dan membuat keluaran sinyal
high pada pin echo yang kemudian menjadi inputan pada mikrokontroler.
Receiver akan memberikan pulsa 100 μs - 18ms pada outputnya tergantung
pada informasi jarak pantulan objek yang diterima. Lamanya sinyal high
dari echo inilah yang digunakan untuk menghitung jarak antara sensor
ultrasonik dengan benda yang berada di depan sensor.
Untuk menghitung lamanya sinyal high yang diterima
mikrokontroler dari pin echo, maka digunakan fasilitas timer yang ada pada

12
masing-masing mikrokontroler. Ketika ada perubahan dari sinyal
berfrekuensi rendah ke tinggi dari pin echo, maka akan mengaktifkan timer
secara otomatis dan ketika ada perubahan dari sinyal berfrekuensi tinggi ke
rendah dari pin echo, maka akan mematikan timer. Setelah itu yang
diperlukan adalah mengkonversi nilai timer dari yang satuannya dalam
detik, menjadi dalam satuan jarak (inch/cm).

2.8 Hipotesis Penelitian


Dari penelitian ini, peneliti memiliki hipotesis bahwa semakin lama
durasi duduk, tingkat asam lemak dalam plasma darah semakin meningkat
dan jumlah asam lemak yang dilepas jaringan adiposa melebihi yang
teroksidasi. Sehingga, bisa meningkatkan risiko terjangkit sindrom
metabolik. Oleh karena itu, diperlukan alat yang dapat mengontrol durasi
duduk seseorang sebagai pencegahan terhadap sindrom metabolik dengan
mengurangi kadar asam lemak dalam plasma.

13
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian


Pada penelitian ini, metode yang peneliti gunakan adalah metode
penelitian atau pendekatan kuantitatif berupa metode penelitian eksperimen.
Menurut Sugiyono (2011), metode penelitian eksperimen adalah metode
yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang
lain dalam kondisi yang terkendali. Peneliti merancang sebuah alat
menggunakan alarm dan sensor ultrasonik yang akan diletakkan di kursi
untuk mengontrol durasi duduk subjek penelitian. Peneliti juga akan
menguji pengaruh alat terhadap diagnosis sindrom metabolik subjek
penelitian selama 10 hari.

3.2 Populasi dan Sampel


Populasi yang peneliti gunakan pada penelitian ini adalah pelajar
dengan durasi duduk yang ditentukan. Pada penelitian ini, peneliti
mengambil sampel berupa dua orang pelajar dengan durasi duduk sepuluh
jam per-hari dalam rentang waktu 10 hari. Subjek pertama tidak akan
menggunakan alat pengontrol durasi duduk, sedangkan subjek kedua
menggunakan alat pengontrol durasi duduk.
Peneliti memilih sampel tersebut agar nantinya, hasil percobaan
dapat dibuat perbandingan, sehingga dapat dilihat pengaruh penggunaan
alat pengontrol durasi duduk terhadap pencegahan sindrom metabolik.

3.3 Teknik Pengumpulan Data


Data-data yang akan menjadi variabel dalam penelitian ini adalah
durasi duduk, berat badan, tinggi badan, umur, dan indikator sindrom
metabolik pada tubuh sampel. Untuk mendapatkan data-data ini, peneliti
akan menggunakan instrumen penelitian berupa lembar uji coba.

14
Pada lembar uji coba ini, peneliti akan memasukkan indikator
sindrom metabolik sampel penelitian. Indikator-indikator tersebut dijadikan
variabel terikat pada penelitian ini, meliputi berat badan (BB), tekanan
darah (TD), kadar gula darah puasa (GDP), dan kadar trigliserida (KT).
Selama percobaan berlangsung, sampel akan diberikan variabel
tetap yang harus dilaksanakan dengan tertib. Variabel tetap meliputi kalori
yang dikonsumsi per-hari, durasi duduk, dan intensitas olahraga.

Tabel 3.1 Tabel Hasil Pengujian

BB TD GDP KT
Hari ke-
S1 S2 S1 S2 S1 S2 S1 S2

10

3.4 Teknik Pengolahan Data


Data yang sudah peneliti kumpulkan di lembar uji coba, akan diolah
menjadi beberapa grafik yang dikategorikan sesuai indikatornya. Tabel 3.2
akan peneliti gunakan sebagai acuan kadar normal indikator yang diuji.

15
Tabel 3.2 Kadar Normal Darah

No Indikator Kadar Normal

1. Tekanan Darah 90/60 - 120/80 mmHg

2. Gula Darah Puasa < 100mg/dL

3. Kadar Trigliserida < 150 mg/dL

3.5 Prosedur Penelitian


3.5.1 Pembuatan Alat Pengontrol Durasi Duduk
Pada penelitian ini, peneliti merancang alat pengontrol
durasi duduk dengan menggunakan alarm sebagai penanda waktu
didukung sensor ultrasonik yang akan mengukur jarak antara kursi
dan tubuh pengguna. Langkah pembuatannya yaitu sebagai berikut.
● Alat dan Bahan
1. Mikrokontroler Arduino Nano
2. Sensor Ultrasonik HCR-504
3. Board PCB
4. Kabel USB
5. Box
6. Buzzer
7. Kursi
8. Lem tembak
● Rancangan Sirkuit Alat

16
Gambar 3.1 Rancangan Sirkuit Alat
● Langkah Pembuatan
1. Letakkan arduino dan buzzer di atas PCB dan solder
2. Hubungkan setiap komponen yang sudah diletakkan
menggunakan kabel sesuai konfigurasi pin yang
sudah ditentukan pada rancangan sirkuit
3. Letakkan sensor ultrasonik di atas socket (di luar
PCB), lalu hubungkan dengan arduino menggunakan
kabel yang lebih panjang dan solder
4. Buat tiga lubang di box yang akan digunakan untuk:
- Port USB
- Kabel sensor ultrasonik
- Buzzer (agar tetap terdengar nyaring karena
box ditutup)
5. Tutup box dan rekatkan menggunakan obeng dan mur
6. Buatlah algoritma program yang mengatur:
- Durasi duduk dan durasi berdiri dalam sebuah
perulangan (loop)
- Buzzer yang akan berbunyi setiap durasi duduk
atau durasi berdiri habis
- Jarak antara tubuh pengguna dengan sensor
ultrasonik
- Buzzer yang akan terus berbunyi apabila
setelah durasi duduk habis, pengguna masih
duduk dan atau tubuh pengguna masih ada di
dalam jangkauan jarak sensor ultrasonik
7. Tempelkan box alat di bagian belakang kursi
menggunakan lem tembak
8. Hubungkan kabel USB alat dengan port USB laptop
dan eksekusi coding menggunakan Arduino IDE

17
3.5.2 Mekanisme Kerja Alat
1. Sampel duduk di atas kursi yang sudah terpasang alat.
2. Alat akan secara otomatis menyala setelah sensor ultrasonik
mendeteksi tubuh sampel ada di dalam jangkauan sensor yang
sudah diatur di dalam program, yaitu sebesar 30 cm.
3. Timer akan secara otomatis menghitung mundur dari menit
ke-20.
4. Apabila dalam jangka waktu 20 menit, sampel berada di luar
jangkauan sensor, timer akan secara otomatis mengulang
hitung mundur dari menit ke-20 kembali.
5. Setelah waktu 20 menit habis, buzzer akan berbunyi tiga kali
yang menandakan sampel harus bangkit dari kursi untuk
berdiri dan melakukan peregangan selama 10 menit.
6. Apabila setelah buzzer berbunyi tiga kali, sampel masih
berada di dalam jangkauan sensor, timer tidak akan memulai
hitung mundur dan buzzer akan terus berbunyi.
7. Setelah waktu 10 menit habis, buzzer akan berbunyi lima kali
yang menandakan sampel diperbolehkan untuk duduk
kembali.
8. Setelah sampel kembali duduk, timer akan memulai hitung
mundur dari menit ke-20, dan begitu seterusnya.

3.5.3 Pengujian Alat Terhadap Sampel Selama 10 Hari


Pada penelitian ini, peneliti akan memantau aktivitas sampel
selama 10 hari.
● Aturan
Untuk memantau aktivitas sampel selama 10 hari,
peneliti menetapkan aturan yang berkaitan dengan variabel
tetap yang digunakan pada penelitian ini.
1. Sampel diwajibkan duduk dengan durasi maksimal 10
jam per-hari dan tidak secara terus-menerus

18
2. Konsumsi kalori per-hari sesuai indeks massa tubuh
masing-masing sampel dengan mengikuti anjuran
aplikasi My Fitness Pal
3. Olahraga dilakukan dengan intensitas sedang, yaitu
maksimal satu kali dalam seminggu
● Pengujian Terhadap Sampel
Subjek pertama tidak akan menggunakan alat
pengontrol durasi duduk selama 10 hari
Nama : Subjek satu (S1)
Umur : 16 tahun
Berat badan : 72 kg
Tinggi badan : 173 cm
Kebiasaan olahraga : Bermain bulu tangkis, sepeda, atau
berlari
Subjek kedua akan menggunakan alat pengontrol
durasi duduk selama 10 hari.
Nama : Subjek dua (S2)
Umur : 16 tahun
Berat badan : 58 kg
Tinggi badan : 168 cm
Kebiasaan olahraga : Bermain sepeda

3.5.4 Tes Kesahatan Terhadap Sampel


Untuk mengetahui pengaruh dari alat pengontrol durasi
duduk yang sudah peneliti rancang, maka peneliti melakukan tes
kesehatan terhadap sampel. Tes kesehatan meliputi seluruh
diagnosis indikator sindrom metabolik, meliputi
● Berat Badan
Mengecek berat badan dilakukan setiap hari setelah bangun
tidur secara mandiri.

19
● Tekanan Darah
Memeriksa tekanan darah dilakukan di hari pertama
penelitian dan di hari ke-10 menggunakan tensimeter.
● Gula Darah Puasa
Tes gula darah puasa dilakukan di hari pertama penelitian
dan di hari ke-10 menggunakan glukometer.
● Tes Kadar Trigliserida
Tes kadar trigliserida dilakukan di hari pertama penelitian
dan hari ke-10 penelitian di laboratorium.

20
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Uji Coba


Dari hasil penggunaan alat pengontrol durasi duduk terhadap sampel
yang dilakukan selama 10 hari, diperoleh hasil tes laboratorium yang
terangkum dalam tabel berikut.

Tabel 4.1 Hasil Uji Coba

BB TD GDP KT
Hari ke- (kg) (mmHg) (mg/dL) (mg/dL)

S1 S2 S1 S2 S1 S2 S1 S2

1 72 58 97/70 105/77 76 67 82 281

2 72 58 - - - - - -

3 72 58 - - - - - -

4 72 57 - - - - - -

5 73 57 - - - - - -

6 73 56 - - - - - -

7 74 56 - - - - - -

8 74 56 - - - - - -

9 75 55 - - - - - -

10 75 55 85/72 90/70 70 55 64 138

21
Gambar 4.1 Coding Alat pengontrol Durasi Duduk

22
4.2 Analisis Data
Dari tabel 4.1, peneliti mengolah keseluruhan data menjadi beberapa
grafik pembanding sebagai berikut.

Gambar 4.2 Grafik Kadar Trigliserida

Gambar 4.3 Grafik Kadar Gula Darah Puasa

Gambar 4.3 Grafik Kadar Gula Darah Puasa

GRAFIK BERAT BADAN SUBJEK 1


76
75
74
Berat (kg)

73
72
71
70
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Hari ke-

23
Gambar 4.4 Grafik Berat Badan Subjek 1

GRAFIK BERAT BADAN SUBJEK 2


59
58
57
Berat (kg)

56
55
54
53
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Hari ke-

Gambar 4.5 Grafik Berat Badan Subjek 2

TEKANAN DARAH (SISTOL)


Hari ke-1 Hari ke-10

105
97
85 90

Subjek 1 Subjek 2

Gambar 4.6 Grafik Tekanan Darah berdasarkan Sistol

Berdasarkan gambar 4.2, terlihat bahwa kadar trigliserida subjek dua


(S2) mengalami penurunan yang lebih signifikan dibandingkan subjek satu
(S1). Bahkan, kadar trigliserida awal subjek dua, melebihi kadar normal
trigliserida yang seharusnya, karena lebih dari 150 mg/dL. Akan tetapi,
dengan penggunaan alat pengontrol durasi duduk, kadar trigliserida subjek
dua (S2) di hari ke-10, sudah normal yakni kurang dari 150 mg/dL.
Begitupun pada gambar 4.3 dan gambar 4.6, terlihat bahwa kadar
gula darah puasa serta tekanan darah subjek dua (S2) mengalami penurunan
yang lebih banyak dibandingkan subjek dua (S2).

24
Kemudian dari gambar 4.4 dan gambar 4.5, menunjukkan perbedaan
grafik berat badan yang sangat mencolok antara subjek satu (S1) dan subjek
dua. Pada gambar 4.4 menunjukkan grafik berat badan yang menaik pada
subjek satu (S1), sedangkan pada gambar 4.5 menunjukkan grafik berat
badan yang menurun pada subjek dua (S2).

4.3 Hasil Penelitian


Berdasarkan data dan grafik di atas, peneliti mendapatkan hasil
bahwa penggunaan alat pengontrol durasi duduk memengaruhi sistem
metabolisme tubuh subjek dua (S2). Subjek dua (S2) mengalami penurunan
seluruh indikator yang lebih signifikan dibandingkan dengan subjek satu
(S1). Penurunan ini menandakan sistem metabolisme tubuh terjaga dengan
baik dan akan mencegah terkena penyakit sindrom metabolik. Hal ini dapat
terjadi karena penerapan pola duduk-berdiri yang teratur dapat
menyeimbangkan aktivitas Lipoprotein Lipase (LPL) sehingga
metabolisme lemak dapat berjalan dengan normal dan berpengaruh terhadap
sistem metabolisme tubuh lainnya.
Lalu, penggunaan sensor ultrasonik pada alat pengontrol durasi
duduk ini memiliki kelebihan, yaitu subjek dua (S2) tidak harus menekan
tombol on/off terlebih dahulu saat hendak memakai alat, sehingga
mengurangi risiko subjek dua (S2) lupa untuk menghidupkan alat.
Penggunaan sensor ultrasonik ini menjadi keunggulan utama pada alat yang
peneliti rancang.

25
BAB 5
PENUTUP

5.1 Simpulan
Berdasarkan data dan hasil percobaan yang telah peneliti lakukan,
peneliti menyimpulkan bahwa penggunaan alat pengontrol durasi duduk
memengaruhi pencegahan sindrom metabolik. Penerapan pola duduk-
berdiri yang teratur dapat menyeimbangkan aktivitas Lipoprotein Lipase
(LPL) sehingga metabolisme lemak dapat berjalan dengan normal yang
berdampak pada pengurangan risiko sindrom metabolik.
Adanya penggunaan sensor ultrasonik pun menjadi keunggulan
utama pada alat pengontrol durasi duduk yang peneliti rancang karena alat
akan secara otomatis menyala tanpa harus dihidupkan terlebih dahulu oleh
pengguna.

5.2 Saran
Setelah melakukan rangkaian penelitian mengenai perancangan alat
pengontrol durasi duduk dan pengaruhnya terhadap pencegahan sindrom
metabolik, peneliti akan memberikan saran yang dapat berguna bagi
penelitian selanjutnya.
1. Gunakan alat dengan rentang waktu lebih lama untuk mendapatkan
hasil yang lebih akurat.
2. Pahami komponen-komponen elektronik, skema sirkuit, dan
algoritma coding dengan baik sehingga proses pembuatan alat dapat
dilakukan secara efektif dan efisien.
3. Gunakan lebih banyak variasi sampel dari segi umur, jenis kelamin,
dan tingkat mobilitas yang berbeda, sehingga hasil yang didapat bisa
lebih maksimal dan bervariatif.

26
DAFTAR PUSTAKA

Arasada, B., & Suprianto, B. (2017). Aplikasi Sensor Ultrasonik Untuk Deteksi

Posisi Jarak Pada Ruang Menggunakan Arduino Uno. Jurnal Teknik

Elektro, 06(02), 137-145.

Campbell, N. A., & Reece, J. B. (n.d.). Biologi Edisi 8, Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Edwardson, C. L., Gorely, T., Davies, M. J., Gray, L. J., Khunti, K., Wilmot, E.

G., Yates, T., & Biddle, S. J. H. (2012, April). Association of Sedentary

Behaviour with Metabolic Syndrome: A Meta-Analysis, 7(4), 3. Retrieved

Februari 3, 2021, from

https://journals.plos.org/plosone/article?id=10.1371/journal.pone.0034916

Katzmarzyk, P. T., Church, T. S., Craig, C. L., & Bouchard, C. (2009). Sitting and

Mortality. Sitting Time and Mortality from All Causes, Cardiovascular

Disease, and Cancer, 4. Retrieved Januari 22, 2021, from

https://www.flexchair.nl/wp-

content/uploads/sites/12/2017/05/sitting_time_and_mortality_from_all_ca

uses.pdf

Kurniawan, A. (2018). Rancang Bangun Sistem Kontrol Level Menggunakan

Sensor Ultrasonik HC-SR04 Pada Tabung Destilator Bioethanol Kapasitas

Tangki 25 Liter.

Reddy, S., & Mayo Clinic's Dr. Michael Jensen. (2015). The Price We Pay for

Sitting Too Much. The Wall Street Journal.

27
LAMPIRAN

A. Dokumentasi Alat dan Bahan

Gambar 1. Bahan-Bahan Alat Gambar 2. Rangkaian Alat

Sumber: Dokumentasi Pribadi Peneliti Sumber: Dokumentasi Pribadi Peneliti

Gambar 3 dan 4 Alat Pengontrol Durasi Duduk

Sumber: Dokumentasi Pribadi Peneliti

28
B. Dokumentasi Kegiatan

Gambar 5. Pembuatan Alat Gambar 6. Tes Lab Subjek 1

Sumber: Dokumentasi Pribadi Peneliti Sumber: Dokumentasi Pribadi Peneliti

Gambar 7. Penggunaan Alat Gambar 8. Tes Gula Darah Puasa

Sumber: Dokumentasi Pribadi Peneliti Sumber: Dokumentasi Pribadi Peneliti

29
C. Hasil Tes Laboratorium

Gambar 9. Hasil Tes Trigliserida Subjek 1 Hari ke-1

Sumber: Dokumentasi Pribadi Peneliti

Gambar 10. Hasil Tes Trigliserida Subjek 2 Hari ke-1

30
Sumber: Dokumentasi Pribadi Peneliti

Gambar 11. Hasil Tes Trigliserida Subjek 1 Hari ke-10

Sumber: Dokumentasi Pribadi Peneliti

Gambar 12. Hasil Tes Trigliserida Subjek 2 Hari ke-10

31
Sumber: Dokumentasi Pribadi Peneliti

D. Realisasi Anggaran Dana

Tabel 1. Realisasi Anggaran Biaya Alat

Alat Harga Satuan Jumlah Total

Arduino Nano (+ kabel Rp45.000,00 1 buah Rp45.000,00


USB)

DFPlayer Mini MP3 Rp17.500,00 1 buah Rp 17.500,00

Micro SD 2GB Rp13.000,00 1 buah Rp13.000,00

Kabel Jumper Rp14.000,00 1 buah Rp 14.000,00

Tempat Baterai Rp8.000,00 1 buah Rp8.000,00

Speaker 5 Cm 8 Ohm Rp15.000,00 1 buah Rp15.000,00

Box Elektronik X4 Rp8.500,00 1 buah Rp8.500,00

Resistor 1K Ohm Rp1.000,00 1 buah Rp1.000,00

Breadboard Mini Rp10.000,00 1 buah Rp10.00,00

Finishing Alat Rp85.000,00 1 buah Rp85.000,00

Alat tak terduga Rp100.000,00 1 paket Rp100.000,00

TOTAL Rp317.000,00

Tabel 2. Realisasi Anggaran Biaya Tes Kesehatan

Tes Kesehatan Biaya Jumlah Total


tes

Tes Trigliserida Hari ke-1 Rp77.000,00 2x Rp154.000,00

32
Tes Trigliserida Hari ke-10 Rp81.000,00 2x Rp162.000,00

TOTAL Rp316.000,00

33
BIODATA PENELITI

Ghina Athoya Thifal adalah nama peneliti laporan


ini. Peneliti lahir dari orang tua Ir. Jati Kusuma dan
Dra. Eka Puspitasari sebagai anak kedua dari dua
bersaudara. Peneliti dilahirkan di Bandung, 1
November 2003. Peneliti menempuh pendidikan
dimulai dari SDN Cimahi Mandiri I (2016),
dilanjutkan ke SMP Negeri 1 Cimahi (2019), dan
SMA Negeri 3 Bandung (2019 - sekarang).
M. Addi Akbar D. adalah nama peneliti laporan ini.
Peneliti lahir dari orang tua Siti Aulia, SE dan Kol.
Inf. Helmi Tachejadi Soerjono, SH, MM sebagai anak
kedua dari tiga bersaudara. Peneliti dilahirkan di
Bandung, 23 Agustus 2004 Peneliti menempuh
pendidikan dimulai dari SD Taruna Bakti Bandung
(2016), dilanjutkan ke SMP Taruna Bakti Bandung
(2019), dan SMA Negeri 3 Bandung (2019 -
sekarang).

Sulthan Daffa Adlan adalah nama peneliti laporan


ini. Peneliti lahir dari orang tua Armyndo Augustian
dan Dewi Angkasa Soewargana sebagai anak pertama
dari dua bersaudara. Peneliti dilahirkan di Bandung,
17 Juni 2004. Peneliti menempuh pendidikan dimulai
dari SD Darul Hikam (2016), dilanjutkan ke SMP
Darul Hikam (2019), dan SMA Negeri 3 Bandung
(2019 - sekarang).
Syakira Fildza Nazhifan adalah nama peneliti
laporan ini. Peneliti lahir dari orang tua Andry
Trijumansyah, SE., M.M. dan Yessi Vemila, SE.
sebagai anak sulung dari tiga bersaudara. Peneliti
dilahirkan di Bandung, 11 Mei 2004. Peneliti
menempuh pendidikan dimulai dari SD Mutiara
Bunda (2016), dilanjutkan ke SMP Negeri 5 Bandung
(2019), dan SMA Negeri 3 Bandung (2019 -
sekarang).

34

Anda mungkin juga menyukai