Oleh
KELAS XI MIPA 7
Mengetahui,
Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Bandung
i
KATA PENGANTAR
ii
ABSTRAK
iii
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan…………………………………………………….. i
Kata Pengantar…………………………………………………………. ii
Abstrak…………………………………………………………………. iii
Daftar Isi………………………………………………………………... iv
Daftar Gambar………………………………………………………….. vi
Daftar Tabel…………………………………………………………….. vii
Bab 1 Pendahuluan……………………………………………………... 1
1.1 Latar Belakang………………………………………………….. 1
1.2 Rumusan masalah……………………………………………….. 2
1.3 Tujuan Penelitian………………………………………………... 2
1.4 Manfaat Penelitian………………………………………………. 2
1.5 Definisi Operasional…………………………………………….. 3
1.6 Jadwal Kegiatan……………………………………………….... 4
1.7 Rencana Anggaran Biaya……………………………………….. 5
Bab 2 Kajian Teori…...……………………………………………….... 7
2.1 Durasi Duduk………………………………………………….... 7
2.2 Metabolisme…………………………………………………….. 7
2.3 Metabolisme Lipid ……………………………………………... 7
2.4 Diagnosis Klinis Sindrom Metabolik…………………………… 9
2.5 Sensor Ultrasonik HC-SFR04…………………………………... 9
2.6 Prinsip Pemantulan Sensor Ultrasonik …………………………. 10
2.7 Mekanisme Sensor Ultrasonik…………………………………... 12
2.8 Hipotesis Penelitian……………………………………………... 13
Bab 3 Metodologi Penelitian…………………………………………… 14
3.1 Metode Penelitian……………………………………………….. 14
3.2 Populasi dan Sampel……………………………………………. 14
iv
3.3 Teknik Pengumpulan Data…………………………………….... 14
3.4 Teknik Pengolahan Data……………………………………….... 15
3.5 Prosedur Penelitian…………………………………………….... 16
Bab 4 Hasil Penelitian dan Pembahasan……………………………….. 21
4.1 Hasil Uji Coba…………………………………………………... 21
4.2 Analisis Data……………………………………………………. 23
4.3 Hasil Penelitian………………………………………………….. 25
Bab 5 Penutup………………………………………………………….. 26
5.1 Simpulan……………………………………………………….... 26
5.2 Saran…………………………………………………………….. 26
Daftar Pustaka………………………………………………………….. 27
Lampiran……………………………………………………………….. 28
Biodata Penulis…………………………………………………………. 34
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR TABEL
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Pada tahun 1990-an, American College of Sports Medicine
melakukan penelitian terhadap 17.013 orang Kanada yang tergabung dalam
Canadian Fitness Survey (CFS), dengan rentang umur 18-90 tahun selama
12 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan lamanya
waktu duduk seseorang dengan tingkat kematiannya. Berdasarkan hasil
penelitian tersebut, seseorang yang duduk dalam jangka waktu lama
memiliki tingkat kematian lebih tinggi dibandingkan dengan seseorang
yang hanya duduk dalam jangka waktu yang lebih singkat.
Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian dengan merancang
alat pengontrol durasi duduk dan menguji pengaruhnya terhadap
pencegahan terkena penyakit sindrom metabolik.
2
A. Teoretis
1. Menjadi referensi di bidang fisika mengenai pengaplikasian
teori gelombang ultrasonik pada sensor ultrasonik.
2. Menjadi referensi di bidang biologi mengenai materi
metabolisme tubuh.
B. Praktis
1. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat meningkatkan cara
berpikir kritis, kemampuan menelaah, dan menambah
pengetahuan mengenai sensor ultrasonik, metabolisme tubuh,
dan sindrom metabolik.
2. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat menjadi
referensi untuk ditingkatkan dalam penelitian selanjutnya yang
berkaitan dengan hubungan sindrom metabolik dengan durasi
duduk dan atau pembuatan alat menggunakan sensor ultrasonik
berbasis mikrokontroler.
3. Bagi masyarakat, hasil penelitian ini dapat meningkatkan
kesadaran masyarakat akan bahaya duduk dalam jangka waktu
lama.
4. Bagi pengusaha, hasil penelitian ini dapat dikembangkan
menjadi produk berupa alat pengontrol durasi duduk yang lebih
minimalis, efisien, dan ekonomis agar dapat dipasarkan.
3
Elemen yang mengubah sinyal fisik menjadi sinyal elektronik yang
dibutuhkan komputer. (KBBI)
3. Ultrasonik
Lebih cepat daripada kecepatan suara (daripada daya tangkap
pendengaran manusia); supersonik. (KBBI)
4. Mikrokontroler
Mikroprosesor yang dirancang khusus untuk mengendalikan
peralatan, biasanya berisi beberapa memori dan rangkaian masukan
juga keluaran pada keping yang sama dengan mikroprosesor.
(KBBI)
5. Sindrom Metabolik
Sindrom metabolik adalah sekelompok kondisi yang muncul akibat
peningkatan resistensi insulin dan kelainan deposisi lemak. (dr.
Alexandra Fransesca Chandra)
Alokasi Waktu
1. Diskusi menentukan
X
topik penelitian
2. Mencari kajian
X
literatur dan jurnal
3. Mengajukan topik
kepada pembimbing
X
untuk meminta
persetujuan
4
4. Menyusun dokumen
X
usulan topik riset
6. Menyusun laporan
X X X
penelitian
7. Konsultasi dengan
X X X X
pembimbing
8. Membuat alat X X
9. Mempresentasikan
X
hasil penelitian
5
Breadboard Mini Rp10.000,00 1 buah Rp10.00,00
TOTAL Rp132.000,00
TOTAL Rp308.000,00
6
BAB 2
KAJIAN TEORI
2.2 Metabolisme
Metabolisme merupakan keseluruhan reaksi kimia suatu organisme
yang terdiri atas jalur katabolik dan jalur anabolik, yang mengatur material
dan sumber energi sel (Campbell, 2016). Salah satu jalur esensial dari
metabolisme, yaitu jalur katabolik, memegang peranan penting dalam
mengurai berbagai molekul, sehingga terbentuk energi yang dibutuhkan
oleh manusia untuk bergerak dan beraktivitas. Salah satu contoh jalur
katabolik adalah respirasi sel.
Respirasi sel menghasilkan sejumlah energi yang biasa disebut ATP.
Bahan bakar atau sumber daya dari respirasi sel bisa diambil dari
karbohidrat, protein, dan lemak yang kita konsumsi sehari-hari.
7
dengan trigliserida. Dalam melakukan aktivitas dan pergerakan, trigliserida
memiliki peranan penting sebagai sumber bahan bakar.
Lemak yang kita konsumsi sehari-hari akan dipecah oleh garam
empedu dan enzim lipase pankreas menjadi monogliserida, asam lemak, dan
gliserol di dalam usus. Molekul-molekul tersebut akan masuk ke enterosit
(sel epitel usus) dan bergabung kembali menjadi trigliserida. Terbentuk
kilomikron (salah satu jenis Lipoprotein) bersifat hidrofilik yang
didalamnya terdapat molekul-molekul hidrofobik seperti trigliserida,
kolesterol, dan vitamin A D E K.
Kilomikron yang berukuran besar akan masuk ke jaringan limfa
terlebih dahulu sebelum berakhir di
pembuluh darah. Dalam pembuluh darah,
trigliserida dan kolesterol yang dibawa oleh
Kilomikron akan terurai menjadi asam lemak
dan gliserol, serta sisa-sisa kilomikron akan
dimetabolisme oleh hati. Asam lemak dan
gliserol yang telah terurai akan masuk ke
jaringan otot untuk digunakan dalam oksidasi
ATP atau ke jaringan adiposa untuk
Gambar 2.1 Metabolisme Lipid
disimpan sebagai cadangan.
Dalam rangkaian respirasi sel, gliserol dan asam lemak akan
berubah bentuk menjadi molekul yang dibutuhkan selama proses
berlangsung. Gliserol akan diubah menjadi perantara glikolisis. Asam
lemak akan digunakan dalam proses beta-oksidasi untuk menghasilkan
Acetyl-CoA.
Lemak-lemak yang tersimpan dalam jaringan adiposa biasanya akan
diambil saat manusia melakukan gerakan yang cukup menguras tenaga
seperti berlari. Gliserol dan asam lemak dalam jaringan adiposa akan
dimobilisasi oleh Hormon-Sensitive-Lipase (HSL) menuju pembuluh darah
yang akan mempengaruhi hormon epinefrin.
8
Saat dalam kondisi istirahat, jumlah asam lemak yang dilepas
jaringan adiposa akan melebihi jumlah yang teroksidasi. Tingkat
kemunculan asam lemak dalam plasma pun naik dua kali lipat dari laju
oksidasi asam lemak biasa. Akhirnya terjadi peningkatan asam lemak dalam
darah.
9
oleh binatang seperti anjing, kucing, kelelawar, dan lumba- lumba. Bunyi
ultrasonik dapat merambat melalui zat padat, cair dan gas. Reflektivitas
bunyi ultrasonik di permukaan zat padat hampir sama dengan reflektivitas
bunyi ultrasonik pada permukaan zat cair. Jika, gelombang bunyi ultrasonik
akan diserap oleh tekstil dan busa.
Spesifikasi dari sensor ultrasonik HC-SRF04 adalah sebagai berikut:
a. Dimensi: 24 mm (P) x 20mm (L) x 17mm (T)
10
Gambar 2.4 Skema Cara Kerja Sensor Ultrasonik
11
2.7 Mekanisme Sensor Ultrasonik
Transmitter memancarkan seberkas sinyal ultrasonik (20 KHz) yang
berbentuk pulsa, kemudian jika di depan sensor ada objek padat, maka
sensor penerima atau receiver akan menerima pantulan sinyal ultrasonik
tersebut. Receiver akan membaca lebar pulsa (dalam bentuk PWM) yang
dipantulkan objek dan selisih waktu pemancaran. Dengan pengukuran
tersebut, jarak objek di depan sensor dapat diketahui.
12
masing-masing mikrokontroler. Ketika ada perubahan dari sinyal
berfrekuensi rendah ke tinggi dari pin echo, maka akan mengaktifkan timer
secara otomatis dan ketika ada perubahan dari sinyal berfrekuensi tinggi ke
rendah dari pin echo, maka akan mematikan timer. Setelah itu yang
diperlukan adalah mengkonversi nilai timer dari yang satuannya dalam
detik, menjadi dalam satuan jarak (inch/cm).
13
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
14
Pada lembar uji coba ini, peneliti akan memasukkan indikator
sindrom metabolik sampel penelitian. Indikator-indikator tersebut dijadikan
variabel terikat pada penelitian ini, meliputi berat badan (BB), tekanan
darah (TD), kadar gula darah puasa (GDP), dan kadar trigliserida (KT).
Selama percobaan berlangsung, sampel akan diberikan variabel
tetap yang harus dilaksanakan dengan tertib. Variabel tetap meliputi kalori
yang dikonsumsi per-hari, durasi duduk, dan intensitas olahraga.
BB TD GDP KT
Hari ke-
S1 S2 S1 S2 S1 S2 S1 S2
10
15
Tabel 3.2 Kadar Normal Darah
16
Gambar 3.1 Rancangan Sirkuit Alat
● Langkah Pembuatan
1. Letakkan arduino dan buzzer di atas PCB dan solder
2. Hubungkan setiap komponen yang sudah diletakkan
menggunakan kabel sesuai konfigurasi pin yang
sudah ditentukan pada rancangan sirkuit
3. Letakkan sensor ultrasonik di atas socket (di luar
PCB), lalu hubungkan dengan arduino menggunakan
kabel yang lebih panjang dan solder
4. Buat tiga lubang di box yang akan digunakan untuk:
- Port USB
- Kabel sensor ultrasonik
- Buzzer (agar tetap terdengar nyaring karena
box ditutup)
5. Tutup box dan rekatkan menggunakan obeng dan mur
6. Buatlah algoritma program yang mengatur:
- Durasi duduk dan durasi berdiri dalam sebuah
perulangan (loop)
- Buzzer yang akan berbunyi setiap durasi duduk
atau durasi berdiri habis
- Jarak antara tubuh pengguna dengan sensor
ultrasonik
- Buzzer yang akan terus berbunyi apabila
setelah durasi duduk habis, pengguna masih
duduk dan atau tubuh pengguna masih ada di
dalam jangkauan jarak sensor ultrasonik
7. Tempelkan box alat di bagian belakang kursi
menggunakan lem tembak
8. Hubungkan kabel USB alat dengan port USB laptop
dan eksekusi coding menggunakan Arduino IDE
17
3.5.2 Mekanisme Kerja Alat
1. Sampel duduk di atas kursi yang sudah terpasang alat.
2. Alat akan secara otomatis menyala setelah sensor ultrasonik
mendeteksi tubuh sampel ada di dalam jangkauan sensor yang
sudah diatur di dalam program, yaitu sebesar 30 cm.
3. Timer akan secara otomatis menghitung mundur dari menit
ke-20.
4. Apabila dalam jangka waktu 20 menit, sampel berada di luar
jangkauan sensor, timer akan secara otomatis mengulang
hitung mundur dari menit ke-20 kembali.
5. Setelah waktu 20 menit habis, buzzer akan berbunyi tiga kali
yang menandakan sampel harus bangkit dari kursi untuk
berdiri dan melakukan peregangan selama 10 menit.
6. Apabila setelah buzzer berbunyi tiga kali, sampel masih
berada di dalam jangkauan sensor, timer tidak akan memulai
hitung mundur dan buzzer akan terus berbunyi.
7. Setelah waktu 10 menit habis, buzzer akan berbunyi lima kali
yang menandakan sampel diperbolehkan untuk duduk
kembali.
8. Setelah sampel kembali duduk, timer akan memulai hitung
mundur dari menit ke-20, dan begitu seterusnya.
18
2. Konsumsi kalori per-hari sesuai indeks massa tubuh
masing-masing sampel dengan mengikuti anjuran
aplikasi My Fitness Pal
3. Olahraga dilakukan dengan intensitas sedang, yaitu
maksimal satu kali dalam seminggu
● Pengujian Terhadap Sampel
Subjek pertama tidak akan menggunakan alat
pengontrol durasi duduk selama 10 hari
Nama : Subjek satu (S1)
Umur : 16 tahun
Berat badan : 72 kg
Tinggi badan : 173 cm
Kebiasaan olahraga : Bermain bulu tangkis, sepeda, atau
berlari
Subjek kedua akan menggunakan alat pengontrol
durasi duduk selama 10 hari.
Nama : Subjek dua (S2)
Umur : 16 tahun
Berat badan : 58 kg
Tinggi badan : 168 cm
Kebiasaan olahraga : Bermain sepeda
19
● Tekanan Darah
Memeriksa tekanan darah dilakukan di hari pertama
penelitian dan di hari ke-10 menggunakan tensimeter.
● Gula Darah Puasa
Tes gula darah puasa dilakukan di hari pertama penelitian
dan di hari ke-10 menggunakan glukometer.
● Tes Kadar Trigliserida
Tes kadar trigliserida dilakukan di hari pertama penelitian
dan hari ke-10 penelitian di laboratorium.
20
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BB TD GDP KT
Hari ke- (kg) (mmHg) (mg/dL) (mg/dL)
S1 S2 S1 S2 S1 S2 S1 S2
2 72 58 - - - - - -
3 72 58 - - - - - -
4 72 57 - - - - - -
5 73 57 - - - - - -
6 73 56 - - - - - -
7 74 56 - - - - - -
8 74 56 - - - - - -
9 75 55 - - - - - -
21
Gambar 4.1 Coding Alat pengontrol Durasi Duduk
22
4.2 Analisis Data
Dari tabel 4.1, peneliti mengolah keseluruhan data menjadi beberapa
grafik pembanding sebagai berikut.
73
72
71
70
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Hari ke-
23
Gambar 4.4 Grafik Berat Badan Subjek 1
56
55
54
53
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Hari ke-
105
97
85 90
Subjek 1 Subjek 2
24
Kemudian dari gambar 4.4 dan gambar 4.5, menunjukkan perbedaan
grafik berat badan yang sangat mencolok antara subjek satu (S1) dan subjek
dua. Pada gambar 4.4 menunjukkan grafik berat badan yang menaik pada
subjek satu (S1), sedangkan pada gambar 4.5 menunjukkan grafik berat
badan yang menurun pada subjek dua (S2).
25
BAB 5
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan data dan hasil percobaan yang telah peneliti lakukan,
peneliti menyimpulkan bahwa penggunaan alat pengontrol durasi duduk
memengaruhi pencegahan sindrom metabolik. Penerapan pola duduk-
berdiri yang teratur dapat menyeimbangkan aktivitas Lipoprotein Lipase
(LPL) sehingga metabolisme lemak dapat berjalan dengan normal yang
berdampak pada pengurangan risiko sindrom metabolik.
Adanya penggunaan sensor ultrasonik pun menjadi keunggulan
utama pada alat pengontrol durasi duduk yang peneliti rancang karena alat
akan secara otomatis menyala tanpa harus dihidupkan terlebih dahulu oleh
pengguna.
5.2 Saran
Setelah melakukan rangkaian penelitian mengenai perancangan alat
pengontrol durasi duduk dan pengaruhnya terhadap pencegahan sindrom
metabolik, peneliti akan memberikan saran yang dapat berguna bagi
penelitian selanjutnya.
1. Gunakan alat dengan rentang waktu lebih lama untuk mendapatkan
hasil yang lebih akurat.
2. Pahami komponen-komponen elektronik, skema sirkuit, dan
algoritma coding dengan baik sehingga proses pembuatan alat dapat
dilakukan secara efektif dan efisien.
3. Gunakan lebih banyak variasi sampel dari segi umur, jenis kelamin,
dan tingkat mobilitas yang berbeda, sehingga hasil yang didapat bisa
lebih maksimal dan bervariatif.
26
DAFTAR PUSTAKA
Arasada, B., & Suprianto, B. (2017). Aplikasi Sensor Ultrasonik Untuk Deteksi
Campbell, N. A., & Reece, J. B. (n.d.). Biologi Edisi 8, Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Edwardson, C. L., Gorely, T., Davies, M. J., Gray, L. J., Khunti, K., Wilmot, E.
https://journals.plos.org/plosone/article?id=10.1371/journal.pone.0034916
Katzmarzyk, P. T., Church, T. S., Craig, C. L., & Bouchard, C. (2009). Sitting and
https://www.flexchair.nl/wp-
content/uploads/sites/12/2017/05/sitting_time_and_mortality_from_all_ca
uses.pdf
Tangki 25 Liter.
Reddy, S., & Mayo Clinic's Dr. Michael Jensen. (2015). The Price We Pay for
27
LAMPIRAN
28
B. Dokumentasi Kegiatan
29
C. Hasil Tes Laboratorium
30
Sumber: Dokumentasi Pribadi Peneliti
31
Sumber: Dokumentasi Pribadi Peneliti
TOTAL Rp317.000,00
32
Tes Trigliserida Hari ke-10 Rp81.000,00 2x Rp162.000,00
TOTAL Rp316.000,00
33
BIODATA PENELITI
34