Anda di halaman 1dari 23

MODUL PROJEK FASE E

TEMA : BANGUNLAH JIWA RAGANYA


TOPIK : CEGAH PERUNDUNGAN DUNIA MAYA
PROJEK: AKU BELAJAR DARI KAMU (aktifitas 4 perkenalan)

I. INFORMASI UMUM :
A. Identitas Modul
1. Nama penyusun : Teim SMK Negeri I
2. Institusi : SMK Negeri 1 Limboto Limboto
3. Tahun Pelajaran : 2021/2022
4. Jenjang Sekolah : SMK Kelas X
5. Alokasi Waktu : 2 Jp

B. Sarana dan Prasarana


 Format Laporan
 Vidio dan Lembar Kerja Siswa,
 Laptop/ PC / Handphone
 Jaringan internet yang bagus
 Alat tulis & buku
 Akun Gmail, pengumpulan tugas melalui Google Classroom
 Lembar Kerja

C. Target Peserta Didik


 Melalui Projek ini, murid pada akhirnya diharapkan telah mengembangkan
secara spesifik tiga dimensi Profil Pelajar Pancasila, yakni Bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, gotong royong dan mandiri..maya

D. Relevansi Tema dan Topik Projek untuk Sekolah


Pada hakekatnya, manusia adalah makhluk sosial yang memiliki kebutuhan
untuk membangun relasi antar individu. Dengan menyandang status
kewarganegaraan digital yang melekat dalam diri pelajar saat ini, maka
keterampilan berkomunikasi yang baik dan sopan menjadi perhatian kita
bersama.
Namun, pada perjalanannya, membina relasi dengan saling menghormati
tidaklah mudah. Tidak sedikit kita menemukan adanya praktik perundungan
yang beredar di dunia maya dengan dalih candaan atau gurauan. Berdasarkan
survey yang dilakukan di Indonesia pada periode 9 Maret hingga 4 April 2019
dengan 5.900 responden, didapat bahwa 49% responden menyatakan bahwa
mereka mengalami perundungan dunia maya dalam media sosial. Kegiatan
digital yang popular di kalangan masyarakat Indonesia adalah menulis pesan
dan mengakses media sosial.
Praktik perundungan yang dilakukan oleh kalangan pelajar di media sosial dapat
menghambat perkembangan jiwa dan raga pelajar; pengalaman ketidak
percayaan diri, feeling insecure, stres, depresi hingga gangguan pencernaan dan
kecemasan. Oleh karena itu, sekolah merupakan tempat
strategis dalam memfasilitasi dan mendampingi pelajar untuk
terlibat aktif dalam menerapkan nilai-nilai luhur Pancasila serta meningkatkan
kemampuan dalam memelihara kesehatan jiwa dan raga diri sendiri dan
lingkungannya.

E. Model Pembelajaran
Model Pembelajaran yang digunakan adalah pembelajaran jarak jauh moda
daring (Blended Learning)

II. KOMPETENSI INTI

A. DESKRIPSI PROJEK PADA TEMA BANGUNLAH JIWA RAGANYA


Projek “Cegah Perundungan Dunia Maya” yang mengangkat tema “Bangunlah
Jiwa dan Raganya menciptakan kesempatan belajar murid untuk membentuk
diri sesuai Profil Pelajar Pancasila. Bertujuan untuk melatih kesehatan fisik dan
mental secara berkelanjutan, projek dengan metode pembelajaran yang aktif
dan berpusat pada murid ini diharapkan menjadi perangkat yang menawarkan
titik temu kolaborasi dan mengidentifikasi pihak terkait untuk penyelesaian
permasalahan perundungan dunia maya di sekitar mereka

B. Dimensi dan sub elemen dari Profil Pelajar Pancasila yang berkaitan
Dimensi Profil Pelajar Pancasila yang betrkaitan dengan projek “Kenali
Perundungan Dunia Maya” Profil Pelajar Pancasila yang diharapkan muncul
pada peserta didik adalah:
1. Dimensi : Mandiri
Elemen ;
 Regulasi diri
 Pemahaman diri dan situasi
Sub Elemen ;
 Regulasi emosi
 Mengembangkan refleksi diri
Target pencapaian diakhir kegiatan adalah diharapkan :
 Peserta didik mampu Mengendalikan dan menyesuaikan emosi yang
dirasakannya secara tepat ketika menghadapi situasi yang menantang
dan menekan pada konteks belajar, relasi, dan pekerjaan.
 Peserta didik mampu Melakukan refleksi terhadap umpan balik dari
teman, guru, dan orang dewasa lainnya, serta informasi-informasi karir
yang akan dipilihnya untuk menganalisis karakteristik dan
keterampilan yang dibutuhkan dalam menunjang atau menghambat
karirnya di masa depan
C. Tujuan spesifik untuk fase tersebut
menganalisis akibat perundungan bagi kesehatan jiwa dan raga dari pembicara
tamu.unia maya

D. Alur kegiatan projek secara umum

Persiapan Pembelajaran
1. Sekolah mengundang pembicara tamu untuk memaparkan mengenai akibat
perundungan akan kesehatan jiwa dan raga bagi pelajar di sekolah.
(Apabila sekolah tidak mendapatkan pembicara tamu, sekolah dapat
meminta guru BK/konselor, Atau, sekolah menyiapkan video talk show yang
bahasan topik ini untuk diputarkan)
2. Sekolah perlu mempersiapkan ruangan, perangkat audio dan visual untuk
aktivitas ini. Aktivitas ini dapat dilakukan secara komunal atau per kelas
sesuai dengan kesiapan masing-masing sekolah.

Kegiatan Pembelajaran :
Pertemuan 4 : ( 2 JP)
Pendahuluan (15 menit) :
 Senyum, sapa, salam.
 Berdoa
 Mengisi daftar hadir sesuai link yang dibagikan Google Clasroom.
 Kerjakan pretest pada link yang dibagikan melalui Google Clasroom.
 Menyampaikan tujuan pembelajaran.

Kegiatan Inti (55 menit)


1. Murid diminta untuk mempersiapkan alat tulis.
2. Guru menjelaskan susunan kegiatan:
 Pembukaan (5 menit)
 Penyampaian materi (30 menit)
 Sesi tanya jawab 1 (15 menit)
 Sesi tanya jawab 2 (15 menit)
 Penutup (5 menit)
3. Selama pembicara tamu memaparkan materi, murid menuliskan catatan
materi dari pembicara tamu pada format yang telah disediakan Guru.

Penutup (20 menit) :


 Tugas mandiri: murid menuliskan catatan singkat
 Penjelasan ke pertemuan berikutnya
III. Asesmen
1. Asesmen Diagnostik
Siswa membuat laporan dari format yang diberikan oleh guru :

Format Catatan dari pembicara tamu :

Nama : ………………………..
Kelas : ………………………..
Tanggal : ………………………..

Laporan:

1. Nama Pembicara : ………………………


2. Topik/Materi : ………………………
3. Catatan :
a. Hal baru yang saya dapatkan
b. Hal yang membuat saya tercengang
c. Hal yang menjadi akibat dari perundungan dunia
maya (akibat akan Kesehatan jiwa dan raga)
4. Refleksi :
a. Hal yang mau saya lakukan setelah mengetahui isu
perundungan

IV. Pertanyaan Pematik


1. Hal baru apa yang anda dapatkan?
2. Hal yang apa membuat anda tercengang?
3. Hal yang apa menjadi akibat dari perundungan dunia maya (akibat akan
Kesehatan jiwa dan raga?

V. Pengayaan dan Remedial


1. Pengayaan
Program pengayaan dapat dilakukan dengan alternatif sebagai berikut :
 Pemberian penugasan bagi peserta didik yang telah mencapai
ketuntasan dengan bahan pembelajaran berupa perluasan atau
pendalaman materi atau kompetensi
 Pemberian kegiatan ekploratori yang bersifat umum yang dirancang
untuk diberikan peserta didik yang telah tuntas. Kegiatan yang
dimaksud berupa pendalaman terhadap materi yang secara regular
tidak tercakup dalam kurikulum.
 Pemberian penugasan kepada peserta didik yang memiliki
kemampuan belajar lebih tinggi yang berupa pemecahan masalah
nyata dengan menggunakan pedekatan pemecahan masalah atau
pendekatan investigative (identifikasi masalah, penentuan fokus
masalah, menggunakan berbagai sumber, mengumpulkan informasi,
menganalisis dan menyimpulkan hasil investigasi

2. Remedial
Untuk kompetensi pengetahuan dapat dilakukan dengan cara
mengulang kembali pembelajaran dari materi yang belum dikuasai atau
dengan penugasan. Remedial dapat juga dilakukan melalui pemberian
bimbingan secara khusus dan perorangan bagi peserta didik yang belum
mencapai ketuntasan atau pemberian tes ulang dengan penyederhanaan.
Dalam melakukan remedial guru perlu memperhatikan pedoman di bawah
ini :
 Jika kurang dari 20 % dari seluruh peserta didik belum mencapai
ketuntasan, remedial dilakukan dengan penugasan individual dan tes
individual atau tutor sebaya.
 Jika 20 sampai 50 % dari seluruh peserta didik belum mencapai
ketuntasan maka tugas kelompok dan individual.
 Jika lebih dari 50 % dari seluruh peserta didik belum mencapai
ketuntasan maka dilakukan pembelajaran ulang.

VI. Refleksi Peserta Didik dan Guru

Meski tidak sedikit pula orang yang sedang dirundung banyak masalah, justru
akal pikirannya sempit yang menyebabkan penyesalan terus menghantui,
sehingga membuat hati dan pikiran tidak tenang, bahkan masalah itu kerapkali
membuat susah tidur nyenyak.
Maka ketika dirundung banyak masalah yang datang bertubi-tubi, hati dan
pikiran haruslah tetap tenang, dan terbuka dengan saudara, kerabat atau teman
dekat untuk membicarakannya, sehingga seiring berjalannya waktu, masalah itu
menemukan solusinya.
Penutupan sekolah dan pembelajaran dilakukan secara jarak jauh, efektif
menjaga jarak sehat pada komunitas sekolah dari paparan Covid-19. Namun di
sisi lain ada hal yang tidak dapat dijaga jarak sehatnya di masa pandemi ini,
yaitu perundungan.
Kasus perundungan yang selama ini terjadi di sekolah saat pembelajaran
tatap muka, kini mendapat tempat di dunia maya. Penggunaan gawai dan akses
internet yang meningkat termasuk untuk berinteraksi dengan teman sebaya,
berkorelasi pada kasus perundungan siber (cyberbullying)..

VII. LAMPIRAN
A. Lembar Kerja Peserta Didik
Petunjuk :
Buatlah Laporan dari pembicara tamu atau guru BK/Konselor :
Dengan sistimatika sebagai berikut :

Nama : ………………………..
Kelas : ………………………..
Tanggal : ………………………..

Laporan:

1. Nama Pembicara : ………………………


2. Topik/Materi : ………………………
3. Catatan :
a. Hal baru yang saya dapatkan
b. Hal yang membuat saya tercengang
c. Hal yang menjadi akibat dari perundungan dunia
maya (akibat akan Kesehatan jiwa dan raga)

4. Refleksi :
Hal yang mau saya lakukan setelah mengetahui isu
perundungan

B. Bahan Bacaan Guru dan Peserta Didik

Dampak Bullying Terhadap Kesehatan Mental Anak

Jenis-jenis bullying
Bully adalah segala perilaku kekerasan fisik ataupun mental yang dilakukan satu orang
atau lebih dengan cara melakukan penyerangan atau mengintimidasi orang lain. Perilaku
kekerasan ini biasanya menimpa anak-anak dan remaja yang secara fisik lebih lemah dari
teman-teman sebayanya. 

Perundungan sendiri dapat dikelompokkan ke dalam 6 kategori, yaitu:


 Kontak fisik langsung. Contohnya ialah memukul, mendorong, menggigit,
menjambak, menendang, menampar, mengunci seseorang dalam ruangan, mencubit,
mencakar, memeras dan merusak barang yang dimiliki orang lain.  
 Kontak verbal langsung. Misalnya mengancam, mempermalukan, merendahkan,
mengganggu, memberi panggilan nama (name-calling), sarkasme, merendahkan (put-
downs), mengejek, mengintimidasi, memaki, menyebarkan gosip.  
 Perilaku nonverbal langsung. Termasuk melihat dengan sinis, menjulurkan lidah,
menampilkan ekspresi muka yang merendahkan, mengejek, atau mengancam.
Umumnya, jenis bullying ini disertai oleh kontak fisik atau verbal.  
 Perilaku nonverbal tidak langsung. Tindakan mendiamkan seseorang,
memanipulasi persahabatan sehingga menjadi retak, sengaja mengucilkan atau
mengabaikan, serta mengirimkan surat kaleng.  
 Cyber bullying. Kemajuan teknologi ternyata memiliki sisi negatifnya. Menyakiti
orang lain dengan media elektronik seperti mengirim rekaman video intimidasi dan
menuliskan komentar jahat di media sosial tergolong ke dalam perundungan di dunia
maya. 
 Pelecehan seksual. Terkadang, tindakan pelecehan dikategorikan sebagai perilaku
agresi fisik atau verbal.
 
Dampak kasus bullying bagi korbannya
Perilaku bully di atas bisa menimbulkan berbagai efek negatif bagi korban, antara lain:
 Gangguan mental, mulai dari sensitif, rasa marah yang meluap-luap, depresi, rendah
diri, cemas, kualitas tidur menurun, keinginan menyakiti diri sendiri, hingga bunuh
diri.
 Menggunakan obat-obatan terlarang.
 Tidak semangat berangkat ke sekolah.
 Prestasi belajar menurun.
 Menarik diri dari lingkungan sosial sehingga tidak bisa berinteraksi dengan orang lain.
 Menjadi perundung juga (bully-victim) atau melakukan balas dendam.

Korban bullying pun kerap merasa tidak aman, terutama saat berada di lingkungan yang
memungkinkan terjadinya perundungan. Dampak di atas kemungkinan besar akan
terbawa hingga mereka dewasa.
“Bullying yang berulang dapat menyebabkan menurunnya rasa percaya diri dan depresi,
hingga risiko bunuh diri pada anak-anak. Masalah lain seperti gangguan kesehatan
mental atau penyalahgunaan zat terlarang, dampaknya bahkan dapat berlangsung hingga
dewasa,” kata dr. Irma Lidia, tim dokter Jovee.
Bukan cuma kesehatan psikologis, efek negatif bullying juga dapat terlihat dari keluhan
fisik, contohnya sakit kepala, sakit perut, otot jadi tegang, palpitasi atau jantung berdetak
kencang, nyeri kronis.
 
Perubahan perilaku sebagai tanda-tanda anak di-bully
Anak-anak yang di-bully umumnya akan berbohong dan menyembunyikan faktanya.
Oleh karena itu, sebagai orang tua, Anda harus jeli mengamati perubahan tingkah laku
anak, seperti:
 Nafsu makan berkurang
 Tiba-tiba tidak punya teman atau menghindari interaksi sosial
 Barang-barang miliknya sering hilang atau hancur
 Susah tidur
 Kabur dari rumah
 Terlihat stres saat pulang sekolah atau usai mengecek ponselnya
 Muncul luka di tubuhnya

Jika anak Anda menunjukkan ciri-ciri tersebut, cobalah ajak dia bicara empat mata.
Mulailah obrolan dengan cara yang halus agar mereka mau mengutarakan isi hatinya.
Tekankan bahwa mereka tidak pantas diperlakukan seperti itu. Jelaskan juga bahwa Anda
akan selalu ada untuk mereka. 
Beri tahu anak bagaimana cara menyikapi perundung tersebut, misalnya menghindar
ketika bertemu. dr. Irma juga menyarankan agar anak memberitahu guru atau orang tua.
Sebisa mungkin jangan mengajari anak untuk membalas perlakuan kasar tersebut kepada
pelaku. Meski begitu, Anda perlu menyemangati anak agar ia tetap tangguh, percaya diri
dan tetap bergaul dengan teman-temannya yang lain. Untuk memastikan kesehatan fisik
anak tetap terjaga, coba berikan anak Blackmores Kids Fruity Fishies 30 Tabs - Omega 3
dan Vitamin Otak Anak (Rp 176.000).  Blackmores Kids Fruity Fishies
adalah suplemen dari Omega 3, EPA, DHA dan Vitamin E yang dapat membantu
perkembangan otak dan proses belajar anak
 
Dampak kasus bullying bagi pelaku
Ternyata tidak hanya korban, tindakan ini juga berdampak buruk terhadap si perundung.
Pelaku bully di usia remaja berisiko mengalami masalah psikologis jangka panjang.
Gangguan tersebut bisa terbawa hingga dewasa jika tidak ditangani dengan tepat. 
Perundung dapat tumbuh menjadi pribadi yang tidak bahagia. Mereka pun cenderung
tidak bisa mengendalikan emosinya, sehingga ia akan kesulitan membangun hubungan
sosial maupun romantis.
Secara umum, pelaku bully dibagi menjadi dua kelompok, yaitu pure bully dan bully-
victim. Pure bully merupakan perundung yang tidak mempunyai pengalaman di-bully.
Mereka memiliki rasa percaya diri yang tinggi dengan harga diri yang tinggi pula. Pure
bully cenderung bersifat agresif, berwatak keras, impulsif, tidak punya empati, toleransi
terhadap frustasi yang rendah, memiliki kebutuhan kuat untuk mendominasi orang lain. 
Dengan merundung, pelaku pure bully akan beranggapan bahwa mereka berkuasa. Jika
dibiarkan dan tidak ditangani, tindakan bullying ini dapat berubah menjadi kekerasan
terhadap anak dan perilaku kriminal.
Sementara bully-victim ialah perundung yang dulunya di-bully. Kemungkinan mereka
akan merasa tertekan, cemas, gelisah, kesepian, dan impulsif sampai usia dewasa.
Mereka juga diketahui lebih sering merundung daripada pure bully.
Sama seperti korban kasus bullying, pelaku bully-victim juga berisiko memiliki
pemikiran menyakiti diri sendiri, bunuh diri, depresi, kecemasan dan gangguan
kepribadian antisosial.
Bullying adalah tindakan yang sangat merugikan. Bukan cuma bagi korbannya,
melainkan juga pelakunya. Kalau korban lebih banyak mengalami efeknya terhadap
kesehatan psikologis, dampak bullying bagi perundung tergolong ke dalam perilaku
kriminal. Selain itu, pelaku pun bisa tumbuh menjadi pribadi yang agresif, temperamen,
dan bersikap kasar terhadap orang lain.

C. Glosarium

1. Pure bully merupakan perundung yang tidak mempunyai pengalaman di-bully.


2. Bully-victim ialah perundung yang dulunya di-bully. Kemungkinan mereka akan
merasa tertekan, cemas, gelisah, kesepian, dan impulsif sampai usia dewasa
3. Name-calling memberi panggilan nama.
4. Put-downs, sarkasme, merendahkan.
5. Cyber bullying. Kemajuan teknologi ternyata memiliki sisi negatifnya. Menyakiti
orang lain dengan media elektronik seperti mengirim rekaman video intimidasi dan
menuliskan komentar jahat di media sosial tergolong ke dalam perundungan di dunia
maya.

D. Daftar Pustaka
1. https://jovee.id/dampak-bullying-terhadap-kesehatan-mental-dan-fisik-
anak/
MODUL PROJEK FASE E
TEMA : BANGUNLAH JIWA RAGANYA
TOPIK : CEGAH PERUNDUNGAN DUNIA MAYA
PROJEK: TEMUKAN PERUNDUNGAN DI SEKOLAH (aktifitas 5
Kontektualisasi )

I. INFORMASI UMUM :
A. Identitas Modul
1. Nama penyusun : Dra. Pariah Supar
2. Institusi : SMK Negeri 1 Limboto Limboto
3. Tahun Pelajaran : 2021/2022
4. Jenjang Sekolah : SMK Kelas X
5. Alokasi Waktu : 2 Jp

B. Sarana dan Prasarana


 Artikel,
 Laptop/ PC / Handphone
 Jaringan internet yang bagus
 Alat tulis & buku
 Akun Gmail, pengumpulan tugas melalui Google Classroom
 Lembar Kerja

C. Target Peserta Didik


 Melalui Projek ini, murid pada akhirnya diharapkan telah mengembangkan
secara spesifik tiga dimensi Profil Pelajar Pancasila, yakni Bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, gotong royong dan mandiri.maya

D. Relevansi Tema dan Topik Projek untuk Sekolah


Pada hakekatnya, manusia adalah makhluk sosial yang memiliki kebutuhan untuk
membangun relasi antar individu. Dengan menyandang status kewarganegaraan
digital yang melekat dalam diri pelajar saat ini, maka keterampilan
berkomunikasi yang baik dan sopan menjadi perhatian kita bersama.
Namun, pada perjalanannya, membina relasi dengan saling menghormati tidaklah
mudah. Tidak sedikit kita menemukan adanya praktik perundungan yang beredar
di dunia maya dengan dalih candaan atau gurauan. Berdasarkan survey yang
dilakukan di Indonesia pada periode 9 Maret hingga 4 April 2019 dengan 5.900
responden, didapat bahwa 49% responden menyatakan bahwa mereka
mengalami perundungan dunia maya dalam media sosial. Kegiatan digital yang
popular di kalangan masyarakat Indonesia adalah menulis pesan dan mengakses
media sosial.
Praktik perundungan yang dilakukan oleh kalangan pelajar di media sosial dapat
menghambat perkembangan jiwa dan raga pelajar; pengalaman ketidak
percayaan diri, feeling insecure, stres, depresi hingga gangguan pencernaan dan
kecemasan. Oleh karena itu, sekolah merupakan tempat
strategis dalam memfasilitasi dan mendampingi pelajar untuk
terlibat aktif dalam menerapkan nilai-nilai luhur Pancasila serta meningkatkan
kemampuan dalam memelihara kesehatan jiwa dan raga diri sendiri dan
lingkungannya.

E. Model Pembelajaran
Model Pembelajaran yang digunakan adalah pembelajaran jarak jauh moda daring
(Blended Learning)

II. KOMPETENSI INTI

A. DESKRIPSI PROJEK PADA TEMA BANGUNLAH JIWA RAGANYA


Projek “Cegah Perundungan Dunia Maya” yang mengangkat tema “Bangunlah Jiwa
dan Raganya menciptakan kesempatan belajar murid untuk membentuk diri
sesuai Profil Pelajar Pancasila. Bertujuan untuk melatih kesehatan fisik dan
mental secara berkelanjutan, projek dengan metode pembelajaran yang aktif dan
berpusat pada murid ini diharapkan menjadi perangkat yang menawarkan titik
temu kolaborasi dan mengidentifikasi pihak terkait untuk penyelesaian
permasalahan perundungan dunia maya di sekitar mereka.

B. Dimensi dan sub elemen dari Profil Pelajar Pancasila yang berkaitan
Dimensi Profil Pelajar Pancasila yang betrkaitan dengan projek “Kenali
Perundungan Dunia Maya” Profil Pelajar Pancasila yang diharapkan muncul pada
peserta didik adalah:
1. Dimensi :
 Gotong Royong.
Elemen ;
 Kepedulian
Sub Elemen ;
 Tanggap terhadap lingkungan sosial

 Peserta didik Tanggap terhadap lingkungan sosial sesuai dengan


tuntutan peran sosialnya dan berkontribusi sesuai dengan kebutuhan
masyarakat untuk menghasilkan keadaan yang lebih baik.

C. Tujuan spesifik untuk fase tersebut


Menganalisis masalah mengenai perundungan yang terjadi di sekolah.
D. Alur kegiatan projek secara umum

Persiapan Pembelajaran:

1. Guru mempersiapkan bahan ajar yang dapat diakses melalui tautan


Perundungan-syber (Cyberbullying), serta Masalah Emosi dan Perilaku pada
Pelajar Usia 12-15 Tahun di Jakarta Pusat | Tjongjono | Sari Pediatri atau
booklet dari Kemdikbud,go.id mengenai ‘Stop Perundungan’.
2. Guru menyediakan format mind map atau peta konsep.

Kegiatan Pembelajaran :
Pertemuan 5 : ( 2 JP)
Pendahuluan (15 menit) :
 Senyum, sapa, salam.
 Berdoa
 Mengisi daftar hadir sesuai link yang dibagikan Google Clasroom.
 Kerjakan pretest pada link yang dibagikan melalui Google Clasroom.
 Menyampaikan tujuan pembelajaran.

Kegiatan Inti (75 menit)

1. Murid membaca informasi yang terdapat dalam bahan ajar mengenai:


a. Bentuk-bentuk perundungan dunia maya
b. Kapan terjadinya perundungan dunia maya
c. Di mana terjadinya perundungan dunia maya
d. Dampak perundungan
e. Siapa yang melakukan
2. Murid mendapatkan pemahaman mendalam bahwa bentuk-bentuk
perundungan dunia maya dapat berupa memperolok di media sosial, pesan
terror, menyebarkan kabar bohong, perang kata-kata dari dunia maya,
membuat akun palsu untuk merusak reputasi seseorang, mengucilkan
seseorang dari grup daring.
3. Murid bekerja dalam kelompok yang terdiri dari 3-4 orang untuk membuat
peta konsep berdasar pada teknik 5W-1H (Who, What, Where, Why, When,
How).
4. Murid memberikan kesimpulan dengan cara bertukar peta konsep dan saling
memberikan komentar

Penutup (20 menit) :


 Tugas kelompok: (formatif) mengerjakan peta konsep dan
memberikan komentar
 Penjelasan ke pertemuan berikutnya
III. Asesmen

Mind M a p (peta konsep)


Murid akan melengkapi peta konsep:

Definisi Jenis-jenis

Apa

Bagaimana Dimana
mencegahny Bagaimana Dimana terjadi

a
Perundungan
Dunia Maya

Dimana Terjadi Di mana Mengapa Alasan


melakukan

Siapa

Siapa yanag jadi Siapa yang


korban melakukan

IV. Pertanyaan Pematik


1. Apa Bentuk-bentuk perundungan dunia maya?
2. Kapan terjadinya perundungan dunia maya?
3. Di mana terjadinya perundungan dunia maya?
4. Apa Dampak perundungan?
5. Siapa yang melakukan perundungan ?

V. Pengayaan dan Remedial


1. Pengayaan
Program pengayaan dapat dilakukan dengan alternatif sebagai berikut :
 Pemberian penugasan bagi peserta didik yang telah mencapai ketuntasan
dengan bahan pembelajaran berupa perluasan atau pendalaman materi atau
kompetensi
 Pemberian kegiatan ekploratori yang bersifat umum yang dirancang untuk
diberikan peserta didik yang telah tuntas. Kegiatan yang dimaksud berupa
pendalaman terhadap materi yang secara regular tidak tercakup dalam
kurikulum.
 Pemberian penugasan kepada peserta didik yang memiliki kemampuan belajar
lebih tinggi yang berupa pemecahan masalah nyata dengan menggunakan
pedekatan pemecahan masalah atau pendekatan investigative (identifikasi
masalah, penentuan fokus masalah, menggunakan berbagai sumber,
mengumpulkan informasi, menganalisis dan menyimpulkan hasil investigasi

3. Remedial
Untuk kompetensi pengetahuan dapat dilakukan dengan cara mengulang kembali
pembelajaran dari materi yang belum dikuasai atau dengan penugasan. Remedial
dapat juga dilakukan melalui pemberian bimbingan secara khusus dan
perorangan bagi peserta didik yang belum mencapai ketuntasan atau pemberian
tes ulang dengan penyederhanaan. Dalam melakukan remedial guru perlu
memperhatikan pedoman di bawah ini :
 Jika kurang dari 20 % dari seluruh peserta didik belum mencapai ketuntasan,
remedial dilakukan dengan penugasan individual dan tes individual atau tutor
sebaya.
 Jika 20 sampai 50 % dari seluruh peserta didik belum mencapai ketuntasan
maka tugas kelompok dan individual.
 Jika lebih dari 50 % dari seluruh peserta didik belum mencapai ketuntasan
maka dilakukan pembelajaran ulang.

2. Refleksi Peserta Didik dan Guru

Meski tidak sedikit pula orang yang sedang dirundung banyak masalah, justru
akal pikirannya sempit yang menyebabkan penyesalan terus menghantui,
sehingga membuat hati dan pikiran tidak tenang, bahkan masalah itu kerapkali
membuat susah tidur nyenyak.
Maka ketika dirundung banyak masalah yang datang bertubi-tubi, hati dan
pikiran haruslah tetap tenang, dan terbuka dengan saudara, kerabat atau teman
dekat untuk membicarakannya, sehingga seiring berjalannya waktu, masalah itu
menemukan solusinya.
Penutupan sekolah dan pembelajaran dilakukan secara jarak jauh, efektif
menjaga jarak sehat pada komunitas sekolah dari paparan Covid-19. Namun di
sisi lain ada hal yang tidak dapat dijaga jarak sehatnya di masa pandemi ini, yaitu
perundungan.
Kasus perundungan yang selama ini terjadi di sekolah saat pembelajaran
tatap muka, kini mendapat tempat di dunia maya. Penggunaan gawai dan akses
internet yang meningkat termasuk untuk berinteraksi dengan teman sebaya,
berkorelasi pada kasus perundungan siber (cyberbullying).

VI. LAMPIRAN
A. Lembar Kerja Peserta Didik
Mind Map (peta konsep)

Murid akan melengkapi peta konsep:

Definisi Jenis-jenis

Apa

Bagaimana Dimana
mencegahny Bagaimana Dimana terjadi

a
Perundungan
Dunia Maya

Dimana Terjadi Di mana Mengapa Alasan


melakukan

Siapa

Siapa yang jadi Siapa yang


korban melakukan
B. Bahan Bacaan Guru dan Peserta Didik

APA, DIMANA, DAN KAPAN PERUNDUNGAN TERJADI

Apa sih perundungan itu?


Perundungan atau bullying adalah perilaku tidak menyenangkan baik
secara verbal, fisik, ataupun sosial di dunia nyata maupun dunia maya
yang membuat seseorang merasa tidak nyaman, sakit hati dan tertekan
baik dilakukan oleh perorangan ataupun kelompok.
Perundungan dianggap telah terjadi bila seseorang merasa tidak
nyaman dan sakit hati atas perbuatan orang lain padanya.

Perundungan bisa diibaratkan


sebagai benih dari banyak
kekerasan lain, misalnya:
tawuran, intimidasi,
pengeroyokan, pembunuhan,
dll.

Sebagai benih kekerasan, bila


perundungan bisa ditekan,
maka kekerasan yang lebih
parah akan bisa dicegah.
Apa sajakah bentuk-bentuk perundungan

Verb Fisik Sosial Mengucilakan, membe


al Menampar, mendorong, mencubit, menjambak, menendang, me

Verbal
Membentak,
berteriak, memaki,
bergosip,
menghina,
meledek, mencela,
mempermalukan,
dll.

Perundungan di dunia maya


(cyber bullying)
 Memperolok di media sosial
(mengirimkan berbagai pesan yang
menyakiti, menghina, mengancam,
dll
 Pesan teror
 Menyebarkan kabar bohong
Mengubah foto tidak semestinya
 Perang kata-kata dari dunia maya
(flaming)
 Membuat akun palsu untuk merusak
reputasi seseorang
 Memperdaya seseorang untuk
melakukan sesuatu yang memalukan
 Mengucilkan seseorang dari grup
daring
Di mana dan kapan terjadi perundungan
 Di sekolah: di kelas, di halaman, di kantin, di kamar kecil, di
perpustakaan, di lorong lorong
 sekolah dan di tempat-tempat sepi
 Di rumah
 Di tempat-tempat anak berlatih olahraga/seni tari/nyanyi/lukis
 Di tempat ibadah
 Di restoran
 DI dunia maya: media sosial dan pesan elektronik

Dampak perundungan
1. Akademis

 Penurunan prestasi akademis


 Penurunan tingkat kehadiran di sekolah
 Berkurangnya minat pada tugas dan kegiatan sekolah lainnya
 Sulit berkonsentrasi
 Drop out dari sekolah atau kegiatan yang tadinya dia sukai

2. Sosial
 Tidak percaya diri, pemalu, tidak mampu menyampaikan
pendapatnya dan cenderung mengikuti kemauan orang lain
 Punya sedikit sekali teman, tak populer, cenderung menarik diri
 Kurangnya rasa humor
 Sering diejek, ditertawakan
 Kadang dipukul, didorong, ditendang, tanpa mampu membela
diri
 Bahasa tubuhnya lemah, misalnya: tak ada kontak mata, kepala
menunduk, dan badan membungkuk

3. FISIK

 Sakit berkelanjutan
 Keluhan pusing, sakit perut (mulas)
 Gagap
 Sulit tidur
 Lemah
 Mual
 Luka-luka pada tubuh korban
 Tampak lemah tak berdaya
4. EMOSI
 Suasana hati yang berubah-ubah
 Sensitif, was-was, takut, cemas, gelisah, tak aman, minta
didampingi ke tempat tempat tertentu di mana dia telah
mengalami perundungan sebelumnya
 Murung, sedih, mudah menangis
 Menyalahkan diri sendiri

Catatan khusus:
Pada anak-anak tertentu perundungan yang dialaminya
membuatnya menjadiagresif (penuh kemarahan), dengan
ingin membalas sakit hatinya dengan melakukan
perundungan terhadap orang lain. Ia cenderung menjadi
pelaku.
Pelaku, korban, dan respons terhadap perundungan

Apakah aku seorang perundung


Kita cari tahu dengan menjawab Y(ya) dan T(tidak) pada pertanyaan di bawah
ini:

No Pertanyaan Y T
1 Apakah aku sering memanggil temanku dengan nama panggilan yang
buruk?
2 Apakah aku sering bersikap menentang atau bermusuhan dengan orang
lain?
3 Apakah aku selalu ingin mengendalikan orang lain?
4 Apakah aku sering kasar dengan orang lain, misal mendorong atau
berkelahi?
5 Apakah aku marah jika ada hal-hal yang tidak sesuai dengan
keinginanku?
6 Apakah aku peduli dengan perasaan orang lain?

7 Apakah aku tertawa saat seseorang terluka atau merasa malu?


8 Apakah aku sering memaksa orang melakukan hal-hal yang tidak
mereka inginkan?
Apakah aku suka memaksa orang lain untuk memberi uang atau
9 barang pribadi atau ‘meminjam’ barang tapi tidak
mengembalikannya?
10 Apakah aku sering melanggar peraturan?
Apakah aku kadang-kadang kasar terhadap orang dewasa, misal
11 orang tua dan guru?
Apakah aku sering membuat lelucon tentang orang berdasarkan ras,
12
budaya, agama atau siapa yang mereka sukai?
13 Apakah aku tertawa saat ada orang lain diancam atau ditakut-
takuti?

Jika kamu menjawab ya untuk sebagian besar pertanyaan itu, mungkin saja kamu ter

15
Jika ternyata aku perundung, aku bisa
menghentikannya dengan :
• Meminta maaf kepada orang yang sudah
kita rundung. Jika kamu malu meminta
maaf secara langsung kamu bisa
melakukannya lewat telfon, surat atau
media komunikasi lainnya.
• Bersabarlah ketika kamu tidak langsung
dimaafkan atau teman yang kamu rundung
akan mengabaikanmu karena semuanya
membutuhkan proses.
• Lakukan kerja sosial
• Temukan kegiatan atau bergabung di
klub yang sesuai dengan minatmu.
• Kamu dapat bercerita pada seseorang
yang kamu percaya untuk
meringankan bebanmu dan
menolongmu bebas dari perilaku
merundung.
• Terima konsekuensi dari sekolah, teman
atau lingkungan karena perilaku
merundung yang kamu lakukan.
• Belajarlah untuk saling menghormati
dalam berinteraksi dengan teman dan
lingkungan

Mengapa Seseorang bisa melakukan


perundungan?
• Adanya dorongan kuat untuk menunjukkan kekuatan/kekuasaan
agar dianggap pemberani/ hebat atau sebagai jagoan.
• Pernah menjadi korban perundungan yang membuatnya marah
dan sakit hati sehingga memiliki dorongan kuat untuk membalas
• Merasa iri hati atas kepopuleran, kelebihan dan kekayaan orang
lain
• Mengikuti temannya
Siapakah yang cenderung
menjadi korban perundungan?
1. Anak yang dianggap berbeda oleh lingkungan sekitar, misalnya:
tidak mampu secara akademis, canggung, salah kostum, kurang
gaul, pendiam, tidak berdaya, aksen bicara berbeda, tidak/lebih
cantik/ganteng, dari keluarga berada atau tidak.
2. Anak yang dianggap menyebalkan dan menantang pembuli, tapi tak
mampu membela diri
3. Anak yang dianggap sering ‘ngocol’ ke pelaku perundungan

C. Glosarium

1. Ngocol ; Menyebalkan, sombong.


2. Aksen bicara berbeda: cara menyampaikan perkataan tidak jelas atau cadel.

D. Daftar Pustaka
1. http://repositori.kemdikbud.go.id/11609/1/Stop%20Perundungan.pdf
2. https://www.unicef.org/indonesia/id/child-protection/apa-itu-cyberbull

Anda mungkin juga menyukai