Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

ASCARIS LUMBRICOIDES (CACING GELANG)

Guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Dasar Keperawatan

Dosen Pengampu: Wuri Komalasari, M. Biomed

Disusun Oleh Kelompok 5:

1. Rahmi Fitri 012021016


2. Firza Syafitri 012021009
3. Mela Sari 012021013
4. Dina Wahyu Putri 012021004

PROGAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

STIKes Ranah Minang Padang

Tahun 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat serta karunia-Nya yang telah
diberikan kemudahan untuk dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat waktu.
Makalah ini berjudul “ASCARIS LUMBRICOIDES (CACING GELANG)”.

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Ilmu Dasar Keperawatan. Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Wuri
Komalasari, M. Biomed selaku dosen mata kuliah Ilmu Dasar Keperawatan.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu
saya sangat terbuka pada kritik dan saran yang membangun sehingga makalah ini bisa
lebih baik lagi. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca. Kami ucapkan
Terimakasih

Padang, 25 ,Mei 2022

Penyusun

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................

DAFTAR ISI.......................................................................................................II

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang.......................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah..................................................................................2

1.3. Tujuan Penulisan....................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Ascaris Lumbricoides............................................................................3

2.2. Klasifikasi Ascaris Lumbricoides..........................................................3

2.3. Anatomi Ascaris Lumbricoides.............................................................4

2.4. Morfologi Ascaris Lumbricoides...........................................................4

2.5. Siklus hidup Ascaris Lumbricoides.......................................................6

2.6. Gejala klinis Askariasis..........................................................................7

2.7. Diagosis infeksi Askariasis....................................................................8

2.8. Pencegahan dan Pengobatan Askariasis................................................8

BAB III PENUTUPAN

3.1. Kesimpulan............................................................................................10

3.2. Saran......................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA

II
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ascaris lumbricoides adalah cacing yang pertama kali diidentifikasi dan


diklasifikasi oleh Linnaeus melalui observasi dan studinya antara tahun 1730-1750an.
Dari hasil observasinya Linnaeus pergi kebeberapa tempat di dunia untuk
mengonfirmasi wilayah penyebaran parasit tersebut. Linnaeus diberi kesempatan
untuk menamai parasit tersebut.

Ascaris merupakan infeksi cacing yang paling sering ditemui. Diperkirakan


pravalensi di dunia 25% atau 1,25 miliar penduduk di dunia. Pravalensi terbesar pada
daerah tropis dan di negara berkembang dimana sering terjadi kontaminasi tnah oleh
tinja / feses manusia dan penggunaan tinja sebagai pupuk.

Ascaris lumbricoides merupakan nematoda kedua yang paling banyak


menginfeksi manusia. Ascaris telah dikenal pada masa romari sebagai Lumbricus
Teres dan mungkin telah menginfeksi manusia selama ribuan tahun. Jenis ini banyak
terdapat didaerah yang beriklim oanas dan lembab, tetapi juga dapat hidup di daerah
beriklim sedang. Ascariasis adalah penyakit parasit yang disebabkan oleh cacing
gelang Ascaris Lumbricoides. Ascariasis adalah penyakit kedua terbesar yang
disebabkan oleh makhluk parasit.

1
1.2. Rumusan Masalah

1. Apa itu Ascaris Lumbricoides?

2. Apa klasifikasi dari Ascaris Lumbricoides?

3. Apa saja anatomi dari Ascaris Lumbricoides?

4. Apa saja Morfologi dari Ascaris Lumbricoides?

5. Bagaimana Siklus hidup Ascaris Lumbricoides?

6. Bagaimana gejala klinis Askariasis?

7. Bagaimana Diagosis infeksi Askariasis?

8. Bagaimana Pencegahan dan Pengobatan Askariasis?

1.3. Tujuan Penulisan

Agar pembaca memahami dan mengerti tentang Ascaris Lumbricoides dan


penyakit yang ditimbulkannya dan mengetahui bagaimana gejala yang disebabkan
Ascaris Lumbricoides cara pencegahan dan pengobatannya.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Ascaris Lumbricoides (Cacinng Gelang)

Ascaris lumbricoides adalah nama latin dari cacing gelang yang hidup di perut
atau usus manusia. Cacing gelang adalah penyebab penyakit ascariasis alias cacingan
pada manusia. Cacing gelang termasuk parasit dalam tubuh manusia dari jenis
roundworms. Cacing ini umumnya berada pada lingkungan yang tidak bersih dan
tinggal di wilayah yang beriklim hangat.

Panjang cacing gelang dewasa yang berkembang biak di usus manusia bisa lebih
dari 30 sentimeter (cm). Itu sebabnya, cacing gelang besar ini dapat dilihat dengan
mata telanjang. Mereka hidup di rongga usus halus manusia. Berukuran 10-30 cm
untuk cacing jantan dan 22-35 cm untuk cacing betina. Satu cacing betina Ascaris
lumbricoides dapat berkembang biak dengan menghasilkan 200.000 telur setiap
harinya.

2.2. Klasifikasi

Nama latin : Ascaris Lumbricoides

Phylum : Nematoda

Ordo : Ascaridida

Family : Ascarididae

Class : Secernentea

Spesies : Ascaris Lumbricoides

Genus : Ascaris

3
2.3. Anatomi Ascaris Lumbricoides (Cacinng Gelang)

Struktur tubuh dari cacing ini yaitu tidak bersegmen, kulitnya halus, licin, dan
dilapisi oleh kutikula yang digunakan untuk melindungi diri dari enzim pencernaan
yang berasal dari inangnya. Apabila dipotong tubuhnya, akan terlihat tubuhnya
bersifat bilateral simetris dan termasuk golongan hewan yang triplobastik
pseudoselomata. Terlihat juga mulut dan anus di dalamnya juga terdapat usus, jadi
sistem pencernaannya sudah lengkap

Gambar anatomi Ascaris lumbricoides

2.4. Morfologi Ascaris Lumbricoides

1. Morfologi Ascaris Lumbricoides

a. Ciri-ciri cacing dewasa yaitu :

 Berbentuk silindris ujung anterior tumpul sedangkan ujung posterior


runcing pada ujung anterior terdapat 3 buah bibir yang tersusun dari :
satu bibir terletak dorso medial dan dua bibir terletak di sebelah ventro
lateral, ditengahnya terdapat cavum bucalis yang berbentuk segitiga.

 Pada tiap-tiap sisi terdapat garis-garis longitudinal disebut lateral lines.

 Mempunyai cuticula yang bergaris-garis melintang menyelubungi


tubuhnya (transversal lines).

4
 Ukuran cacing betina : panjang tubuh 20 – 40 cm dan diameter 0,3 – 0,6
cm.

 Ukuran cacing jantan : panjang tubuh 15 – 30 cm dan diameter 0,2 – 0,5


cm.

 Bagian posterior cacing betina lurus sedangkan bagian posterior cacing


jantan melengkung ke ventral dengan sepasang spicula

Gambar ascaris lumbricoides dewasa

2. Morfologi Telur

Terdapat 2 macam jenis telur yaitu telur yang mengalami pembuahan (fertil) dan
yang tidak mengalami pembuahan (infertil). Dari kedua jenis telur ini kadang
dijumpai telur yang tanpa dilapisi albumin (dekortikasi) dan telur yang utuh / dilapisi
albumin (kortikasi).

a. Ciri-ciri telur Ascaris Lumbricoides Fertil yaitu :

 Berbentuk oval ukuran : panjang 45 – 75 cm dan lebar 35 – 50 cm.

 Dinding 3 lapis : lapisan luar yang tebal berkelok-kelok (lapisan


albumin), lapisan kedua dan ketiga relatif halus (lapisan hialin dan
vitelin).

 Telur berisi embrio.

 Berwarna kuning kecoklatan.

5
Gambar telur Ascaris lumbricoides fertil

b. Ciri-ciri telur Ascaris Lumbricoides Infertil yaitu :

 Bentuk oval memanjang (kedua ujungnya agak datar).

 Ukuran : panjang 88 – 94 cm dan lebar 40 – 45 cm.

 Dinding 2 lapis : lapisan luar yang tebal berkelok-kelok sangat kasar /


tidak teratur (lapisan albumin), lapisan kedua relatif halus (lapisan
hialin).

 Telur berwarna granula refraktil.

 Berwarna kuning kecoklatan.

Gambar telur Ascaris lumbricoides infertil

2.5. Siklus hidup Ascaris Lumbricoides (Cacinng Gelang)

Ascaris lumbricoides dewasa hidup di dalam usus, cacing betina mampu bertelur
rata-rata 200.000 butir perhari, telur ini kemudian keluar dari tubuh hospes bersama
tinja. Apabila ditanah kondisinya menguntungkan dalam jangka waktu 3 minggu akan
menjadi infektif. Apabila telur infektif tertelan manusia telur akan menetas menjadi
larva rhabditiform di usus, kemudian larva akan menembus dinding usus dan masuk

6
ke vena atau pembuluh limfe, ikut dalam sirkulasi darah, ke jantung dan kemudian
sampai paru-paru.

Dalam kapiler alveoli larva rhabditiform kemudian menembus dinding alveoli,


masuk ke rongga alveoli, bergerak ke atas menuju bronkhus dan sampai glottis.
Kemudian dari glottis larva tertelan masuk esofagus dan tumbuh menjadi dewasa di
usus. Lama siklus hidup cacing ini dari terjadinya infeksi sampai cacing dewasa
bertelur memerlukan waktu sekitar 2 bulan, dan cacing dewasa dapat hidup selama 12
– 18 bulan

Gambar siklus hidup ascaris lumbricoides

2.6. Gejala Klinis Askariasis

1. Gejala yang Disebabkan Larva Ascaris Lumbricoides eosinofilia yaitu :

a. Meningkatnya sel eosinofil dalam darah.

b. Manifestasi alergi karena adanya larva dalam tubuh bisa berupa asma,
sindroma loeffler atau tropycal eosinofilia.

c. Adanya larva dalam paru-paru bisa mengakibatkan brinkhopneumonia,


terutama bila jumlah larva banyak.

7
2. Gejala yang Disebabkan Cacing Dewasa Ascaris Lumbricoides

a. Ascaris Lumbricoides biasanya sangat ringan, infeksi oleh 20 ekor cacing


dewasa bisa berlangsung tanpa keluhan, keluhan yang timbul biasanya hanya
berupa sakit perut yang tidak jelas, didalam usus cacing ini mengganggu
absorbsi nutrisi dan ikut mengambil nutrisi makanan dari usus.

b. cacing dewasa dapat menimbulkan komplikasi berupa erratic migration yaitu


berpindahnya cacing ke tempat yang tidak semestinya misalnya saluran
empedu, kandung empedu, hati, apendixm dan eritoneum.

c. cacing dewasa kadang bisa saling belit satu sama lain sehingga membentuk
gumpalan yang bisa menyimbat saluran usus dan mengakibatkan terjadinya
“ileus obstruktivus” yang bisa berakibat fatal.

2.7. Diagnosis Infeksi Ascaris lumbricoides

Diagnosis ditegakkan dengan menemukan telur pada pemeriksaan tinja. Karena


telur sulit ditemukan pada infeksi ringan disarankan menggunakan prosedur
konsentrasi. Selain itu, dokter juga dapat melakukan pemindaian, seperti

a. Foto Rontgen, untuk memeriksa keberadaan cacing di usus dan melihat


kemungkinan adanya larva di paru-paru

b. USG, untuk mendeteksi keberadaan cacing di pankreas atau hati

c. CT scan atau MRI, untuk melihat apakah cacing telah menyumbat saluran
hati atau pankreas

2.8. Pencegahan dan Pengobatan Askariasis

1. Pencegahan askariasis

Cara efektif pencegahan ascariasis dengan menerapkan cara berikut yaitu :

a. Sanitasi yang baik.

b. Hygiene keluarga dan hygiene pribadi, antara lain dengan berperilaku


hanya buang air besar di jamban.

8
c. Sebelum melakukan persiapan makanan dan hendak makan, tangan
dicuci terlebih dahulu dengan menggunakan sabun dan air mengalir.

d. Bagi yang mengkonsumsi sayuran segar (mentah) sebagai lalapan,


hendaklah dicuci bersih dan disiram lagi dengan air hangat.

e. Selain upaya tersebut, juga dilakukan dengan mengobati penderita


melalui pengobatan massal pada penduduk menggunakan obat cacing
berspektrum lebar di daerah endemis dapat memutuskan rantai daur
hidup cacing Ascaris lumbricoides dan nematoda usus lainnya.

f. Adanya pemberian pendidikan kesehatan pada penduduk juga perlu


dilakukan untuk menunjang upaya pemberantasan dan pencegahan
askariasis.

2. Pengobatan askariasis

Dalam beberapa kasus, ascariasis akan sembuh dengan sendirinya.


Pengobatan terhadap ascariasis dengan memberikan anti-parasit seperti :

a. Albendazole (Albenza)

b. Ivermectin (Stromectol)

c. Mebendazole

Obat-obat ini bekerja dengan membunuh cacing dewasa. Semua obat dapat
diambil sebagai dosis tunggal. Pada ascariasis berat diperlukan operasi untuk
memperbaiki kerusakan yang telah disebabkan oleh cacing dan untuk
menghilangkan cacing.

Obstruksi (penyempitan) usus, obstruksi saluran empedu dan usus buntu


adalah komplikasi yang mungkin memerlukan operasi. Obat-obat cacing yang
baru, efektif dan hanya menimbulkan sedikit efek samping adalah mebendazol,
pirantel pamoat, albendazol dan levamisol. Piperasin dan berbagai obat cacing
lain masih dapat digunakan untuk mengobati penderita askariasis. Sedangkan
pada komplikasi usus misalnya obstruksi usus diatasi dengan tindakan konservatif
atau operatif. Pneumonitis karena larva askaris diobati dengan obat cacing dan
prednisone.

9
BAB III

PENUTUPAN

3.1. Kesimpulan

Penyakit kecacingan masih merupakan masalah kesehatan di beberapa negara ber


kembang termasuk Indonesia. Prevalensi penyakit kecacingan ini masih cukup tinggi t
erutama pada kelompok masyarakat dengan higienisitas dan sanitasi yang rendah. Pen
yakit kecacingan ini disebabkan oleh organisme multi seluler yang mempunyai masa
hidup panjang dan siklus hidup yang kompleks. Prevalensi terbanyak infeksi cacing u
sus disebabkan oleh Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura dan cacing tambang (An
cylostoma duodenale dan Necator americanus).

3.2. Saran

Kita perlu menerapkan hidup bersih dan sehat serta perbaikan beberapa sarana
kebersihan serta pemberian obat secara rutin. Tidak menggunakan tinja sebagai pupuk
tanaman. Dan juga perlu menghindari sayuran mentah didaerah yang menggunakan
tinja sebagai pupuk.

10
DAFTAR PUSTAKA

Sumber : https://www.indonesian-publichealth.com/epidemiologi-askariasis/

Sumber : https://www.alodokter.com/ascariasis

Sumber : https://medlab.id/ascaris-lumbricoides/

Sumber :http://lailyychan.blogspot.com/2015/03/mengenal-phylum-nemathelminthes-
cacing.html

11

Anda mungkin juga menyukai