Anda di halaman 1dari 38

TRAINING

1 BEKERJA DI KETINGGIAN
Tujuan Training :
2
 Pekerja mengetahui bahaya dan resiko saat bekerja di
ketinggian.
 Pekerja mengetahui prosedur kerja aman bekerja di
ketinggian dengan cara :
a) Menggunakan FBH dengan benar (praktek)
b) Menggunakan FBH double lanyard saat pindah
posisi
c) Membuat anchor buatan atau static line ( Praktek )
d) Memeriksa scaffolding dan menggunakan
scaffolding dengan benar ( Praktek )
e) Menaiki tangga dengan benar ( praktek )

HSE Departement
Hirarki Kontrol Resiko Jatuh Dari Ketinggian
3
1 Dapatkah pekerjaan dilakukan di area bawah?
dengan tujuan untuk menghindari pekerja jatuh dari
ketinggian

2 Bila tidak, dapatkah dipasang alat pencegah jatuh ?


Seperti pagar pengaman/handrail dan platform

3 Bila tidak, dapatkah dibuatkan lantai kerja


sementara? Seperti tangga + mancage,
perancah/scaffolding, manlift/skylift, gondola, atau
manbasket + crane

4 Izin Kerja di Ketinggian (pemeriksaan syarat2 K3)


5 Jika tidak, pekerja harus menggunakan Alat Penahan
Jatuh (Full Body Harness, Tali lanyard, anchore/life line)
saat bekerja diketinggian.

HSE Departement
Accident :
4

HSE Departement
Bekerja Di Ketinggian
5
 Bekerja di ketinggian merupakan salah satu
pekerjaan yang beresiko tinggi, seperti jatuh
dari ketinggian (menyebabkan kematian)
 Hasil studi menunjukkan bahwa sekitar 60
% kematian yang terjadi akibat jatuh dari
ketinggian terjadi di ketinggian kurang dari 5
meter
 Prosedur di PT BSB setiap pekerjaan yang
dilakukan di atas ketinggian minimum 1.8
meter dimana ada kemungkinan terjatuh,
maka pekerja yang bekerja harus dilengkapi
dengan sarana pencegah terjatuh atau
sarana penahan pelindung terjatuh.
HSE Departement
Penyebab jatuh dari ketinggian :
6
 Perpindahan dari satu lantai/permukaan ke yang lainnya

 Permukaan tidak mampu untuk menyangga beban

 Terlepas dari pegangan

 Tepi yang tidak diberi pelindung/handrail

 Permukaan/platform yang licin atau bergerak

 Lubang yang terbuka yang tidak diketahui atau terlindungi

 Sistem penahan jatuh dan alat pencegah jatuh yang


digunakan tidak benar atau tidak layak pakai
 Kondisi cuaca saat bekerja (berangin, hujan, dll)

 Faktor lain yang mungkin disebabkan adanya bahan kimia


atau listrik, ... dll

HSE Departement
Sarana Pencegah Jatuh
7

 Lantai kerja permanen yang Permanent Platforms


dilengkapi pagar pengaman
Scaffolding/Perancah
 Perancah yang dilengkapi dengan
pagar pengaman
 Lantai kerja bergerak dengan pagar
pengaman
 Man basket / keranjang orang
Man Basket

 Penahan Jatuh yaitu berupa full


body harness yang mencegah
pekerja mendekati area jatuh
Mobile Work Platforms

Fall Restraint
8 Pengenalan Bagian Full Body
Harness
Tali Bahu

Buckle Peralatan
Attachment / D -
Ring

attachment point
tambahan

Tali Pinggang

Tali Pinggang

Tali Paha
Tali Paha

HSE Departement
Pengenalan Bagian Full Body Harness
9

 Tali lanyard

 Absorber

 Hook
HSE Departement
Pemeriksaan Full Body Harness ( Praktek )
 Periksa webbing kain dari kerusakan
10
(sobek, jahitan putus, terkoyak dan
terbakar)
 Periksa buckle dari kerusakan (patah,
melengkung, bengkok, dan karat)
 Periksa "D" ring dibagian punggung, dari
kerusakan (retak, berkarat, dan patah)
 Periksa hook dan carrabiner (retak,
bengkok, karat)
 Periksa tali lanyard dengan benar (sobek,
kena benda panas, dll)
 Untuk pekerjaan diketinggian diatas 5
meter, pemeriksaan absorber

HSE Departement
PRAKTEK PENGGUNAAN FBH
11
 Pastikan karyawan telah terlatih
dalam Personal Fall Arrest System
(PFAS), yakni cara aman
menggunakan Full Body Harness
(FBH), Penjangkaran (Anchorage)
dan Tali Support (Lifeline)
 Cara menggunakan FBH:
 Kendurkan / lepas pengikat
webing FBH untuk
memudahkan dalam
pemakaian
 Pegang “D”Ring, dan gunakan
seperti menggunakan baju /
jaket
 Sambungkan pengikat untuk
paha, pinggang, dada, dan
selanjunya kencangkan
dengan proposional. HSE Departement
 Cara penggunaan FBH ( … lanjutan)
12
 Hindari tali lanyard dan hook FBH jangan sampai
terinjak / terbanting
 Untuk pekerjaan yang berpindah-pindah gunakan
FBH double lanyard
 Saat membawa FBH jangan diseret.
 Simpan di tempat yang aman setelah selesai di
gunakan, misal digantung ditempat yang tidak
lembab (untuk menghindari kerusakan webbing kain
dan item besi/berkarat).

HSE Departement
Perawatan Full Body Harness
13
Membersihkan Full Body Harness
 Seka semua permukaan yang kotor dengan spons yang
dibasahi dengan air bersih. Bilas spons dan peras hingga
kering
 Bilas webbing dengan air bersih.
 Gosok dan usap FBH dengan kain lap bersih, gantung
bebas agar kering
 Keringkan FBH dan perlengkapan lainnya jauh dari panas
langsung dan dibawah sinar matahari dalam waktu yang
lama
 Simpan di tempat yang bersih, bebas dari uap, cahaya
matahari atau bahan yang merusak (corrosive) dan apapun
yang bisa menyebabkan perubahan bentuk pada FBH (
gesper bengkok, hook melengkung, webbing sobek dll )
HSE Departement
Tempat Kaitan / Anchorage Point :
14
 Tempat atau struktur yang kuat untuk
menyangkutkan alat penahan jatuh ( FBH )
 Anchorage jika memungkinkan haruslah
lebih tinggi dari area bekerja & vertical
 Jarak jatuh harus dihitung
 Tali lanyard tidak boleh bergesekan dengan
tepi yang tajam

HSE Departement
Cara mengkaitkan FBH dengan anchorage
15

HSE Departement
Anchorage Buatan Atau Static Line / LifeLine :
16
 Material yang di gunakan untuk lifeline bisa : Pipa besi, Wire
rope 10 mm, Wire clips, Girder coupler, Swivel coupler, Turn
buckle
 Kekuatanya harus dihitung bisa menahan beban saat di
gunakan ( Bisa menahan sekitar 15 KN setara 1,5 ton )

HSE Departement
Penggunaan Static line dan untuk anchorage :
17 Pemilihan Tipe Static line / Lifeline :
• Satu lifeline untuk satu orang ( untuk menghindari 1 jatuh yang
lainnya tidak ikut jatuh )
• Jika Life line digunakan secara bersama lebih baik digunakan sistem
rail pengunci atau buat stoper untuk masing-masing orang
• Fleksibel line (dari tali) biasanya akan lebih sesuai untuk perkerjaan
di kelerengan / kemiringan dan permukaan atau di sudut atau pojok

HSE Departement
Penggunaan life line sebagai anchorage
18
Cara untuk mengurangi effect pendulum :

• Anchorage rangkap
Menggunakan dua lanyard dan
dua anchorage point

• Diversion anchorage Lanyard


atau anchorage line
dialihkan/dibelokkan ke
anchorage point kedua atau
konektor ditambatkan ke
anchorage point kedua

• Edge stop, Stopper


ditempatkan disepanjang tepi
atap, platform atau stage

HSE Departement
Jarak jatuh :
19
Elemen-elemen dari jarak
Panjang
jatuh : Lanyard Jarak
awal
• Defleksi anchorage
• Panjang lanyard
Pemanjan
Pemanjan
• Posisi awal dari gan
gan
Perlengka
Energy
perlengkapan penahan /Fall absorber -
pan =1.4
m++
1.75 m++
arrest device Ketinggian
Ketinggia
orang
(sampai di n orang
• Pemanjangan perlengkapan pengaitnya) (di
= 1.8 m pengaitny
penahan jatuh a) = 1.8 m
Jarak
(pemanjangan absorber) Jarak sisa
= 1.0 m sisa = 1.0
min. m min.
• Tinggi Operator / Pekerja yg
menggunakan peralatan
• Pergeseran anchorage point (a) anchor point (b) Perlengkapan
satu titik-lanyard penahan jatuh
• Jarak sisa (Residual dengan energy (contoh : inertia
clearance) absorber reel)

HSE Departement
20

HSE Departement
Cara membuat Life line
21
 Install Pipa / tiang di sisi kiri dan kanan area kerja.
 Bentangkan Tali Baja yang telah diketahui kekuatannya
(wire rope 10 mm s/d 12 mm) .
 Ikat tali baja tersebut dengan benar, gunakan wire clips
disetiap ujung (3 pcs).
 Pertimbangkan Diversi Tali saat terbebani bila pekerja
jatuh (untuk menghitung jarak jatuh).

HSE Departement
Full Body Harness VS Safety Belt
22
Kenapa safety belt yang hanya terpasang di
pinggang tidak aman ???

Jika anda jatuh, tekanan beban tinggi dari terjatuh terkonsentrasi


pada pinggang anda enam kali lipat lebih tinggi dibanding dengan
full body harness.
Hanya Full Body Harness yang aman digunakan

HSE Departement
Penggunaan Perancah / Scaffolding
yang Aman

23

HSE Departement
Perancah / Scaffold
 PERANCAH atau scaffold adalah
Bangunan pelataran kerja (platform)
yang dibuat untuk sementara dan
digunakan sebagai penyangga tenaga
kerja, bahan-bahan serta alat-alat
pada setiap pekerjaan konstruksi
bangunan termasuk pekerjaan
pemeliharaan dan pembongkaran.
24 Permenaker No. Per 01/MEN/1980 Pasal 1 Huruf (e)

Ada tiga tipe PERANCAH ( OHSA 1926.450) :


Supported scaffolds – Lantai kerja yang didukung oleh batang
pipa/frame kaku yang berfungsi sebagai perata beban, seperti: tube
n coupler, modular atau frame scaffolding.
Suspended scaffolds – Lantai kerja yang didukung oleh tali/sling atau
lantai kerja yang tergantung, seperti gondola & boat swain chairs.
Aerial Lifts – Lantai kerja yang didukung oleh suatu alat berat tertentu,
seperti carry-packer/manlift yang ada dalam gambar.

HSE Departement
Perancah / Scaffolding
Ukuran nominal pipa scaffolding
sesuai standard AS 1576.3. adalah:
A. Pipa Besi Scaffolding
Diameter luar pipa = 48,3 mm
Minimum ketebalan = 4,0 mm
B. Pipa Alumunium Scaffolding 4,0 mm

Diameter luar pipa = 48,40 mm


25
Minimum tebal = 4,47 mm

Tebal papan scaffolding minimum


adalah 38 mm
Lebar papan scaffolding minimum
adalah 225 mm

HSE Departement
Ciri-Ciri Perancah Yang Aman

Memiliki Guard rail.


1. Memiliki Toprail (90 cm – 110
cm)
2. Memiliki Midrail (470 cm dari
Toprail dan toe board)
3. Memiliki Toe/Kick Board.
26 Tidak ada rongga terbuka
pada lantai perancah
(jarak rongga maks. 1 cm).
Memiliki tangga naik/turun
yang aman.
Memiliki sole board dan base
plat pada kaki scaffold.

HSE Departement
Bagian – Bagian Perancah
27

Base
Green
Top Plate
Standart
Ledger
Brace
Transom
LadderTag
Platforms
Fence (Pagar)
Toe/Kick-Board
Red
Mid Tag
Guardrail

 Minimum
Selama
Minimum
Platform
Setelah
Top
Tangga
Mid
Min.
Pagar
ketebalan
membangun
luas
harus
perancah
Guardrailketebalan
harus
ketebalan
harus area
berasal
harus
pipa
pipa
=pipa
selesai
dipasangkan
disediakan = 150 ==mm
struktur
4 dari
dipasangkan
papan mm 44untuk
sebagai
mm
mm x
papan

Perancah,
Diameter
150mm
kayu
pada
Toe/Kickkeras
dibangun.
dipasangkan
naik/turun
semua
perpanjangan
Diameter Board
luarScaffTag
luar pipa
Scaffolder
dari pada
sisi=dari
dari
pipa 38= berwarna
Perancah. 48,3
akan
semua
Top
= mm mm
andTangga
platform Mid
luar pipa =48.3
48.3 mm
mm
 Merah
memeriksa
sisi
kayu dari
perancah
Guardrail,
Harus
Minimum
Minimum harus
atauplatform
bambu dipasangkan
kelayakan
manakala
benar-benar
ketebalan
ketebalan perancah.
tidak perancah
ada
tegak
plat
papan boleh
=pekerja
lurus
5kayu
mm =
Harus
Penopang ketinggian
benar-benar
Diagonalhorisontalpapan
Luar (outer
tersebut.
dipergunakan

yang
atau bekerja
Perancah
vertikal
38 mmantara
Ketinggian
Jarak
Toe/Kick
Panjang pada tidak
Board
minimum di atas
boleh
(gunakan
tingkat
maximum
Top =level)
150 perancah
digunakan
water
kelembaban
Shank Top
Guardrailmm(besi danlevel)
(gunakan
bracing) water
harus dipasangkan
 (tidak
untuk
15%
Bila
Guardrail
Tangga
Mid ada
bekerja
struktur
besi yang
=1050
Guardrail atau tidak
(hanya
perancah
mm,
harus terpagari
scaffolder
aluminiumdinyatakan
namun
tidak lebihtidak
 Pipa
Papan
Pipa
pada
yang
harus
tonjolan)
harus
ke-empat
dibedakan
50
Toe/Kick-Board
menghubungi mm
pada
dibedakan
diperbolehkan sisi
dengan warna
harus
setiap
warna
perancah
berada
Tiangdari
dari
di
 sudah
tidak
boleh
dari 470
diameter Aman
kurang
dipergunakan
penggunaan
Lebar papan
dipasangkan
Penyangga mm
= 16 Untuk
dari
sebagai
mm =
kayu
pada
(vertical 950 Digunakan,
untuk
semuamm
bracing,
225
pole) mmsisi
pada
penggunaan
tersebut.
area perancah) sebagai penyangga,
maka
(atau
pekerjaan
transom,
platform
setiap ScaffTag
satu jengkal Merah
kelistrikan
ledger dandiatas diganti
handrail
 Papansatu
Permukaan
bracing, kayu sisi
transom
ledger Plat perancah
tidak Dasar
dan boleh
dan disaja
harus
handrail
handrail catrata
 dengan
pinggang
Red tag ScaffTag
pekerja)
dilepas Hijau
jika yang
kondisi
 Penempatan
dan
Bila rapat
(bahaya
karena
Penopang (pejal)Tangga
terpeleset),
sesuatu Luar
Diagonal harus
kecuali
hal, papan
pada
dipasangkanpada
perancah
dengan sudah
kemiringan tangga
sempurna
75 o ataudan 1:4
penandaan
jarak Verticalsaja
Toe/Kick-Board Pole tidak
yang dapat
kurang
 dilakukan
Bila perancah
Penempatan pemeriksaan
digunakan
Tangga oleh
harus lebih dari
 dipasangkan
dari
Papan1500kayu mm, ke semua
maka
harus hanya
disusun sisi rapat
7scaffolder
hari, maka
dilebihkan inspektor
1000Scaffolder
mm yang
di ketiga-nya
atas
platform
menutupperancah,
dipasangkan seluruh pada maka
sisi
permukaan harus
berwenang
platform harus melakukan
platform Perancah
dipasangkan
saja perancah dan harus
jala keselamatan
(jarak antar
pemeriksaan
diikat
(safety pada
net) di struktur
bagiansisi atas perancah
platform dan yang
 papan kayuDiagonal
Penopang maksimum Dalam = 10 mm)
secara
bawah
tidak rutin
dari
dipasangkan (seminggu
tangga papan sekali) dan
 dipasangkan
Kedua ujung setiap
papan satu
kayu Bay
harus
mencatatkannya
Toe/Kick-Board hasil
tersebut
 Tangga
perancah,
dilebihkanyang namun
150 panjangnya
- panjangnya
250 mm dari lebih
pemeriksaan pada lembar bagian
dari
tidak 9000
lebih
pinggiran darimm,
dari
platform maka
10.000 harus
mm
perancah
belakang Green tag tadi
diikatkan pula bagian tengah dari
 Papan kayu harus diikat kuat
tangga
dengan kawat saja
HSE Departement
Pembuatan Perancah Yang Aman
28
 Ijin pembuatan perancah sudah
di buat dan dilampirkan gambar
perancah

Akses Tangga
 Perancah harus di buat oleh

2m
seorang scaffolder
 Tangga yang dibuat vertikal

Akses Tangga
harus mempunyai tempat
istirahat (tiap 6 m dimulai dari

2m
landasan) atau menyesuaikan
dengan kebutuhan area kerja
 Jaga jarak aman perancah

Akses Tangga
dengan kabel listrik

4m
 Jaga jarak aman perancah dari
aktifitas pengangkatan material
 Pasang tag perancah (green
tag jika kondisi siap digunakan)
 Ketahui kapasitas perancah
sebelum digunakan (lihat di
scaftag)
HSE Departement
Pemeriksaan Scaffolding ( Praktek ) Sebelum Digunakan
29
1. Check secara visual kondisi perancah :
a) Posisi scaffolding miring atau tidak
b) Memiliki pengaman yang baik atau tidak
c) Lantai platform kuat, terikat, dan tidak ada rongga yang
terbuka
d) Memiliki tangga yang layak dan terikat
e) Terdapat base plate + Sole Board
2. Pastikan Struktur Scaffolding kokoh, kondisi pipa tidak ada
yang bengkok atau berlobang dan diameter serta ketebalan
pipa sesuai dengan standar yang digunakan, serta clamp
tidak ada yang rusak.
3. Pastikan Tag Warna Hijau sudah terpasang, tanda
Scaffolding sudah diperiksa oleh Scaffolder Inspector dan
dinyatakan aman dan scaffolding harus di check jika
digunakan lebih dari 7 hari HSE Departement
Penggunaan Perancah Yang Aman (Praktek)
30
 Pastikan perancah sudah
dipasang tag warna hijau
(aman untuk digunakan)
 Pastikan saat menaiki tangga
berpegangan pada anak
tangga
 Gunakan tree body contact
saat menaiki anak tangga
 Sampai di platform kaitkan
hook body harness ke life line

HSE Departement
Penggunaan Tangga yang Aman
Tangga adalah suatu alat yang
dipergunakan sebagai
akses/jalur naik dan turun ke
area pekerjaan.

Ketentuan Umum (Permenaker


01/MEN/1980 pasal 25 & 26)
Tangga harus terdiri dari 2 kaki
tangga dan sejumlah anak
31 tangga yang dipasang pada
kedua kaki tangga dengan kuat.
Tangga yang dapat dipindah-
pindahkan dan tangga kuda-
kuda panjangnya maksimal 6
meter.
Tangga bersambung dan
tangga mekanik panjangnya
maksimal 15 meter.
Tangga tetap harus terbuat dari
bahan yang tahan dari cuaca
dan kondisi lainnya panjangnya
masimal 9 meter. HSE Departement
Pemilihan & Pemasangan Tangga Yang Aman

KENALI - Jenis tangga yang digunakan : Tangga Lipat,Tangga


Ekstension,Tangga Tunggal

KENALI - Jenis bahan tangga : Tangga Alumunium/Logam (Penghantar


Listrik Baik) dan Tangga Kayu/Fiber (Penghantar Listrik Buruk)

Lakukan pemeriksaan tangga sebelum


digunakan.
Ketahui kapasitas tangga dari label
32 pabrikan (standart industri
direkomendasikan)
Tempatkan tangga pada permukaan
tanah yang datar dan keras.( Untuk
pemasangan tangga yang benar 4 : 1 )
atau 75° dan ujung atas 90 cm – 100 cm
dari paltform
Pastikan sepatu safety yang digunakan Maksimum kemiringan 75°
itu tidak licin.

HSE Departement
Penggunaan Tangga Yang Aman (Teori)
33  Jangan berdiri di tangga yang melebihi batas amannya atau batas ketinggian berdiri
yang dianjurkan.

 Jangan membelakangi tangga saat menaiki atau menuruninya ataupun saat


bekerja.

 Jangan membawa peralatan kerja atau material saat menaiki atau menuruni tangga
(gunakan alat bantu seperti tambang).

 Jangan lebih dari satu orang menaiki atau menuruni tangga (harus satu per satu).

 Jangan pergunakan ladder sebagai penopang platform kecuali ladder lipat

 Hanya 1 orang yang diijinkan untuk pemakaian ladder dalam tempo yang sama

HSE Departement
Penggunaan Tangga Sebagai
Sarana Kerja
34
 Jangan menempatkan kaki-kaki tangga
terlalu dekat atau terlalu jauh dengan
suatu struktur bangunan.
 Jangan bertumpu hanya pada salah satu
kaki tangga ( untuk sarana kerja, kaki dan
ujung tangga harus di ikat ).
 Jangan manuver terlalu jauh dari tangga
tempat bekerja (over reach).

HSE Departement
Praktek - Teknik Menaiki Tangga
35
Teknik menaiki tangga :
 Pastikan kedua tangan bebas
dari barang bawaan.
 Pastikan kedua tangan dapat
menggapai & menggenggam
kedua anak tangga dengan kuat
saat menaiki atau menuruni
tangga (Gunakan tehnik three
body contact)

 Jika akses tangga (vertical


ladder) diatas 6 meter, anda
wajib menggunakan dan
memfungsikan Hook body
harness (gunakan double hook
untuk full body harnessnya)
 Untuk naik tangga dengan
kemiringan 75°, caranya sama
dengan naik tangga vertikal HSE Departement
Apa yang harus diperhatikan oleh Pekerja untuk pekerjaan
di ketinggian ?
36
 Pastikan Pekerja Dalam Kondisi Sehat Sebelum Memulai
Pekerjaan Di Ketinggian, tidak menderita penyakin ayan,
tekanan darah tinggi, takut ketinggian (phobia
ketinggian), tidak dalam pengaruh obat-obatan dan
alkohol.
 Pastikan Pekerja Sudah menggunakan FBH Dengan
Benar dan Aman, dan pastikan hook dikaitkan pada
tempat yang tepat dan kuat .
 Selama Anda Bekerja Di Ketinggian Di Larang
Melepas FBH Atau FBH Tidak Di Kaitkan.
 Pekerja Wajib Mengikuti Arahan Dari Pengawasnya.
 Perkerja telah mendapatkan pelatihan bekerja di
ketinggian

HSE Departement
Contoh bekerja di ketinggian :
37
Pemasangan
Scaffolding

Pemasangan Life
line

Penggunaan Full
Body Harness

Telah terlatih
dalam training
bekerja di
ketinggian

Aktifitas bekerja di ketinggian :


 Adanya tempat kerja/perancah yang bagus
 Life line terpasang sesuai dengan prosedur dan telah dilakukan
dipastikan aman (load test)
 Pekerja telah memakai Full Body Harness double lanyard
HSE Departement
BEKERJA DAN BERPERILAKU
38
YANG AMAN

Demi masa depan


anda dan keluarga
yang kita cintai

HSE Departement

Anda mungkin juga menyukai