Anda di halaman 1dari 4

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Penelitian ini mengkaji tentang tayangan Mata Najwa Episode ‘Pejabat

Pemburu Rente’ pada media massa televisi yaitu Metro TV. Peneliti menganalisis

wacana yang dibangun dalam tayangan tersebut dengan menggunakan Model

Analisis Wacana van Dijk dan Theory Hierarchy of Influence. Ada beberapa

temuan penting dari penelitian ini:

1. Dalam episode ini, Mata Najwa memfokuskan masalah kepada kasus

tindakan tidak terpuji dan pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh

Setya Novanto sehingga wacana yang ingin dibangun dalam epsisode ini

yaitu agar Setya Novanto mundur dari jabatannya sebagai Ketua DPR RI.

Wacana ini didukung oleh beberapa fakta yang juga ditampilkan dalam

episode ini seperti, transkip dari dugaan percakapan Setya Novanto dengan

PT Freeport dan laporan yang dibuat oleh Sudirman Said.

Selain itu, Mata Najwa menggiring opini publik dengan membuat wacana

Setya Novanto telah melakukan tindakan korupsi padahal dalam tayangan

ini juga dalam transkip pembicaraan tidak ditemukan berapa uang yang

telah didapatkan oleh Setya Novanto terkait permintaan saham tersebut.

Mata Najwa juga lebih menitikberatkan episode ini kepada kasus Setya

Novanto dan menghilangkan isu pelanggaran UU Minerba yang dilakukan

oleh Menteri ESDM, Sudirman Said.

2. Dari tayangan Mata Najwa ini terungkap beberapa temuan, yaitu bahwa

terdapat konspirasi politik dalam memperebutkan kursi DPR sehingga


Setya Novanto digulingkan dan menggring opini publik, bahwa ia salah.

Karena Setya Novanto bukanlah bagian dari pendukung pemerintah maka

dari itu Mata Najwa yang merupakan media pendukung pemerintah

memilih narasumber dalam tayangan ini sesuai dengan kepentingan

pemilik media dan kelompok-kelompok tertentu. Narasumber yang dipilih

dalam tayanga ini juga orang-orang yang mendukung pemerintah sera

memiliki pandangan yang sama dengan Mata Najwa sehingga dalam

tayangan ini terdapat keberpihakan dalam menayangkan sebuah berita.

Najwa Shihab selaku host dari Mata Najwa cukup kritis dan tajam dalam

memberikan pertanyaan kepada narsumber sehingga tak jarang terjebak

dalam pertanyaan yang diajukan. Ini dapat dilihat dari penggunaan kata

diskriminasi, amburadul, membongkar, pembenahan, dalih, merajalela,

menggadaikan yang diucapkan guna mengkonstruksi khalayak terkait

kasus pencatutan nama Presiden dan Wakil Presiden. Hal ini disebabkan

adanya kepemilikan media, dimana pemegang kekuasaan tertinggi dalam

sebuah media adalah pemiliknya dan ideologi dari sebuah media juga

bergantung kepada pemilik dari sebuah organisasi tersebut sehingga

dengan masuknya Surya Paloh ke Partai Nasdem membuat pemberitaan

dalam tayangan Mata Najwa tidak berimbang. Dapat dilihat Mata Najwa

dan program di Metro TV tidak pernah memberitakan tentang keburukan

dari Partai Nasdem sebab pemilik dari media tersebut merupakan politisi

dari Partai Nasdem.


5.2 Saran

1. Media masa mempunyai peranan penting dalam menyebarkan informasi

dan konstruksi terhadap pesan yang disajikan. Hal ini sesuai dengan

ideologi, visi dan misi serta berbagai kepentingan yang melingkupinya.

Dalam hal ini diharapkan pihak media untuk memperhatikan

pemberitaannya agar tidak memihak, faktual, berimbang, dan tidak hanya

mementingkan profit dan kemauan pemilik media.

2. Mata Najwa diharapkan dapat meningkatkan kualitas pemberitaan yang

menitikberatkan pada asas jurnalistik, objektif, dan pembentukan opini

terhadap masyarakat yang sesuai dengan realitas. Hal ini disebabkan Mata

Najwa merupakan salah satu program yang sukses dan disukai oleh

penonton serta berpengaruh dan memiliki penonton setia yang dominan

serta sering dijadikan referensi oleh masyarakat untuk mengetahui

perkembangan informasi.

3. Khalayak diharapkan lebih kritis dalam melihat, memahami, dan

menyikapi sebuah berita yang dihadirkan oleh media massa. Hendaknya,

apa yang disajikan dan disampaikan oleh media jangan ditelan mentah-

mentah yang mengakibatkan pemahaman dangkal dan pembentukan

opini. Oleh karena itu, khalayak penonton sebaiknya lebih selektif salam

memilih media dengan fakta atau kejadian yang sebenarnya.

4. Peneliti menyarankan pada penelitian selanjutnya agar dapat menemukan

narasumber dari pihak media yang bersangkutan. Hal ini bertujuan

memberikan temuan-temuan baru dalam penelitian yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai