Anda di halaman 1dari 8

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU) UAS

TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2021/22.2 (2021.1)

Nama Mahasiswa : NURHASIN


Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 030500705
Tanggal Lahir : 30/09/1978
Kode/Nama Mata Kuliah : ISIP4215
Kode/Nama Program Studi : FHISIP
Kode/Nama UPBJJ :
Hari/Tanggal UAS THE : Rabu, 29 Desember 2021

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan
Mahasiswa Kejujuran
Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : NURHASIN


NIM : 030500705
Kode/Nama Mata Kuliah : ISIP4215
Fakultas : FHISIP
Program Studi :
UPBJJ-UT :

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE
pada laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.

3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan
soal ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai
pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan
aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media
apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik
Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat
pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik
yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.

Sumenep, Desember 2021


Yang Membuat Pernyataan

NURHASIN
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Jawaban Soal No. 1

a. 4 ciri birokasi di negara berkembang dengan model SALA:


1) bertindak dan berperilaku sebagai tuan (master)
2) cenderung korup
3) boros
4) tidak efesein dalam penggunaan waktu

Perkembangan birokrasi dalam kehidupan masyarakat Indonesia tidak terlepas dari faktor
kesejarahan yang telah dicapai birokrasi sekarang ini, hal ini merupakan perjalanan sejarah yang
sangat panjang walaupun tidak pernah berulang kembali, dalam hal ini kita dapat melihat bagaimana
proses pelaksanaan birokrasi pada masa kerajaan sampai dengan birokrasi setelah masa Kolonial
sampai dengan sekarang, berikut penjelasannya Masa Kerajaan pola birokrasi yang terjadi pada
masa feodal penyalurannya terjadi dari lapisan bawah mengarah pada lapisan atas, dimana
kekuasaan dan kewenangan yang dimiliki penguasa dijalankan dengan menguasai bidang-bidang
kehidupan masyarakat baik dengan paksaan, kepatuhan terhadap segala tindakan dan kemauan
penguasa, dapat dilihat bahwa pelayanan birokrasi pada masa itu hanya untuk kepentingan Raja dan
keluraga serta para pejabat-pejabat kerajaan. Masa Kolonial dalam masa ini Indonesia telah dijajah
oleh bangsa belanda kurang lebih 350 tahun lamanya, dalam proses birokrasi colonial belanda
melakukan politik dengan mengadakan lapisan-lapisan pada masyarakat serta diskriminasi dalam
semua bidang kehidupan, dimana golongan atas ialah golongan Eropa, lapisan kedua ialah Timur
Asing (para pedagang) dan lapisan yang paling bawah ialah Bumi putra( orang pribumi) dalam
keadaan ini proses birokrasi dan aparatur Negara bukan sebagai pelayan masyarakat tetapi
bagaimana pelayanan yang menguntungkan bagi penguasa, seperti kebijakan yang dibuat pada masa
itu ,pembangunan jalan dari Anyer sampai Panarukan dengan metode kerja paksa.
Negara berkembang, seperti Indonesia termasuk dalam kategori masyarakat tradisional.
Menurut Fred W. Riggs dalam pemudji masyarakat tradisional disebut dengan masyarakat prismatic
yaitu masyarakat yang memiliki ciri tradisional/ agrarian bersamaan dengan ciri modern/industry,
ciri/sifat masyarakat prismatic terdapatsub model yang disebut sala dengan ciri/sifat administratif.
Ciri/sifat fungsi administratif yang semulanya dilaksanakan atas dasar hubungan kekeluarga
tetap dilanjutkan ,tetapi secara sembunyi-sembunyi, semantara itu disusun struktur jabatan kantor
yang baru guna menggantikan organisasi atas dasar kekeluargaan, dan sepantasnya disiapkan
seperangkat norma-norma untuk dipatuhi. Ciri/sifat tingkat formalisme yang tinggi yaitu tingkat
kesesuaian (discrepancy)atau tingkat kongruensi (congruence) antara apa yang telah dituliskan
sebelumnya secara formal dengan apa yang dipratikan/ tindakan secara ril,antara normanorma dan
kenyataan/ realita.
Ciri/sifat overlapping artinya struktur yang telah diferensiasikan secara formal berdampingan
dengan struktur-struktur yang belum diferensiasikan. Hingga dampak dalam pelayanan pada
awalnya menerapkan hukum dan peraturan secara objektif tidak memihak pada kepada semua warga
masyarakat, tetapi dalam pratiknya merugikan terdapat diskriminasi menguntungkan kelompoknya.
Perilaku individu pada hakikatnya merupakan hasil interaksi antara individu dengan
organisasinya oleh karena itu untuk memamhami perilaku birokrasi sebaiknya diketahui terlebih
dahulu individu-individu sebagai pendukung organisasi tersebut.

b. Secara garis besar faktor penyebab terjadinya perubahan dapat dikelompokkan menjadi dua
yaitu:
1) Faktor Ekstern
Faktor Ekstern adalah penyebab perubahan yang berasal dari luar, atau sering disebut
lingkungan. Organisasi bersifat responsive terhadap perubahan yang terjadi di
lingkungannya. Oleh karena itu, jarang sekali suatu organisasi melakukan perubahan besar
tanpa adanya dorongan yang kuat dari lingkungannya. Artinya, perubahan yang besar itu
terjadi karena lingkungan menuntut seperti itu. Beberapa penyebab perubahan organisasi
yang termasuk faktor ekstern adalah perkembangan teknologi, faktor ekonomi dan peraturan
pemerintah.
Perkembangan dan kemajuan teknologi juga merupakan penyebab penting dilakukannya
perubahan. Penggantian perlengkapan lama dengan perlengkapan baru yang lebih modern
menyebabkan perubahan dalam berbagai hal, misalnya: prosedur kerja, kualitas dan kuantitas
tenaga kerja, jenis bahan baku, jenis output yang dihasilkan, system penggajian yang
diberlakukan yang memungkinkan jumlah bagian-bagian yang ada dikurangi atau hubungan
pola kerja diubah karena adanya perlengkapan baru.
Perkembangan IPTEK terus berlanjut sehingga setiap saat ditemukan berbagai produk
teknologi baru yang secara langsung atau tidak memaksa organisasi untuk melakukan
perubahan. Organisasi yang tidak tanggap dan bersedia menyerap berbagai temuan teknologi
tersebut akan tertinggal dan pada gilirannya tidak akan sanggup survive.
2) Faktor Intern
Faktor Intern adalah penyebab perubahan yang berasal dari dalam organisasi yang
bersangkutan, yang dapat berasal dari berbagai sumber antara lain:
- Problem hubungan antar anggota
- Problem dalam proses kerja sama
- Problem keuangan

Hubungan antar anggota yang kurang harmonis merupakan salah satu problem yang lazim
terjadi. Dibedakan menjadi dua, yaitu: problem yang menyangkut hubungan atasan bawahan (hubungan
yang bersifat vertikal), dan problem yang menyangkut hubungan sesama anggota yang kedudukannya
setingkat (hubungan yang bersifat horizontal). Problem atasan bawahan yang sering timbul adalah
problem yang menyangkut pengambilan keputusan dan komunikasi. Keputusan pimpinan yang
berkenaan dengan system pengupahan, misalnya dianggap tidak adil atau tidak wajar oleh bawahan, atau
putusan tentang pemberlakuan jam kerja yang dianggap terlalu lama, dsb. Hal ini akan menimbulkan
tingkah laku anggota yang kurang menguntungkan organisasi, misalnya anggota sering terlambat.
Komunikasi atasan bawahan juga sering menimbulkan problem. Keputusannya sendiri mungkin baik
tetapi karena terjadi salah informasi, bawahan menolak keputusan pimpinan. Dalam hal seperti ini
perubahan yang dilakukan akan menyangkut sistem saluran komunikasi yang digunakan. Problem yang
sering timbul berkaitan dengan hubungan sesame anggota organisasi pada umumnya menyangkut
masalah komunikasi dan kepentingan masing-masing anggota.
Proses kerja sama yang berlangsung dalam organisasi juga kadang-kadang merupakan penyebab
dilakukannya perubahan. Problem yang timbul dapat menyangkut masalah system kerjasamanya dan
dapat pula menyangkut perlengkapan atau peralatan yang digunakan. Sistem kerja sama yang terlalu
birokratis atau sebaliknya dapat menyebabkan suatu organisasi menjadi tidak efisien. System birokrasi
(kaku) menyebabkan hubungan antar anggota menjadi impersonal yang mengakibatkan rendahnya
semangat kerja dan pada gilirannya produktivitas menurun, demikian sebaliknya. Perubahan yang harus
dilakukan akan menyangkut struktur organisasi yang digunakan.
Perlengkapan yang digunakan dalam mengolah input menjadi output juga dapat merupakan
penyebab dilakukannya perubahan. Tujuan penggunaan berbagai perlengkapan dan peralatan dalam
proses kerjasama ialah agar diperoleh hasil secara efisien.

Jawaban Soal No. 2

a. Kendala-kendala birokrasi di Indonesia meliputi sebagai berikut:


1) Minimnya komitmen dan kepemimpinan politik
Unsur ini merupakan salah satu hal terpenting yang menjadi kendala dalam implementasi
reformasi birokrasi. Kuatnya komitmen dan kepemimpinan politik untuk merubah paradigma
birokrasi akan menentukan keberhasilan reformasi birokrasi ini. Sudah banyak contoh
dibeberapa negara seperti Cina, Jepang, maupun Korea Selatan yang begitu kuatnya komitmen
dari pemimpin bangsa yang diwujudkan secara politik untuk melaksanakan reformasi birokrasi
sehingga hasilnya dapat dirasakan sesuai tujuan yang ingin dicapai (Prasojo, 2008). Inti dari
komitmen dan kepemimpinan politik dalam reformasi birokrasi seharusnya bukan sekadar
wacana/jargon saja, namun harus benar-benar terwujudkan. Termasuk dalam hal ini adalah
adanya roadmap yang jelas dalam agenda settingreformasi birokrasi. Singkatnya, semakin kuat
komitmen dan kepimpinan politik untuk mereformasi birokrasi, semakin besar peluang untuk
berhasil.
2) Terjadinya politisasi birokrasi
Masih adanya politisasi birokrasi di Indonesia tidak hanya terjadi pada saat ini, namun
telah terjadi sejak kita masih dibawah pemerintahan Hindia Belanda. Kooptasi partai politik
ataupun kepentingan lain terhadap birokrasi sudah menjadi hal yang akut. Hal ini mejadikan
birokrasi yang lemah dan tidak berpihak pada kepentingan publik secara keseluruhan. Hal seperti
inilah yang masih terjadi dan menghambat reformasi birokrasi yang seharusnya sudah berubah
menjadi lebih baik. Jika birokrasi sudah tidak terkooptasi kepentingan politik suatu kelompok
tertentu, tentunya percepatan reformasi birokrasi menjadi lebih baik.
3) Penentangan (resistensi) dari dalam Birokrasi itu sendiri
Point ketiga ini merupakan salah satu kendala sekaligus tantangan dalam suksesnya
pelaksanaan reformasi birokrasi. “Kenyamanan” yang dirasakan selama ini oleh jajaran birokrat
(status quo)membuat mereka sulit untuk merubah pola pikir maupun sikap mental untuk
mendukung kearah perubahan yang lebih baik. Intinya terjadi penentangan oleh pihak internal
(birokrat itu sendiri) terhadap usaha perubahan yang menjadi inti dari reformasi birokrasi.
Ketidakinginan untuk merubah pola pikir termasuk budaya kerja dari para birokrat yang ada
tentunya menjadi kendala dalam perubahan itu sendiri. Faktor inilah yang merupakan hal krusial
dalam implementasi reformasi birokrasi di Indonesia secara menyeluruh.
4) Minimnya kompetensi dalam pelaksanaan reformasi birokrasi
Reformasi birokrasi tidak akan berhasil jika tidak ada kompetensi sumberdaya manusianya
dalam implementasinya. Semakin tepat dan kompeten pelaksananya semakin tinggi tingkat
keberhasilan reformasi birokrasi. Seringkali unsur pertama tentang komitmen politik sudah ada,
namun unsur pelaksana tidak tepat, maka tingkat keberhasilan reformasi birokrasi menjadi
mengecil. Jargon, ”the right man, on the right place, in the right time” adalah hal yang perlu
diperhatikan dalam pelaksanaan reformasi birokrasi. Selain itu kompetensi disini juga berarti
ketepatan tugas dan fungsi dari suatu lembaga negara yang dibentuk, artinya semakin tepat
organisasi kelembagaan yang dibentuk akan menentukan juga keberhasilan tugas yang diemban
pemerintah. Jadi tidak ada lembaga yang tidak jelas dalam melaksanakan tugas dan fungsinya
dalam pelaksanaan birokrasi itu sendiri.

Contoh kendala-kendala birokrasi di Indonesia :


Ketersediaan form e-KTP yang harus menunggu dari pusat. Mungkin bagi warga yang dekat
dengan Ibu Kota dan sekitarnya di pulau Jawa, hal tersebut bukan menjadi persoalan. Namun bagi warga
Atambua, yang jauh dari pusat Ibu Kota pemerintahan serta jauh dari wilayah padat penduduk di
Indonesia, ketersediaan tanda pengenal mendasar seperti form e-KTP membutuhkan waktu berhari-hari
untuk sampai. Tentu, perkembangan dan kendala birokrasi antar daerah di kepulauan Indonesia tidak
dapat dipukul rata mengingat kondisi geografi yang kurang memungkinkan. Solusinya adalah
pembangunan infrastruktur yang memadai dan konektivitas antar pulau di Indonesia dari Sabang sampai
Merauke agar birokrasi pemerintah bisa merata pembangunan dan pelayanannya.

b. 4 (empat) syarat dalam penerapan T-Form dalam organisasi


1) Melakukan revolusi mental atau perubahan sikap para birokrat untuk lebih professional
2) Mempersiapkan tenaga birokrasi yang memiliki mutu dan kualitas tinggi melalui sistem
rekruitmen yang selektif
3) Menghilangkan pengkotak-kotakan pelayanan publik, setiap lembaga atau badan yang melayani
masyarakat saling terkait dan terintegrasi pada satu sistem
4) Para birokrat dipersiapkan bekal keahlian atau training untuk mahir menggunakan teknologi
informasi dan program digital seperti pelayanan berbasis komputer

Menurut saya pribadi, secara teoritis telah sesuai dengan penerapan TForm. Namun pada praktik
lapangan, masih banyak pegawai negeri atau para birokrat yang buta teknologi utamanya bagi para
birokrat yang telah berusia mendekati masa pensiun. Pemerintah telah memberikan suntikan motivasi
melalui program sertifikasi agar para birokrat bisa mahir menggunakan komputer dan pelayanan
elektronik serta pelayanan yang memuaskan. Pemantauan berkala dan program pelatihan sal

Anda mungkin juga menyukai