Anda di halaman 1dari 6

No SNI Parameter Metode Prinsip

6989.1:2004 Daya Hantar Listrik Konduktimetri Menggunakan elektroda konduktimeter dengan larutan kalium klorida, KCl, sebagai larutan baku
(DHL) pada suhu 25 °C
6989.2:2009 Chemical Oxygen Spektrofotometri  Senyawa organik maupun anorganik dioksidasi dengan oksidator kuat dikromat (Cr 2O72-)
Demand (COD)  Jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk oksidasi equivalen dengan sisa dikromat atau jumlah ion
chrome (Cr3+) yang terbentuk
 Sisa dikromat atau ion krom terbentuk diukur secara spektrofotometri sinar tampak
 Jika pencemar sedikit, maka sisa dikromat banyak, digunakan panjang gelombang 600 nm
(kuning)
 Jika pencemar banyak, maka krom terbentuk banyak, digunakan panjang gelombang 420 nm
(biru)
6989.3:2004 Total Suspended Gravimetri Residu yang tertahan saringan ukuran 0.45 μm yang sudah dikeringkan pada suhu 103-105 °C
Solids (TSS) ditimbang menggunakan timbangan analitis secara gravimetrik
6989.4:2009 Besi (Fe) Spektrofotometri  Ion besi (Fe) dalam analit diubah menjadi bentuk atom menggunakan nyala api gas asetilen
Serapan Atom  Atom tersebut kemudian menyerap energi radiasi electromagnet yang berasal dari lampu katoda
(SSA)  Besarnya absorbance (energi radiasi terserap) berbanding lurus dengan konsentrasi Fe dalam
analit
6989.5:2009 Mangan (Mn) SSA Sama seperti prinsip pengukuran Fe
6989.6:2009 Tembaga (Cu) SSA Sama seperti prinsip pengukuran Fe
6989.7:2009 Seng (Zn) SSA Sama seperti prinsip pengukuran Fe
6989.8:2009 Timbal (Pb) SSA Sama seperti prinsip pengukuran Fe
6989.9:2004 Nitrit (NO2-N) Spektrofotometri  Pada pH 2 – 2,5, Nitrit akan bereaksi dengan sufanilamid (SA) dan N-(1-naphtyl) ethylene
diamine dihydrochloride (NED dihydrochloride) membentuk senyawa azo yang berwarna merah
keunguan
 Warna dari senyawa tersebut kemudian diukur absorbansinya secara spektrofotometri pada
panjang gelombang maksimum 543 nm
6989.10:2004 Minyak dan Lemak Gravimetri  Minyak dan lemak dalam contoh uji diekstrasi dengan pelarut organik dalam corong pisah
 Air yang masih tersisa dihilangkan dengan Na2SO4 anhidrat
 Ekstrak minyak dan lemak dipisahkan dari pelarut organik secara destilasi
 Residu yang tertinggal pada labu (bebas destilat) ditimbang secara gravimetric sebagai minyak
dan lemak
6989.11:2004 Derajat Keasaman Potensiometri/ Mengukur aktifitas ion hidrogen (H+) secara potensiometri/elektrometri menggunakan pH meter
(pH) Elektrometri
6989.12:2004 Kesadahan Total Titrimetri  Ion logam selain Ca dan Mg dalam contoh uji direaksikan dengan garam EDTA supaya kelat
Kalsium (Ca) dan larut
Magnesium (Mg)  pH contoh uji dinaikkan sampai 10 supaya ion Ca dan Mg bereaksi dengan indikator EBT
membentuk warna merah keunguan yang kemudian dititrasi dengan EDTA sehingga bisa
dihitung kesadahan total (Ca dan Mg)
 Untuk mengukur kalsium, pH contoh uji dinaikkan sampai 12-13 supaya Mg mengendap sebagai
magnesium hidroksida. Ion Ca yang masih terlarut akan bereaksi dengan EBT yang kemudian
dititrasi dengan EDTA sehingga bisa dihitung kesadahan kalsium (Ca)
 Kesadahan magnesium (Mg) adalah kesadahan total (Ca dan Mg) dikurangi dengan kesadahan
kalsium (Ca)
6989.13:2004 Kesadahan Kalsium Titrimetri  pH contoh uji dinaikkan sampai 12-13 agar semua logam mengendap (termasuk Mg mengendap
(Ca) sebagai Mg(OH)2)
 Setelah itu contoh uji dititrasi dengan EDTA menggunakan indikator mureksid
6989.14:2004 Oksigen Terlarut Titrimetri  Oksigen terlarut bereaksi dengan ion mangan II (Mn 2+) dalam suasana basa menjadi oksida
(DO) mangan dengan valensi yang lebih tinggi (Mn4+)
 Dalam suasana asam, Mn4+ akan bereaksi dengan ion yodida (I -) menjadi Mn2+ kembali sambil
melepas iodine yang setara dengan kandungan oksigen terlarut
 Iodine yang terbentuk dititrasi dengan thiosulfat dengan indikator amilum
- - - -
6989.16:2009 Kadmium (Cd) SSA Sama seperti prinsip pengukuran Fe
6989.17:2009 Krom Total (Cr-T) SSA Sama seperti prinsip pengukuran Fe
6989.18:2009 Nikel (Ni) SSA Sama seperti prinsip pengukuran Fe
6989.19:2009 Klorida (Cl-) Argentometri  Ion perak bereaksi secara kuantitatif dengan ion klorida pada larutan netral atau sedikit basa.
 Kelebihan ion perak dititrasi dengan kromat
6989.20:2009 Sulfat (SO42-) Turbidimetri  Ion sulfat bereaksi dengan barium klorida pada suasana asam membentuk Kristal barium sulfat
yang menyebabkan larutan menjadi keruh.
 Suspensi barium sulfat yang keruh diukur dengan fotometer dan kadar sulfat dihitung secara
perbandingan pembacaan dengan kurva kalibrasi
6989.21:2004 Fenol Spektrofotometri  Semua fenol dalam air akan bereaksi dengan 4-aminoantipirin pada pH 7.9 dalam suasana
larutan kalium ferri sianida yang membentuk warna merah kecoklatan dari antipirin
 Warna yang terbentuk diukur absorbansinya pada panjang gelombang 460 nm atau 500 nm
6989.22:2004 Nilai Permanganat Titrimetri  Zat organik di dalam air dioksidasi dengan KMnO4 dengan direduksi oleh asam oksalat berlebih
 Kelebihan asam oksalat dititrasi kembali dengan KMnO4
- - - -
6989.24:2005 Warna Visual Membandingkan warna dari contoh uji dengan warna larutan baku yaitu larutan patina kobalt (Pt-
Co) secara visual
6989.25:2005 Kekeruhan Nefelometri Intensitas cahaya contoh uji yang diserap dan dibiaskan dibandingkan terhadap intensitas cahaya
suspense baku
6989.26:2005 Total Solids (TS) Gravimetri Contoh uji diuapkan pada suhu 103-105 °C kemudian residu yang tertinggal ditimbang secara
gravimetrik
6989.27:2005 Total Dissoled Gravimetri  Contoh uji disaring dengan kertas saring
Solids (TDS)  Hasil saringan (filtrat) diuapkan pada suhu 180 °C kemudian residu tertinggal ditimbang secara
gravimetrik
6989.28:2005 Total Organic Non-Dispersive  Contoh uji diaspirasikan ke dalam tabung pembakaran yang dibungkus dengan katalis oksidatif,
Carbon (TOC) Infra Red lalu dipanaskan pada suhu 680 °C
(NDIR)  Air akan menguap dan bahan organik teroksidasi menjadi CO2 dan H2O
 CO2 yang dihasilkan dialirkan bersama gas pembawa dan diukur dengan NDIR Analyzer
 Dari pembacaan didapatkan nilai karbon total dan karbon anorganik secara terpisah
 Nilai TOC adalah selisih keduanya
6989.29:2005 Fluorida (F-) Spektrofotometri  Fluorida bereaksi dengan larutan campuran SPADNS-asam zirkonil menyebabkan berkurangnya
warna larutan
 Pengurangan warna ini sebanding dengan banyaknya unsur fluoride dalam contoh uji yang
diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 570 nm
6989.30:2005 Ammonia (NH3) Spektrofotometri Ammonia bereaksi dengan hipoklorit dan fenol yang dikatalisis oleh natrium nitroprusida
membentuk senyawa biru indofenol
- - - -
- - - -
6989.33:2005 Perak (Ag) SSA Ion perak dilarutkan dengan asam nitrat yang dilanjutkan dengan pemanasan yang kemudian
diukur secara SSA
6989.34:2009 Aluminium (Al) SSA Sama seperti prinsip pengukuran Fe
- - - -
6989.36:2005 Aluminium (Al) SSA – Tungku  Contoh uji ditambahkan asam nitrat kemudian dipanaskan dengan tujuan melarutkan analit
Karbon aluminium dan menghilangkan zat pengganggu
 Analit aluminium kemudian diukur secara SSA tungku karbon dengan gas argon sebagai gas
pembawa
6989.39:2005 Barium (Ba) SSA Sama seperti prinsip pengukuran Fe
6989.40:2005 Barium (Ba) SSA – Tungku Sama seperti prinsip pengukuran aluminium secara SSA tungku karbon
Karbon
6989.41:2005 Mangan (Mn) SSA – Ekstraksi  Ion mangan bereaksi dengan ammonium pirolidin ditiokarbamat (APDK) pada pH 2-4
membentuk senyawa kompleks
 Senyawa yang terbentuk diekstrasi dengan pelarut organic Metil Iso Butl Keton (MIBK)
 Senyawa kompleks mangan-APDK yang ada dalam fase organic diukur dengan SSA nyala
menggunakan udara asetilen
6989.42:2005 Mangan (Mn) SSA – Tungku Sama seperti prinsip pengukuran aluminium secara SSA tungku karbon
Karbon
6989.43:2005 Seng (Zn) SSA – Ekstraksi Sama seperti prinsip pengukuran mangan secara SSA ekstraksi
6989.44:2005 Seng (Zn) SSA – Tungku Sama seperti prinsip pengukuran aluminium secara SSA tungku karbon
Karbon
6989.45:2005 Timbal (Pb) SSA – Ekstraksi Sama seperti prinsip pengukuran mangan secara SSA ekstraksi
6989.46:2009 Timbal (Pb) SSA – Tungku Sama seperti prinsip pengukuran aluminium secara SSA tungku karbon
Karbon
6989.47:2005 Nikel (Ni) SSA – Ekstraksi Sama seperti prinsip pengukuran mangan secara SSA ekstraksi
6989.48:2005 Nikel (Ni) SSA – Tungku Sama seperti prinsip pengukuran aluminium secara SSA tungku karbon
Karbon
6989.49:2005 Besi (Fe) SSA – Ekstraksi Sama seperti prinsip pengukuran mangan secara SSA ekstraksi
6989.50:2005 Besi (Fe) SSA – Tungku Sama seperti prinsip pengukuran aluminium secara SSA tungku karbon
Karbon
6989.51:2005 Surfaktan Anionik Spektrofotometri  Surfaktan anionic bereaksi dengan biru metilen membentuk pasangan ion berwarna biru yang
larut dalam pelarut organik
 Intensitas warna biru yang terbentuk diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang
652 nm
 Serapan yang terukur setara dengan kadar surfaktan anionik
6989.52:2005 Nitrogen Organik Makro Kjeldahl  Senyawa nitrogen organik bereaksi dengan asam sulfat dan katalis menjadi garam ammonium
dan  Dengan penambahan basa kuat garam ammonium diubah menjadi ammonia bebas dan bereaksi
Spektrofotometri dengan asam borat atau asam sulfat membentuk senyawaan ammonium
 Senyawaan ammonium yang terbentuk dapat ditetapkan secara spektrofotometri, titrimetri, atau
secara elektroda ion selektif
6989.53:2010 Krom Heksavalen SSA – Ekstraksi Sama seperti prinsip pengukuran mangan secara SSA ekstraksi
(Cr-VI, Cr6+)
6989.54:2005 Arsen (As) SSA – Tungku Sama seperti prinsip pengukuran aluminium secara SSA tungku karbon
Karbon
6989.55:2005 Magnesium (Mg) SSA  Contoh uji ditambahkan asam klorida kemudian dipanaskan dengan tujuan melarutkan analit
aluminium dan menghilangkan zat pengganggu
 Analit aluminium kemudian diukur secara SSA tungku karbon dengan gas asetilen-udara
6989.56:2005 Kalsium (Ca) SSA Sama seperti prinsip pengukuran magnesium secara SSA
6989.57:2008 Metode Sampling Air Permukaan
6989.58:2008 Metode Sampling Air Tanah
6989.59:2008 Metode Sampling Air Limbah



6989.63:2005 Perak (Ag) SSA – Tungku  Ion perak disuntukkan ke dalam tungku karbon, lalu diatomisasikan dengan energi elektrotermal
Karbon melalui tahap pengeringan, pengabuan, dan pengatoman
 Perak dalam bentuk atom akan menyerap energi radiasi electromagnet yang berasal dari lampu
katoda berongga
 Besarnya serapan berbanding lurus dengan konsentrasi
6989.64:2005 Timah (Sn) SSA – Tungku Sama seperti prinsip pengukuran perak secara SSA tungku karbon
Karbon
6989.65:2009 Krom (Cr) SSA – Tungku Sama seperti prinsip pengukuran perak secara SSA tungku karbon
Karbon
6989.66:2009 Tembaga (Cu) SSA – Tungku Sama seperti prinsip pengukuran perak secara SSA tungku karbon
Karbon
6989.67:2009 Tembaga (Cu) SSA – Nyala  Ion tembaga bereaksi dengan ammonium pirolidin ditiokarbamat (APDK) pada pH 0.1-8
membentuk senyawa kompleks
 Senyawa yang terbentuk diekstrasi dengan pelarut organic Metil Iso Butl Keton (MIBK)
 Senyawa kompleks tembaga-APDK yang ada dalam fase organic selanjutnya diaspirasikan ke
dalam nyala, lalu diatomisasikan dengan energi termal dalam pembakar
 Tembaga dalam bentuk atom akan menyerap energi radiasi elektromagnetik yang berasal dari
lampu katoda
 Besarnya serapan berbanding lurus dengan konsentrasi
6989.68:2009 Kobalt (Co) SSA Sama seperti prinsip pengukuran Fe
6989.69:2009 Kalium (K) SSA Sama seperti prinsip pengukuran Fe
6989.70:2009 Sulfida (S2-) Spektrofotometri  Sulfida bereaksi dengan ferri klorida dan dimetil-p-fenilendiamina membentuk senyawa
berwarna biru metilen
 Warna yang terbentuk kemudian diukur menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang
gelombang 664 nm
6989.71:2009 Krom Heksavalen Spektrofotometri  Ion krom heksavalen bereaksi dengan difenilkarbazida dalam suasana asam membentuk
(Cr-VI, Cr6+) senyawa kompleks berwarna merah ungu
 Warna yang terbentuk kemudian diukur menggunakan spektrofotometer pada panjang
gelombang 530 nm atau 540 nm
6989.72:2009 Biological Oxygen Titrimetri  Contoh uji dilarutkan ke dalam larutan pengencer jenuh oksigen yang telah ditambah larutan
Demand (BOD) nutrisi dan bibit mikroba
 Contoh uji yang sudah diencerkan kemudian diinkubasi dalam ruang gelap pada suhu 20 °C
selama 5 hari
 Nilai BOD dihitung berdasarkan selisih DO pada hari 0 dan hari 5
 Bahan kontrol standar dalam uji ini adalah larutan glukosa-asam glutamate
6989.73:2009 Chemical Oxygen Titrimetri  Senyawa organic dan anorganik, terutama anorganik, dalam contoh uji dioksidasi oleh dikromat
Demand (COD) berlebih dalam refluks tertutup selama 2 jam, menghasilkan Cr 3+
 Kelebihan dikromat yang tidak tereduksi dititrasi dengan larutan Ferro Ammonium Sulfat (FAS)
yang menggunakan indikator ferroin
6989.74:2009 Nitrat (NO3-) Potensiometri  Elektroda ion nitrat adalah suatu sensor selektif yang menghasilkan tegangan listrik (mV) akibat
adanya pertukaran anion-kation antara contoh uji dengan zat penukar ion bentuk cair yang tidak
larut dalam air
 Respon elektroda pada aktifitas ion nitrat berkisar antara 5-1000 mg nitrat-N/L
 Batas terendah yang dapat dideteksi dengan metode ini ditentukan oleh kelarutan dari bahan
penukar ion
6989.75:2009 Sulfida (S2-) Titrimetri  Iodin secara berlebih ditambahkan ke dalam contoh uji yang mengandung sulfide
 Kelebihan iodine dititrasi dengan natrium thiosulfat
6989.76:2010 Sianida Total Potensiometri Sama seperti prinsip pengukuran nitrat secara potensiometrik – elektroda selektif ion
(CN-T)
6989.77:2011 Sianida Spektrofotometri  Sianida dalam contoh yang telah didistilasi diubah menjadi CNCl (gas yang sangat beracun)
melalui reaksi dengan chloramin-T pada pH kurang dari 8
 Setelah reaksi sempurna, CNCl membentuk senyawa kompleks berwarna merah kebiruan
dengan penambahan pereaksi asam barbiturate-piridin
 Warna yang terbentuk diukur menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 575 –
582 nm
6989.78:2011 Raksa (Hg) SSA – Uap  Ion Hg2+ akan direduksi oleh Sn2+ menjadi Hg
Dingin atau  Atom tersebut selanjutnya dianalisa secara kuantitatif dengan spektrofotometer serapan atom –
Mercury uap dingin atau Mercury Analyzer pada panjang gelombang 253.7 nm
Analyzer
6989.79:2011 Nitrat (NO3-N) Spektrofotometri  Senyawa nitrat dalam contoh uji direduksi menjadi nitrit oleh cadmium yang dilapisi tembaga
UV-visible pada suatu kolom
 Nitrit total yang terbentuk bereaksi dengan sulfanilamide dalam suasana asam enghasilkan
senyawa diazonium
 Senyawa ini kemudian bereaksi dengan N(1-naphthyl)-ethylenediamine dihydrochloride (NED)
yang berwarna merah muda
 Senyawa azo ini equivalen dengan senyawa diazonium yang equivalen dengan nitrit total
 Warna merah diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang sekitar 543 nm
6989.80:2011 Warna Spektrofotometri  Warna dari larutan contoh uji ditentukan secara spektrofotometri pada panjang gelombang 450-
465 nm dengan menggunakan larutan standar Pt-Co
 Pengukuran nilai warna sebenarnya (true color) berdasarkan hukum Beers

Anda mungkin juga menyukai