3. Terkait dengan klaim huru-hara, uraikan pengertian klausa pembuktian terbalik (onus
proof clause) (Hal. 27)
4. Uraikan apa yang dimaksud dengan vocational rehabilitation dalam polis Employers
Liability (Hal. 111)
1
Jawaban yang disarankan:
Vocational rehabilitation adalah proses yang memungkinkan orang dengan gangguan fungsional,
psikologis, perkembangan, kognitif dan emosional atau cacat kesehatan untuk mengatasi
hambatan untuk mengakses, mempertahankan atau kembali ke pekerjaan atau jabatan lain yang
bermanfaat.
Vocational rehabilitation dapat memerlukan masukan dari berbagai profesional perawatan
kesehatan dan disiplin ilmu non-medis lain seperti penasihat kerja kecacatan dan konselor karir.
Seringkali praktek vocational rehabilitation diatur oleh standar praktek.
Dalam klaim employers’ liability (workers’ compensation), kecelakaan kerja yang mengakibatkan
cedera dapat menyebabkan tantangan yang signifikan dalam hal vocational rehabilitation. Ada
berbagai perspektif yang harus dipertimbangan dalam vocational rehabilitation, yaitu meliputi
sosio-economic, clinical, dan occupation. Klaimant memerlukan waktu rata-rata dua tahun untuk
melakukan perawatan medis dan menyelesaikan klaim mereka. Mengingat keparahan cedera,
absen yang panjang dari pekerjaan dan kemunginan yang relatif tinggi untuk kehilangan
pekerjaan mereka atau yang disarankan untuk pekerjaan alternatif (sesuai dengan kondisi fisiknya
saat ini), tingkat rujukan ke layanan spesialis vocational rehabilitation selama periode ini sangat
rendah. Pelaksanaan layanan vocational rehabilitation dan pemulihan kembali secara tepat waktu
dan efektif yang relevan dengan pasien tersebut harus dibuat prioritas bagi kebijakan dan praktek
masa depan.
6. Terkait pengelolaan risiko tanggung gugat, uraikan 3 (tiga) alasan perusahaan asuransi
menerapkan pengenaan risiko sendiri pada asuransi tanggung gugat (Hal. 58)
7. Sebutkan 6 (enam) jenis penggunaan kendaraan yang pada umumnya tidak dapat
dijamin oleh perusahaan asuransi di Indonesia (Hal. 32)
2
Jawaban yang disarankan:
Pertanggungan ini tidak menjamin kerugian, kerusakan, biaya atas Kendaraan Bermotor dan atau
tanggung jawab hukum terhadap pihak ketiga, yang disebabkan oleh :
1.1. kendaraan digunakan untuk :
1.1.1. menarik atau mendorong kendaraan atau benda lain, memberi pelajaran mengemudi;
1.1.2. turut serta dalam perlombaan, latihan, penyaluran hobi kecakapan atau kecepatan, karnaval,
pawai, kampanye, unjuk rasa;
1.1.3. melakukan tindak kejahatan;
1.1.4. penggunaan selain dari yang dicantumkan dalam Polis;
1.2. penggelapan, penipuan, hipnotis dan sejenisnya;
1.3. perbuatan jahat yang dilakukan oleh :
1.3.1. Tertanggung sendiri;
1.3.2. suami atau istri, anak, orang tua atau saudara sekandung Tertanggung;
1.3.3. orang yang disuruh Tertanggung, bekerja pada Tertanggung, orang yang sepengetahuan
atau seizin Tertanggung;
1.3.4. orang yang tinggal bersama Tertanggung;
1.3.5. pengurus, pemegang saham, komisaris atau pegawai, jika Tertanggung merupakan badan
hukum;
1.4. kelebihan muatan dari kapasitas kendaraan yang telah ditetapkan pabrikan.
8. Dalam kaitan dengan Employers Liability, uraikan definisi karyawan secara umum
yang tercantum dalam polis (Hal. 112)
10. Berkaitan dengan Polis Standar Asuransi Kendaraan Bermotor Indonesia (PSAKBI),
uraikan 2 (dua) cara yang ditempuh apabila di antara pihak-pihak yang berselisih tidak
terjadi kesepakatan (Hal. 83)
3
Jawaban yang disarankan:
A. Klausul Penyelesaian Sengketa melalui Arbitrase
Dengan ini dinyatakan dan disepakati bahwa Tertanggung dan Penanggung akan melakukan
usaha penyelesaian sengketa melalui Majelis Arbitrase Ad Hoc sebagai berikut:
1. Majelis Arbitrase Ad Hoc terdiri dari 3 (tiga) orang Arbiter.
Tertanggung dan Penanggung masing-masing menunjuk seorang Arbiter dalam waktu 30 (tiga
puluh) hari kalender setelah diterimanya pemberitahuan, yang kemudian kedua Arbiter tersebut
memilih dan menunjuk Arbiter ketiga dalam waktu 14 (empat belas) hari kalender setelah Arbiter
yang kedua ditunjuk. Arbiter ketiga menjadi ketua Majelis Arbitrase Ad Hoc.
2. Dalam hal terjadi ketidaksepakatan dalam penunjukkan Arbiter ketiga, Tertanggung dan atau
Penanggung dapat mengajukan permohonan kepada ketua Pengadilan Negeri yang daerah
hukumnya di mana termohon bertempat tinggal untuk menunjuk para Arbiter dan atau ketua
Arbiter.
3. Pemeriksaan atas sengketa harus diselesaikan dalam waktu paling lama 180 (seratus delapan
puluh) hari sejak Majelis Arbitrase Ad Hoc terbentuk. Dengan persetujuan para pihak dan apabila
dianggap perlu oleh Majelis Arbitrase Ad Hoc, jangka waktu pemeriksaan sengketa dapat
diperpanjang.
4. Putusan Arbitrase bersifat final dan mempunyai kekuatan hukum tetap dan mengikat
Tertanggung dan Penanggung. Dalam hal Tertanggung dan atau Penanggung tidak melaksanakan
putusan Arbitrase secara sukarela, putusan dilaksanakan berdasarkan perintah ketua Pengadilan
Negeri yang daerah hukumnya di mana termohon bertempat tinggal atas permohonan salah satu
pihak yang bersengketa.
5. Untuk hal-hal yang belum diatur dalam Pasal ini berlaku ketentuan yang diatur dalam
undang-undang tentang arbitrase, yang untuk saat ini adalah Undang- Undang Republik
Indonesia No. 30 Tahun 1999 tanggal 12 Agustus 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif
Penyelesaian Sengketa.
11. Dalam kaitannya dengan luas jaminan asuransi tanggung gugat, uraikan apa yang
dimaksud dengan act of god (Hal. 34)
12. Berkaitan dengan asuransi tanggung gugat, uraikan apa yang dimaksud dengan
jurisdiction Clause (Hal. 114)
4
Jurisdiction clause: polis menjamin klaim jika proses pengadilan (proceedings) dilakukan
diwilayah hukum yang dicantumkan di polis misalnya jurisdiction: Indonesia; Worldwide
excluding USA/Canada dll.
13. Terkait dengan luas jaminan polis PSAKBI, uraikan apa yang dimaksud dengan
perlengkapan standar dan perlengkapan tambahan (Hal. 10)
14. Uraikan apa yang dijamin dalam polis asuransi Employers Liability (Hal. 110) dijamin
dalam polis asuransi Employers Liability
2 (dua) bentuk perluasan yang dapat diberikan oleh penanggung dalam polis employers’ liability
Klausul tambahan (Additional clauses) Tanggung gugat kontraktual dan ganti rugi terhadap
prinsipal (Conractual liability and Indemnity to principals)
Merupakan hal yang umum untuk juga menyediakan ganti rugi bagi prinsipal, dengan catatan:
• ganti rugi hanya berlaku apabila kontrak atau perjanjian mempersyaratkannya
• ganti rugi hanya beroperasi sehubungan dengan tanggung gugat yang berkaitan dengan pegawai
majikan
• tanggung gugat kontrak yang dijamin hanya yang berhubungan dengan penjaminan dasar yang
diberikan polis.
Tambahan penjaminan ini berarti memasukkan sebagian risiko tanggung gugat publik prinsipal
dalam polis tanggung gugat majikan tertanggung, sehingga perlu memasukkan pengecualian
ionisasi radiasi, pencemaran radioaktif atau rancangan peledak nuklir, sepanjang tanggung gugat
itu timbul karena perjanjian tertanggung dalam kontrak untuk mengganti rugi prinsipal.
5
Hak pemulihan (Right of recovery)
Employers’ Liability (Compulsory Insurance) Regulations 1998 mengijinkan berlakunya klausul
pemulihan. Jika penanggung tidak bertanggung jawab untuk membayar suatu klaim tetapi karena
ketentuan peraturan, kemudian berdasarkan klausul ini tertanggung wajib membayar kembali
jumlah tersebut kepada penanggung.
15. Berkaitan dengan Polis Standar Kendaraan Bermotor Indonesia, uraikan apa yang
dimaksud dengan recital clause (Hal. 39)
16. Berkaitan dengan identifikasi dan persepsi risiko liability, uraikan apa yang dimaksud
dengan libel (Hal. 161)
17. Uraikan definisi Hipnotis dalam Polis Standar Asuransi Kendaraan Bermotor Indonesia
(PSAKBI) (Hal. 11)
18. Uraikan apa yang dijamin dalam legal costs and expenses clause (Hal. 112)
6
19. Berkaitan dengan PSAKBI, uraikan solusinya bila ada perbedaan antara naskah polis
yang dipergunakan perusahaan dengan yang telah diedarkan melalui Asosiasi Asuransi
Umum Indonesia (Hal. 47)
20. Berkaitan dengan risiko tanggung gugat, uraikan perbedaan tort dan kriminal. (Hal.
160)
21. Berkaitan dengan operative clause polis asuransi tanggung gugat, uraikan apa yang
dimaksud dengan the insured event (Hal. 11)
22. Terkait dengan penyelesaian ganti rugi, uraikan mengapa penutupan secara koasuransi
pada asuransi Tanggung Gugat kurang diminati oleh para underwriter (Hal. 143)
7
klaim dan pencairan ganti rugi bisa jadi tidak secepat polis asuransi dengan satu perusahaan
asuransi.
23. Dalam kaitan dengan PSAKBI, uraikan 4 (empat) kewajiban tertanggung dalam hal
terdapat tuntutan pihak ketiga atas kerugian atau kerusakan yang disebabkan oleh
kendaraan bermotor yang dipertanggungkan (Hal. 50)
24. Berkaitan dengan luas jaminan asuransi tanggung-gugat terhadap pencemaran nama
baik (defamation), uraikan apa yang dimaksud dengan innuendo (Hal. 163)
25. Uraikan pengertian sister car clause dalam asuransi kendaraan bermotor (Hal. 15)
8
sama dibawah polis ini seperti jika kendaraan bermotor tersebut sepenuhnya adalah milik orang
lain yang tidak berhubungan dengan kendaraan bermotor yang diasuransikan.
26. Berkaitan dengan luas jaminan pada polis Environmental Liability Impairment
Insurance, sebutkan 3 ( tiga ) tanggung jawab hukum yang dijamin dalam polis tersebut
(Hal. 204)
27. Dalam Polis Standar Asuransi Kendaraan Bermotor Indonesia, uraikan apa yang
dimaksud dengan Harga Sebenarnya (Hal. 57)
28. Berkaitan dengan identifikasi dan persepsi risiko tanggung gugat, uraikan apa yang
dimaksud dengan vicarious liability (Hal. 164)
9
29. Terkait dengan risiko yang dijamin dalam Polis Standar Asuransi Kendaraan Bermotor
Indonesia (PSAKBI), uraikan jaminan polis selama kendaraan bermotor yang
diasuransikan berada diatas kapal penyeberangan (Hal. 16)
30. Uraikan definisi terorisme dalam Polis Standar Asuransi Kendaraan Bermotor
Indonesia (PSAKBI) (Hal. 9)
31. Dalam kaitan dengan penanganan klaim berdasarkan Polis Standar Asuransi
Kendaraan Bermotor Indonesia mengenai penentuan nilai dalam hal kerugian, uraikan 3
(tiga) ketentuan dalam hal terjadinya kerugian sebagian (Hal. 76)
32. Berkaitan dengan asuransi tanggung gugat, sebutkan 8 (delapan) pembelaan umum
untuk suatu tindakan tort (Hal. 180)
10
• ex turpi causa,
• mistake,
• private defence,
• duress - paksaan,
• statutory authority – kewenangan hukum,
• accord and satisfaction – kesepakatan dan kepuasan,
• res judicata.
33. Uraikan 3 (tiga) perluasan jaminan yang dapat dilekatkan dalam Polis Standar
Asuransi Kendaraan Bermotor Indonesia (PSAKBI) (Hal. 25)
34. Berkaitan dengan Polis Standar Asuransi Kendaraan Bermotor Indonesia, uraikan 3
(tiga) hal yang termasuk dalam jenis jaminan kebakaran (Hal. 9)
35. Sebutkan 3 (tiga) ketentuan Polis Standar Asuransi Kendaraan Bermotor Indonesia
(PSAKBI) mengenai Sisa Barang (Hal. 90)
11
3. Sisa barang dan bagian kendaraan bermotor yang telah mendapatkan ganti rugi menjadi hak
Penanggung.
36. Jelaskan 5 (lima) aspek yang perlu dianalisa dan dievaluasi underwriter dalam
akseptasi suatu risiko tanggung-gugat (Hal. 188)
37. Terkait luas jaminan polis Polis Standar Asuransi Kendaraan Bermotor Indonesia
(PSAKBI), uraikan apa yang dimaksud dengan penggunaan pribadi, komersial, dan dinas
(Hal. 30)
12
38. Berkaitan dengan PSAKBI, uraikan apa yang dimaksud dengan penghalangan bekerja
(Hal.10)
39. Terkait penyelesaian ganti rugi, uraikan mengapa aplikasi koasuransi pada asuransi
tanggung gugat kurang diminati para pihak (Hal. 95)
40. Berkaitan dengan asuransi tanggung gugat, uraikan apa yang dimaksud dengan
occurrence basis (Hal. 194)
41. Terkait dengan Polis Standar Asuransi Kendaraan Bermotor Indonesia (PSAKBI),
uraikan apa yang dimaksud dengan Kerugian Total (Hal. 34)
13
1. kerusakan dan atau kerugian karena suatu peristiwa yang dijamin oleh Polis dimana biaya
perbaikan, penggantian atau pemulihan ke keadaan semula sesaat sebelum terjadinya kerugian
dan atau kerusakan sama dengan atau lebih tinggi dari 75% (tujuh puluh lima persen) dari harga
sebenarnya; atau
2. hilang karena pencurian sebagaimana dimaksud pada Pasal 1 ayat (1) butir 1.3. dan tidak
diketemukan dalam waktu 60 (enam puluh) hari sejak terjadinya pencurian;
42. Berkaitan dengan klausul pengecualian dalam polis kendaraan bermotor, uraikan 3
(tiga) alasan underwriter untuk mengecualikan suatu peril dalam polis (Hal. 20)
43. Berdasarkan Polis Standar Asuransi Kendaraan Bermotor Indonesia, uraikan 3 (hal)
yang dapat menyebabkan hak Tertanggung atas ganti rugi hilang dengan sendirinya (Hal.
96)
14
1.1. tidak mengajukan tuntutan ganti rugi dalam waktu 12 (dua belas) bulan sejak terjadinya
kerugian dan atau kerusakan, walaupun pemberitahuan tentang ada-nya kejadian telah
disampaikan;
1.2. tidak mengajukan keberatan atau menempuh upaya penyelesaian melalui arbitrase atau upaya
hukum lainnya dalam waktu 6 (enam) bulan sejak Penang-gung memberitahukan secara tertulis
bahwa Tertanggung tidak berhak untuk mendapatkan ganti rugi;
1.3. tidak memenuhi kewajiban berdasarkan Polis ini.
2. Hak Tertanggung untuk menuntut ganti rugi dalam jumlah yang lebih besar daripada yang
telah disetujui Penanggung akan hilang apabila dalam waktu 3 (tiga) bulan sejak Penanggung
memberitahukan secara tertulis, Tertanggung tidak mengajukan keberatan secara tertulis atau
tidak menempuh upaya penyelesaian melalui arbitrase atau upaya hukum lainnya.
44. Berkaitan dengan Environmental Liability lmpairement Insurance, uraikan apa yang
dimaksud dengan primary remediation dan compensatory remediation (Hal. 201 dan 202)
• Complementary Remediation / Remediasi Pelengkap: Jika remediasi primer tidak cukup untuk
membawa lingkungan kembali ke keadaan awal atau ke keadaan jika kerusakan itu tidak terjadi
(disebut “kondisi baseline”), perbaikan lebih lanjut dapat dibuat untuk situs yang rusak. Jika hal
ini tidak layak atau terlalu mahal, perbaikan tersebut dapat berlangsung di situs lain. Sebagai
contoh, jika perbaikan utama perikanan yang rusak hanya dapat berhasil dalam memulihkan 50%
dari perikanan di lokasi yang rusak, perbaikan komplementer dapat dilakukan di lokasi lain untuk
memberikan 50% peningkatan yang tersisa sehingga sumber daya perikanan, diukur di kedua
situs, akan setara dengan 100%.
15
45. Berkaitan dengan Polis Standar Asuransi Kendaraan Bermotor Indonesia (PSAKBI),
uraikan peraturan yang menjadi rujukan apabila terjadi perselisihan atas hal-hal yang
belum atau tidak cukup diatur dalam polis (Hal. 41)
46. Terkait luas jaminan polis, uraikan luas jaminan dalam Standar Asuransi Kendaraan
Bermotor Indonesia atas kerugian yang berkaitan dengan kerusakan jalan, berat
kendaraan bermotor atau muatannya (Hal. 24)
47. Dalam kaitan dengan ganti rugi asuransi, jelaskan 4 (empat) kewajiban Tertanggung,
dalam PSAKBI berkaitan dengan tuntutan pihak ketiga atas kerugian atau kerusakan
yang disebabkan oleh kendaraan bermotor yang dipertanggungkan (Hal. 101)
48. Berkaitan dengan Polis Standar Asuransi Kendaraan Bermotor Indonesia, uraikan cara
yang ditempuh bila di antara pihak-pihak yang berselisih terjadi ketidaksepakatan dalam
penunjukkan Arbiter ketiga (Hal. 85)
16
Dalam hal terjadi ketidaksepakatan dalam penunjukkan Arbiter ketiga, Tertanggung dan atau
Penanggung dapat mengajukan permohonan kepada ketua Pengadilan Negeri yang daerah
hukumnya di mana termohon bertempat tinggal untuk menunjuk para Arbiter dan atau ketua
Arbiter.
49. Uraikan ketentuan Pengalihan Kepemilikan dalam Polis Standar Asuransi Kendaraan
Bermotor Indonesia (PSAKBI) (Hal. 43)
50. Berkaitan dengan specialist liability risks, uraikan 3 (tiga) jaminan legal liability yang
diberikan dalam polis environmental impairment (Hal. 204)
17