Sengketa asuransi biasa terjadi atau sering kali muncul setelah seseorang atau
perusahaan mengajukan klaim kepada perusahaan asuransi akan tetapi perusahaan asuransi
menolak klaim tersebut. Dalam beberapa kasus, perusahaan asuransi dapat memberikan
alasan yang dianggap sah atas penolakan tersebut, namun dalam kasus lain pihak tertanggung
mungkin merasa dirugikan dan merasa bahwa penolakan tersebut tidak berdasar. Jenis
perselisihan dan penyelesaian asuransi dapat berbeda-beda.
1. Sengketa Penolakan Asuransi, seperti yang sudah disinggung diatas sengketa penolakan
asuransi ini merupakan sengketa yang paling banyak terjadi di bidang asuransi. Yaitu
ketika perusahaan asuransi menolak klaim asuransi yang diajukan, penolakan ini
biasanya disertai dengan alasan kenapa ditolaknya klaim asuransi. Akan tetapi jika
seseorang atau perusahaan yang berhak mengklaim asuransi merasa bahwa penolakan
tersebut tidak bisa dianggap benar, maka dapat mengajukan banding agar klaim asuransi
yang menjadi haknya dapat ditindak lanjuti kembali. Karena bisa saja perusahaan
asuransi bertindak tidak etis sehingga dapat merugikan, oleh karenanya dapat diambil
langkah selanjutnya agar sengketa dapat terselesaikan.
Alasan-alasan penolakan kalim asuransi yang biasa dikemukakan perusahaan asuransi
diantaranya :
a) Terjadi kesalah pahaman diamana ada hal yang mengecualikan cakupan klaim.
b) Cidera, prosedur, atau insiden yang tidak tercakup dalam kebijakan spesifik
c) Penyimpangan pertanggungan selama jangka waktu yang ditentukan dalam
klaim
2. Perbedaan pendapat mengenai kenaikan premi, hal ini bisa terjadi ketika kekurangan
informasi dari salah satu pihak, atau kenaikan yang dilakukan secara sepihak.
3. Ketidak sepakatan mengenai perubahan cakupan kebijakan. Kebijakan merupakan hal
yang sangat sentral, oleh karenanya hal-hal mengenai kebijakan harusnnya sudah
menjadi kesepakatan bersama.
4. Persepsi informasi yang salah dari perusahaan asuransi. Seperti halnya informasi yang
disampaikan oleh staf pemasaran perusahaan asuransi kurang lengkap dan jelas, atau
bahkan identik dengan bahasa pemasaran, sehingga informasiinformasi yang ada
hubungannya dengan hukum, hak dan kewajiban para pihak, penyampaiannya kurang
informatif sehingga tidak dipahami oleh nasabah
5. Kesalah pahaman tentang manfaat atau diskon pajak dari pembelian asuransi, hal ini
juga sering terjadi karena kurangnya informasi dan kurangnya penyampaian informasi
oleh perusahaan asuransi.
6. Tanda tangan palsu atau pelanggaran lainnya, dimana hal ini sudah masuk kedalam
penipuan.
7. Hilangnya cakupan tanpa pemberitahuan, sengketa ini cenderung sepihak karena
seharusnya perusahaan asuransi memberi pemberitahuan agar tidak ada kesalah
pahaman dan tidak terjadi hal yang dilakukan secara sepihak saja.