Anda di halaman 1dari 97

TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS

KARYA VIDEO BAGI PENCIPTA VIDEO YANG DIUNGGAH


DI YOUTUBE YANG DI TAYANGKAN DI STASIUN
TELEVISI DI INDONESIA BERDASARKAN
UNDANG-UNDANG NOMOR 28TAHUN 2014
TENTANG HAK CIPTA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Memperoleh Gelar


Sarjana Hukum Pada Fakulta Hukum
Universitas Sumatera Utara

Oleh

ANNISA SIREGAR

140200073

DEPARTEMEN HUKUM PERDATA

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN
2018

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK

TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS KARYA


VIDEO BAGI PENCIPTA VIDEO YANG DIUNGGAH DI YOUTUBE
YANG DI TAYANGKAN DI STASIUN TELEVISI DI INDONESIA
BERDASARKAN UNDANG UNDANG NOMOR 28
TAHUN 2014 TENTANG HAK CIPTA

*) Annisa Siregar
**) Prof.Ok Saidin, SH, M.Hum
***) Syamsul Rizal, SH, M.Hum

Video adalah merupakan salah satu karya cipta yang dilindungi oleh hak
cipta oleh Undang-Undang, yaitu adalah Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014
tentang Hak Cipta. Namun dalam prakteknya sering sekali masih terjadi
pelanggaran-pelanggaran terhadap karya hak cipta video yang merupakan hak
milik dari seorang pencipta, salah satu pelanggaran nya adalah pada saat video
tersebut diunggah ke dalam suatu situs internet yaitu Youtube. dan video tersebut
di tayangkan di televisi tanpa izin dari pencipta video. Permasalahan yang timbul
sekarang adalah bagaimana pengaturan hubungan hukum antara youtube dengan
stasiun televisi, bagaimana tanggung jawab stasiun televisi terhadap youtube atas
video yang diunggah di televisi, bagaimana perlindungan hak cipta menurut
undang-undang nomor 28 tahun 2014 tentang hak cipta terhadap pencipta video
yang diunggah di youtube yang di tayangkan di televisi.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian hukum normatif yang
bersifat deskriptif kualitatif, yakni pendekatan dari sudut pandang menurut
ketentuan hukum dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dari hasil penelitian ini bahwa situs youtube sudah memberikan syarat
dan ketentuan bagi pengunggah video, dan dengan adanya aturan tersebut maka
akan timbul hubungan hukum dan akan melahirkan hak dan kewajiban bagi
pencipta video maupun kepada stasiun televisi sebagai pihak ketiga yang
mengambil video dari youtube yang ditayangkan di stasiun televisi dengan
diambilnya video tersebut maka pihak stasiun televisi haruslah mendapatkan izin
terlebih dahulu kepada pencipta video tersebut dan mencantumkan courtesy of
youtube (bersumber dari youtube) dan nama pencipta video. Adapun dari
keuntungan yag didapat oleh stasiun televisi dengan menyiarkan video tersebut
secara komersial stasiun televisi juga harus memberikan sebagian keuntungan
(royalti) terhadap pencipta video.

Kata Kunci : Hak Cipta, Video, Perlindungan Hukum

*) Mahasiswa FH. USU


**) Dosen Pembimbing I FH USU
***) Dosen Pembimbin II FH USU

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas berkat dan

karunia-Nya yang telah diberikan kepada penulis sehingga dengan kemampuan

yang ada menyelesaikan tugas menyusun skipsi ini. Sudah merupakan kewajiban

bagi setiap mahasiswa bahwa dalam menyelesaikan studi untuk mencapai gelar

kesarjanaan USU untuk menyusun skripsi dalam hal ini penulis memilih judul

Tinjauan Yuridis Perlindungan Hak Cipta Atas Karya Video Bagi Pencipta

Video Yang Diunggah Di Youtube Yang Di Tayangkan di Stasiun Televisi Di

Indonesia Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak

Cipta

Penulis menyadari bahwasanya skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan

untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran

yang konstruktif untuk mendekati kesempurnaan didalam skripsi ini.

Penulis pada kesempatan ini mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada seluruh pihak yang secara langsung ataupun yang tidak langsung

telah membantu penulis dalam menyusun skripsi ini maupun selama penulis

menempuh perkuliahan, khususnya kepada:

1. Prof. Dr. Runtung, SH, M.Hum selaku Rektor Universitas Sumatera Utara

Medan.

2. Prof. Dr. H. Budiman Ginting, SH, M.Hum selaku Dekan Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara.

3. Prof. Dr. OK. Saidin, SH., M.Hum selaku Wakil Dekan I Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara.

ii

Universitas Sumatera Utara


4. Ibu Puspa Melati Hasibuan, SH, M.Hum selaku Wakil Dekan II Fakultas

Hukum Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak Dr. Jelly Leviza, SH., M.Hum selaku Wakil Dekan III Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara.

6. Ibu Dr. Rosnidar Sembiring, SH, M.Hum selaku Ketua Departemen Hukum

Perdata

7. Bapak Prof.Dr.Ok Saidin, SH, M.Hum selaku Dosen Pembimbing I, yang

dengan sabar membimbing penulis hingga skripsi ini selesai.

8. Bapak Syamsul Rizal, SH., M.Hum, selaku Dosen Pembimbing II, yang

dengan sabar membimbing penulis hingga skripsi ini selesai.

9. Seluruh staf dosen pengajar Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

10. Seluruh pegawai Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara yang telah

memberikan pelayanan administrasi yang baik selama proses akademik

penulis.

11. Kepada Kedua Orang Tua saya Ayahanda Tercinta Syawal Zufri Siregar dan

Ibunda Tercinta Syarifah Tanjung dan juga kepada Abang saya Andre Fauzi

Siregar serta kedua adik- adik saya, yaitu Wira Yudha Siregar dan Rizky

Fadli Siregar. Terima Kasih yang senantiasa selalu memberikan penulis

curahan kasih sayang, nasehat, semangat, bimbingan serta materil yang

diberikan untuk penyusunan skripsi.

12. Untuk teman – teman saya Terima Kasih atas doa, dukungan, motivasi dan

saran yang diberikan kepada sehingga skripsi ini selesai tepat waktu.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan sehingga penulisan skripsi ini masih memiliki banyak kekeliruan.

iii

Universitas Sumatera Utara


Oleh karena itu penulis seraya minta maaf sekaligus sangat mengharapkan kritik

dan saran dari pembaca demi penyempurnaan dan kemanfaatannya

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya kepada

semua pihak dan semoga kritik dan saran yang telah diberikan mendapatkan

balasan kebaikan berlipat dari Tuhan Yang Maha Esa dan semoga skripsi ini

bermanfaat bagi perkembangan ilmu hukum di negara Republik Indonesia.

Medan, April 2018


Penulis,

Annisa Siregar
140200073

iv

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

ASBTRAK ................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Permasalahan .............................................................................. 12
C. Tujuan Penulisan ....................................................................... 12
D. Manfaat Penulisan ....................................................................... 13
E. Metode Penelitian....................................................................... 13
F. Keaslian Penulisan ..................................................................... 17
G. Sistematika Penulisan................................................................... 20
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HAK....................................... .... 22
A. Lahirnya Hak Cipta............................................................... ...... 22
B. Pengertian Hak Cipta.............................................................. 25
C. Hak-Hak Yang Tercakup Dalam Hak Cipta............................ 29
D. Pendaftaran Hak Cipta............................................................ 34
E. Pembatasan Hak Cipta........................................................... 38

BAB III HUBUNGAN HUKUM ANTARA PENCIPTA VIDEO DENGAN


YOUTUBE ATAS VIDEO YANG DIUNGGAH DI
YOUTUBE................................................................................ 44

A. Karya Video di Dalam Youtube.............................................. 44


B. Pemegang Hak Cipta di Dalam Youtube.................................. 47
C. Perjanjian Antara Pencipta Video Dengan Youtube............... 49

BAB IV TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS


KARYA VIDEO BAGI PECIPTA VIDEO YANG DIUGGAH DI
YOUTUBE YANG DI TAYANGKAN DI STASIUN TELEVISI DI
INDONESIA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NIOMOR 28
TAHUN 2014.............................................................................. 63

A. Pengauran Hubungan Hukum Antara Youtube Dengan


StasiunTelevisi................................................................................ 63

Universitas Sumatera Utara


B. Tanggunga Jawab Stasiun Televisi Terhadap Youtube Atas Video
Yang Di Unggaj Di Televisi........................................................66
C. Perlindungan Hak Cipta Berdasarkan Undang-Undang Hak Cipta
Nomor 28 Tahun 2014 Terhadap Pencipta Video Yang Diunggah di
Youtube Yang Di Tayangkan di Stasiun Televisi.................. 72

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.................................................... 80

A. Kesimpulan ........................................................................... 80

B. Saran ..................................................................................... 81

DAFTAR PUSTAKA

vi

Universitas Sumatera Utara


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam masa pembangunan nasional yang ditandai dengan terjadinya

globalisasi di segala bidang, batas-batas suatu negara akan menjadi kabur dan

keterkaitan antara ekonomi nasional dengan perekonomian internasional akan

semakin erat. Globalisasi perekenomian di satu pihak akan membuka peluang

pasar produk dalam negeri ke pasar internasional secara kompetitif, sebaliknya

juga membuka peluang masuknya produk-produk global ke pasar domestik.

Situasi perkembangan perekonomian global akan segera menimbulkan dampak

yang nyata atas perekenomian nasional, termasuk sektor kekayaan intelektual.

Indonesia yang memiliki keanekaragaman etnik/suku bangsa dan budaya

serta kekayaan di bidang seni dan sastra yang selalu berkembangan, memerlukan

perlindungan hak cipta terhadap kekayaan intelektual.yang lahir dari

keanekaragaman tersebut. Dalam perkembangan di era globalisasi khususnya di

bidang perdangan, industri, dan investasi yang telah sedemikian pesat, sehingga

memerlukan peningkatan perlindungan bagi pencipta. dan pemilik hak terkait

dengan tetap memperhatikan kepentingan masyarakat luas maupun luar negeri.1

Globalisasi adalah bentuk kolonialisme imperialisme baru dibidang

ekonomi. Pendapat lain memandang globalisasi sebagai sebuah tantangan masa

depan. Tantangan yang mesti dijawab untuk memasuki tata dunia baru. “Bahwa

1
Ermansyah Djaja, Hukum Hak Kekayaan Intelektual, Sinar Grafika, 2009, Balikpapan, Hal 7

Universitas Sumatera Utara


2

globalisasi tidaklah terjadi di dunia bisnis semata, tetapi juga di dunia hukum,

sosial dan budaya. Dalam aspek ini globalisasi perlu diantisipasi karena dapat

membawa dampak yang besar terhadap peri kehidupan manusia secara

keseluruhan”.2

Salah satu perkembangan yang menonjol dan memperoleh perhatian

seksama dalam masa sepuluh tahun terakhir dan kecenderungan yang masih

berlangsung di masa yang akan datang adalah meluasnya globalisasi baik

dibidang sosial, ekonomi, budaya maupun bidang-bidang kehidupan lainnya. Di

bidang perdagangan, terutama karena perkembangan teknologi informasi dan

transformasi telah menjadikan kegiatan di sektor ini meningkat secara pesat dan

bahkan telah menempatkan dunia sebagai pasar tunggal bersama. Globalisasi

bukan hanya dalam bidang perdagangan saja, tetapi berupa hasil penemuan,

diantaranya Hak Kekayaan Intelektual dapat diartikan sebagai hak atas

kepemilikan terhadap karya-karya yang timbul atau lahir karena adanya

kemampuan intelektualitas manusia dalam bidang ilmu pengetahuan dan

teknologi.3

Setelah dunia dikejutkan dengan media-media social network yang

meningkatkan popularitas penggunaan intenet , pada tahun 2005 sebuah situs

yang khusus berisi video-video amatir hasil unggahan di internet menjadi

gebrakan inovasi di bidang perputaran informasi. Situs bernama Youtube ini pada

awalnya ditujukan sebagai wadah tempat video-sharing atau berbagi video berisi

2
Amir Syamsuddin, Globalisasi Tantangan Masa Depan, Jurnal Keadilan, Vol.I.No.04
Oktober 2001, Hal.3.
3
Rahmadi Usman, Hukum Hak atas Kekayaan Intelektual Perlindungan dan dimensi
Hukumnya di Indonesia. PT Alumni, Bandung, 2002, Hal 2.

Universitas Sumatera Utara


3

rekaman atau suatu peristiwa yang sifatnya terbuka kepada publik. Seiring dengan

berjalannya waktu pengguna Youtube memanfaatkan situs ini tidak hanya sebagai

ajang untuk saling bertukar informasi, tetapi juga sebagai sarana pengekspresian

diri, hiburan, penyebaran ide, dan edukasi hingga politik.

Manusia pada fitrahnya memiliki kemampuan untuk mencipta, berkreasi

dan menghasilkan sesuatu dari hasil daya pikir dan kemampuannya. Setiap orang

dapat menghasilkan karya yang berbeda, karya-karya tersebut bernilai artistik, dan

bermanfaat bagi manusia lainnya. Oleh karena karya hasil daya pikir dan

kemampuan ini kerap digunakan dan dimanfaatkan secara bersama sama dalam

masyarakat, maka pengaturannya secara hukum, agar terciptanya kehidupan yang

harmoni antar sesama manusia. Hal ini disebut Kekayaan Intelektual, dan terdapat

Hukum Kekayaan Intelektual sebagai norma pengaturannya. Kekayaan intelektual

adalah kekayaan atas segala hasil produksi kecerdasan daya pikir seperti

teknologi, pengetahuan, seni, sastra, gubahan lagu, karya tulis, karikatur dan

seterusnya, sedangkan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) adalah hak-hak

(wewenang/kekuasaan) untuk berbuat sesuatu atas kekayaan intelektual tersebut,

yang diatur dalam norma-norma atau hukum-hukum yang berlaku.4

Hak kekayaan Intelektual (HKI) atau istilah dalam bahasa Inggris

Intellectual Property Rights adalah salah satu hak yang timbul atau lahir karena

kemampuan intelektual manusia. Istilah intellectual Property Rights merupakan

isitilah umum dalam bahasa inggris yang di Indonesia diterjemahkan dalam

beberapa istilah. Di Indonesia penggunaan istilah yang dianggap padanan kata

intellectual property rights di dalam perkembangan tata hukumnya maupun yang

4
Adrian Sutedi, 2009, Hak Atas Kekayaan Intelektual, Sinar Grafika, Jakarta, hal.38.

Universitas Sumatera Utara


4

digunakan oleh beberapa penulisan pada awalnya digunakan istilah Hak Milik

Kekayaan Intellektual (HMKI) , kemudian menjadi Hak atas Kekayaan Intelektual

(HaKI) dan istilah terakhir yang digunakan adalah Hak Kekayaan Intelektual

(HKI).

Istilah hak milik kekayaan intelktual berasal dari kata Intellectuale

eigendomrechts (Bahasa Belanda) dalam sistem Eropa Kontinental. Istilah hak

milik kekayaan intelktual dari telah lama digunakan terutama oleh beberapa

penulis seperti Sudargo Gautama,C.S.T.Kansil,Muhammad Djumhana, dalam

bukunya terbitan tahun 1990-an banyak menggunakan istilah Hak Milik

Intelektual (HMI)5

HKI adalah suatu hak eksklusif yang berada dalam ruang lingkup

kehidupan teknologi, ilmu pengetahuan, ataupun seni dan sastra. Kepemilikannya

bukan terhadap barangnya melainkan terhadap hasil kemampuan dan kreativitas

intelektual manusianya, yaitu diantaranya berupa ide dan gagasan . Hal yang

terpenting dari setiap bagian hak milik intelektual ini adalah adanya uatu hasil

ciptaan tertentu. Ciptaan ini mungkin dalam bidang kesenian, tetapi mungkin juga

di dalam bidang industri atau pengetahuan. Mungkin pula suatu kombinas dalam

ketiga bidang tersebut yang masing-masing punya istilah tersebut.

Hak kekayaan intelektual bersifat eksklusif dan mutlak, artinya bahwa hak

tersebut dapat dipertahankan terhadap siapapun dan yang mempunyai hak

tersebut. dapat menuntut terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh siapapun.

Pemegang hak atas kekayaan intelektual mempunyai hak monopoli, yaitu hak

5
Kholis Roisah, 2015, Konsep Hukum Hak Kekayaan Intelektual, Setara Press, Malang,
hal.4.

Universitas Sumatera Utara


5

yang dapat dipergunakan dengan melarang siapapun tanpa persetujuannya

membuat ciptaan/penemuannya ataupun menggunakannya.

Kemampuan intelektual manusia yang berupa daya cipta, rasa dan

karsanya menghasilkan karya-karya di bidang ilmu pengetahuan, seni, dan

teknologi. Karya-karya intelektual dilahirkan dengan pengorbanan waktu bahkan

biaya dan melalui pengorbanan ini menjadikan karya yang dihasilkan mempunyai

nilai ekonomi yang melekat sebagai konsekuensi menjadi kekayaan (property),

bilamana melalui karya- karya tersebut dapat diperoleh manfaat ekonomi yang

nantinya bisa dinikmati. HKI baru muncul bilamana hasil intelektual manusia

tesebut telah membentuk sesuatu yang dapat dilihat, didengar, dibaca, maupun

digunakan secara praktis. Disamping itu kreativitas intelektual juga harus orisinil

atau asli (original) dan baru sama sekli ataupun memperbarui dari kreativitas

sebelumnya (novelty)6.

Salah satu bentuk dari hak kekayaan intelektual adalah Hak Cipta. Hak

Cipta adalah bagian dari sekumpulan hak yang dinamakan Hak Kekayaan

Intelektual(HKI) yang pengaturannya terdapat dalam ilmu hukum dan dinamakan

Hukum HKI, meliputi suatu bidang hukum yang membidangi hak-hak yuridis atas

karya-karya atau cipta hasil oleh pikiran manusia bertautan dengan kepentingan-

kepentingan bersifat ekonomi dan moral.7

Dewasa ini kemajuan teknologi yang semakin canggih mempermudah

setiap orang dalam mengeksplorasi maupun menampilkan karyanya dalam

berbagai cara, seperti YouTube. YouTube merupakan situs video yang

6
Ibid, Hal 9
7
Eddy Damian, Hukum Hak Cipta, PT.Alumi, Bandung, 2009, Hal 29

Universitas Sumatera Utara


6

menyediakan berbagai informasi berupa gambar bergerak/video dan bisa

diandalkan. Situs ini memang disediakan bagi mereka yang ingin melakukan

pencarian informasi video dan menontonnya langsung. Setiap orang bisa

berpartisipasi mengunggah (mengupload) video ke server YouTube dan

membaginya ke seluruh dunia.8.

Dengan berkembangnya teknologi yang pesat di dunia terutama di bidang

Internet yang mengakibatkan orang-orang berlomba untuk menunjuk kemampuan

nya baik dibidang video maupun bidang-bidang lainnya . Akhir-akhir ini di dunia

sedang marak dengan peristiwa cover lagu lewat YouTube karena dengan media

sosial tersebut seseorang lebih mudah dalam menunjukkan karyanya kepada

khalayak umum. Bahkan tak jarang seseorang menjadi terkenal dan mendapatkan

banyak pemasukan dengan cara tersebut, seperti dalam YouTube sendiri jika

viewers dari suatu video tersebut banyak, maka pemilik video tersebut bisa

mendapatkan uang dari hasil video yang dilihat tersebut. Karena begitu mudahnya

cara untuk menjadi terkenal, maka banyak orang yang berlomba-lomba

mengcover lagu dan mengunggahnya di YouTube.

.Salah satu kenyataan yang mencerminkan bahwa masalah Hak Kekayaan

Intelektual dalam hal ini hak cipta dapat terus berkembang sesuai dengan ilmu

pengetahuan dan teknologi misalnya saja perihal program televisi yang biasa kita

tonton bersama keluarga di rumah. Stasiun televisi menayangkan program-

program yang berisi informasi ringkas dengan cuplikan video dari Youtube.

8
Researchgate,
https://www.researchgate.net/publication/44046118_YouTube_Broadcasting_The_World_dan_Op
ini_Mahasiswa_Studi_Deskriptif_tentang_Opini_Mahasiswa_Universitas_Sumatera_Utara_terhad
ap_Penggunaan_Situs_YouTube_sebagai_Media_Komunikasi_Global, diaksess pada tanggal 8
desember 2017 pukul 17.15

Universitas Sumatera Utara


7

Sebagian gambarnya diambil dari situs web video sharing yang dapat

memuat,menonton,dan berbagi video klip.

Program televisi yang menggunakan gambar dari Youtube ini biasanya

bersifat informasi. On The Spot salah satu program milik stasiun televisi Trans 7

misalnya menayangkan informasi seputar 7 gambar pilihan berdasarkan tema

tertentu. Sebagai contoh, tentang tujuh tempat terdalam di dunia. Meski

informasinya sederhana dan ringkas ternyata acara ini mendapatkan rating cukup

bagus. Apresiasi penonton yang cukup bagus ini membuat stasiun televisi lain

mulai membuat program serupa. Salah satunya adalah PT Rajawali Citra televisi

Indonesia (RCTI). Mulai senin 7 September 2011 lalu, RCTI membuat program

bernama Top5. Sebelumnya ada PT Cakrawala Andalas Televisi atau yang biasa

kita kenal ANTV yang membuat program serupa bernama wooow. Di lain pihak

Celebes TV juga menampilkan video Youtube dalam program acaranya, tidak

hanya program televisi menyangkut penayangan informasi Celebes TV juga

menayangkan program m televisi musik, video klip, yang berasal dari hasil dari

unduhan website utuh. Padahal seharusnya stasiun televisi ini harus membeli

terlebih dahulu video tersebut dari perusahaan yang membuat video klip tersebut.

Para pemilik stasiun televisi ini memang merasa sangat dimudahkan

dengan adanya fasilitas video Youtube. Mereka tinggal mengambil video dari

situs gratis itu dan mendapatkan untung dari program yang ditampilkan. Membuat

program televisi yang menggunakan konten Youtube memang cukup

menguntungkan. Hanya saja menggunakan video yang di-upload orang lain tentu

cukup riskan. Untungnya sampai saat ini belum ada pengunggah yang merasakan

dirugikan karena program televisi ini. Meski begitu, Komisi Penyiaran Indonesia

Universitas Sumatera Utara


8

(KPI) mulai mengkhawatirkan masalah ini. Youtube hanya mempunyai

mechanical rights (hak untuk memutar alias play out). Jadi mereka tidak memilik

hak atas karya. Hak pemilik hak karya ada pada si pengunggah. Karena itu

seharusnya courtesy yang dicantumkan dalam tayangan merupakan nama pemilik

karya.

Nama pemilik karya dari video tersebut merupakan orang yang

mengunggah video tersebut ke dalam situs Youtube dan nama pemilik karya

tersebut tidak boleh dihilangkan begitu saja, karena kita ketahui bersama di dalam

hak cipta dikenal dengan adanya hak moral. Hak moral sendiri bararti hak yang

melekat pada diri pencipta atau pelaku yang tidak dapat dihilangkan atau dihapus

tanpa alasan apapun, walaupun Hak cipta atau hak terkait sudah dialihkan.

Perlindungan Hak Cipta berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014

tentang Hak Cipta (UUHC) tidak diberikan kepada ide atau gagasan karena karya

cipta harus memiliki bentuk yang khas, bersifat pribadi, dan menunjukkan

keaslian sebagai ciptaan yang lahir berdasarkan kemampuan, kreativitas, atau

keahlian sehingga ciptaan itu dapat dilihat, dibaca, atau didengar.

Selain hak moral dalam hak cipta juga dikenal adanya hak ekonomi. Hak

Ekonomi sendiri diartikan hak untuk mendapatkan manfaat ekonomi atas ciptaan

serta produk hak terkait. Jadi, sebenarnya pencipta bisa saja mendapatkan

keuntungan ekonomi dari stasiun televisi di mana stasiun televisi tersebut

Universitas Sumatera Utara


9

memperoleh keuntungan finansisal dari penyiaran video yang mereka ambil

secara cuma-cuma di situs Youtube. 9

Dari pemaparan di atas maka dapat dikatakan bahwa stasiun televisi

tersebut menggunakan video Youtube tersebut untuk keperluan komersial hal ini

bisa dilihat dengan adanya iklan yang ditayangkan dalam program acara tersebut,

sedangkan dalam Pasal 9 ayat (3) UU Hak Cipta No 28 Tahun 2014 telah

menjelaskan bahwa “Setiap orang yang tanpa izin pencipta atau pemegang hak

cipta dilarang melakukan penggandaan dan/atau penggunaan secara komersial

ciptaan”.10

Mengambil keuntungan dari hasil jerih payah orang lain secara ilegal

dengan mengopi atau perbuatan lainya, lalu dikormersilkan oleh pelaku bukan

hanya merugikan secara materil, tetapi juga akan berefek pada semakin

mundurnya perkembangan baik itu teknologi maupun seni, dan budaya yang

diciptakan oleh para pencipta karena tidak mengembangkan lagi penemuannya.

Perbuatan hukum tersebut menurut Buku Tiga Kitab Undang-Undang Hukum

Perdata melanggar Pasal 1365 dijelaskan bahwa:

“Tiap perbuatan melanggar hukum, yang membawa kerugian kepada seorang lain,

mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu mengganti

kerugian tersebut.”

9
Muh. Irsyad Hasyim, Perlindungan Hak Cipta Bagi Pengunggah Video Youtube yang
Digunakan Oleh Stasiun Televisi, Skripsi, Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin, Semarang,
2008
10
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta, Pasal
9 ayat (3)

Universitas Sumatera Utara


10

Hak cipta telah memberikan kewenangan yang besar bagi para pencipta.

Sesuai dengan pengertian Hak Kekayaan Intelektual (HKI), hak cipta dapat

diartikan sebagai hak milik yang melekat pada karya-karya cipta dibidang

kesusasteraan, seni, dan ilmu pengetahuan seperti karya tulis, karya musik, karya

video, lukisan, patung, dan sebagainya. Pada hakikatnya, hak cipta adalah hak

yang dimiliki pencipta untuk mengeksploitasi dengan berbagai cara karya cipta

yang dihasilkan11.

Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta,

mengatur : “Hak Cipta adalah hak eksklusif Pencipta yang timbul secara otomatis

berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk

nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang- undangan ”.

Berdasarkan pengertian Hak Cipta menurut Pasal 1 angka 1 Undang-

Undang Nomor 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta, arti dari hak eksklusif adalah

hak yang semata-mata diperuntukan bagi pencipta, sehingga tidak ada pihak lain

yang boleh memanfaatkan hak tersebut tanpa izin penciptanya. Berkaitan dengan

ketentuan Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 28 tahun 2014 tentang Hak

Cipta, maka diuraikan lebih lanjut mengenai pengertian dan sifat Hak Cipta itu:

a. Hak Cipta merupakan hak yang bersifat khusus, istimewa atau eksklusif

(Exclusive Rights) yang diberikan kepada Pencipta atau Pemegang Hak

Cipta. Ini berarti, orang lain tidak boleh menggunakan hak tersebut,

kecuali dengan izin Pencipta atau Pemegang Hak Cipta yang

bersangkutan;

11
Bernard Nainggolan, Pemberdayaan Hukum Hak Cipta dan Lembaga Manajemen
Kolektif, 2011, PT.Alumni, Bandung,, Hal 74-75

Universitas Sumatera Utara


11

b. Hak yang bersifat khusus meliputi hak Pencipta atau Pemegang Hak Cipta

untuk mengumumkan Ciptaannya, memperbanyak Ciptaannya dan

memberi izin kepada orang lain untuk mengumumkan atau memperbanyak

hasil Ciptaannya tersebut;

c. Dalam pelaksanaan untuk mengumumkan atau memperbanyak

Ciptaannya,baik Pencipta, Pemegang Hak Cipta, maupun orang lain yang

diberi izin, harus dilakukan menurut peraturan perundang-undangan yang

berlaku;

d. Hak Cipta dianggap sebagai benda bergerak yang bersifat immaterial yang

dapat beralih atau dialihkan kepada orang lain.

Pemegang hak cipta memiliki hak eksklusif terhadap ciptaannya sehingga

tidak akan ada pihak lain yang boleh memanfaatkan hak tersebut tanpa izin

pencipta. Hak eksklusif bagi pemegang hak cipta di antaranya termasuk hak untuk

mengumumkan dan memperbanyak ciptaannya.

Perbuatan mengumumkan suatu ciptaan mencakup perbuatan yang sangat

luas. Termasuk didalamnya pembacaan, penyiaran, pengutipan (quotation),

pameran, penjualan, pengedaran, atau penyebaran suatu ciptaan dengan

menggunakan alat apapun, termasuk media internet atau dengan cara apapun

sehingga suatu ciptaan dapat dibaca, didengar, atau di lihat orang lain.12

12
Elyta Ras Ginting, Hukum Hak Cipta Indonesia: Analisis Teori dan Praktik, Citra
Aditya Bakti, 2012, Hal 65

Universitas Sumatera Utara


12

Dari uraian tersebut diatas , penulis tertarik untuk meneliti dalam suatu

penulisan yang berjudul “Tinjauan Yuridis Perlindungan Hak Cipta Atas

Karya Video Bagi Pencipta Video yang Diunggaah di Youtube yang di

Tayangkan di Stasiun Televisi di Indonesia Berdasarkan Undang-Undang

Nomor 28 Tahun 2014

B. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan pokok

permasalahan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimanakah pengaturan hubungan hukum antara pihak Youtube dengan

pihak Stasiun Televisi

2. Apa tanggung jawab Station Televisi terhadap Pihak Youtube atas video

yang ditayangkan di Televisi

3. Bagaimana Perlindungan Hak Cipta UU No.28 Tahun 2014 tehadap

pencipta video yang di unggah di youtube yang ditayangkan di Televisi

C. Tujuan Penulisan

Mengacu kepada judul dan permasalahan dalam penelitian ini, maka dapat

dikemukakan bahwa tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui hubungan hukum antara pihak Youtube dengan pihak

Stasiun Televisi

Universitas Sumatera Utara


13

2. Untuk mengetahui tanggung jawab Station Televisi terhadap Pihak

Youtube atas video yang ditayangkan di Televisi

3. Untuk mengetahui Perlindungan Hak Cipta UU No. Tahun 2014 tehadap

pencipta video yang diunggah di youtube yang ditayangkan di Televisi

D. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat yang didapat dari hasil peelitian ini adalah sebagai

berikut

1. Secara teoritis , hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu

sumbangan pemikiran dalam ilmu pada umumnya Hak Kekayaan

Intelektual (HKI), khususnya bidang hak cipta yang menyangkut hak

pencipta atas karya video yang di unggah ke dalam Youtube dan

ditayangkan di Stasiun Televisi

2. Secara praktis , bahwa penelitian ini adalah sumbangan pemikiran bagi

ilmu pengetahuan bagi para pencipta karya video yang ditayangkan di

televise

E. Metode Penilitian

Penelitian merupakan suatu sarana pokok dalam pengembangan ilmu

pengetahuan maupun teknologi. Hal ini disebabkan karena penelitian ditujukan

untuk mengungkapkan kebenaran sistematis, metedologis dan konsisten. Melalui

Universitas Sumatera Utara


14

proses penelitian tersebut diadakan analisa dan konstruksi data yang telah

dikumpulkan dan diolah13

Menurut Soerjono Soekanto, penelitian adalah usaha untuk menghimpun serta

menemukan hubungan-hubungam yang ada antara fakta yang diamati secara

seksama, sistematis dan menggunakan metode dan teknik tertentu14 Pada

penelitian hukum ini, bidang ilmu hukum dijadikan sebagai induknya, maka

penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum Menurut Soeajono Soekanto,

penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode,

sistematika dan pemikiran tertentu, yang bertujuan untuk mempelajari satu atau

beberapa gejala hukum tertentu dengan jalan menganalisanya 15. Disamping itu,

maka juga diadakan pemeriksaan yang mendalam terhadap fakta hukum tersebut,

untuk kemudian mengusahakan suatu pemecahan atas permasalahan-

permasalahan yang timbul di dalam gejala yang bersangkutan.

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sifat Penelitian

Dari judul yang dibahas dari penelitian ini, maka penelitian ini

bersifat deskriptif analisis. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan

menggambarkan, menelaah, dan menganalisa peraturan perundang-undangan

yang berlaku dihubungkan dengan teori hukum yang berkaitan dengan

Perlindungan Hak cipta pada umumnya dan perlindungan terhadap hak

13
Soerjono Soekanto, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, PT.
Kadja Grafindo Persada, Jakarta, 2007
14
Ibid, hal 3
15
Amiruddin dan H.Zainal Asikin, Pengantar Mode Penelitian Hukum, Cetakan Keenam,
Rajawali Press,Jakarta, 2012, hal 25

Universitas Sumatera Utara


15

pencipta musik/lagu dan video pada khususnya.16 Sifat analisis yang

dicerminkan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui perlindungan

hukum terhadap pemegang hak untuk mempertunjukkan atas karya video dan

penerapan Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak cipta.

2. Jenis Penelitian

Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian, maka jenis penelitian

yang digunakan adalah jenis penelitian yuridis normatif yaitu mengkaji

mengenai penerapan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan

permasalahan yaitu dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014. Kemudian,

didukung dengan metode Yuridis Empiris yaitu melakukan studi penelitian

dengan wawancara langsung dengan Produser Stasiun Televisi Metro TV Sumut.

Disamping bahan primer, penelitian ini juga didukung dengan bahan hukum

sekunder yaitu berupa buku-buku, jurnal ilmiah, artikel yang berhubungan dengan

pembahasan dalam penelitian ini. Jenis penelitian yang dilakukan dalam

peyusunan skripsi ini adalah penelitian normatif-empiris.

3. Sumber Data Penelitian

Dalam penulisan penelitian ini sumber data yang digunakan adalah

sebagai berikut:

16
Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, 2009, hal 12

Universitas Sumatera Utara


16

1. Bahan Hukum Primer

Bahan hukum primer yang digunakan adalah Undang–Undang Hak

Cipta No.28 Tahun 2014 dan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan

objek penelitian.

2. Bahan Hukum Sekunder

Bahan-bahan berupa buku-buku berkaitan dengan hak cipta, internet, serta

tulisan lain yang berkaitan dengan judul penelitian.

3. Bahan Hukum Tertier

Bahan hukum tertier adalah bahan hukum penunjang yang memberi

petunjuk dan penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan

hukum sekunder, seperti kamus hukum, kamus hukum, majalah dan

jurnal ilmiah, serta internet yang menjadi tambahan bagi penulisan

skripsi ini sepanjang memuat informasi relevan dengan penelitian yang

dilakukan.

4. Tehnik Pengumpulan Data

a. Penelitian Kepustakaan (library research)

Penelitian ini adalah penelitian dengan mengumpulkan bahan-bahan penulisan

berkaitan dengan penelitian ini yaitu buku-buku referensi jurnal, karya-karya

ilmiah di bidang HaKI dan hak cipta, kamus hukum dan kamus umum.

b. Penelitian Lapangan (field research)

Penulis melakukan studi lapangan guna mencari informasi langsung dengan

menggunakan wawancara terhadap Produser Stasiun Televisi Metro TV sumut

guna melengkapi data kepustakaan diatas.

Universitas Sumatera Utara


17

5. Analisis Data

Analisis data merupakan suatu proses mengorganisasi dan mengurutkan

data ke dalam pola, kategori dan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan

dapat dirumuskan suatu hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data 17.

Analisis data merupakan salah satu yang sangat penting dalam suatu

penelitian dalam rangka memberikan jawaban terhadap masalah yang diteliti.

Sebelum analisis terlebih dahulu diadakan pemeriksaan dan evaluasi

terhadap semua data yang ada untuk mengetahui validitasnya. Penelitian ini

akan dimulai dengan mengidentifikasikan hukum positif di bidang hak cipta

dan peraturan perundang-undangan lainnya yang mempunyai hubungan erat

dengan hak cipta video. Data yang diperoleh baik dari studi kepustakaan maupun

wawancara pada dasarnya merupakan data tataran yang dianalisis secara

deksriptif kualitatif, yaitu setelah data terkumpul kemudian dituangkan

dengan bentuk uraian logis sistematis, selanjutnya dianalisis untuk

memperoleh kejelasan penyelesaian masalah, kemudian ditarik kesimpulan

secara deduktif, yaitu dari hal yang bersifat umum menuju hal yang bersifat

khusus. Dalam penarikan kesimpulan, penulis menggunakan metode deduktif.

Metode deduktif adalah suatu metode yang berhubungan dengan permasalahan

yang diteliti dari peraturan-peraturan atau prinsip-prinsip umum menuju penulisan

yang bersifat khusus

17
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya, Bandung,
2002, hal 101

Universitas Sumatera Utara


18

F. Keaslian Penulisan

Berdasarkan penelusuran pada perpustakaan Universitas Sumatera Utara

Khususnya Fakultas Hukum, tidak di dapati judul Tinjauan Yuridis Perlindungan

Hak Cipta Atas Karya Video Bagi Pengunggah Video Youtube Yang Di

Tayangkan Di Stasiun Telivisi Di Indonesia Berdasarkan Undang Undang No 28

Tahun 2014 Tentang Hak Cipta , namun ada beberapa judul berkaitan dengan

perlindungan hak cipta atas karya video bagi pengunggah video youtube yang

ditayangkan di stasiun televisi berdasarkan undang-undang no 28 tahun 2014 :

1. Pita FH USU (2015), dengan judul Perlindungan Hukum Terhadap Pencipta

Atas Pembajakan Karya Seni Digital Pada Jejaring Sosial Ditinjau Dari UU

No 28 Tahun 2014. Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah :

A. Bagaimana pengaturan hak cipta di Indonesia menurut Undang-

Undang No.28 Tahun 2014 ?

B. Bagaimana pembajakan karya seni digital di jejaring sosial

menurut UndangUndang No.28 Tahun 2014 ?

C. Bagaimana perlindungan hukum terhadap pencipta atas

pembajakan karya seni digital pada jejaring sosial menurut

Undang-Undang No.28 Tahun 2014?

2. Evertyna Situmorang FH USU (2015), Perlindungan Hak Cipta Terhadap

Hasil Karya Lagu atau Musik Menurut UU No 28 tahun 2014 Tentang Hak

Cipta (Studi pada Beberapa Band di Kota Medan). Adapun permasalahan

dalam penelitian ini adalah :

A. Bagaimana bentuk pelanggaran terhadap hak cipta di bidang lagu

atau musik?

Universitas Sumatera Utara


19

B. Bagaimana perlindungan hukum terhadap hak ekonomi pencipta

lagu dan pemegang hak terkait menurut hukum hak cipta di

Indonesia?

C. Bagaimana bentuk upaya hukum yang dapat dilakukan oleh

pencipta lagu dan pemegang hak terkait terhadap pelanggaran hak

cipta?

3. Yudith Andika Reza FH USU (2017), Hak cipta buku elektronik (E-Book)

ditinjau dari undang-undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang hak cipta.

Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah :

A. Bagaimanakah perlindungan Hukum Buku elektronik Sebagai

Karya Cipta Menurut Undang-Undang Hak Cipta No.28 Tahun

2014 dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 tahun

2016 Tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 11 tahun 2008

Tentang Informasi Dan Transaksi Teknologi?

B. Bagaimanakah perlindungan hukum yang diberikan dalam

perjanjian lisensi dalam buku elektronik (E-Book)?

C. Bagaimana perlindungan hukum Hak Cipta atas buku elektronik

(E-Book) bila di bajak di Luar Negeri menurut Konvensi

Internasional?

Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa penelitian untuk skripsi ini adalah asli

dan untuk itu penulis dapat bertanggung jawab atas keaslian skripsi ini.

Universitas Sumatera Utara


20

G. Sistematika Penulisan

Skripsi berjudul Tinjauan Yuridis Perlindungan Hak Cipta Atas Karya

Video Bagi Pengunggah Video Youtube Yang Di Tayangkn Di Stasiun Televisi

Di Indonesia Berdasarkan Undang-Undang No. 28 Tahun 2014. Skripsi yang

terdiri dari 5 (lima) bab dan setiap bab terdapat sub-bab, penggunan sistematika

ini di gunakan agar dapat diperoleh suatu kesatuan pembahasan yang saling

berhubungan erat bab satu dengan bab yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisikan latar belakang, permasalahan, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, metode penelitian, keaslian penulisan,

sistematika penulisan

BAB II TINJAUAN UMU TENTANG HAK CIPTA

Bab ini berisikan tentang lahirya hak cipta,pengertian hak cipta,

hak -hak yang tercakup dalam hak cipta, pendaftaran hak cipta,

pembatasan hak cipta

BAB III HUBUNGAN HUKUM ANTARA PENCIPTA VIDEO DENGAN

YOUTUBE ATAS VIDEO YANG DIUNGGAH DI YOUTUBE

Bab ini berisikan tentang karya atas video di dalam youtube, siapa

pemegang hak atas video yang diunggah di youtube, dan perjanjian

antara pencipta video dengan youtube

BAB IV TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS

KARYA VIDEO BAGI PENCIPTA VIDEO YOUTUBE YANG

Universitas Sumatera Utara


21

DI TAYANGKAN DI STASIUN DI TELEVISI DI INDONESIA

BERDASARKAN UU NO 28 TAHUN 2014 TENTANG HAK

CIPTA

Bab ini berisikan tentang pengaturan hubungan hukum antara

youtube dengan stasiun televisi di Indonesia, tanggung jawab

stasiun televisi terhadap youtube atas video yang di tayangkan di

stasiun televisi, serta perlindungan hak cipta undang-undang no 28

tahun 2014 terhadap pencipta video yang diunggah di youtube yang

di tayangkan di stasiun televisi.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan dan saran yang memuat uraian tentang kesimpulan dan

saran berdasarkan pembahasan dari pemasalahan yang ada dan

alternatif pemecahan masalah.

Universitas Sumatera Utara


BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG HAK CIPTA

A. Lahirnya Hak Cipta

Keaslian suatu karya, baik berupa karangan atau ciptaan merupakan suatu

hal esensial dalam perlindungan hukum melalui hak cipta. Maksudnya karya

tersebut harus benar-benar merupakan hasil karya yang mengakui karya tersebut

sebagai karangan atau ciptaannya. Demikian juga, harus ada relevansi antara hasil

karya dengan yurisdiksi apabila karya tersebut ingin dilindungi. Di Indonesia hak

pengarang/pencipta disebut aurthor right, ini sejak diberlakukannya Auteurswet

1912 Stb. 1962 No.600L: yang kemudian digunakan istilah hak cipta dalam

peraturan perundangan selanjutnya. 18

Lahirnya UHC 1982 sekaligus mengakhiri masa berlakunya Auteurswet

1912 Stb. No. 600, peraturan perundang-undangan yang disebut terakhir ini baru 5

tahun diberlakukan menurut terminologi UHC 1982 atas dasar desakan

masyarakat internasional terutama Amerika Serikat dan kebutuhan perlindungan

hak cipta dalam negeri, UHC 1982 direvisi dengan Undang_undang Nomor 7

Tahun 1987, kemudian disempurnakan dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun

1997, dan disempurnakan lagi dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002

dan yang terakhhir disempurnakan dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun

2014.

18
Endang Purwaningsih, Perkembangan Hukum Intellectual Property Rights, Ghalia
Indonesia, Bogor, 2005, hlm 1

22

Universitas Sumatera Utara


23

Atas dasar keikutsertaan Indonesia dalam persetujuan pembentukan

organisasi perdagangan dunia (Agreement Establishing the World Trade

Organization) yang di dalam tercakup persetujuan TRIP’s, mengharuskan pula

Indonesia untuk turut meratifikasi Konvensi Bern dan WIPO Copyright Treaty,

dan karena itu pula Indonesia berkewajiban menyesuaikan undang-undang

nasional bidang hak cipta termasuk hak yang berkaitan dengan hak cipta terhadap

persetujuan internasional tersebut. Akhirnya Undang-Undang Nomor 12 Tahun

1997 itupun harus direvisi kembali dan telah dirampungkan tanggal 29 Juli Tahun

201219

Istilah hak cipta sebenarnya berasal dari negara negara yang menganut

common law, yakni copyright, sedangkan di Eropa, seperti Perancis dikenal droit

d’aueteur dan di Jerman sebagai urheberecht. Di Inggris, penggunaan copyright

dikembangkan untuk melindungi si pencipta. Namun, seiring dengan

perkembangan hukum dan teknologi, maka perlindungan diberikan kepada

pencipta serta cakupan hak cipta diperluas, tidak hanya mencakup bidang buku,

tetapi juga drama, musik, artistic work, fotografi, dan lain-lain

Perlindungan hukum melalui hak cipta dewasa ini melindungi hasil karya

atau kreasi dari pengarang, pencipta, artis, musisi, dramawan, programmer, dan

lain-lain, yakni melindungi hak-hak pencipta dari perbuatan pihak lain yang tanpa

izin memproduksikan atau meniru hasil karya nya20 ..

19
Ok.Saidin, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual, Raja Grafindo, Jakarta,2004, hal
57
20
Endang Purwaningsih, Op.Cit, Hal 1

Universitas Sumatera Utara


24

Perkembangan pengaturan hukum hak cipta sejalan dengan perkembangan

kebutuhan masyarakat dewasa ini, bahkan perkembangan perdangan internasional.

artinya bahwa konsep hak cipta telah sesuai dengan kepentingan masyarakat

untuk melindungi hak-hak si pencipta berkenaan dengan ciptaannya, nukan

kepada penerbit lagi. Di sisi lain, demi kepentingan perdangan, pengaturan hak

cipta telah menjadi materi penting dalam TRIP’s Agreement yang menyatu dalam

GATT/WTO21. TRIP’s Agreement adalah perjanjian yang merupakan bagian dari

WTO Agreement yang ditandatangani oleh negara-negara anggotanya yang

mewajibkan seluruh anggotanya untuk membuat aturan-aturan mengenai hak

kekayaan intelektual di negara masing-masing22.

Di Indonesia Pengaturan mengenai hak cipta sendiri nyatanya telah

mengalami beberapa kali perubahan. Dimulai dari Undang-Undang Nomor 6

Tahun 1982 tentang Hak Cipta sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang

Nomor 7 Tahun 1987, yang kemudian diubah dengan Undang-Undang Nomor 12

Tahun 1997. Kemudian diubah kembali dengan Undang-Undang Nomor 19

Tahun 2002 tentang Hak Cipta dan yang terakhir adalah Undang-Undang Nomor

28 Tahun 2014.

Perjalanan peradaban suatu bangsa terus berkembang mengikuti arus

perubahan yang terjadi dalam masyarakat, sebagai akibat dari berkembagnya ilmu

pengetahuan dan teknologi. Sejalan dengan itu, hukum dari setia peradaban

manusia juga menuntut perubahan secara terus menerus. 23

21
Ibid, hal 2
22
http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt592407520f6f7/peran-trips-iagreement-i-
dalam-perlindungan-hak-kekayaan-intelektual, diakses pada tanggal 7 Desember 2017
23
Ok.Saidin, Op.Cit, hal.57

Universitas Sumatera Utara


25

B. Pengertian Hak Cipta

Yang dimaksud dengan Hak Cipta adalah hak eksklusif bagi pencipta

untuk mengumumkan atau memperbanyak Ciptaan dalam bidang ilmu

pengetahuan, seni dan sastra yang antara lain dapat terdiri dari buku, program

computer, ceramah, kuliah, pidato dan ciptaan lain yang sejenis dengan itu, serta

hak yang terkait dengan hak cipta.

Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Hak Cipta Nomor 28 Tahun 2014

menyatakan, Hak Cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis

berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk

nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan. 24

Ciptaan adalah setiap hasil karya cipta di bidang ilmu pengetahuan, seni

dan sastra yang dihasilkan atas aspirasi, kemampuan, pikiran, imajinasi,

kecekatan, keterampilan, atau keahlian yang diekspresikan dalam bentuk nyata.

Biasanya pencipta suatu ciptaan merupakan pemegang hak cipta atas ciptaannya.

Dengan kata lain, pemegang hak cipta adalah pencipta itu sendiri sebagai pemilik

hak cipta atau orang lain yang menerima hak tersebut dari pencipta, atau orang

lain yang menerima lebih lanjut dari orang tersebut. Beralihnya hak cipta dari

pencipta kepada orang lain yang menerima hak tersebut. Beralihnya hak cipta dari

24
Republik Indonesia, Op.Cit, Pasal 1 angka 1

Universitas Sumatera Utara


26

pecipta kepada orang lain yang menerima hak tersebut dilakukan pencipta melalui

penyerahan atau pemberian lisensi kepada seseorang.25

1. Subjek Hak Cipta

Pencipta adalah seseorang atau beberapa orang yang secara bersama-sama

yang dari inspirasi lahir suatu ciptaan berdasarkan kemampuan berpikir, imajinasi,

kecekatan dan keterampilan atau keahlian yang diuntungkan dalam bentuk yang

khas dan bersifat pribadi dialah orang yang memiliki hak cipta tersebut kecuali

tersebut kecuali ditentukan lain 26 . Sedangkan Pencipta menurut Undang-Undang

Nomor 28 Tahun 2014 adalah seseorang atau beberapa orang yang secara sendiri-

sendiri atau bersama-sama menghasilkan suatu ciptaan yang bersifat khas dan

pribadi.27

Ciptaan adalah setiap hasil karya cipta di bidang ilmu pengetahuan, seni

dan sastra yang dihasilkan atas aspirasi, kemampuan, pikiran, imajinasi,kecekatan,

keterampilan, atau keahlian yang diekspresikan dalam bentuk nyata. Ciptaan diatu

di dalam pasal 1 angka 3 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak

Cipta. Biasanya pencipta suatu ciptaan merupakan pemegang hak cipta atas

ciptaannya. Dengan kata lain, pemegang hak cipta adalah pencipta itu sendiri

sebagai pemilik hak cipta atau orang lain yang menerima hak tersebut dari

pencipta, atau orang lain yang menerima lebih lanjut dari orang tersebut.

Beralihnya hak cipta dari pencipta kepada orang lain yang menerima hak tersebut.

25
Simon Butt,dkk, Kekayaan Intelektual Suatu Pengantar, P.T,Alumni,Bandung, 2013,
Hal 110
26
Hasbir Paserangi, Hak Kekayaan Intelektual Perlindungan Hukum Hak Cipta
Perangkat Lunak Program Komputer Dalam Hubungannya dengan Prinsip-Prinsip TRIP’s di
Indonesia, Rabbani Press, Jakarta, 2011, Hal 34
27
Republik Indonesia, Op.Cit, Pasal 1 angka 2

Universitas Sumatera Utara


27

Beralihnya hak cipta dari pecipta kepada orang lain yang menerima hak tersebut

dilakukan pencipta melalui penyerahan atau pemberian lisensi kepada seseorang.28

Pemegang hak cipta adalah pencipta sebagai pemilik hak cipta, pihak yang

menerima hak tersebut secara sah dari pencipta, atau pihak lain yang menerima

lebih lanjut hak dari pihak yang menerima hak tersebut secara sah. Pencipta atau

penerima hak mempunyai hak eksklusif untuk mengumumkan atau

memperbanyak ciptaannya atau member izin kepada orang lain untuk melakukan

pengumuman dan memperbanyak ciptaan yang dimiliki tanpa mengurangi

pembatasan-pembatasan yang diatur oleh Undang-Undang.29

Dalam konteks hukum, yang dianggap sebagai pencipta adalah orang yang

namanya disebut dalam ciptaan, dinyatakan sebagai pencipta pada suatu ciptaan,

disebutkan dalam surat pencatatan ciptaan dan tercantum dalam daftar umum

ciptaan sebagai pencipta. Orang yang melakukan ceramah yang tidak

menggunakan bahan tertulis dan tidak ada pemberitahuan siapa pencipta ceramah

tersebut dianggap sebagai pencipta. Dalam hal ciptaan dikatakan 2 (dua) orang

atau lebih, yang dianggap sebagai pencipta yaitu orang yang memimpin dan

mengawasi penyelesaian seluruh ciptaan, namun dalam hal orang yang memimpin

dan mengawasi penyelesaian seluruh ciptaan tidak ada, maka yang dianggap

pencipta adalah orang yang menghimpun ciptaan dengan tidak mengurangi hak

cipta masing-masing atas bagian ciptaannya.30

28
Simon Butt, Op. Cit, Hal 110
29
Ibid, Hal 114
30
Lihat ketentuan pasal 31-37 Undang Undang Hak Cipta No 28 Tahun 2014

Universitas Sumatera Utara


28

Karena ciptaan-ciptaan ini dilindungi hak cipta sebagai hak eksklusif,

ciptaan-ciptaan ini menjadi hak yang semata-mata diperuntukkan bagi pencipta

atau pihak lain yang diperbolehkan memanfaatkan hak tersebut dengan seizin

pencipta. Kegiatan mengumumkan atau memperbanyak diartikan sebagai kegiatan

menerjemahkan, megadaptasi, mengaransemen, mengalihwujudkan, mengekspor,

mengimpor, memamerkan, mmepertunjukkan kepada publik, menyiarkan,

merekam dan mengkomunikasikan ciptaan kepada publik melalui sarana apapun.

Secara tradisional, Hak Cipta telah diterapkan ke dalam buku-buku, tetapi

sekarang Hak Cipta telah meluas dan mencakup perlindungan atas karya sastra,

drama, karya musik, dan artistik termasuk rekaman suara, penyiaran suara film

dan televisi dan program komputer. Hak Cipta bagi kebanyakan karya cipta

berlaku untuk selama hidup pencita dan 50 tahun setelah meninggalnya si

pencipta31.

Pertumbuhan teknologi informasi yang demikian pesat juga turut

mempengaruhi perkembangan hukum Hak Kekayaan Intelektual. Internet,

misalnya telah menjadi suatu kebutuhan utama bagi masyarakat modern saat ini.

Berbelanja, mengirim surat, mendengarkan musik, sampai meginklankan suatu

produk, semuanya dapat dilakukan dengan perantaraan internet. Disamping

manfaat besar yang diberikan kepada pemakai jasa, perkembangan interner juga

memunculkan masalah baru di bidang Hak Kekayaan Intelektual (HKI) terutama

dibidang hak cipta dan merek. Di bidang hak cipta misalnya, isu perbanyakan

materi yang tersimpan dalam satu situs melalui proses printing dan downloading

31
Tim Lindsey,dkk , Hak Kekayaan Intelektual, PT.Alumni, Bandung, 2011, hal 6-7

Universitas Sumatera Utara


29

sangat sulit dipecahkan dengan prinsip-prinsip tradisional yang terdapat dalam

undang-undang hak cipta.32

Hak cipta dalam penerapannya memiliki tujuan dan sifat yang mengikat

didalam mengatur. Tujuan utama dari Hak cipta adalah membantu pertumbuhan

proses belajar, pengembangan budaya seta penyebaran informasi.33

C. Hak-Hak Yang Terkandung Dalam Hak Cipta

Menurut penjelasan Undang-Undang Hak Cipta Indonesia, dinyatakan

bahwa, oleh karena suatu karya harus terwujud dalam bentuk yang khas, maka

perlindungan hak cipta tidak diberikan pada sekedar ide. Suatu ide pada dasarnya

tidak mendapatan perlindungan, sebab ide belum memiliki wujud yang

memungkinkan untuk dilihat, didengar atau dibaca. Hak-hak yang terkandung

dalam hak cipta pada dasarnya bersifat hak ekonomi dan hak moral, yang

didalamnya tercermin kepentingan pribadi dan kepentingan sosial.34

Hak eklusif adalah hak yang hanya diperuntukkan bagi pencipta, sehingga

tidak ada pihak lain yang dapat memanfaatkan hak tersebut tanpa izin. Suatu

perbuatan dapat dikatakan sebagai suatu pelanggaran Hak Cipta apabila perbuatan

tersebut melanggar hak eksklusif dari Pencipta atau Pemegang Hak Cipta.35 Hak

eksklusif dalam hal ini adalah mengumumkan dan memperbanyak, termasuk

kegiatan menerjemahkan, mengadaptasi, menjual, mengaransemen,

32
Ibid, hal 11
33
Margreth, Barrett, Intelectual Property, Smith’s Review Larchmont : Emanuel Law
Outlines Inc, 1991, hal 135.
34
Endang Purwaningsih, Op.Cit, Hal 4
35
Tamotsu Haozumi, Asian Copyright Handbook, Asia/ Pacific Cultural Centre for
Unesco, Jakarta, 2006, Hal 97

Universitas Sumatera Utara


30

mengalihwujudkan, menyewakan, mengimpor, memamerkan, atau

mempertunjukkan kepada publik melalui sarana apapun

Adapun di dalam Undang-Undang Hak Cipta Nomor 28 Tahun 2014

dalam Pasal 4 menyatakan bahwa: Hak cipta merupakan hak eksklusif yang terdiri

atas hak moral dan hak ekonomi, yaitu :

1. Hak Ekonomi adalah hak yang dimiliki oleh pencipta atau pemegang hak

cipta untuk mendapatkan manfaat ekonomi dari ciptaannya yang terdiri

dari hak untuk:

1) Memproduksi karya dalam segala bentuk;

2) Mengedarkan perbanyakan karya kepada publik;

3) Menyewakan perbanyakan karya;

4) Membuat terjemahan atau adaptasi;

5) Mengumumkan karya kepada publik;

Hak ekonomi diatu di dalam Pasal 8 dan 9 Undang-Undang Hak Cipta

Nomor 28 Tahun 2014

2. Hak Moral adalah hak yang melekat pada diri pencipta atau pelaku yang

tidak dapat dihilangkan atau dihapus tanpa alasan apapun, walaupun hak

cipta atau hak terkait telah dialihkan yang diatu di dalam Pasal 5 Undang-

Undang Hak Cipta Nomor 28 Tahun 2014. Secara umum, hak moral

berhubungan dengan hubungan spirit atau jiwa dari pencipta dengan

karyanya. Ada 2 jenis hak moral, yaitu:

1) Hak untuk diakui sebagai pencipta (authorship right atau paternity

right). Jika karya dari seorang pencipta diperbanyak, diumumkan

Universitas Sumatera Utara


31

atau dipamerkan dihadapan publik, nama pencipta harus tercantum

pada karya tersebut;

2) Hak keutuhan karya (the right to protect the integrity of the work).

Hak ini akan mencegah tindakan perubahan terhadap ciptaan yang

berpotensi merusak reputasi dan kehormatan pencipta. Perubahan

tersebut dapat berupa: pemutarbalikan, pemotongan, perusakan,

dan penggantian yang berhubungan dengan karya cipta.

Menurut penjelasan UU Hak Cipta Indonesia, dinyatakan bahwa, oleh

karena suatu karya harus terwujud dalam bentuk yang khas, maka perlindungan

hak cipta tidak diberikan pada sekedar ide. Suatu ide pada dasarnya tidak

mendapatkan perlindungan, sebab ide belum memiliki wujud yang

memungkinkan untuk dilihat, didengar atau dibaca. Hak-hak yang terkandung

dalam copyright atau hak cipta pada dasarnya bersifat economic right dan moral

right, yang di dalamnya tercermin kepentingan pribadi dan kepentingan sosial.

Selain hak moral dan hak ekonomi yang ada didalam hak cipta, ada juga

yang dikatakan sebagai hak terkait (neighboring right). Menurut Stewart dan

Sadison, hak terkait senantiasa merupakan hak yang timbul dari ciptaan yang

berasal dari pengalihwujudan suatu karya karena hak tersebut merupakan

perwujudan dari ciptaan yang telah ada. Oleh karena itu, yang dilindungi oleh hak

terkait adalah bentuk lain dari suatu ciptaan yang telah ada sebelumnya yang telah

beralih wujud menjadi ciptaan yang baru. Misalnya, syair lagu yang dinyanyikan,

karya sinematografi dari sebuah novel, film dokumenter tentang suatu peristiwa

atau fenomena alam, dan sebagainya. Oleh karena keberadaan hak terkait yang

Universitas Sumatera Utara


32

lahir dari hak cipta tersebut, TRIPs Agreement secara khusus menyebutnya

sebagai “related right”. 36

Dengan demikian, dapat diketahui hak-hak yang terkandung di dalam

copyright atau hak cipta antara lain adalah:

1. Reproduction right

Hak reproduksi adalah hak untuk menggandakan atau memperbanyak jumlah

ciptaan, baik dengan peralatan tradisional maupun modern.

2. Destribution right

Hak Distribusi ini dimaksudkan bahwa pencipta berhak menyebarluskan hasil

ciptaannya kepada masyarakat dalam bentuk penjualan, penyewaan, ataupun

bentuk lain agar ciptaan tersebut dikenal luas oleh masyarakat

3. Adaptation right

Hak Adaptasi adalah hak untuk melakukan adaptasi, baik melalui peneremahn

atau ahli bahasa, aransemen music, mengubah karangan dari nonfiks ke fiksi

serta sebaliknya. Hak ini diatur oleh konvensi Berne maupun UCC. Cakupan

hak adaptasi menjadi peluang potensial perluasan hak cipta, seperti halnya

adaptasi serial yang difilmkan dan sebaginya.

4. Performing right

Hak pertunjukkan ini diatur khusus pada Kovensi Roma, juga pada UCC dan

Konvensi Berne. Pertunjukkan dimaksudkan juga penyaian kuliah, khotbah,

pidato, presentasi, serta penyiaran film, rekaman suara pada TV dan radio.

Istilah pertunjukkan kadang disamakan dengan pengumuman. artinya

mempublikasikan ciptaan agar suatu ciptaan dapat dibaca, didengar, atau


36
Elyta Ras Ginting,Op.Cit, Hal 71

Universitas Sumatera Utara


33

dilihat oleh orang lain. Di Indonesia, Yayasan Cipta Indonesia berperan

penting dalam hal pertunjukkan ini. Peran pemerintah juga diharapkan,

khususnya dalam hal kontrol terhadap perjanjian, pembayaran royalti, serta

penegakan hukum.

5. Cable casting right

Cable casting right, yakni hak penyiaran yang dijalankan operasinya melalui

transmisi kabel. Misalnya, suatu studio TV menayangkan program acara

komersial yang disiarkan kepada pelanggan melalui kabel.

6. Broadcasting right

Broadcasting right, yakni hak untuk menyiarkan dan mentransmisikan suatu

ciptaan dengan peralatan nirkabel. Hak ini telah diatur tersendiri dalam

Konvensi Roma tahun 1961 dan Konvensu Brussel 1974, yang meliputi hak

untuk menyiarkan ulang atau mentrasikan ulang

7. Public/social right

Hak ini menunjukkan bahwa hak cipta disamping sebagai hak eksklusif

induvidu, juga berfungsi sosial. Di berbagai negara sering disebut sebagai

public lencing right, yakni hak pinjam oleh masyarakat yang berlakunya sama

dengan lamanya perlindangan hak cipta.

8. Moral right

Moral right atau hak moral biasanya melindungi kepentingan pribadi si

pencipta utamanya bersangkutan dengan reputasinya. Hak moral ini meliputi

haj untuk mencantumkan nama pencipta, baik asli atau samara, serta identitas

lainnya pada ciptaannya.

9. Neighbouring right

Universitas Sumatera Utara


34

Hak salinan ini telah diatur dalam Konvensi Roma tahun 1961, sedangkan

bidang rekaman telah diatur khusu dalam Convention for the Pretection of

Phonograms gaints Unothorized Duplicatio of Their Phonograms 1971. Di

Indonesia, Undang-Undang Hak Cipta 1997 telah mengatur neighbouring

right dalam pasal 43. Pemilik hak-hak yang berkaitan dengan hak cipta ini

meliputi pelaku yang menghasilkan karya siaran. Pada dasarnya, hak ini

dimaksudkan untuk member izin atau melarang orang lain lain yang tanpa

persetujuannya memperbanyak ciptaan yang dilindungi oleh hak cipta

Pencipta suatu karya atau ciptaan pada awalnya adalah pemegang hak

cipta atas karya tersebut. Pengalihan kepemilikan bisa dilakukan melalui proses

penyerahan atau pemberian lisensi kepada seseorang. Apabila suatu ciptaan dibuat

oleh karyawan pemerintah dan karya tersebut menjadi bagian sehari-hari tugas

karyawan tersebut. maka pemegang hak cipta biasanya adalah pemerintah.

Namun, baik di sektor pemerintah maupun di sektor swasta, hal ini sangat

ditentukan oleh perjanjian. 37

E. Pendaftaran Hak Cipta

Pencipta adalah orang yang namanya terdaftar dalam daftar umum

ciptaan dan pengumuman resmi pada Departemen Kehakiman dan HAM RI

Dirokrat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual, seperti yang dimaksudkan dalam

Undang-Undang, juga orang yang namanya disebut dalam ciptaan atau

diumumkan sebagai pencipta pada suatu ciptaan. Sebagaimana kesimpulan,

37
Endang Purwaningsih, Op.Cit, Hal 4-5

Universitas Sumatera Utara


35

bahwa pencipta boleh melakukan pendaftaran hak ciptanya kepada Departemen

Kehakiman dan juga boeh tidak melakukan pendaftarannya

Pihak perusahaan juga dapat mengumumkan orang yang menjadi pencipta

suatu karya. Misalnya dibidang music dan lagu yang tercantum didalam sampul

kaset, atau didalam bentuk karangan buku yang namanya dari pengarangnya

tertulis di sampul buku tersebut. Lagi pula, apakah sebenarnya manfaat

pendaftaran tersebut, keuntungan apakah yang diterima oleh pencipta apabila

telah mendaftarkan hak ciptanya kepada Dirjen HAKI. Sebaliknya, risiko apa

apakah yang diterima pencipta apabila tidak melakukan pendaftaran sebagaimana

dimaksud.

Keuntungan dan kerugian apabila tidak mendaftrakan hak cipta itu

tidaklah ada, kecuali untuk mempermudah proses pembuktiannya dalam hal

terjadi sengketa tentang siapakah penipta sesuatu karya yang sebenarnya. Di

samping itu, tanpa pendaftaran pun hak cipta tetap memdapatkan perlindungan.

Misalnya, seorang penulis mempunyai suatu karya cipta, akan lebih efisien

lansung berhubungan dengan pihak perusahaan yag menerima atau membutuhkan

ciptaan tersebut, daripada harus mendaftarkan terlebih dahulu kepada Dirjen

HAKI. Apabila nanti timbul sengketa tentang kebenaran (orisional) ciptaan, maka

hal ini dianggap soal lain, yaitu sebagai soal pembuktian di pengadilan (process

recht) tentang hal sebaliknya itu, yaitu tentang siapa si pencipta

sesungguhnya.Dari uraian diatas maka jika pendaftaran hak cipta bukan suatu

keharusan, maka perlu dipikirkan pencipta untuk mendaftarkan hasil

Universitas Sumatera Utara


36

karyanya.(hak ciptanya), tentu saja dengan keuntungan yang dapat dirasakan oleh

pencipta itu sendiri, disbanding apabila tidak melakukan pendaftaran 38

Adapun 2 jenis cara atau stelsel pendaftaran yaitu, stelsel konstitutif dan

stelsel deklaratif :

Yang pertama, berarti bahwa hak atas ciptaan baru terbit karena

pendaftaran yang telah mem[unyai kekuatan, yang kedua ialah bahwa pendaftaran

itu bukanlah menerbitan hak, melainkan hanya memberikan dugaan atau sangkaan

saja menurut undang-undang bahwa orang yang hak ciptanya terdaftar itu adalah

si berhak sebenarnya sebagai pencipta dari hak yang didaftarkannya.

Dalam stelsel konstitutif letak titik berat ada tidaknya hak cipta tergantung

pada pendaftarannya. Jika didaftarkan (dengan sistem konstitutf) hak cipta itu

diakui keberadaannya secara de jure dan de facto sedangkan pada stelsel

deklaratif titik beratnya diletakkan pada anggapan sebagai pencipta terhadap hak

ciptta yang didaftarkan itu, sampai orang lain dapat membuktikan sebaliknya.

Dengan rumusan lain, pada sistem deklaratif sekalipun hak cipta iu didaftarkan

undang-undang hanya mengakui seolah-olah yang bersangkutan sebagai

pemiliknya, secara de jure harus dibuktikan lagi, jika ada orang lain yang

menyangkal hal tersebut

Pendaftaran ini tidak mutlak diharuskan, karena tanpa pendaftaran hak

cipta dilindungi, Hanya mengenai ciptaan yang tidak didaftarkan akan lebih sukar

dan lebih memakan waktu dalam pembuktiannya. Dari penjelasan umum tersebut

38
Sophar Maru Hutagulung, Hak Cipta Kedudukan & Peranannya dalam Pembangunan,
2012, Sinar Grafika, Jakarta, hal 21-22

Universitas Sumatera Utara


37

dapatlah disimpulkan bahwa pendaftaran itu bukanlah syarat untuk sahnya

(diakui) suatu hak cipta, melainkan hanya untuk memudahkan suatu pembuktian

bila terjadi sengketa.

Hal yang penting lagi dari pemdaftaran ini adalah dengan pendaftaran

diharapkan dapat memberikan semacam kepastian hukum serta lebih

memudahkan dalam prosedur pengalihan haknya.39

Pendaftaran hak cipta yang kini telah diubah istilahnya menjadi Pencatatan

di dalam Undang-Undang No 28 Tahun 2014. Pencatatan tersebut diatur dalam

Pasal 66-67 Undang-Udang No 28 Tahun 2014, yaitu Pencatatan Ciptaan dan

produk hak terkait diajukan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia oleh Pencipta,

Pemegang Hak Cipta, pemilik Hak Terkait, atau kuasanya kepda Menteri, yaitu

dengan menyertkan contoh ciptaan, produk hak terkait, atau penggantinya dengan

melampirkan surat pernyataan kepemilikan ciptaan dan hak terkait dan membayar

biaya yg telah ditentukan

Sesuai dengan sifatnya, hak cipta dapat beralih dan dialihkan maka,

pemilik hak cipta berubah-ubah atau berpindah. Itu akan menyebabkan dalam

daftar umum ciptaan akan berubah nama, alamat, dan sebagainya 40 .

Di Indonesia pengaturan pengalihan Hak Cipta di atur dalam Pasal 16 Undang-

Unadang Nomor 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta beralih atau dialihkannya

hak cipta dapat melalui :

a) pewarisan;

39
Ok.Saidin, Op.Cit, Hal 89-91
40
Ibid, Hal 93

Universitas Sumatera Utara


38

b) hibah;

c) wakaf;

d) wasiat;

e) perjanjian tertulis; atau

f) sebab lain yang dibenarkan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.41

Dari segi hukum pendaftaran ciptaan tidak member dasar bagi lahirnya

hak cipta. Hak ahir secara otomatis sejak saaat ciptaan selesai diwujudkan.

Pendaftaran juga tidak member arti pengesahan seseorang sebagai pencpta. Dalam

hal terbukti bahwa orang lain yang namanya tidak tercatat dalam daftar umum

ciptaan merupaan ciptaan sesungguhnya, maka pendaftaran tersebut harus

dibatalkan.42

F. Batasan Hak Cipta

Pembatasan yang dimaksudkan adalah hal apa saja yang dapat

digolongkan sebagai pelanggaran hak cipta dan hal mana pula yang tidak

termasuk kedalamya.

Undang-Undang Hak Cipta menyebutkan bahwa ciptaan-ciptaan yang

dilindungi adalah ciptaan dalam bidang ilmu, sastra dan seni. 43

41
Republik Indonesia, Op.Cit, Pasal 16
42
Henry Soelistyo, Hak Cipta Tanpa Hak Moral, PT Rajagrafndo Persada, Jakarta,2011,
Hal 85
43
Ibid, Hal 78

Universitas Sumatera Utara


39

Adapun Ciptaan yang dilindungi terdapat di dalam pasal 40 Undang-

Undang No 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta ini meliputi karya:

a. buku, program computer, pamphlet, perwajahan karya tulis yang

diterbitkan dan semua hasil karya tulis lain;

b. ceramah, kuliah, pidato dan ciptaan lain yang sejenis dengan itu;

c. alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu

pengetahuan;

d. lagu dan/atau musik dengan atau tanpa teks;

e. drama atau musikal, tari, koreografi, pewayangan dan pantomim;

f. karya seni rupa dalam segala bentuk seperti lukisan, gambar, ukiran,

kaligrafi, seni pahat, patung, atau kolase;

g. karya seni terapan;

h. karya arsitektur;

i. peta

j. karya seni batik atau seni motif lain;

k. karya fotografi

l. potret;

m. karya sinematografi;

n. terjemahan, adaptasi, aransemen, transformasi, atau modifikasi ekspresi

budaya tradisional;

o. kompilasi Ciptaan atau data, baik dalam format yang dapat dibaca dengan

Program Komputer maupun media lainnya;

p. kompilasi ekspresi budaya tradisional selama kompilasi tersebut

merupakan hasil karya yang asli;

Universitas Sumatera Utara


40

q. permainan video; dan

r. program computer44

Ciptaan sebagaimana dimaksud dalam huruf n dilindungi ciptaan sendiri

dengan tidak mengurangu Hak Cipta dan Ciptaan asli. 45

Maksudnya adalah bahwa seorang penerjemah sebelum menerjemahkan

karya cipta asli tersebut terlebih dahulu meminta izin kepada pencipta atau

pemegang hak cipta (penerbit) izin (lisensi) tindakan itu sudah tentu disertai

dengan kesepakatan mengenai hak dan kewajiban masing-masing pihak. Pencipta

karya ciptaan asli biasanya juga mendapat royalty dari hasil penjualan karya cipta

terjemahan. Besarnya royalty tergantung kesepakatan para pihak. Izin untuk

penerjemahan itu bisa juga dimmohonkan oleh penerbit kepada pencipta atau

kepada penerbit yang menerbitkan karya cipta asli itu. 46. Royalty adalah imbalan

atas pemanfaatan Hak Ekonomi suatu ciptaan atau produk hak terkait yang

diterima oleh pencipta atau pemilik hak terkait47

Perlindungan hak cipta adalah sebagai salah satu tujuan dari diterbitkannya

seluruh peraturan hukum tentang hak cipta, termasuk konvensi internasional oleh

karenanya adalah wajar perlindungan yang diberikan terhadap pengolahan dari

ciptaan asli kepada si pengelola, dengan memperhatikan hak si pencipta asli. Oleh

karenanya si pengelola diharuskan pula memperiotaskan kepentingan hukum

pemegang pemegang hak cipta asli atau si penerima haknya. Demikianlah halnya

44
Republik Indonesia, Undang-Undang No.28 Tahun 2014, Bab 5, Pasal 40 ayat(1)
45
Ibid, Pasal 40 ayat (2)
46
Ok.Saidin, Op.Cit, Hal 80
47
Republik Indonesia, Op.Cit, Bab 5, Pasal 1

Universitas Sumatera Utara


41

jika hendak menerjemahkan karya orang lain si penerjemah hanya terlebih dahulu

meminta persetujuan dari si pemegang hak cipta aslinya.

Selanjutnya perlindungan juga diberikan terhadap ciptan-ciptaan yang

sudah merupakan suatu bentuk kesatuan yang nyata yang memungkinkan

perbanyakan karya itu, tetapi belum diumumkan. Dalam bahasa asing ciptaan

semacam itu disebut unpublished works, termasuk semua ciptaan yang tidak atau

belum diumumkan, akan tetapi sudah menjadi bentuk kesatuan yang nyata, yang

memungkinkan perbanyakan hasil karya tersebut48

Mengenai jangka waktu perlidungan hukum hak cipta berdasarkan sejarah

perkembangannya di Indonesia dipengaruhi oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan

teknologi. Namun, landasan berpijaknya tetap dipengaruhi oleh landasan filosofis

dan budaya hukum suatu negara. Demikian halnya jika dilihat dalam Auteurswet

1912 hak cipta hanya dibatasi jangka waktunya sampai 50 tahun, tetapi dalam

Undang-Undang Hak Cipta Tahun 1982 dibatasi hanya 25 tahun. Kemudia dalam

Undang-Undang Hak Cipta Nomor 7 Tahun 1987, Undang-Undang Hak Cipta

Nomor12 Tahun 1997 kembali dimajukan kembali menjadi selama hidup pencipta

dan 50 tahun mengikuti ketentuan Bern Convention tahun 1967 yang diketahui

diadopsi oleh Auteurswet 1912.

Perubahan-perubahan dalama ketentuan tersebut membutikan begitu

kuatnya pengaruh budaya asing kedalam budaya hukum Indonesia. Ketika

Undang-Undang Hak Cipta 1982 dilahirkan banyak alasan yang dikemukakan

sepanjang menyangkut filosofi fungsi sosial hak milik dan disepakati dalam

48
Ok.Saidin, Op.Cit, Hal 81

Universitas Sumatera Utara


42

jangka waktu hak cipta selama hidup si pencipta ditambah dengan 25 tahun

setelah meninggalnya si pencipta. Dalam UUHC yang terakhir ini jangka waktu

perlindungan hukum hak cipta ditetapkan selama 50 tahun. Ada kesan dengan 50

tahun (semasa hidup ditambah 50 tahun) pemilik hak cipta, UUHC nampaknya

ingin menonjolkan hak individu. Tetapi jauh dari anggapan itu semua, disamping

menyesuaikan diri dengan Konvensi Internasional, lebih dari itu adalah untuk

memberikan penghargaan yang maskimal kepada pencipta dan ahli warisnya.

Aturan dalam UUHC mengatakan tidak semua jenis ciptaan dibidang ilmu

pengetahuan, seni dan sastra yang mendapat perlindungan hukum, terbatas pada

ciptaan-ciptaan yang dapat dilihat, dibaca atau didengar saja. Ini berarti ciptaan

yang dilindungi hanyalah ciptaan yang memiliki bentuk yang khas, bersifat

pribadi dan menunjukkan keaslian sebagai ciptaan yang lahir berdasarkan

kemampuan, kreatifitas, atau keahlian seseorang. Ide atau gagasan seseorang tidak

diberikan perlidungan hak cipta.

Pada bagian lain Undang-Undang Hak Cipta telah pula menentukan

ciptaan-ciptaan yang tidak dilindungi hak ciptanya. Hal ini diatur di dalam pasal

41 Undang-Undang Hak Cipta No 28 Tahun 2014, yaitu:

a. hasil karya yang belum diwujudkan dalam bentuk nyata

b. setiap ide, prosuder, sistem, metode, konsep, prinsip, temuan atau data

walaupun telah diungkapkan, dinyatakan, digambarkan, dijelaskan, atau

digabungkan dalam sebuah ciptaan; dan

Universitas Sumatera Utara


43

c. alat, beda atau produk yang diciptakan hanya untuk menyelesaikan

masalah teknis atau yang bentuknya hanya ditujukan untuk kebutuhan

fungsional.49

Juga terdapat di dalam pasal 42 Undang-Undang Hak Cipta No 28 Tahun

2014, tidak ada Hak Cipta atas hasil karya berupa:

a. hasil rapat terbuka lembaga negara;

b. peraturan perundang-undangan;

c. pidato kenegaraan atau pidato pejabat pemerintah;

d. putusan pengadilan atau penetapan hakim; dan

e. kitab suci atau simbol kegamaan.50

Terhadap apa yang disebutkan dalam pasal 42 ini, setiap orang dapat

memperbanyak, mengumumkan atau menyiarkan tanpa memerlukan izin dan ini

tidak dianggap sebagai pelanggaran hak cipta

Dengan demikian mereka yang bukan pemegang hak cipta dapat

mengumumkan, memperbanyak ciptaan yang bersangkutan, asal saja memenuhi

batasan yang dirumuskan dalam ketentuan ini, dan ini didiskualifikasikan sebagai

“tindakan yang dianggap tidak melanggar hak cipta” dalam rumusan resmi undag-

undang menyatakan, “tidak dianggap sebagai pelanggaran hak cipta”. 51

Adapun pembatasan hak cipta yang tidak dianggap sebagai pelanggaran

hak cipta diatur di dalam Pasal 42-48 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014.

49
Republik Indonesia, Op.Cit, Pasal 41.
50
Ibid, Pasal 42
51
Ibid, Hal 82

Universitas Sumatera Utara


BAB III

HUBUNGAN HUKUM ANTARA PENCIPTA VIDEO DENGAN YOTUBE


ATAS VIDEO YANG DIUNGGAH DI YOUTUBE

A. Karya Video di Dalam Youtube

1. Pengertian Video

Video adalah teknologi untuk menangkap, merekam, memproses,

mentransmisikan dan menata ulang gambar bergerak. Biasanya menggunakan film

seluloid, sinyal elektronik, atau media digital. Video juga bisa dikatakan sebagai

gabungan gambar-gambar mati yang dibaca berurutan dalam suatu waktu dengan

kecepatan tertentu. Gambar-gambar yang digabung tersebut dinamakan frame dan

kecepatan pembacaan gambar disebut dengan frame rate, dengan satufps. 52

1. Video / VCD

Video sebagai media Audio-Visual yang menampilkan gerak, semakin

lama semakin populer dalam masyarakat kita. Pesan yang disajikan bias bersifat

fakta maupun fiktif, bias bersifat informatif, edukatif maupun instruksional.

Sebagian besar tugas film dapat digantikan oleh video. Tapi tidak berarti bahwa

video akan menggantikan kedudukan film. Media video Merupakan salah satu

jenis media audio visual, selain film.Yang banyak dikembangkan untuk keperluan

pembelajaran, biasa dikemas dalam bentuk VCD.

Kelebihan video :

52
Pasukan Sedekah, Pengertian Vidio,WordPress,
https://pasukansedekah.wordpress.com/2014/04/16/pengertian-vidio-pada-multimedia/, Diakses
Pada Tanggal 21 Maret 2018 Pukul 14.00

44

Universitas Sumatera Utara


45

 Dapat menarik perhatian untuk periode-periode yang singkat dengan alata

perekam pita video sejumlah besar penonton memperoleh informasi dari

ahli-ahli/spesialis.

 Menghemat waktu

 Bisa mengamati lebih dekat objek yang sedang bergerak

Fungsi media Audio Visual

Fungsi media dalam pembelajaran dalam konteks komunikasi memiliki

fungsi yang sangat luas yakni sebagai berikut :

1. Fungsi edukatif, memberikan pengaruh yang bernilai pendidikan,

mendidik masyarakat untuk berfikir kritis, memberi pengalaman yang

bermakna, serta mengembangkan dan memperluas cakrawala berpikir

masyarakat.

2. Fungsi social, memberikan informasi autentik dalam berbagai bidang

kehidupan dan konsep yang sama pada setiap orang sehingga dapat

memperluas pergaulan, pengenalan, pemahaman tentang orang, adat

istiadat dan cara bergaul.

3. Fungsi ekonomis, dengan menggunakan media pendidikan pencapaian

tujuan dapat dilakukan dengan efisien, penyampaian materi dapat menekan

sedikit mungkin penggunaan biaya, tenaga, serta waktu tanpa mengurangi

efektivitas dalam pencapaian tujuan.

Universitas Sumatera Utara


46

4. Fungsi budaya, memberikan perubahan-perubahan dalam segi kehidupan

manusia, dapat mewariskan dan meneruskan unsur-unsur budaya dan seni

yang ada di masyarakat.53

2. Video dalam Youtube

Youtube merupakan sebuah website yang menfasilitasi penggunanya

untuk berbagi video yang mereka miliki, atau sebatas menikmati berbagai video

klip yang diunggah oleh berbagai pihak. Terdapat berbagai macam video yang

dapat diunggah ke situs ini, seperti misalnya video klip musik dari musisi tertentu,

film pendek, film televisi, trailer film, video edukasi, video blog milik para

vlogger, video tutorial berbagai macam aktivitas, dan masih banyak lagi.

Youtube sendiri mulai berdiri semenjak bulan Februari 2005. Markas

besar Youtube berada di San Bruno, California, Amerika Serikat yang diprakasai

oleh tiga orang founder Youtube, yaitu Chad Hurley, Steven Chen, dan Jawed

Karim. Website yang kini memuat miliaran video ini berkembang sangat pesat

dari awal pertama kali didirikan. Pada tahun 2006 di bulan November, bahkan

Google membeli Youtube dengan harga US$ 1,65 miliar.

Youtube mendapatkan penghasilannya dari iklan yang ditampilkan

sebelum video-video youtube diputar. Iklan tersebut dinamakan dengan Google

AdSense, sebuah program yang menawarkan pembayaran berdasarkan tingkat


53
Vebiola Vanessa, Makalah Audio Dan Audio Visual,
https://vebivanesa.wordpress.com/2015/04/13/makalah-media-audio-dan-audio-visual/, Diakses
Pada Tanggal 21 Maret 2018 Pukul 14.20

Universitas Sumatera Utara


47

frekuensi sebuah video diputar. Pada bulan Februari 2017, tercatat bahwa ada

video dengan total durasi 400 jam diunggah di Youtube setiap menitnya dan total

satu miliar jam konten Youtube ditonton orang setiap harinya.54

B. Pemegang Hak Cipta Dalam Karya Youtube

Secara singkat pemahaman awam akan menyatakan bahwa pencipta

adalah orang yang menghasilkan ciptaan. Dengan menggunakan contoh ciptaan,

pengertian mengenai siapa pencipta dapat dengan mudah dipahami.

Namun dalam praktiknya, tidak mudah menentukan siapa yang dimaksud

pencipta. Perdefinisi, yang dimaksud dengan pencipta adalah seseorang atau

beberapa orang secara bersama-sama yang atas inspirasinya lahir suatu ciptaan

berdasarkan kemampuan pikiran, imajinasi, kecekatan, keterampilan atau keahlian

yang dituangkan dalam bentuk yang khas dan bersifat pribadi. 55. Di dalam

youtube sendiri pemegang hak cipta yaitu adalah si pencipta video atau pemilik

video, pencipta video disini adalah orang yang meng upload video karya yang asli

dan tidak di mengupload ulang video orang lain. Hukum hak cipta memberikan

pemilik beberapa hak eksklusif untuk jangka waktu yang ditetapkan. Ini berarti

pemilik adalah satu-satunya pihak yang bisa menjalankan atau memberikan hak

untuk reproduksi, distribusi, pertunjukan di depan publik, penayangan untuk

54
Nadira Aliya, Pengertian Youtube Beserta Manfaat dan Fitur-fitur Youtube yang Perlu
Anda Ketahui, https://www.nesabamedia.com/pengertian-youtube/, Diakses Pada Tanggal 23
MAret 2018, Pada Pukul 19.00
55
Henry Soelistyo, Op. Cit, Hal 64-65

Universitas Sumatera Utara


48

publik, dan pembuatan karya turunan.56 Sedangkan Youtube hanyalah sebagai

media untuk menyiarkan video yang di upload di youtube.

Seorang pencipta video atau pemilik video yang akan mengupload video

di youtube mempunyai hak dan kewajiban yang harus diketahui oleh pemilik

video. Adapun Hak dan Kewajiban dari Pemegang Hak Cipta,yaitu :

Hak :

a) pemilik video berhak mendapat royalti atau keuntungan dari youtube jika

video yang di upload tersebut mendapat banyak viewers (penonton).

b) pemilik video berhak untuk melaporkan jika karya video atas karyanya di

gandakan atau disalah gunakan oleh pihak lain tanpa memberikan

pemberitahuan terlebih dahulu, tetapi jika pemakaiannya adalah pemakain

wajar yaitu dalam durasi yang singkat yang digunakan untuk berita dan

bukan untuk entertainment

c) semua pemilik hak cipta ,e,iliki hak pada ruang lingkup yang sama, mulai

dari musisi, vlogger, dan studio film

Kewajiban :

a) pencipta video harus memiliki video yang berkualitas dan asli yang akan

di upload ke youtube

b) pemilik video harus mengetahui kapan untuk memberikan dan

memperoleh izin hak cipta atau lisensi

56
Youtube, Melindungi Konten Anda Dengan Hak Cipta,
https://creatoracademy.youtube.com/page/lesson/copyright-
protection?cid=copyright&hl=id#strategies-zippy-link-5, Diakses Pada Tanggal 23 Maret 2018
Pukul 19.30

Universitas Sumatera Utara


49

c) sebelum mengupload video pemilik video harus mengetahui dan

mengamankan hak atas semua elemen yang ada di dalam video tersebut

(musik, foto, video)

C. Perjanjian antara Pencipta Video dengan Youtube

Di dalam pembuatan video yang akan di upload ke dalam youtube, sebagai

pencipta video harus mengetahui adanya suatu perjanjian yang ada di dalam

youtube adapun perjanjian yang terdapat didalam youtube, adalah:

1. Pemberian Lisensi

Istilah lisensi dalam pengalihan hak cipta kepada pihak lain baru dijumpai

dalam perundang-undangan Hak Cipta Indonesia tahun 1997. Masuknya

terminologi dalam “lisensi” dalam peraturan perundang-undangan hak cipta

didasarkan pada ketetuan Article 6 bis (1) Konvensi Bern. Ketentuan ini

diperlukan untuk memberikan landasan peraturan bagi praktik perlisensian di

bidang hak cipta. sebagaimana dikenal dengan paten dan merk. Prinsip dasar yang

dianut adalah, kecuali diperjanjikan lain, lisensi selalu besifat noneksklusif.

Artinya, jika tidak ada perjanjian lain, pemegang hak cipta tetap boleh

melaksanakan sendiri atau memberi lisensi kepada pihak ketiga lainnya untuk

melaksanakan perbuatan hukum mengumumkan atau memperbanyak ciptaan

Ketentuan lisensi sebaiknya tidak hanya dibatasi dalam lingkup nasional

semata-mata, tetapi harus dibuka peluang seluas-luasnya keseluruh penjuru dunia.

Agar karya cipta Indonesia tersebut dapat go international. Untuk kepastian

hukum lisensi kepada pihak lain sebaiknya dituangkan dalam surat perjanjian dan

dicatatkan di Kantor Ditjen HAKI.

Universitas Sumatera Utara


50

Lisensi ini berkaitan dengan prinsip yang dianut oleh perundang-undangan

Hak Cipta Indonesia, yakni asas atau prinsip kepentingan perekenomian nasional.

Perekonomian nasional haruslah menjadi prioritas utama. Hasil karya cipta milik

pencipta warga negara Indonesia sebaiknya dinikmati oleh masyarakat Indonesia.

Dapat merangsang pertumbukan ekonomi Indonesia dalam arti mengingkatkan

taraf hidup dan kualitas kehidupan rakyat Indonesia. Oleh karena pemberian

lisensi kepada pihak lain, dilarang memuat ketentuan yang langsung atau tidak

langsung yang dapat menimbulkan akbat yang merugikan perekonomian

Indonesia57

Sejalan dengan hak cipta sebagai hak eksklusif dan hak ekonomi, pihak

pencipta/ pemegang hak cita mempunya hak untuk memberikan izin kepada pihak

lain untuk mengumumkan atau menggandakan ciptaan dan pemberian izin

tersebut tidak dapat dilepaskan dari masalah keuntungan dari penggunaan hak

cipta. Pemberian izin dari pencipta/pemegang hak cipta kepada orang lain itulah

yang disebut dengan lisensi. 58

Di dalam Pasal 1 angka 20 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014

disebutkan, Lisensi adalah izin tertulis yang diberikan oleh Pemegang hak cipta

atau pemilik hak terkait kepada pihak lain untuk melaksanakan hak ekonomi atas

ciptaannya atau produk hak terkait dengan syarat tertentu59.

Hak yang dimaksudkan adalah hak cipta misalnya dibidang lagu atau

musik, di mana lagu berkiatan dengan suara yang dapat direkam sehingga

57
OK.Saidin, Op.Cit, Hal 125-126
58
Gatot Supramono, Hak Cipta dan Aspek-Aspek Hukumnya, Jakarta, Rineka Cipta,
2010, Hal 47
59
Republik Indonesia, Op.Cit, Pasal 1 angka 2

Universitas Sumatera Utara


51

menimbulkan hak di bidang rekaman. Kemudian apabila ciptaan itu disiarkan

kepada masyarakat juga menimbulkan hak siar. Hak rekam dan siar merupakan

hak yang menjadi ruang lingkup lisensi. 60

Pemberian lisensi ini dilakukan memalui perjanjian lisensi yang berlaku

selama jangka waktu tertentu dan tidak melebihi masa berlaku Hak Cipta dan Hak

terlait yang terdapat dalam pasal 80 ayat (2) Undang-Undang Hak Cipta N0 28

Tahun 2014.61 Penerima lisensi nantinya akan memberikan royalti kepeda

pemegang hak cipta atau pemilik hak terkait selama jangka waktu lisensi kecuali

diperjanjikan lain yang terdapat dalam Undang-Undang Hak Cipta N0 28 Tahun

2014 pasal 80 ayat (3).62

Pemegang lisensi dapat dikatakan juga sebagai pemegang hak cipta tetapi

sebagai pemegang hak cipta untuk waktu tertentu dan untuk hal-hal tertentu

sebagaimana yang diperjanjikan dalam perjanjian lisensi sudah habis jangka

waktunya, maka pihak tersebut bukan lagi pemegang hak cipta. 63

Namun dalam pasal 82 ayat (3) Undang-Undang Hak Cipta Nomor 28

Tahun 2014 : Mengenai hal-hal yang dapat diperjanjikan dalam perjanjian lisensi,

perlu diketahui juga bahwa pada dasarnya perjanjian lisensi dilarang menjadi

sarana untuk menghilangkan atau mengambil alih seluruh hak pencipta atas

ciptaanya.

60
Gatot Supramono, Op.Cit, Hal 47
61
Republik Indonesia, Op.Cit, Pasal 80 ayat (2)
62
Ibid, Pasal 80 ayat (3)
63
Hukum Online, Pemberian Lisensi,
http://m.hukumonline.com/klinik/detail/lt550077782a2fb/pemegang-hak-cipta-dan-pemegang-
lisensi, Diakses pada tanggal 31 Januari 2017 pukul 12.30

Universitas Sumatera Utara


52

Sesuai rumusan tersebut, lisensi mencakup seluruh lingkup isi hak, berlaku

untuk selama jangka waktu tertentu, dan diakui implementasinya di seluruh

lingkup hak, berlaku untuk selama jangka waktu tertentu, dan diakui

implemetasinya di seluruh wilayah negara Republik Indonesia dengan kewajiban

membayar royalti. Norma umum seperti itu dapat disimpangi dengan perjanjian

yang berbeda yang disepakati secara bersama oleh para pihak.64

1) Lisensi dalam situs Youtube adalah:

Jenis Lisensi di Situs Youtube

Situs Youtube saat ini telah menyediakan dua jenis lisensi di situsnya:

1. Perlindungan Hak Cipta

2. Perlindungan Creative Commons BY

Maka jika seseorang akan men-download, mengedit, dan mengkomersialkan isi

konten di Youtube tersebut, maka seseorang harus terlebih dahulu meminta izin

kepada pemilik konten tersebut, sebagaimana dijelaskan dalam penjelasan

Youtube berikut ini:

“jika anda berminat menggunakan video youtube di siaran atau film, anda

harus menghubungi pembuat atau pengunggah video itu secara langsung. Anda

dapat melakukan dengan mengklik tautan di saluran pengguna tersebut yang

berbunyi “kirim pesan” dan meminta izin pemilik untuk menggunakan konten

miliknya”

64
Henry Soelistyo, Op.Cit, Hal 101

Universitas Sumatera Utara


53

Oleh karena itu, jika kita ingin mengambil sumber konten video dari

Youtube, maka kita harus memastikan terlebih dahulu jenis lisensi yang

digunakannya tersebut. Namun, kita tetap dapat mengambil sumber konten dari

Youtube tersebut dengan lisensi hak cipta, asalkan untuk pengguna yang wajar,

yaitu untuk tujuan pendidikan, penelitian, dan pengutipan berita. Hal ini

sebagaimana dimaksud dalam pasal 26 dan pasal 44 Undang-Undang Hak Cipta

Nomor 28 Tahun 2014.

Namun, jika konten di Youtube tersebut tersedia dalam jenis lisensi

Creative Commons BY (CC BY) maka seseorang dapat langsung untuk

mendownload konten Youtube dengan bebas, mengedit, dan mengkormelsilkan

isinya sebagaimana penjelasan Youtube di bawah ini :

“Youtube mengizinkan pengguna untuk menandai video mereka dengan

lisensi Creative Commons BY( CC BY). Kemudian video ini dapat diakses oleh

pengguna youtube untuk digunakan, bahan secara komersial. dengan menandai

video asli ini anda dengan lisensi Creative Commons BY (CC BY), Anda

memberikan hak kepada seluruh komunitas Youtube untuk menggunakan kebali

atau mengeddit video tersebut.

Oleh karena itu, maka sebelum melakukan kegiatan upload video kita ke

Youtube kita harus memahami kedua jenis lisensi ini, Sebaliknya, kita dapat

melakukan pengaturan terlebih dahulu di bagian pengaturan akun Youtube kita.

Jika kita memilih untuk melindungi konten kita dengan lisensi Hak Cipta, maka

jika seseorang yang melakukan pen-download-an, penyebaran dan komersialisasi

konten video yang diunggah oleh si pengunggah tanpa izin dari pengunggah video

Universitas Sumatera Utara


54

, maka kita bisa melakukan gugatan dan memberitahukan pihak Youtube untuk

memblokir akun yang melakukan pelanggaran terhadap hak cipta konten video

youtube tersebut.

Begitu pula sebaliknya, jika kita akan menggunakan konten YouTube,

maka kita harus terlebih dahulu meminta izin kepada pemilik konten YouTube.

Jika hal ini tidak kita lakukan, maka kita bisa melakukan pelanggaran Hak Cipta.

Namun, jika kita menggunakan isi konten tersebut hanya untuk penggunaan yang

wajar sebagaimana dijelaskan diatas, maka kita tidak dikatakan melakukan

pelanggaran Hak Cipta.

Lain halnya, jika kita menggunakan atribusi lisensi Creative Commons BY

(CC BY), maka kita bisa membebaskan orang lain, untuk berbagi, mengubah

(mengadaptasi) dan menggunakan konten YouTube kita untuk tujuan komersial.

Begitu juga sebaliknya, apabila kita ingin melakukan pen-download-an konten

YouTube yang dilindungi oleh atribusi Lisensi Creative Commons BY (CC

BY) untuk tujuan komersial, maka kita tidak dikatakan melanggar hak cipta.

Namun, tentu saja pemilik konten tidak bisa memperoleh keuntungan ekonomi

jika suatu saat nanti kontennya ternyata banyak dilihat oleh orang, dan

memberikan keuntungan kepada pihak yang menggunakannnya untuk tujuan

komersial. Atribusi Lisensi CC BY ini hanya mengakui hak moral si penciptanya

saja. Inilah salah satu kelemahan lisensi CC BY ini, bila dibandingkan dengan

lisensi Hak Cipta yang mengakui hak moral dan hak ekonomi dari pemilik konten

yang melindunginya dengan Hak Cipta.

Universitas Sumatera Utara


55

Oleh karena banyaknya acara televisi yang menggunakan konten YouTube

untuk acara komersialnya, maka, sudah saatnya pihak produser agar lebih berhati-

hati dalam mengambil sumber siaran dari konten YouTube. Jika pihak produser

televisi ingin menggunakan konten dari YouTube, sebaiknya harus terlebih dahulu

memilah-milah, apakah konten yang akan diambilnya tersebut dilindungi oleh

Hak Cipta atau Creative Commons BY. Jika ternyata kontennya dilindungi oleh

Hak Cipta, maka sudah sewajibnya pihak produser televisi harus meminta izin

terlebih dahulu kepada pemilik Hak Cipta tersebut untuk mendapatkan izin,

namun jika pihak produser mendapatkan sumber isi konten YouTube yang

dilindungi lisensi Creative Commons BY. Maka pihak produser dapat langsung

menggunakannya untuk tujuan komersial, dengan syarat link pemilik konten

tersebut harus disebutkan secara jelas dalam tayangan yang ditayangkannya.

Bukan sekedar Courtesy by YouTube, yang selama ini biasa kita saksikan di

televisi.65

Pada dasarnya lisensi di bidang Hak Kekayaan Intelektual tidak semata-

mata hanya sekedar perbuatan pemberian izin saja, akan tetapi perbuatan tersebut

menimbulkan hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang saling bertimbal balik

antara pihak satu dengan pihak lain. Dengan bertimbal baliknya hak-hak dan

kewajiban-kewajiban tersebut maka lisensi merupakan sebuah pejanjian yang

mengikat mereka. Dalam ilmu hukum pejanjian yang demikian disebut perjanjian

obligatoire.

Perjanjian lisensi hak cipta juga merupakan perjanjian konsensualisme,

karena terjadinya perjanjian itu dilandasi dengan sebuah konsensus atau kata

65
Ambadar.co.id, Jenis Lisensi di Situs Youtube, http;//ambadar.co.id/news/jenis-lisensi-
di-situs-youtube-com, Diakses pada tanggal 31 Januari 2018

Universitas Sumatera Utara


56

sepakat. Kemudian lahirnya perjanjian lisensi hak cipta mengikuti asas kebebasan

berontrak, bahwa setiap orang dapat membuat perjanjian apa saja, kapan saja, dan

berisi apa saja asal tidak bertentangan dengan hukum, kebiasaan, dan kepatutan. 66

Asas kebebasan berkontrak ini dapat kita lihat di dalam Kitab Undang-

Undang Hukum Perdata dalam Pasal 1388 ayat (1).

Menurut Pasal 80 Undang-Undang Hak Cipta NOmor 28 Tahun 2014

disebutkan, bahwa lisensi haj cipta dibuat dengan dasar perjanjian. Karena

bentuknya berupa perjanjian maka untuk syarat sahnya wajib memenuhi syarat-

syarat yang ditetapkan oeh Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

yaitu:

1. Adanya kata kesepakat

2. Memiliki kecakapan

3. Hal tertentu

4. Sebab yang halal

Para pihak yang membuat perjanjian lisensi yaitu pemberi lisensi dan

penerima lisensi harus ada kata sepakat satu sama lain, mereka sama-sama ada

kehendak untuk membuat perjanjian ;isensi, mengetahui dengan sadar tentang

kedudukannya masing-masing dan memahami dan menyetujui tentang apa yang

diperjanjikannya. Dengan terjadinya kata sepakat maka berakibat perjanjian dapat

dilaksanakan.

Pihak pemberi lisensi maupun penerima lisensi haruslah orang yang telah

berusia dewasa, yaitu 18 tahun ke atas dan masing-maisng pihak sebagai orang
66
Gatot Supramono, Op.Cit, Hal 49

Universitas Sumatera Utara


57

yang cakap dalam melakukan perbuatan hukum, kecuali apabila mereka

menggunakan orang lain sebagai kuasa hukumnya.

Dalam perjanjian lisensi isinya harus berupa hal tertentu yaitu hanya

menyangkut tentang lisensi hak cipta saja.Oleh karena itu isi perjanjian lisensi

tidak dapat dicampur dengan perjanjian lain seperti sewa-menyewa kendaraan,

pijnjam-meminjam uang, dan sebagainya. Walaupun perjanjian lain itu secara

tidak langsung ada hubungannya dengan lisensi hak cipta, akan tetapi agar sesuai

syarat hal tertentu sebaiknya perjanjian-perjanjian tersebut masing-masing dibuat

secara tersendiri.

Lahirnya perjanjian lisensi harus di latar belakangi dengan peristiwa yang

halal tidak boleh keberadaannya karena untuk kepentingan lain yang melawan

hukum misalnya untuk mencari dana untuk kelompok teroris. Selain itu perjanjian

lisensi juga tidak boleh bertentangan dengan peraturan hukum yang berlaku baik

hukum internasional, hukum nasional maupun hukum adat.

Selain harus memenuhi keempat syarat dalam Pasal 1320 Kitab Undang-

Undang Hukum Perdata perjanjian lisensi hak cipta juga dibuat secara tertulis.

Syarat tertulis ini merupakan syarat khusus yang ditentukan dalam Pasal 1 angka

20 yaitu terdapat pada kata ‘izin tertulis’ artinya perjanjian lisensi ini harus dalam

bentuk tertulis bukan lisan.

Pada dasarnya perjanjian yang berbentuk tulisan sengaja dibuaut oleh

mereka memang untuk kepentingan pembuktian apabila di kemudian hari timbul

sengketa, akan lebih mudah untuk membuktika peristiwanya. Dengan

menunjukkan surat perjanjian akan diketahut tentang peristiwa yang telah terjadi

Universitas Sumatera Utara


58

pada waktu yang lalu. Mudahnya pembuktian dengan surat tersebut apabila

dibandingkan dengan perjanjian yang dibuat secara lisan, Karen pembuktiannya

dengan saksi bukan hak yang mudah dilakukan.

Meskipun Undang-Undang Hak Cipta menghendaki keharusan membuat

perjanjian lisensi secara tertulis ternyata tidak diikuti dengan sanki hukum yang

tegas, sehingga apabila perjanjiannya dilakukan secara lisan tidak mempunyak

akibat hukum. Perjanjian lisan secara tidak tertulis tetap sah sepanjang para pihak

melaksanakan perjanjiannya dengan itikad baik.

2. Pembayaran Royalti

Isi perjanjian lisensi hak cipta yang tidak boleh dilupakan terutama bagi

pemberi lisensi adalah kewajiban pihak penerima lisensi untuk membayar royalti.

Pada dasarya dalam pemberian lisensi adalah pemberian izin kepada penerima

lisensi unutk memperbanyak dan menjual hasil karya cipta pemberi lisensi. Hasil

penjualan tersebut memberikan keuntungan kepada penerima lisensi yang tidak

dinikmati seluruhnya, melainkan sebagian meupakan hak pemberi lisensiyang

wajib diserahkan kepadanya. Sebagian keuntungan yang diterima pemberi lisensi

dan penerima lisensi inilah yang disebut royalty.67

Atas pemberian lisensi tersebut, pemberi lisensi berhak untuk

mendapatkan imbalan dalam bentuk royalti yang dibayarkan oleh penerima

lisensi, yang besarnya bergantung pada negosiasi para pihak. Royalti itu sendiri

67
Ibid, Hal 51

Universitas Sumatera Utara


59

dapat diartikan sebagai imbalan bagi pencipta atau pemegang hak cipta atas

penggunaan karya ciptaannya. 68

Besarnya royalti tersebut yang wajib diperjanjikan dalam perjanjian

lisensi, agar terdapat kejelasan tentang royalti di dalam klausulnya. Jumlah royalty

yang wajib dibayarkan kepada pemberi lisensi oleh penerima lisensi berdasarkan

pasal 80 angka 5 Undang-Undang Hak Cipta Nomor 28 Tahun 2014 yang berisi:

besaran royalti dalam perjanjian lisensi harus ditetapkan berdasarkan kelaziman

praktik yan berlaku dan memenuhi unsure keadilan. 69

Adapun pengertian royalti menurut Undang-Undang Hak Cipta nomor 28

Tahum 2014 yaitu: Royalti adalah imbalan atas pemanfaatan Hak Ekonomi suatu

Ciptaan atau Produk Hak Terkait yang diterima oleh pencipta atau pemilik hak

terkait.70

Royalti yang dibayar oleh pihak Youtube kepada pencipta video atau yang

biasa disebut dengan vlogger yaitu dengan cara :

Pihak ASdsense youtube membayar ketika pengunjung melakukan apa (sesuai

ketentuan), dan pihak pemilik video akan menerima pembagian hasil dari iklan

yang telah dipasang.

Untuk pemasangan iklan pada video ada dua cara, yaitu dengan cara

otomatis ditempatkan oleh pihak youtube dan pemasangan iklan secara manual,

apabila video mempunyai durasi minimal 11 menit.

68
Gunawan Widjaja, 2001, Seri Hukum Bisnis Lisensi, PT.Raja Grafindo Persada,
Jakarta, Hal 20
69
Republik Indoneis, Op.Cit, Pasal 80 ayat (5)
70
Ibid, Pasal 1 angka 21

Universitas Sumatera Utara


60

Untuk video panjang, kita sebagai pengupload bisa menentukan dimana

iklan tersebut akan ditempatkan dalam video. Untuk jumlahnya bisa variatif,

tergantung kita. Yang paling penting adalah tidak menggangu pandangan

penonton karena penempatan iklan terlalu banyak.

Ada 3 tipe cara Youtube membayar jenis iklan yang ditayangkan dalam

video. Dibawah ini adalah perincian pembayaran berdasarkan ketentuan yang

telah diberlakukan oleh pihak Adsense youtube.

1. Cost Per View (CPV)

Adalah iklan sepanjang 15-30 detik yang sering dilihat sebelum video

dimulai. Iklan ini bisa dilewati (Skip to add), namun ada juga yang tidak bisa

dilewati. Apabila dilewati, pihak pengiklan tidak membayar dan pihak vlogger

tidak mendapat bayaran.

2. Cost Per Impression (CPI)

Biasanya iklan ini tampil berupa banner yang disematkan dalam video.

Pihak pengiklan akan membayar sesuai dengan jumlah pengunjung yang melihat

iklan tersebut. Iklan CPI sering digunakan sebagai pengenalan branding produk

baru. Tujuannya adalah agar produk sering dilihat dan dikenal secara luas.

3. Cost Per Click (CPC)

CPC adalah cara youtube membayar pihak pencipta video sebagai

penayang iklan yang paling umum. CPC dihitung berdasarkan jumlah klik

Universitas Sumatera Utara


61

pengunjung pada iklan. Apabila pengunjung tidak mengklik iklan, maka pihak

pengiklan tidak membayar dan pencipta video juga tidak menerima pembayaran.

Cara melihat hasil pembayaran dari youtube

Sistem ‘monetisasi’ dan cara youtube membayar akan berjalan secara

otomatis. Hal ini langsung bekerja ketika para visitor (pengunjung) mulai

membuka channel (akun) dan menikmati video di Youtube. Iklan akan tampil

apabila fitur monetisasi diaktifkan dan sudah mendapatkan persetujuan untuk

mengaitkan channel youtube ke google Adsense.

Dalam hal ini secara otomatis pula pihak vlogger sudah bisa melihat dan

memantau penghasilan melalui dashboard youtube analytic. Channel baru

biasanya akan memakan waktu 3 sampai 7 hari untuk memantau dan melihat

dashboard analytic dan langsung melihat penghasilan serta jumlah pengujung

setiap harinya.

Penghasilan Youtube akan masuk ke dashboard Adsense hanya setiap bulan saja,

yaitu kisaran tanggal 12 sampai tanggal 15. Dan proses pencairan adalah tanggal

Universitas Sumatera Utara


62

21 setiap bulan apabila saldo telah mencapai minimal ambang batas, yaitu 100$

atau setara dengan Rp. 1.300.000.

Begitulah cara youtube membayar pihak pencipta video yang menupload

videonya dan mengaitkan channel (akun) dengan program periklanan google

Adsense. 71

71
Muhammad Sobirin, Bagaimana Perincian dam Cara Youtube Membayar Para
Vlogger, Klikmania, https://www.klikmania.net/cara-youtube-membayar/, Diakses Pada Tanggal 5
Maret Pada Pukul 19.00

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS


KARYA VIDEO BAGI PENCIPTA VIDEO YANG DIUNGGAH
DI YOUTUBE YANG DI TAYANGKAN DI STASIUN
TELEVISI DI INDONESIA BERDASARKAN UNDANG-
UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG HAK CIPTA

A. Pengaturan Hubungan Hukum antara Youtube dengan Stasiun Televisi

di Indonesia

Hubungan hukum adalah suatu hubungan di antara para subjek hukum

yang diatur oleh hukum, dalam setiap hubungan hukum selalu terdapat hak dan

kewajiban. Menurut macamnya hubungan itu ada dua, yaitu hubungan hukum

yang bersegi satu atau sepihak hanya ada satu pihak yang berkewajiban

melakukan suatu jasa yang berbuat sesuatu, sedangkan hubungan hukum yang

bersegi dua adalah hubungan hukum yang dapat menimbulkan hak dan kewajiban

bagi masing-masing pihak. Pihak yang berhak menuntut sesuatu disebut kreditor,

sedangkan pihak yang wajib memenuhi tuntutan disebut debitur.

Suatu perikatan yang timbul karena perjanjian, kedua pihak debitur dan

kreditor dengan sengaja bersepakat saling mengikatkan diri, dalam perikatan

mana kedua pihak mempunyai hak dan kewajiban yang harus dipenuhi. Pihak

debitur wajib memenuhi prestasi dari pihak kreditor berhak atas prestasi.

63

Universitas Sumatera Utara


64

Perikatan yang timbul karena undang-undang, hak dan kewajiban kreditor

ditetapkan oleh undang-undang.72

Di dalam skripsi yang saya tulis ini terdapat hubungan hukum karena

adanya perbuatan hukum, perikatan hukum maupun peristiwa hukum.

Persoalan pengunggahan video pada platform distribusi yang menyediakan

layanan untuk mendistribusikan video bagi Pengguna dan Penyedia layanan

sebenarnya berakar pada persoalan perjanjian. Ada perjanjian yang harus

disepakati oleh Pengguna pada saat akan mengunggah videonya, ada pula aturan

yang harus dipatuhi oleh para Pengguna ataupun orang yang hanya mengakses

video pada bagian “Terms of Service”.

Salah satu asas yang dianut dalam hukum perjanjian adalah asas

kebebasan berkontrak. Asas ini muncul bersamaan dengan lahirnya paham

ekonomi klasik yang mengagungkan laissez faire atau persaingan bebas. Sejalan

dengan perkembangan pemahaman persaingan bebas itu kebebasan berkontrak

(freedom of contract) juga menjadi prinsip umum. Asas kebebasan berkontrak ini

dalam hukum Indonesia terkandung dalam Pasal 1338 ayat (1) Kitab Undang-

Undang Hukum Perdata (“KUHPerdata”) yang berbunyi: “Semua perjanjian yang

dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang

72
Sudut Hukum, Hubungan Hukum Dalam Perjanjian,
https://www.suduthukum.com/2015/09/hubungan -hukum-dalam-perjanjian.html?m=1, Diakses
pada tanggal 18 Februari 2018 pada pukul 12.15

Universitas Sumatera Utara


65

membuatnya”. Makna yang tersirat di dalamnya memperbolehkan membuat

perjanjian yang berisi tentang apa saja.73

Pada dasarnya kontrak berawal dari perbedaan atau ketidaksamaan

kepentingan di antara para pihak perumusan hubungan kontraktual tersebut pada

umumnya senantiasa diawali dengan proses negoisasi di antara para pihak.

Melalui negoisasi para pihak berupaya menciptakan bentuk-bentuk kesepakatan

saling mempertemukan sesuatu yang diinginkan (kepentingan) melalui proses

tawar-menawar. Pendek kata, pada umumnya kontrak bisnis justru berawal dari

perbedaan kepentingan yang dicoba dipertemukan melalui kontrak. Melalui

kontrak perbedaan tersebut isinya (cenderung) berat sebelah. 74

Asas kebebasan berkontrak dapat dianalisis dari ketentuan Pasal 1338 ayat

(1) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yang berbunyi :

“Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang

bagi mereka yang membuatnya.”

Asas kebebasan berkontrak adalah suatu yang memberikan kebebasan para

pihak untuk :

1) membuat atau tidak membuat perjanjian;

2) mengadakan perjanjian dengan siapapun;

3) menentukan isi perjanjian, pelaksanaan, dan persyaratannya;

4) menentukan bentuknya perjanjian, yaitu tertulis dan lisan.

73
Hukum Online: Bisakah Stasuun Televisi Mengamvil Video dari Youtube,
http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt54b146efcb49f/bisakah-stasiun-televisi-mengambil-
video-dari-youtube-vimeo, Diakses pada tanggal 17 Februari 2018 pada pukul 17.30
74
Agus Yudha Hernoko, Hukum Perjanjian Asas Proporsional dalam Kontrak
Komersial, Prenadamedia, 2014, Jakarta, Hal 2-3

Universitas Sumatera Utara


66

Jadi hubungan hukum dari pihak youtube dengan pencipta video akan lahir

apabila kedua belah pihak mengadakan perjanjian baik secara lisan maupu tulisan,

yang mana dengan adanya perjanjian tersebut maka perikatan akan muncul. Tetapi

jika tidak ada perjanjian yang terjadi oleh kedua belah pihak maka tidak ada

hubungan hukum antara Youtube maupun stasiun televisi. Dan jika pihak stasiun

televisi dengan youtube tidak mempunyai hubungan hukum maka staisun televisi

tidak dapat menayangkan video yang di unduh atau upload oleh pencipta video

dari youtube.

Dengan rumusan yang demikian Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

hendak menyatakan bahwa diluar perjanjian dan karena ditetapkan oleh undang-

undang tidak ada peikatan. Perikatan melahirkan hak dan kewajiban dalam

lapangan hukum harta kekayaan bagi pihak-pihak yang membuat perjanjian.

Dengan membuat perjanjian, pihak yang mengadakan perjanjian, secara

“sukarela” mengikatkan diri untuk menyerahkan sesuatu, berbuat sesuatu atau

untuk tidak berbuat sesuatuguna kepentingan dan keuntungan dari pihak terhadap

siapa ia telah berjanji atau mengikatkan diri, Dengan sifat sukarela perjanjian

harus lahir dari kehendak dan harus dilaksanakan sesuai dengan maksud dari

pihak yang membuat perjanjian. 75

Menurut hasil wawancara yang saya lakukan dengan Produser dan Editor

pihak stasiun televisi (Metro TV stasiun Medan) yaitu Tomy Siahaan dan Hans

Simanurung, pihak stasiun televisi Metro TV Medan tidak mempunyai hubungan

hukum dengan youtube maupun dengan pencipta video. Pihak stasiun televisi

75
Kartini Muljadi, Perikatan Yang Lahir Dari Perjanjian, PT Raja Grafindo, Jakarta,
2003, Hal 2

Universitas Sumatera Utara


67

metro tv biro medan juga tidak memiliki perjanjian terhadap youtube dan pencipta

video yang video nya diambil. Bila pun ada perjanjian maka perjanjian yang

dibuat yaitu perjanjian antara pihak stasiun televisi metro tv dengan pencipta

video tersebut dengan sekedar meminta izin untuk menyiarkan konten video yang

diambil dari youtube tersebut yang akan ditayangkan di stasiun televisi. Adapun

meminta izin nya dengan cara mengirimkan message (pesan) melalui akun

youtube pencipta atau pengunggah video tersebut.

B. Tanggung Jawab Statiun Telivisi Terhadap Youtube Atas Video Yang

Di Unggah Di Televisi

Tanggung jawab hukum memiliki beberapa arti. menurut Wahyu

Sasongko, tanggung jawab hukum adalah kewajiban menanggung suatu akibat

menurut ketentuan hukum yang berlaku dan di sini ada norma atau peraturan

hukum yang mengatur tentang tanggung jawab. Ketika, ada perbuatan yang

melanggar norma hukum itu. maka pelakunya dapat dimintai pertanggungjawaban

sesuai dengan norma hukum yang dilanggar.

Ridwan Halim mendefinisikan tanggung jawab hukum sebagai sesuatu

akibat lebih lanjut dari pelaksanaan peranan, baik peranan itu merupakan hak dak

kewajiban ataupun kekuasaan. Secara umum tanggung jawab hukum diartikan

sebagai kewajiban untuk melakukan sesuatu atau berperilaku menurut cara

tertentu tidak menyimpang dari peraturan yang telah ada.

Prinsip tanggung jawab dalam hukum secara umum dibedakan sebagai

berikut:

a) Prinsip tanggung jawab berdasarkan unsur kesalahan

Universitas Sumatera Utara


68

b) Prinsip praduga untuk bertanggung jawab

c) Prinsip tanggung jawab mutlak

d) Prinsip tanggung jawab dan pembaatasan

Tanggung jawab hukum dalam hukum perdata digantungkan pada sifat

hubungan hukum yang melahirkan hak-hak keperdataan. Tanggung jawab dalam

hukum perdata dapat dimintakan berdasarkan pertanggungjawaban kerugian

karena perbuatan melawan hukum (onrechtmatigedaad) atau pertanggungjawaban

atas kerugian wanprestasi.

Pertanggung jawaban atas kerugian akibat perbuatan melawan hukum

menurut Pasal 1365 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata diartikan sebagai

suatu perbuatan yang melawan hukum yang dilakukan oleh seseorang yang karena

kesalahannya telah menimbulkan kerugian bagi orang lain. Suatu perbuatan

dikatakan melawan hukum apabila memenuhi empat unsure berikut, yaitu:

a) Perbuatan itu harus melawan hukum

b) Perbuatan itu harus menimbulkan kerugian

c) Perbuatan itu harus dilakukan dengan kesalahan

d) Antara perbuatan dan kerugian yang timbul harus ada hubungan

kausal

Menurut Abdulkadir Muhammad, tanggung jawab dalam perbuatan

melawan hukum dibagi menjadi beberapa teori, yaitu:

a) Tanggung jawab akibat perbuatan melanggar hukum yang dilakukan

dengan sengaja (intertional tort liability), tergugat harus sudah melakukan

perbuatan sedemikian rupa sehingga merugikan penggugat atau

Universitas Sumatera Utara


69

mengetahui bahwa apa yang dilakukan tergugat akan mengakibatkan

kerugian.

b) Tanggung jawab akibat perbuatan melanggar hukum yang dilakukan

karena kelalaian (negligence tort lilability), didasarkan pada konsep

kesalahan (concept of fault) yang berkaitan dengan moral dan hukum yang

sudah bercampur baur (interminglend).

c) Tanggung jawab mutlak akibat perbuatan melanggar hukum tanpa

mempersoalkan kesalahan (stirck liability), didasarkan pada perbuatannya

baik secara sengaja maupun tidak sengaja, artinya meskipun bukan

kesalahannya tetap bertanggung jawab atas kerugian yang timbul akibat

perbuatannya.

Pertanggung jawaban atas kerugian karena wanprestasi lebih disebabkan

adanya pelanggaran perjanjian yang dilakukan oleh salah satu pihak. Wanprestasi

dalam KUHPerdata memiliki arti yaitu suatu keadaaan dimana seseorang (debitur)

tidak memenuhi kewajibannya yang didasarkan pada suatu perjanjian atau

kontrak. Wanprestasi itu sendiri dapat berupa, yaitu:

1. Tidak melaksanakan apa yang diperjanjikan (Pasal 1239 KUHPerdata).

2. Melaksanakan yang diperjanjikan tapi tidak sebagaimanamestinya (Pasal

1248 KUHPerdata).

3. Melaksanakan apa yang diperjanjikan tapi terlambat (Pasal 1243

KUHPerdata).

4. Melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukan (Pasal

1242 KUHPerdata).

Universitas Sumatera Utara


70

Akibat hukum bagi debitur yang telah melakukan wanprestasi adalah

hukuman atau sanksi hukum, yakni:

1. Debitur diwajibkan membayar ganti kerugian yang telah diderita oleh

kreditur (Pasal 1243 KUHPerdata).

2. Apabila perikatan itu timbal balik, kreditur dapat menuntut

pemutusan/pembatalan perikatan melalui hakim (Pasal 1266

KUHPerdata).

3. Dalam perikatan untuk memberikan sesuatu, resiko beralih kepada

debitur sejak terjadi wanprestasi (Pasal 1237 Ayat 2 KUHPerdata).

4. Debitur diwajibkan memenuhi perikatan jika masih dapat dilakukan, atau

pembatalan disertai pembayaran ganti kerugian (Pasal 1267

KUHPerdata).

5. Debitur wajib membayar biaya perkara jika diperkarakan di muka

Pengadilan Negeri, dan debitur dinyatakan bersalah.

Kerugian yang timbul dalam wanprestasi wajib diganti oleh debitur sejak

ia dinyatakan lalai. Ganti kerugian itu sendiri terdiri dari tiga unsur, yaitu:

1. Ongkos atau biaya yang telah dikeluarkan.

2. Kerugian sesungguhnya karena kerusakan, kehilangan benda milik

kreditur akibat kelalaian debitur.

3. Bunga atau ongkos yang diharapkan.

Ganti kerugian harus berupa uang bukan barang, kecuali jika diperjanjikan

lain. Dalam ganti kerugian itu tidak selalu ketiga unsur itu harus ada. Yang ada itu

mungkin hanya kerugian yang sesungguhnya, mungkin hanya ongkos-ongkos atau

Universitas Sumatera Utara


71

biaya, atau mungkin kerugian sesungguhnya ditambah ongkos dan biaya.

Berdasarkan Pasal 1246-1248 KUHPerdata mengenai ganti kerugian dalam

wanprestasi tidak dapat diterapkan secara langsung pada perbuatan melawan

hukum, melainkan dibuka kemungkinan penerapan secara analogis. Kerugian

yang ditimbulkan dalam perbuatan melawan hukum dapat bersifat materiil dan

kerugian immateriil.

Kerugian materiil dapat berupa kerugian yang nyata dan dapat ditaksir

besarnya kerugian yang diderita, sedangkan kerugian immateriil merupakan

kerugian yang menyebabkan seseorang mendapatkan tekanan mental akibat

tindakan yang sudah merugikan dirinya. Jadi dimungkinkan kerugian yang timbul

dalam perbuatan melawan hukum tidak hanya kerugian yang nyata saja, tetapi

dapat berupa kerugian yang terjadi setelah perbuatan melawan hukum itu terjadi.76

Adapun tanggung jawab stasiun televisi kepada pihak youtube yang

menyebabkan terjadinya kerugian materil dan immaterial jika stasiun televisi telah

melakukan perbuatan melawan hukum atau telah melewati apa yang telah

diperjanjikan oleh pihak youtube . Maka pihak stasiun televisi harus

mempertanggungjawabkan apa yang dilanggarnya dengan membayar ganti rugi.

Contohnya yaitu pada saat stasiun televisi menayangkan video di siaran

televisi yang di ambil dari youtube tetapi pihak televisi tidak memberitahukan

kepada pihak youtube bahwa pihak stasiun televisi akan menayangkannya dan

juga pihak dari stasiun televisi tidak mencantumkan “courtesy of youtube” maka

76
Sudut Hukum, Tanggung Jawab Hukum,
https://www.suduthukum.com/2017/02/tanggung-jawab-hukum.html, Diakses pada tanggal 22
Februaari 2018 pada pukul 19.05

Universitas Sumatera Utara


72

dengan di ambilnya video tersebut dan di siarkan di stasiun televisi maka pihak

staiun televisi harus mempertanggung jawabkan kesalahannya karena telah

merugikan pihak youtube dan pemilik video.

Adapun ganti rugi menurut Pasal 1 angka 25 Undang-Undang Hak Cipta

Nomor 28 Tahun 2014 yaitu :

Ganti rugi adalah pembayaran sejumlah uang yang dibebankan kepada

pelaku pelanggaran hak ekonomi Pencipta, Pemegang Hak Cipta dan/atau pemilik

Hak Terkait berdasarkan putusan pengadilan perkara perdata atau pidana yang

berkekuatan hukum tetap atas kerugian yang diderita Pencipta, Pemegang Hak

Cipta dan/atau pemilik Hak Terkait. 77

Dari hasil wawancara yang saya lakukan oleh produsercstasiun televisi

Metro TV Biro Medan Tomy Siahaan bahwa tanggung jawab yang mereka

lakukan adalah tanggung jawab moral terhadap pencipta video atau orang yang

berhak atas hak cipta tersebut, tanggung jawab moral yang dilakukan yaitu

dengan mencantumkan nama pencipta video dan bersumber darimana video yang

diambil tersebut. Pada saat video tersebut ditayangkan nama pencipta video dan

bersumber darimana video tersebut akan ditayangkan juga. Karena kewajiban

stasiun televisi tersebut telah di penuhi dengan mencantumkan nama pencipta

video tersebut maka pencipta video atau pengunggah video tidak akan dapat

menggugat stasiun televisi karena metro tv telah melakukan kewajibannya sebagai

stasiun televisi.

77
Republik Indonesia, Op. Cit, Pasal 1 angka 25

Universitas Sumatera Utara


73

C. Perlindungan Hak Cipta ( UU No 28 Tahun 2014) Terhadap Pencipta

Video yang diunggah di Youtube Yang Di Tayangkan Di Statiun

Televisi

Perlindungan hukum adalah segala upaya pemenuhan hak dan pemberian

bantuan dan memberikan rasa aman kepada saksi dan/atau korban, perlindungan

hukum korban kejahatan sebagai bagian dari perlindungan masyarakat, dapat

diwuudkan dalam berbagai bentuk, seperti melalui pemberian restitusi,

kompensasi, pelayanan medis dan bantuan hukum. 78

Perlindungan hukum yang diberikan kepada subyek hukum ke dalam

bentuk perangkat baik yang bersifat represif, baik yang lisan maupun tertulis.

Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa perlindungan hukum sebagai suatu

gambaran tersendiri yang memiliki konsep bahwa hukum memberikan suatu

keadilan, ketertiban, kemanfaatan, dan kedamaian. 79

Di dalam syarat dan ketentuan dalam situs youtube, youtube juga

memberikan perlindungan hukum terhadap pencipta video

Dalam perjanjian yang ada pada “Terms of Service” Youtube, ketika

pengguna setuju menggunakan layanan, maka berarti Pengguna juga setuju

mengunakan layanan, maka berarti pengguna juga setuju memberikan lisensi

kepada youtube seluas yang disetujui pada saat persetujuan penggunaan layanan.

Ini berarti bahwa pengguna telah memberikan izin kepada youtube untuk

memanfaatkan video yang diupload pada platform layanan youtube terhadap

78
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Ui Press, Jakarta, 1984, Hal 133.
79
Sudut Hukum, Perlindungan Hukum,
https://www.suduthukum.com/2015/09/perlindangan-hukum.html?m=1, Diakses Pada Tanggal 23
Februari 2018 pada Pukul 14.23

Universitas Sumatera Utara


74

aktivitas tersebut di atas, termasuk apabila youtube memberikan izin kepada pihak

ketiga untuk memanfatkan video yang ada pada layanan mereka.

Oleh karena itu, harus dilihak kembali “Terms of Condition” dalam

youtube dan apakah televisi tersebut telah mendapatkan persetujuan tertulis dari

youtube terkait penayangan video.

Kemudian mengenai gugatan ganti rugi baik terhadap pihak televisi

maupun terhadap youtube. hal ini tergantung sejauh mana perjanjian yang dibuat

antara pihak Youtube dengan Pengguna Youtube maupun dengan pihak televisi.

Jika yang diperjanjikan masih dalam lingkup lisensi yang telah Anda serahkan

kepada Youtube, maka gugatan ganti rugi tidak dapat dilakukan.

Memahami dengan baik apa yang diperjanjikan sebelum menyetujui untuk

menggunakan layanan tertentu pada internet adalah langkah yang sangat penting.

Layanan distribusi video seperti Youtube tentunya memiliki “Terms of Service”

atau ketentuan yang dianggap cukup melindungi hak situs tersebut karena yang

dilakukan terkait erat dengan pemberian ruang bagi kegiatan terkait hak cipta

orang lain.

Pengguna harus menyetujui kesepakatan yang disodorkan oleh penyedia

layanan sebelum dapat memanfaatkan layanan. Dengan menyetujui kesepakatan,

berarti Pengguna menyetujui juga “Terms of Service” yang ada pada layanan.

Kita ambil contoh dalam hal ini adalah Youtube. Terkait dengan

permasalahan hak cipta, Youtube melarang Pengguna melanggar hak cipta pihak

lain dalam penggunaan layanan mereka.

Universitas Sumatera Utara


75

Pada Youtube kita bisa melihat salah satu pasal dalam “Terms of Service”

sebagai berikut:

“You further agree that Content you submit to the Service will not contain

thirdparty copyrighted material, or material that is subject to other third party

proprietary rights, unless you have permission from the rightful owner of the

material or you are otherwise legally entitled to post the material and to grant

YouTube all of the license rights granted herein.”

“Anda selanjutnya setuju bahwa Konten yang Anda kirimkan ke Layanan

tidak akan berisi materi berhak cipta pihak ketiga, atau materi yang tunduk pada

hak kepemilikan pihak ketiga lainnya, kecuali jika Anda mendapat izin dari

pemilik materi yang berhak atau Anda berhak secara sah untuk mengirim materi

dan untuk memberi YouTube semua hak lisensi yang diberikan di sini”

Sedangkan dari sisi pemberian izin pemanfaatan Konten Pengguna kepada

Penyedia layanan yaitu Youtube, kita bisa melihat pasal berikut ini :

“For clarity, you retain all of your ownership rights in your Content.

However, by submitting Content to YouTube, you hereby grant YouTube a

worldwide, non-exclusive, royalty-free, sub-license-able and transferable license

to use, reproduce, distribute, prepare derivative works of, display, and perform

the Content in connection with the Service and YouTube's (and its successors' and

affiliates') business, including without limitation for promoting and redistributing

part or all of the Service (and derivative works thereof) in any media formats and

through any media channels. You also hereby grant each user of the Service a

non-exclusive license to access your Content through the Service, and to use,

Universitas Sumatera Utara


76

reproduce, distribute, display and perform such Content as permitted through the

functionality of the Service and under these Terms of Service. The above licenses

granted by you in video Content you submit to the Service terminate within a

commercially reasonable time after you remove or delete your videos from the

Service. You understand and agree, however, that YouTube may retain, but not

display, distribute, or perform, server copies of your videos that have been

removed or deleted. The above licenses granted by you in user comments you

submit are perpetual and irrevocable.”

“Untuk lebih jelasnya, Anda mempertahankan semua hak kepemilikan

Anda dalam Konten Anda. Namun, dengan mengirimkan Konten ke YouTube,

dengan ini Anda memberi YouTube lisensi di seluruh dunia, non-eksklusif, bebas

royalti, sub-lisensi dan dapat dialihkan untuk menggunakan, mereproduksi,

mendistribusikan, menyiapkan karya turunan, tampilan, dan melakukan Konten di

YouTube. terhubung dengan bisnis Layanan dan YouTube (dan penerusnya dan

afiliasinya), termasuk namun tidak terbatas untuk mempromosikan dan

mendistribusikan sebagian atau seluruh Layanan (dan karya turunannya) ke dalam

format media dan melalui saluran media manapun. Dengan ini, Anda juga

memberi setiap pengguna Layanan lisensi non-eksklusif untuk mengakses Konten

Anda melalui Layanan, dan untuk menggunakan, mereproduksi,

mendistribusikan, menampilkan dan melakukan Konten seperti yang diizinkan

melalui fungsi Layanan dan berdasarkan Persyaratan Layanan ini. Lisensi di atas

yang diberikan oleh Anda di konten video yang Anda kirimkan ke Layanan

dihentikan dalam waktu yang wajar secara komersial setelah Anda menghapus

atau menghapus video dari Layanan. Namun Anda memahami dan setuju bahwa

Universitas Sumatera Utara


77

YouTube dapat menyimpan, namun tidak menampilkan, mendistribusikan, atau

melakukan, salinan server dari video Anda yang telah dihapus atau dihapus.

Lisensi di atas yang diberikan oleh Anda dalam komentar pengguna yang Anda

kirimkan bersifat terus-menerus dan tidak dapat dibatalkan.”

Pengguna Youtube memberikan lisensi secara non-eksklusif, worldwide,

bebas royalti, bisa disublisensi dan dipindahtangankan, untuk menggunakan,

menggandakan, mendistribusi, membuat karya alih wujud/turunan, display, dan

menampilkan konten sehubungan dengan layanan dan usaha Youtube (dan

pengganti serta afiliasinya) termasuk promosi tanpa batas dan untuk

mendistribusikan kembali sebagian atau keseluruhan layanan dalam segala format

media (termasuk karya alih wujudnya) dan melalui seluruh channel media.

Karena kita bicara mengenai kesepakatan yang disetujui antara Pengguna

dan Penyedia layanan, dalam hal ini yang kita ambil contohnya adalah Youtube ,

maka merujuk pada “Terms of Service” yang ada pada Youtube, apabila televisi

telah mendapatkan persetujuan tertulis, maka televisi tersebut dapat menayangkan

video tersebut.

Jika Anda pemilik video yang ada pada layanan Youtube dan ditayangkan

di televisi tanpa seizin Anda sebagai pemilik video, apakah Anda bisa

mengajukan gugatan ganti rugi terhadap televisi yang menayangkan video Anda

tanpa izin? Bagaimana terhadap Youtube?

Di atas telah saya kutip salah satu poin perjanjian yang ada pada “Terms

of Service” Youtube di mana ketika Pengguna setuju menggunakan layanan, maka

berarti Pengguna juga setuju memberikan lisensi kepada Youtube seluas yang

Universitas Sumatera Utara


78

telah disetujui pada saat persetujuan penggunaan layanan sebagaimana tersebut di

atas. Ini berarti bahwa Pengguna telah memberikan izin kepada Youtube untuk

memanfaatkan video yang diupload pada platform layangan Youtube terhadap

aktifitas tersebut di atas, termasuk apabila Youtube memberikan izin kepada pihak

ketiga untuk memanfaatkan video yang ada pada layanan mereka.

Lisensi non-eksklusif maksudnya adalah Anda memberikan izin lisensi

untuk menggunakan hak tersebut, tetapi Anda tetap dapat mengeksploitasi ciptaan

Anda dan memberikan lisensi kepada pihak lain.

Gugatan ganti rugi baik terhadap pihak televisi maupun terhadap Youtube

tergantung sejauh mana perjanjian yang dibuat antara pihak Youtube dengan

pihak televisi. Jika yang diperjanjikan masih dalam lingkup lisensi yang telah

Anda serahkan kepada Youtube, maka gugatan ganti rugi tidak dapat dilakukan. 80

Namun jika kita lihat dari Undang-Undang Nomor 28 tahun 2014 tentang

Hak Cipta Pasal 9 angka 4 UU Hak Cipta Nomor 28 Tahun 2014 dikatakan bahwa

setiap orang tanpa izin pencipta atau pemegang hak cipta dilarang melakukan

penggunaan secara komersial, penggunaan secara komersial disini adalah dengan

mengambil keuntungan. Seperti disebutkan dalam Pasal 1 angka 24 UU Hak Cipta

Nomor 28 Tahun 2014 Penggunaan Secara Komersial adalah pemanfaatan

Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait dengan tujuan untuk memperoleh

keuntungan ekonomi dari berbagai sumber atau berbayar.

80
Hukum Online: Bisakah Stasuun Televisi Mengamvil Video dari Youtube,
http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt54b146efcb49f/bisakah-stasiun-televisi-mengambil-
video-dari-youtube-vimeo, Diakses pada tanggal 25 Februari 2018 pada pukul 17.30

Universitas Sumatera Utara


79

Maka sebelum pihak stasiun televisi ingin menayangkan video yang

diambil dari youtube seharusnya phak staisun televisi meminta izin terdahulu oleh

pencipta video tersebut sebagaimana terdapat dalam Pasal 9 angka 3 bahwa setiap

orang yang melakukan hak ekonomi wajib mendapatkan izin dari pencipta atau

pemegang hak cipta. Hak cipta disini yaitu penggandaan, penerbitan hak

cipta,pengadaptasian, dan lain-lain.

Setelah mendapatkan izin dalam hal stasiun televisi menggunakan video

tersebut dengan penggunaan komersial yaitu dengan mendapatkan keuntungan

maka pemegang hak cipta atau pencipta berhak mendapatkan royalti menurut

Pasal 35 ayat 2 Undang-Undang Hak Cipta Nomor 28 Tahun 2014.

Adapun cara mendapatkan royalti yang dimaksud melalui lembaga

manajemen kolektif yang terdapat dalam Pasal 87 UU Hak Cipta Nomor 28

Tahun 2014:

1. Untuk mendapatkan hak ekonomi setiap Pencipta, Pemegang Hak

Cipta, pemilik Hak Terkait menjadi anggota Lembaga Manajemen

Kolektif agar dapat menarik imbalan yang wajar dari pengguna

yang memanfaatkan Hak Cipta dan Hak Terkait dalam bentuk

Iayanan publik yang bersifat komersial.

2. Pengguna Hak Cipta dan Hak Terkait yang memanfaatkan Hak

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) membayar Royalti kepada

Pencipta, Pemegang Hak Cipta, atau pemilik Hak Terkait, melalui

Lembaga Manajemen Kolektif.

3. Pengguna sebagaimana dimaksud pada ayat (1) membuat perjanjian

Universitas Sumatera Utara


80

dengan Lembaga Manajemen Kolektif yang berisi kewajiban untuk

membayar Royalti atas Hak Cipta dan Hak Terkait yang digunakan.

4. Tidak dianggap sebagai pelanggaran Undang-Undang ini,

pemanfaatan Ciptaan dan/ atau produk Hak Terkait secara

komersial oleh pengguna sepanjang pengguna telah melakukan dan

memenuhi kewajiban sesuai perjanjian dengan Lembaga

Manajemen Kolektif.

Dari wawancara yang saya dapatkan dengan produser stasiun televisi

Metro TV Biro Medan Tomy Siahaan bahwa, sampai saat ini belum ada gugatan

yang dilayangkan oleh pencipta atau pemilik video youtube yang ditayangkan

konten videonya oleh metro tv. Adapun bagi pihak yang ingin mengajukan

gugatan harus mempunyai dasar yang kuat misalnya jika video konten yang

diambil tersebut dilakukan penambahan terhadap video tersebut maupun

mengurang-ngurangi konten video asli oleh stasiun televisi tanpa meminta izin

oleh pencipta video atau pemilik video youtube tersebut yang akam di tayangkan

di stasiun televisi.

Universitas Sumatera Utara


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut :

1. Menurut hasil wawancara yang saya lakukan dengan Produser dan Editor

pihak stasiun televisi (Metro TV stasiun Medan) yaitu Tomy Siahaan dan

Hans Simanurung, pihak stasiun televisi Metro TV Medan tidak

mempunyai hubungan hukum dengan youtube maupun dengan pencipta

video. Pihak stasiun televisi metro tv biro medan juga tidak memiliki

perjanjian terhadap youtube dan pencipta video yang video nya diambil.

Bila pun ada perjanjian maka perjanjian yang dibuat yaitu perjanjian

antara pihak stasiun televisi metro tv dengan pencipta video tersebut

dengan sekedar meminta izin untuk menyiarkan konten video yang

diambil dari youtube tersebut yang akan ditayangkan di stasiun televisi.

Adapun meminta izin nya dengan cara mengirimkan message (pesan)

melalui akun youtube pencipta atau pengunggah video tersebut

Dengan adanya hubungan hukum antara pihak stasiun televisi dengan

youtube dan pencipta video maka akan melahirkan hak dan kewajiban bagi

kedua belah pihak agar mencapai tujuan kedua belah pihak tersebut, yang

mana hubungan hukum tersebut akan melahirkan tanggung jawab kepada

pihak yang melanggar atau yang akan melanggar hukum dan dengan

adanya hubungan hukum maka perlindungan hukum akan menjadi pasti.

81

Universitas Sumatera Utara


82

Walaupun pihak stasiun televisi tidak memiliki hubungan hukum dengan

youtube Tetapi pihak stasiun tv haruslah memenuhi syarat ketentuan yang

ada pada youtube, oleh karena itu maka pencipta video youtube akan

merasa terlindungi karyanya, yang mana setiap karya yang telah menjadi

karya yang nyata harus mempunyai suatu perlindungan agar karya tersebut

dapat dijaga dan diketahui pemilik asli karya tersebut siapa. baik itu karya

video, lagu, musik, sinematografi, dan lain-lain

2. Dari hasil wawancara yang saya lakukan oleh produser stasiun televisi

Metro TV Biro Medan Tomy Siahaan bahwa tanggung jawab yang mereka

lakukan adalah tanggung jawab moral terhadap pencipta video atau orang

yang berhak atas hak cipta tersebut, tanggung jawab moral yang dilakukan

yaitu dengan mencantumkan nama pencipta video dan bersumber

darimana video yang diambil tersebut. Pada saat video tersebut

ditayangkan nama pencipta video dan bersumber darimana video tersebut

akan ditayangkan juga. Karena kewajiban stasiun televisi tersebut telah di

penuhi dengan mencantumkan nama pencipta video tersebut maka

pencipta video atau pengunggah video tidak akan dapat menggugat stasiun

televisi karena metro tv telah melakukan kewajibannya sebagai stasiun

televisi. Jadi tanggung jawab yang dilakukan stasiun televisi terhadap

youtube dan pencipta video sampai dengan waktu ini hanyalah sebatas

tanggung jawab moral saja, yaitu dengan mencantumkan courstesy of

youtube (bersumber dari youtube) dan juga nama pengunggah atau

pencipta video youtube. Yang mana menurut Undang-undang Hak Cipta

Nomor 28 Tahun 2014 dengan hanya menyantumkan bersumber dari mana

Universitas Sumatera Utara


83

tidak lah cukup, tetapi harus juga memberikan keuntungan kepada

pencipta video tersebut karena pencipta video mempunyak hak eksklusif

yaitu hak ekonomi yaitu dengan mendapatkan manfaat ekonomi atas karya

ciptanya.

3. Perlindungan hukum yang dilaksanakan didalam Undang-Undang Hak

Cipta Nomor 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta adalah jika terbukti bahwa

video tersebut adalah milik pencipta video yang diunggah di yotube dan

ditayangkan di stasiun televisi dan pihak stasiun televisi belum

mendapatkan izin dari pencipta video ataupun youtube maka pemilik hak

cipta yaitu adalah pencipta video dapat mengajukan gugatan ganti rugi

terhadap pihak stasiun televisi, karena tujuan stasiun televisi disini

menggunakan video tersebut sebagai penggunaan yang komersil dengan

mendapatkan keuntungan di bidang entertainment bukan dibidang

pendidikan maupun penelitian. Gugatan ganti rugi dapat diajukan kepada

pengadilan niaga atas pelanggarabn hak cipta atas produk terkait yang

terdapat dalam pasal 99 ayat 1 dan 2 Undang-Undang Hak Cipta Nomor

28 Tahun 2014, adapan gugatan ganti rugi berupa permintaan untuk

menyerahkan seluruh atau sebagian penghasilan yang diperoleh dari

penyelenggaraan ceramah, pertemuan ilmiah, pertunjukan atau pameran

karya yang merupakan hasil pelanggaran Hak Cipta atau produk Hak

Terkait. Walaupun dari hasil wawancara yang saya dapatkan dengan

produser stasiun televisi Metro TV Biro Medan Tomy Siahaan bahwa,

sampai saat ini belum ada gugatan yang dilayangkan oleh pencipta atau

pemilik video youtube yang ditayangkan konten videonya oleh metro tv.

Universitas Sumatera Utara


84

Adapun bagi pihak yang ingin mengajukan gugatan harus mempunyai

dasar yang kuat misalnya jika video konten yang diambil tersebut

dilakukan penambahan terhadap video tersebut maupun mengurang-

ngurangi konten video asli oleh stasiun televisi tanpa meminta izin oleh

pencipta video atau pemilik video youtube tersebut yang akam di

tayangkan di stasiun televisi.

Universitas Sumatera Utara


85

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dan informasi yang didapatkan selama

penelitian berlangsung maka peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut:

1. Agar kedua belah pihak tidak menyebabkan kerugian, maka pihak ketiga

(stasiun televisi) harus lah meminta izin terdahulu jika ingin menyiarkan

video dari youtube karena youtube tidak memiliki hak penuh untuk video

yang ditayangkan di situsnya, melainkan masih ada hak dari pencipta video

yang mengunggah video tersebut.

2. Pihak stasiun televisi juga harus mencantumkan sumber video tersebut dari

mana dan nama pemilik pencipta video tersebut,dan juga harus meminta izin

terlebih dahulu terhadap pemilik video.

3. Perlindungan hukum bagi pencipta video yang diunggah di youtube

haruslah tegas dan jelas dan dapat di terapkan sesuai dengan Undang-

Undang Nomor 28 Tahun 2014. Agar pencipta video yang mengunggah ke

situs Youtube tidak merasa dirugikan.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Buku

Adrian Sutedi, Hak Atas Kekayaan Intelektual, Sinar Grafika, Jakarta, 2009

Agus Yudha Hernoko, Hukum Perjanjian Asas Proporsional dalam Kontrak


Komersial, Prenadamedia, Jakarta, 2014

Amiruddin dan H.Zainal Asikin, Pengantar Mode Penelitian Hukum, Cetakan


Keenam, Rajawali Press,Jakarta, 2012

Bernard Nainggolan, Pemberdayaan Hukum Hak Cipta dan Lembaga Manajemen


Kolektif, PT.Alumni, Bandung, 2011

Eddy Damian, Hukum Hak Cipta, PT.Alumi, Bandung, 2009

Elyta Ras Ginting, Hukum Hak Cipta Indonesia: Analisis Teori dan Praktik, Citra
Aditya Bakti, 2012

Endang Purwaningsih, Perkembangan Hukum Intellectual Property Rights,


Ghalia Indonesia, Bogor, 2005

Ermansyah Djaja, Hukum Hak Kekayaan Intelektual, Sinar Grafika, Balikpapan,


2009

Gunawan Widjaja, Seri Hukum Bisnis Lisensi, PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta,
2001

Hasbir Paserangi, Hak Kekayaan Intelektual Perlindungan Hukum Hak Cipta


Perangkat Lunak Program Komputer Dalam Hubungannya dengan Prinsip-
Prinsip TRIP’s di Indonesia, Rabbani Press, Jakarta, 2011

Henry Soelistyo, Hak Cipta Tanpa Hak Moral, PT Rajagrafndo Persada,


Jakarta,2011

Kartini Muljadi, Perikatan Yang Lahir Dari Perjanjian, PT Raja Grafindo,


Jakarta, 2003

86

Universitas Sumatera Utara


87

Kholis Roisah, Konsep Hukum Hak Kekayaan Intelektual, Setara Press, Malang,
2015

Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya, Bandung,


2002

Margreth, Barrett, Intelectual Property, Smith’s Review Larchmont : Emanuel


Law Outlines Inc, 1991

Ok.Saidin, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual, Raja Grafindo, Jakarta,2004

Rahmadi Usman, Hukum Hak atas Kekayaan Intelektual Perlindungan dan


dimensi Hukumnya di Indonesia. PT Alumni, Bandung, 2002

Simon Butt,dkk, Kekayaan Intelektual Suatu Pengantar, P.T,Alumni,Bandung,


2013

Soerjono Soekanto, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum,


PT. Kadja Grafindo Persada, Jakarta

Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Ui Press, Jakarta, 1984

Sophar Maru Hutagulung, Hak Cipta Kedudukan & Peranannya dalam


Pembangunan, Sinar Grafika, Jakarta, 2012

Tamotsu Haozumi, Asian Copyright Handbook, Asia/ Pacific Cultural Centre for
Unesco, Jakarta, 2006

Tim Lindsey,dkk , Hak Kekayaan Intelektual, PT.Alumni, Bandung, 2011

Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, 2009

Peraturan Perundang-Undangan

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta

Universitas Sumatera Utara


88

Jurnal/Skripsi/Artikel

Amir Syamsuddin, Globalisasi Tantangan Masa Depan, Jurnal Keadilan,


Vol.I.No.04 Oktober 2001

Muh. Irsyad Hasyim, Perlindungan Hak Cipta Bagi Pengunggah Video Youtube
yang Digunakan Oleh Stasiun Televisi, Skripsi, Fakultas Hukum Universitas
Hasanuddin, Semarang, 2008

Website

Hukum Online: Bisakah Stasiun Televisi Mengamvil Video dari Youtube,


http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt54b146efcb49f/bisakah-stasiun-
televisi-mengambil-video-dari-youtube-vimeo, Diakses pada tanggal 17 Februari
2018 pada pukul 17.30

Hukum Online, Pemberian Lisensi,


http://m.hukumonline.com/klinik/detail/lt550077782a2fb/pemegang-hak-cipta-
dan-pemegang-lisensi, Diakses pada tanggal 31 Januari 2017 pukul 12.30
Ambadar.co.id, Jenis Lisensi di Situs Youtube, http;//ambadar.co.id/news/jenis-
lisensi-di-situs-youtube-com, Diakses pada tanggal 31 Januari 2018

http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt592407520f6f7/peran-trips-
iagreement-i-dalam-perlindungan-hak-kekayaan-intelektual, diakses pada tanggal
7 Desember 2017

Muhammad Sobirin, Bagaimana Perincian dam Cara Youtube Membayar Para


Vlogger, Klikmania, https://www.klikmania.net/cara-youtube-membayar/,
Diakses Pada Tanggal 5 Maret Pada Pukul 19.00

Nadira Aliya, Pengertian Youtube Beserta Manfaat dan Fitur-fitur Youtube yang
Perlu Anda Ketahui, https://www.nesabamedia.com/pengertian-youtube/, Diakses
Pada Tanggal 23 MAret 2018, Pada Pukul 19.00

Pasukan Sedekah, Pengertian Vidio,WordPress,


https://pasukansedekah.wordpress.com/2014/04/16/pengertian-vidio-pada-
multimedia/, Diakses Pada Tanggal 21 Maret 2018 Pukul 14.00

Researchgate,
https://www.researchgate.net/publication/44046118_YouTube_Broadcasting_The
_World_dan_Opini_Mahasiswa_Studi_Deskriptif_tentang_Opini_Mahasiswa_Un
iversitas_Sumatera_Utara_terhadap_Penggunaan_Situs_YouTube_sebagai_Media
_Komunikasi_Global, diakses pada tanggal 8 desember 2017 pukul 17.15

Universitas Sumatera Utara


89

Sudut Hukum, Hubungan Hukum Dalam Perjanjian,


https://www.suduthukum.com/2015/09/hubungan -hukum-dalam-
perjanjian.html?m=1, Diakses pada tanggal 18 Februari 2018 pada pukul 12.15

Sudut Hukum, Perlindungan Hukum,


https://www.suduthukum.com/2015/09/perlindangan-hukum.html?m=1, Diakses
Pada Tanggal 23 Februari 2018 pada Pukul 14.23

Sudut Hukum, Tanggung Jawab Hukum,


https://www.suduthukum.com/2017/02/tanggung-jawab-hukum.html, Diakses
pada tanggal 22 Februaari 2018 pada pukul 19.05

Vebiola Vanessa, Makalah Audio Dan Audio Visual,


https://vebivanesa.wordpress.com/2015/04/13/makalah-media-audio-dan-audio-
visual/, Diakses Pada Tanggal 21 Maret 2018 Pukul 14.20

Youtube, Melindungi Konten Anda Dengan Hak Cipta,


https://creatoracademy.youtube.com/page/lesson/copyright-
protection?cid=copyright&hl=id#strategies-zippy-link-5, Diakses Pada Tanggal
23 Maret 2018 Pukul 19.30

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai