Anda di halaman 1dari 5

Nama : Yeni Septiana Putri

NIM : 2009052

Progam Studi : S1 Informatika Medis (Semester 4)

Pentingnya Manajemen risiko, Esensi Risk Management dan Co-Active Practice Sebagai
Upaya Mencegah Terjadinya Tuntutan Malpraktik Pada Fasilitas Pelayanaan Kesehatan

Malpraktik adalah sebuah tindakan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dimana
tindakan itu di luar prosedur yang ada. Dengan adanya hal itu maka pihak yang merasakan
adanya kesalahan dan kelalaian dalam pelayanan yang tidak sesuai, akan menuntut faskes
karena sudah adanya tindakan malpraktitk yang dilakukan. Malpraktik sudah banyak
terdengar di kalangan umum. Mengapa demikian? Ya, karena banyaknya kasus malpraktik
yang ada di sekitar kita.
ILUSTRASI 1...

Seorang anak di bawah 10 tahun meninggal dunia setelah mendapatkan perawatan


dan suntikan di rumah sakit X

Di suatu hari, ada seorang anak bernama AA yang diantarkan oleh orang tuanya untuk
berobat dikarenakan demam dan sesak nafas, menuju rumah sakit X. Sesampainya di rumah
sakit, orang tua dari anak langsung mendaftar dan AA langsung ditangani oleh nakes yang ada di
IGD. Kemudian hasil diskusi perawat dan dokter IGD ,memutuskan anak bernama AA harus di
rawat inap karena demam nya tinggi disertai sesak nafas.

Keesokannya, kondisi AA sudah mulai membaik karena demamnya sudah turun dan
nafas sudah stabil, dan bahkan sudah ceria. Kemudian datang seorang dokter dan perawat
untuk mengecek kondisi AA. Dua jam kemudian, datang seorang perawat jaga yang memberi
obat melalui infusan. Pada saat itu, orang tua dari AA sedang tertidur.

Setelah AA Mendapat suntikan di infusannya, selang 10 menit. AA tertidur selama


kurang lebih 2 jam. Pada saat bangun AA menangis karena kesakitan disertai badan lemas dan
mulut membiru. Kemudian orang tua nya memanggil perawat. Sesampainya perawat di ruang
rawat, AA sudah kejang hingga tak sadarkan diri lalu. Kemudian dibantu alat-alat yang ada
dirumah sakit namun hal itu sia-sia. Karena setengah jam berikutnya dari kejadian itu, AA
dinyatakan meninggal dunia.

Orang tua dan keluarga dari anak bernama AA merasa tidak terima akan kejadian hal
itu, karena AA yang semula sudah baik-baik saja kemudian drop dan meninggal setelah diberi
suntikan. Akhirnya dokter-dokter melakukan peninjauan, dan benar saja perawat yang tadinya
memberi suntikan obat yang salah disetai dosis yang tinggi dan dia tidak mengkonfirmasi dan
observasi terlebih dahulu sebelum melakukan suatu tindakan. Dia, sempat mengelak bahwa dia
pernah menyuntikkan obat yang sama kepada pasien anak dengan kondisi yang sama pula. Dan
tindakan itu disalahkan oleh pihak rumah sakit karena sudah lalai tanpa adanya persetujuan
yang kuat dari pihak yang bersangkutan.

Kemudian pihak keluarga dari AA melakukan penuntutan atas tindakan malpraktik


perawat dan juga melakukan penuntutan kepada rumah sakit X untuk meminta
pertanggungjawaban atas kasus yang terjadi.
Hal tersebut menandakan bahwa perlunya suatu langkah dan strategi yang harus segera
diterapkan dalam fasilitas pelayanan kesehatan guna mencegah terjadinya malpraktik
seperti pada kasus ilustrasi di atas.

Fasilitas bisa menerapkan 3 langkah guna mecegah terjadinya malpraktik. Apa


sajakah langkah-langkah itu?

1. Manajemen Risiko

Yang pertama yaitu manajemen risiko. Yaitu segala bentuk upaya dan langkah yang
dilakukan sebuah institusi atau perusahaan guna memanajemen sistem kerja untuk
meminimalisir terjadinya hal yang tidak diinginkan. Manajemen risiko ini juga bisa
membantu dalam upaya memuaskan pelanggan dari pelayanan yang diberikan oleh
perusahaan. Hal ini bisa dilakukan dengan melalui evaluasi-evaluasi dan pengisian quisioner.

Misalnya: Sebuah rumah sakit setiap 2 bulan sekali mengadakan evaluasi kinerja karyawan.
Evaluasi dilakukan dengan cara memberi kesempatan pasien dan pelanggan untuk mengisi
quisioner yang isinya berkaitan dengan kinerja karyawan dan pelayanan yang diberikan
kepada pasien, seperti kepuasan kedisiplinan nakes, keramahan nakes, keandalan nakes,
kesabaran nakes, komunikasi nakes, kebersihan kamar mandi, kebersihan ruang rawat, dan
lain sebagainya. Dengan adanya kegiatan pengisian quisioner tersebut, hasilnya bisa
dijadikan bahan untuk evaluasi karyawan serta nakes rumah sakit guna pelayanan yang
lebih baik lagi. Jadi, kemungkinan terjadi risiko atau hal-hal yang tidak diinginkan, sudah
diminimalisir dengan kegiatan manajemen risiko tersebut. Contoh:
Quisioner Kepuasan Pelanggan Rumah Sakit “X”

Silahkan centang (v) pada kolom yang Anda pilih (A, B, C, atau D )

*)Mohon untuk diisi dengan jujur sesuai hati nurani untuk pelayanan yang lebih baik kedepannya.

Kepuasan A B C D
(Sangat Puas) (Puas) (Cukup Puas) (Tidak Puas)
Keandalan dokter dan
perawat dalam
penaganan
Keramahan dokter dan
perawat
Kedisiplinan tenaga
kesehatan
Cara berkomunikasi
tenaga kesehatan dengan
pihak pasien
Keramahan Perawat
Kinerja Karyawan RS
Kebersihan ruang
rawat/RS
Kebersihan kamar mandi
Catatan:

~Termakasih atas penilaian Anda~


Hasil yang didapat

Kepuasan A B C D
(Sangat Puas) (Puas) (Cukup Puas) (Tidak Puas)
Nah, dokter dan
Keandalan 80% 20% dari
perawat dalam
penaganan
Keramahan dokter 90% 10%
Kedisiplinan tenaga 70% 20% 10%
kesehatan
Cara berkomunikasi 60% 20% 20%
tenaga kesehatan dengan
pihak pasien
Keramahan Perawat 40% 30% 30%
Kinerja Karyawan RS 30% 70%
Kebersihan ruang 90% 10%
rawat/RS
Kebersihan kamar mandi 90% 10%
guna meningkatkan kesejahteraan pasien dan masyarakat serta kualitas faskes dan juga
untuk meminimalisir terjadinya risiko dan hal yang tidak diinginkan.

2. Esensi risk management

Faskes pada umunya memiliki tujuan untuk memberikan pelayanan yang sebaik
mungkin kepada pasien atau pelanggannya. Serta mencipatakan faskes yang unggul dan
berkualitas dan juga mencegah terjadinya tuntutan seperti malpraktik. Maka dari itu
diperlukan sebuah upaya yang disebut dengan Esensi risk management, yaitu upaya yang
digunakan guna memnimalisir pengaruh negatif dari berbagai resiko yang dihadapi guna
mencapai tujuan secara optimal.

1) Komunikasi Melalui Rekam Medis


Rekam medis merupakan berkas atau dokumen yang berisi riwayat pemeriksaan
pasien, riwayat pengobatan pasien, riwayat pemberian obat, diagnosis, dan lain
sebagainya.
Komunikasi melalui rekam medis sangat penting karena guna mencegah terjadinya
kesalahan dalam pemberian obat, pemberian terapi, dan tindakan terhadap pasien.
Karena di dalam rekam medis sendiri sudah ada catatan-catatan pemeriksaan
sebelumnya.
2) Informed Consent Yang Benar
Belajar dari kasus pada contoh “ilustrasi 1” yang mana seorang pasien anak
meninggal karena salah obat dan dosis akibat tidak adanya informed consent yang
benar.
Perlu diperhatikan bahwa informed consent itu sangat penting dalam pelayanan
medis karena penyampaian informasi dari dokter atau perawat kepada pasien
sebelum suatu tindakan medis dilakukan. Hal ini penting dilakukan karena setiap
pasien berhak mengetahui risiko dan manfaat dari tindakan medis yang akan
dijalaninya.
3) Pembentukan Suasana Yang Mendukung Hubungan Baik dari Pasien
Berdasarkan contoh “Quisioner Kepuasan Pelanggan Rumah Sakit X” bisa dilihat nilai
keramahan nakes ada yang berada pada “Tidak Puas”. Hal ini berarti menunjukkan bahwa
adanya masalah pada cara berkomunikasi yang berpengaruh pada suasana ketika pelayanan
dilakukan. Nah, maka dari itu buatlah suasana itu menjadi baik seperti mengajak ngobrol
pasien, bertanya diluar kondisi penyakit, menggunakan nada bicara yang lembut dan normal
dalam arti pelan. Dengan hal itu bisa membuat suasana ruang dan suasana hati pasien dan
keluarga pasien bahagia, sehingga terjalin pelayanan yang baik dan menambah semangat
untuk sehat bagi pasien.

3. CO-ACTIVE PRACTICE

Ingat Prinsip “Dokter dan Pasien Bekerja Sama Untuk Capai Tujuan Bersama Untuk
Meningkatkan Kesehatan”.

-----SOAP-----

S : Shared Responbility

Tanggung jawab bersama sangat dibutuhkan dalam proses pelayanan. Dimana dokter
mengedukasi masyarakat akan pentingnya memelihara kesehatan serta menjalani pola
hidup sehat. Melakukan tindakan pencegahan penyakit dan melayani konsultasi
kesehatan. Melakukan pemeriksaan fisik untuk mendiagnosis penyakit pasien dan
memberikan pengobatan yang sesuai. Dan begitu juga tanggung jawab seorang pasien
memberikan informasi yang akurat dan lengkap tentang keluhan penyakit sekarang,
riwayat medis yang lalu, hospitalisasi, medikasi/pengobatan dan hal-hal lain yang
berkaitan dengan kesehatan pasien. Dengan itu dapat dihindari yang namanya
miskomunikasi hingga tidak adanya kesalahan dalam pemberian pelayanan dan
tindakan.

O : Open Communication

Pentingnya membuka sebuah percakapan atau komunikasi ini akan membawa suasana
tenang dan berusaha meningkatkan hubungan insani (human relation juga dapat
meningkatkan hubungan kemanusiaan diantara dokter dan pasien sehing terjalin hubungan
baik antara keduanya.

A : Approved Documentation

Persetujuan dokumen ini seperti halnya dengan informed consent, dimana sebelum
tenaga kesehatan melakukan suatu tindakan, maka harus ada persetujuan dari pasien
atau dari pihak pasien yang bersangkutan. Karena informed consent selain untuk
persetujuan keputusan untuk tindakan pasien sendiri, informed consent juga
memberikan perlindungan hukum bagi dokter dan pasien.

P : Personalized Care

Pasien memiliki pilihan dan kendali atas cara perawatan mereka direncanakan dan disampaikan.
Hal ini didasarkan pada “apa yang penting” bagi mereka dan kekuatan serta kebutuhan masing-
masing.

Nah, jadi malpraktik itu dapat dicegah ya, melalui langkah-langkah dan strategi yang tepat
guna mecegah terjadinya malpraktik serta menciptakan faskes yang berkualitas, unggul, dan
terpercaya.

Anda mungkin juga menyukai