NIM : 2009052
Pentingnya Manajemen risiko, Esensi Risk Management dan Co-Active Practice Sebagai
Upaya Mencegah Terjadinya Tuntutan Malpraktik Pada Fasilitas Pelayanaan Kesehatan
Malpraktik adalah sebuah tindakan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dimana
tindakan itu di luar prosedur yang ada. Dengan adanya hal itu maka pihak yang merasakan
adanya kesalahan dan kelalaian dalam pelayanan yang tidak sesuai, akan menuntut faskes
karena sudah adanya tindakan malpraktitk yang dilakukan. Malpraktik sudah banyak
terdengar di kalangan umum. Mengapa demikian? Ya, karena banyaknya kasus malpraktik
yang ada di sekitar kita.
ILUSTRASI 1...
Di suatu hari, ada seorang anak bernama AA yang diantarkan oleh orang tuanya untuk
berobat dikarenakan demam dan sesak nafas, menuju rumah sakit X. Sesampainya di rumah
sakit, orang tua dari anak langsung mendaftar dan AA langsung ditangani oleh nakes yang ada di
IGD. Kemudian hasil diskusi perawat dan dokter IGD ,memutuskan anak bernama AA harus di
rawat inap karena demam nya tinggi disertai sesak nafas.
Keesokannya, kondisi AA sudah mulai membaik karena demamnya sudah turun dan
nafas sudah stabil, dan bahkan sudah ceria. Kemudian datang seorang dokter dan perawat
untuk mengecek kondisi AA. Dua jam kemudian, datang seorang perawat jaga yang memberi
obat melalui infusan. Pada saat itu, orang tua dari AA sedang tertidur.
Orang tua dan keluarga dari anak bernama AA merasa tidak terima akan kejadian hal
itu, karena AA yang semula sudah baik-baik saja kemudian drop dan meninggal setelah diberi
suntikan. Akhirnya dokter-dokter melakukan peninjauan, dan benar saja perawat yang tadinya
memberi suntikan obat yang salah disetai dosis yang tinggi dan dia tidak mengkonfirmasi dan
observasi terlebih dahulu sebelum melakukan suatu tindakan. Dia, sempat mengelak bahwa dia
pernah menyuntikkan obat yang sama kepada pasien anak dengan kondisi yang sama pula. Dan
tindakan itu disalahkan oleh pihak rumah sakit karena sudah lalai tanpa adanya persetujuan
yang kuat dari pihak yang bersangkutan.
1. Manajemen Risiko
Yang pertama yaitu manajemen risiko. Yaitu segala bentuk upaya dan langkah yang
dilakukan sebuah institusi atau perusahaan guna memanajemen sistem kerja untuk
meminimalisir terjadinya hal yang tidak diinginkan. Manajemen risiko ini juga bisa
membantu dalam upaya memuaskan pelanggan dari pelayanan yang diberikan oleh
perusahaan. Hal ini bisa dilakukan dengan melalui evaluasi-evaluasi dan pengisian quisioner.
Misalnya: Sebuah rumah sakit setiap 2 bulan sekali mengadakan evaluasi kinerja karyawan.
Evaluasi dilakukan dengan cara memberi kesempatan pasien dan pelanggan untuk mengisi
quisioner yang isinya berkaitan dengan kinerja karyawan dan pelayanan yang diberikan
kepada pasien, seperti kepuasan kedisiplinan nakes, keramahan nakes, keandalan nakes,
kesabaran nakes, komunikasi nakes, kebersihan kamar mandi, kebersihan ruang rawat, dan
lain sebagainya. Dengan adanya kegiatan pengisian quisioner tersebut, hasilnya bisa
dijadikan bahan untuk evaluasi karyawan serta nakes rumah sakit guna pelayanan yang
lebih baik lagi. Jadi, kemungkinan terjadi risiko atau hal-hal yang tidak diinginkan, sudah
diminimalisir dengan kegiatan manajemen risiko tersebut. Contoh:
Quisioner Kepuasan Pelanggan Rumah Sakit “X”
Silahkan centang (v) pada kolom yang Anda pilih (A, B, C, atau D )
*)Mohon untuk diisi dengan jujur sesuai hati nurani untuk pelayanan yang lebih baik kedepannya.
Kepuasan A B C D
(Sangat Puas) (Puas) (Cukup Puas) (Tidak Puas)
Keandalan dokter dan
perawat dalam
penaganan
Keramahan dokter dan
perawat
Kedisiplinan tenaga
kesehatan
Cara berkomunikasi
tenaga kesehatan dengan
pihak pasien
Keramahan Perawat
Kinerja Karyawan RS
Kebersihan ruang
rawat/RS
Kebersihan kamar mandi
Catatan:
Kepuasan A B C D
(Sangat Puas) (Puas) (Cukup Puas) (Tidak Puas)
Nah, dokter dan
Keandalan 80% 20% dari
perawat dalam
penaganan
Keramahan dokter 90% 10%
Kedisiplinan tenaga 70% 20% 10%
kesehatan
Cara berkomunikasi 60% 20% 20%
tenaga kesehatan dengan
pihak pasien
Keramahan Perawat 40% 30% 30%
Kinerja Karyawan RS 30% 70%
Kebersihan ruang 90% 10%
rawat/RS
Kebersihan kamar mandi 90% 10%
guna meningkatkan kesejahteraan pasien dan masyarakat serta kualitas faskes dan juga
untuk meminimalisir terjadinya risiko dan hal yang tidak diinginkan.
Faskes pada umunya memiliki tujuan untuk memberikan pelayanan yang sebaik
mungkin kepada pasien atau pelanggannya. Serta mencipatakan faskes yang unggul dan
berkualitas dan juga mencegah terjadinya tuntutan seperti malpraktik. Maka dari itu
diperlukan sebuah upaya yang disebut dengan Esensi risk management, yaitu upaya yang
digunakan guna memnimalisir pengaruh negatif dari berbagai resiko yang dihadapi guna
mencapai tujuan secara optimal.
3. CO-ACTIVE PRACTICE
Ingat Prinsip “Dokter dan Pasien Bekerja Sama Untuk Capai Tujuan Bersama Untuk
Meningkatkan Kesehatan”.
-----SOAP-----
S : Shared Responbility
Tanggung jawab bersama sangat dibutuhkan dalam proses pelayanan. Dimana dokter
mengedukasi masyarakat akan pentingnya memelihara kesehatan serta menjalani pola
hidup sehat. Melakukan tindakan pencegahan penyakit dan melayani konsultasi
kesehatan. Melakukan pemeriksaan fisik untuk mendiagnosis penyakit pasien dan
memberikan pengobatan yang sesuai. Dan begitu juga tanggung jawab seorang pasien
memberikan informasi yang akurat dan lengkap tentang keluhan penyakit sekarang,
riwayat medis yang lalu, hospitalisasi, medikasi/pengobatan dan hal-hal lain yang
berkaitan dengan kesehatan pasien. Dengan itu dapat dihindari yang namanya
miskomunikasi hingga tidak adanya kesalahan dalam pemberian pelayanan dan
tindakan.
O : Open Communication
Pentingnya membuka sebuah percakapan atau komunikasi ini akan membawa suasana
tenang dan berusaha meningkatkan hubungan insani (human relation juga dapat
meningkatkan hubungan kemanusiaan diantara dokter dan pasien sehing terjalin hubungan
baik antara keduanya.
A : Approved Documentation
Persetujuan dokumen ini seperti halnya dengan informed consent, dimana sebelum
tenaga kesehatan melakukan suatu tindakan, maka harus ada persetujuan dari pasien
atau dari pihak pasien yang bersangkutan. Karena informed consent selain untuk
persetujuan keputusan untuk tindakan pasien sendiri, informed consent juga
memberikan perlindungan hukum bagi dokter dan pasien.
P : Personalized Care
Pasien memiliki pilihan dan kendali atas cara perawatan mereka direncanakan dan disampaikan.
Hal ini didasarkan pada “apa yang penting” bagi mereka dan kekuatan serta kebutuhan masing-
masing.
Nah, jadi malpraktik itu dapat dicegah ya, melalui langkah-langkah dan strategi yang tepat
guna mecegah terjadinya malpraktik serta menciptakan faskes yang berkualitas, unggul, dan
terpercaya.