Anda di halaman 1dari 5

PETUNJUK PRAKTIKUM ILMU TANAH

ACARA 6

INDEKS PLASTISITAS ATTEBERG

1. Tujuan
- Mengetahui fungsi batas plastis dan batas cair dalam penentuan indeks plastisitas
- Menganalisis kondisi tanah berdasarkan indeks plastisitasnya
2. Peralatan
- Oven
- Casagrande
- Spatula tanah
- Lempeng kayu
- Penggaris
- Cawan aluminium
- Timbangan
- Mortar dan alu
- Botol semprot
- Susunan ayakan < 2 mm
3. Dasar Teori
Plastisitas adalah kemampuan butir-butir tanah halus untuk mengalami perubahan bentuk
tanpa terjadi perubahan volume atau pecah. Tidak semua jenis tanah mempunyai sifat
plastis. Tanah yang didominasi oleh mineral pasir kuarsa dan pasir lainnya tidak
mempunyai sifat plastis walaupun ukuran partikelnya halus dan berapapun banyaknya air
ditambahkan. Semua mineral liat, mempunyai sifat plastis dan dapat digulung mejadi
benang/ulir tipis pada kadar air tertentu tanpa menjadi hancur. Pada kenyataannya, semua
tanah berbutir halus mengandung sejumlah liat, maka kebanyakan tanah tersebut adalah
plastis. Dalam hal ini, tingkat plastisitas dapat juga dikatakan sebagai suatu indeks umum
untuk menggambarkan kandungan liat dari suatu tanah.
Tanah mengandung sedikit liat dikatakan agak plastis, sedangkan tanah banyak
mengandung liat disebut sangat plastis. Dalam praktiknya, perbedaan plastisitas
ditentukan oleh keadaan fisik tanah melalui perubahan kadar air. Batas antara perbedaan
kondisi plastis berdasarkan kadar air tersebut disebut batas konsistensi atau batas
atterberg. Jadi, konsistensi tanah diartikan sebagai kondisi fisik dari butiran halus tanah
pada kondisi kadar air tertentu. Penetapan plastisitas tanah khususnya diarahkan untuk
mengetahui berat atau ringannya pengolahan tanah pada studi pertanian serta pengkajian
daya geser tanah/konsistensi tanah pada studi mekanika tanah.
Apabila kumpulan butiran tanah halus dalam kondisi kering diperlakukan dengan
penambahan kadar air, maka air akan menyelimuti butiran tersebut, dan secara berurutan
kondisinya akan berubah dari padat menjadi semiplastis, kemudian menjadi plastis, dan
selanjutnya menjadi cair. Dengan mengamati secara visual terhadap contoh tanah yang
mengandung butiran halus tersebut diperlakukan, akan dapat disimpulkan bahwa tanah
tersebut plastis atau tidak. Jadi, tujuan dari penentuan plastisitas tanah adalah untuk
menentukan dua kondisi sifat tanah utama, yaitu batas cair dan batas plastis.
Batas cair dan plastis ditemuka oleh ilmuan Swedia bernama Atterberg. Atterberg
membagi konsistensi tanah menjadi beberapa jenis berdasarkan kandungan airnya. Batas
cair (BC) adalah kadar air saat tanah berubah dari kondisi cair menjadi bahan yang
plastis, atau kadar air yang sesuai dengan batas yang disepakati antara kondisi cair dan
plastis dari kekentalan atau konsistensi suatu tanah. Di atas nilai tersebut, tanah dianggap
menjadi cairan dan bersifat seperti mengalir dengan bebas di bawah pengaruh beratnya
sendiri. Di bawah nilai ini, tanah berubah bentuk karena pengaruh tekanan tanpa menjadi
hancur, dan tanah memperlihatkan suatu keadaan plastis.
Batas plastis (BP) adalah kadar air saat perubahan kondisi tanah dari plastis
menjadi semiplastis. Batas ini dicapai ketika tanah tidak lagi lentur dan menjadi hancur di
bawah tekanan. Antara batas cair dan batas plastis disebut range of plasticity. Perbedaan
kuantitatif kadar air antara dua batas ini disebut indeks plastisitas (IP). Ini
menggambarkan cakupan kadar air ketika tanah dalam kondisi plastis.
4. Prosedur
Batas Cair (BC)
- Timbang berat cawan aluminium kosong dan catat beratnya
- Timbang sebanyak 100 g sampel tanah kering udara, lakukan pengayakan pada
ayakan < 2 mm, ambil sampel lolos ayakan
- Masukkan sampel ke dalam wadah cekung atau mangkok atau mortar
- Berikan aquades atau air kran secukupnya, kemudian aduk hingga membentuk pasta
tanah. Sampel tanah tidak boleh sampai terlalu cair (lembek) atau kering
- Letakkan pasta tanah ke dalam casagrande dan ratakan hingga ketebalan 13 mm
- Buat alur tegak lurus di bagian tengah sampel tanah, hingga tanah terbagi menjadi
dua sisi sama besar
- Putar bagian engkol dan lakukan pengetukan, hingga kedua sisi kembali menjadi satu
dengan lebar antar sisi 13 mm. Catat jumlah ketukan (N)
- Ambil pasta tanah hasil ketukan, timbang sebanyak 10 g, masukkan ke dalam cawan
aluminium
- Keringkan dalam oven pada suhu 105ºC, hitung persentase kadar airnya
- Jumlah ketukan harus berada pada rentang 20-30. Jika kurang atau lebih dari itu,
maka harus diulang pengadukan tanah dan air dengan proporsi air yang cukup

Batas Plastis (BP)

- Timbang cawan aluminium kosong, catat nilainya


- Timbang sebanyak 15 g sampel tanah kering udara, lakukan pengayakan pada ayakan
< 2 mm, ambil sampel lolos ayakan
- Masukkan sampel ke dalam wadah cekung atau mangkok atau mortar
- Berikan aquades atau air kran secukupnya, kemudian aduk hingga membentuk pasta
tanah. Sampel tanah tidak boleh sampai terlalu cair (lembek) atau kering
- Letakkan sampel di atas lempeng kayu
- Buat bentukan tanah mula-mula menyerupai bola dengan tangan
- Gosok bola tanah di atas lempeng kayu hingga membentuk benang tanah setebal 3,2
mm
- Pindahkan benang tanah ke dalam cawan aluminium kosong dan ditimbang sebanyak
8g
- Hitung persentase kadar airnya.
5. Analisis Data
Batas Cair

( )

Keterangan
Θm = Kadar air
N = Jumlah ketukan

Batas Plastis
Batas plastis didapatkan dari hasil hitung persentase kadar air

Indeks Plastisitas (IP)

Cari klasifikasi rentang nilai IP untuk digunakan sebagai bahan analisis dan pembahasan.

Catatan: Jika BP ≥ BC, maka tanah tidak plastis (NP). Jika tesktur tanah sangat berpasir
maka, BP = 0.

6. Format Tabel Hasil Pengukuran


a. Batas Cair

Berat Cawan +
Berat Berat Cawan +
Tanah Selisih Berat
Cawat Jumlah Tanah Setelah Persentase
Sampel Sebelum Cawan +
Kosong Ketukan Dikeringkan Kadar Air
Dikeringkan Tanah (g)
(g) (g)
(g)
b. Batas Plastis

Berat Cawan +
Berat Berat Berat Cawan +
Tanah Selisih Berat
Cawat Benang Tanah Setelah Persentase
Sampel Sebelum Cawan +
Kosong Tanah Dikeringkan Kadar Air
Dikeringkan Tanah (g)
(g) (g) (g)
(g)

7. Tugas
Berikan penjelasan terhadap nilai IP hasil pengukuran apabila diterapkan pada skala
pertanian dan geoteknik.

Anda mungkin juga menyukai