Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI LEMAK DAN MINYAK

Disusun Oleh :
Agtiana Widya D (D.111.16.0125)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS SEMARANG
SEMARANG
2022
ACARA 1
ANALISIS LIPID SEDERHANA

A. Tujuan
- Untuk mengetahui jenis-jenis lipid (lemak dan minyak) pada beberapa sampel
yang diuji menggunakan beberapa pelarut.

B. Dasar Teori
Lipid adalah sekelompok molekul beragam, semuanya tidak dapat larut dalam air,
namun dapat larut dalam zat pelarut non polar, seperti eter dan kloroform. Lipid dalam
sirkulasi tersusun menjadi partikel-partikel lipoprotein besar dengan berbagai golongan
apolipoprotein. Apolipoprotein ini membantu kelarutan lipid serta pengangkutannya dari
saluran cerna ke hati, yang memiliki reseptor spesifik untuk apolipoprotein.

C. Alat dan Bahan


 Alat
1. Tabung reaksi
2. Rak tabung reaksi’label
3. Sendok kecil
4. Pipet tetes
5. Penjepit tabung
6. Lampu spirtus

 Bahan
1. Canola
2. Olive oil
3. Minyak kacang tanah
4. Minyak biji wijen

D. Cara Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Menyiapkan 9 tabung untuk setiap sampel
3. Memasukkan masing-masing tabung 1 ml sampel
Jika padat : masing-masing tabung ditambah 5 ml pelarut (1 tabung 1 pelarut)
4. Mengamati sebelum dihomogenkan
5. Menghomogenkan sambil mengamati
a. Minyaknya larut/tidak
b. Kalau larut, larut semua/sebagian/cuma sedikit.
E. Hasil Pengamatan

SEBELUM DI HOMOGENKAN

Sampel Larutan
Aquades Kloro IPA Ethil Methan NaOH NaCL CH3COO Hexan Alcohol
form Isoprop Asetat ol H 70%
yl
Alcohol
Olive Oil Larut Larut Tidak Larut Tidak Larut Tidak Tidak larut Larut Tidak
sebagian semp larut sempur larut sebagia larut sempur larut
urna na n na
Minyak Tidak Larut Tidak Larut Larut Larut Larut Tidak larut Larut Larut
Canola larut semp larut sempur sedikit sempur sediki sempur sedikit
urna na na t na
Minyak Tidak Larut Tidak Larut Tidak Tidak Tidak Tidak larut Larut Tidak
Kacang larut semp larut sempur larut larut larut sempur larut
Tanah urna na na
Minyak Tidak Larut Tidak Larut Tidak Tidak Tidak Larut Larut Tidak
Biji larut semp larut sempur larut larut larut sedikit sempur larut
Wijen urna na na

SETELAH DI HOMOGENKAN
Sampel Larutan
Aquades Kloro IPA Ethil Methan NaOH NaCL CH3COO Hexan Alcohol
form Isoprop Asetat ol H 70%
yl
Alcohol
Olive Oil Larut Larut Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Cuma Larut Tidak
sebagian semp larut larut larut larut larut sedikit sempur larut
urna na
Minyak Tidak Larut Tidak Tidak Tidak Larut Larut Tidak Larut Tidak
Canola larut semp larut larut larut sempur sediki Larut sempur larut
urna na t sempurna na
Minyak Tidak Larut Tidak Larut Tidak Tidak Tidak Tidak larut Larut Tidak
Kacang larut, semp larut sempur larut Larut, larut sempur larut
Tanah terdapat urna na warna na
bulir putih
keruh
Minyak Tidak Larut Tidak Larut Tidak Larut, Tidak Tidak larut Larut Tidak
Biji larut semp larut sempur larut warna larut sempur larut
Wijen urna na putih na
keruh

F. Pembahasan
Lipid atau lemak didefinisikan sebagai senyawa organik heterogen yangterdapat
di alam dan bersifat relatif tidak larut dalam air. Lipid adalah senyawa yang berisi karbon
dan hidrogen yang tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarutorganik. Lemak adalah
suatu zat yang kaya akan energi berfungsi sebagai sumber energi yang utama untuk
proses metabolisme tubuh. Lemak yang beredar di dalamtubuh diperoleh dari dua sumber
yaitu dari makanan dan hasil produksi organ hati,yang bisa disimpan di dalam sel-sel
lemak sebagai cadangan energi.
Pada praktikum lipid sederhana, sampel yang digunakan yaitu canola, olive oil,
minyak kacang tanah, dan minyak biji wijen. Masing-masing sampel ditambahkan pelarut,
kemudian dihomogenkan dan diamati perubahan yang terjadi. Pelarut yang digunakan
yaitu aqudes, kloroform, IPA isopropyl alcohol, ethil asetat, methanol, NaOH, NaCl,
CH3COOH, hexan, dan alkohol 70%. Sampel canola ditambahkan aquades sebelum dan
setelah dihomongankan terlarut sebagian. Setelah ditambahkan kloroform sebelum dan
setelah dihomogenkan terlarut sempurna. Setelah ditambahkan IPA Isopropyl alkohol
sebelum dan setelah dihomogenkan tidak terlarut. Setelah penambahan ethil asetat
sebelum dihomogenkan terlarut sempurna setelah dihomogenkan menjadi tidak larut.
Setelah penambahan methanol sebelum dihomogenkan larut sedikit, setelah
dihomogenkan menjadi tidak larut. Sampel canola ditambahkan pelarut NaOH sebelum
dan setelah dihomogenkan terlarut sempurna. Setelah penambahan NaCl sebelum dan
setelah dihomogenkan terlarut sedikit. Setelah penambahan CH3COOH sebelum dan
setelah dihomogenkan tidak terlarut. Setelah penambahan hexan sebelum dan setelah
dihomogenkan terlarut sempurna. Setelah penambahan alkohol 70% sebelum
dihomogenkan larut sedikit, setelah dihomogenkan menjadi tidak larut.
Sampel olive oil ditambahkan aquades sebelum dan setelah dihomogenkan terlarut
sebagian. Setelah ditambahkan kloroform sebelum dan setelah dihomogenkan terlarut
sempurna. Setelah ditambahkan IPA Isopropyl alkohol sebelum dan setelah
dihomogenkan tidak terlarut. Setelah penambahan ethil asetat sebelum dihomogenkan
terlarut sempurna setelah dihomogenkan menjadi tidak larut. Setelah penambahan
methanol sebelum dan setelah dihomogenkan tidak terlarut. Sampel olive oil ditambahkan
pelarut NaOH sebelum dihomogenkan terlarut sebagian, setelah dihomogenkan tidak
terlarut. Setelah penambahan NaCl sebelum dan setelah dihomogenkan tidak terlarut.
Setelah penambahan CH3COOH sebelum dihomogenkan tidak terlarut dan setelah
dihomogenkan terlarut sedikit.. Setelah penambahan hexan sebelum dan setelah
dihomogenkan terlarut sempurna. Setelah penambahan alkohol 70% sebelum
dihomogenkan tidak terlarut.
Sampel minyak kacang tanah ditambahkan aquades sebelum dihomogenkan tidak
terlarut dan setelah dihomogenkan tidak terlarut namun terdapat bulir. Setelah
ditambahkan kloroform sebelum dan setelah dihomogenkan terlarut sempurna. Setelah
ditambahkan IPA Isopropyl alkohol sebelum dan setelah dihomogenkan tidak terlarut.
Setelah penambahan ethil asetat sebelum dan setelah dihomogenkan terlarut sempurna.
Setelah penambahan methanol sebelum dan setelah dihomogenkan tidak terlarut. Sampel
minyak kacang tanah ditambahkan pelarut NaOH sebelum dihomogenkan tidak terlarut,
setelah dihomogenkan tidak terlarut dan berwarna putih keruh. Setelah penambahan NaCl
sebelum dan setelah dihomogenkan tidak terlarut. Setelah penambahan CH3COOH
sebelum dan setelah dihomogenkan tidak terlarut. Setelah penambahan hexan sebelum
dan setelah dihomogenkan terlarut sempurna. Setelah penambahan alkohol 70% sebelum
dihomogenkan tidak terlarut.
Sampel minyak biji wijen ditambahkan aquades sebelum dan setelah
dihomogenkan tidak terlarut. Setelah ditambahkan kloroform sebelum dan setelah
dihomogenkan terlarut sempurna. Setelah ditambahkan IPA Isopropyl alkohol sebelum
dan setelah dihomogenkan tidak terlarut. Setelah penambahan ethil asetat sebelum dan
setelah dihomogenkan terlarut sempurna. Setelah penambahan methanol sebelum dan
setelah dihomogenkan tidak terlarut. Sampel minyak kacang tanah ditambahkan pelarut
NaOH sebelum dihomogenkan tidak terlarut, setelah dihomogenkan terlarut dan berwarna
putih keruh. Setelah penambahan NaCl sebelum dihomogenkan tidak terlarut dan setelah
dihomogenkan tidak terlarut. Setelah penambahan CH3COOH sebelum dihomogenkan
terlarut sedikit. Setelah penambahan hexan sebelum dan setelah dihomogenkan terlarut
sempurna. Setelah penambahan alkohol 70% sebelum dihomogenkan tidak terlarut.

G. Kesimpulan
- Lipid bersifat non polar sehingga akan larut dalam pelarut polar yaitu kloroform, ethil
asetat dan hexan. Lipid tidak larut dalam aquades karena aquades bersifat polar.
- Minyak canola tidak larut dalam aquades, IPA Isopropyl alkohol, ethil asetat,
methanol, CH3COOH, dan alkohol 70%. Minyak canola terlarut pada kloroform,
NaOH, NaCl, dan hexan.
- Olive oil tidak larut pada IPA Isopropyl alkohol, ethil asetat, methanol, NaOH, NaCl,
CH3COOH, dan alkohol 70%. Olive oil terlarut pada kloroform, dan hexan.
- Minyak kacang tanah tidak larut pada aquades, IPA Isopropyl alkohol, methanol,
NaOH, NaCl, CH3COOH, dan alkohol 70%. Minyak kacang tanah terlarut dalam
kloroform, ethil asetat, dan hexan.
- Minyak biji wijen tidak larut pada aquades, IPA Isopropyl alkohol, methanol, NaCl,
CH3COOH, dan alkohol 70%. Minyak biji wijen terlarut dalam kloroform, athil asetat,
NaOH dan hexan.
H. Daftar Pustaka

Almatsier, S. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Handayani, R. 2005. Transesterifikasi Ester Asam Lemak Melalui Pemanfaatan dan


Teknologi Lipase. Jurnal Pangan. 6 (3): 164-167.

Hartati. 2017. Penuntun Praktikum Biokimia. Laboratorium Biokimia Pendidikan Biologi


Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Gunung Djati, Bandung.

Hartono. 2006. Kimia Dasar 2. Universitas Hasanuddin Press, Makassar.

Poedjiadi, A. 2005. Dasar-Dasar Bioikimia. Universitas Indonesia Press, Jakarta.

Sediaoetama, A. D. 2004. Ilmu Gizi untuk Mahasisa dan Profesi di Indonesia. PT. Dian
Rakyat, Jakarta.
Sinaga, E. 2012. Dasar-Dasar Bioikima. PT. ISFI, Jakarta Barat.
S i r a j u d d i n , S . 2 0 1 0 . Penuntun Praktikum Biokimia. Laboratorium Biokimia
Universitas Hasanuddin, Makassar.
Lampiran

Sampel kacang tanah& biji wijen setelah dihomogenkan

Sampel

Sampel canola&Olive oil setelah dihomogenkan


ACARA 2
PEMERASAN KACANG UNTUK PENGAMBILAN MINYAK

A. Tujuan
- Untuk mengetahui proses pengambilan minyak melalui pemerasan kacang.
- Untuk menghitung rendemen yang dihasilkan.

B. Dasar Teori
Pada pengolahan minyak atau lemak, pengerjaan yang dilakukan tergantung
pada sifat alami minyak atau lemak tersebut dan juga tergantung dari hasil akhir yang
dikehendaki. Pengepressan mekanis merupakan ekstraksi minyak atau lemak terutama
untuk bahan biji-bijian. Cara ini untuk memisahkan minyak dari bahan yang berkadar
minyak tinggi (30-70%).
Pemilihan metode pengepresan disertai pertimbangan yaitu pengoperasian mesin
press hidrolik cukup sederhana dan membutuhkan waktu yang relatif singkat dalam
proses pengepressannya. Mesin press hidrolik ini dibuat dengan menggunakan bahan
yang tahan korosi untuk skala kecil (laboratorium). Disamping kegunaannya sebagai
bahan pangan, lemak dan minyak juga berfungsi sebagai bahan pembuat sabun, bahan
campuran kosmetik, obat-obatan, pengkilap cat, dan alternatif bahan bakar biodiesel yang
sekarang ini sedang makin dikembangkan.
Mengingat akan minyak yang dihasilkan dari biji bijian tersebut memiliki tingkat
keasaman yang tinggi, maka mesin press hidrolik yang dibuat menggunakan bahan
stainless steel untuk mencegah terjadinya korosi pada alat. Mesin press hidrolik ini juga
dilengkapi dengan indikator tekanan (manometer) sehingga tekanan yang dibutuhkan
untuk mengepress bahan dapat diketahui.

C. Alat dan Bahan


 Alat
1. Alat Pemeras Biji-bijian
2. Timbangan
3. Beker gelas
4. Mangkuk Stainless

 Bahan
1. Kacang tanah utuh/kulit
2. Kacang tanah kupas
D. Cara Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Menimbang 150 gram sampel
3. Melakukan pemerasan menggunakan pemeras biji-bijian
4. Mencatat penimbangan awal dan akhir untuk minyak dan ampas yang dihasilkan.

E. Hasil Pengamatan

1. Kacang Tanah Utuh


 Minyak
Berat Awal = 150 gram
Berat Akhir = 69,1 gram

 Ampas
Berat Awal = 150 gram
Berat Akhir = 72,3 gram

2. Kacang Tanah Kupas


 Minyak
Berat Awal = 150 gram
Berat Akhir = 47,4 gram

 Ampas
Berat Awal = 150 gram
Berat Akhir = 201,6 gram

F. Perhitungan
Rendemen : x 100%
1. Kacang Tanah Utuh
 Minyak
x 100%
= 46,07 %

 Ampas
x 100%
= 48,2 %
2. Kacang Tanah Kupas
 Minyak
x 100%
= 31,6 %

 Ampas x 100%
= 134,4%

G. Pembahasan
Praktikum ini bertujuan untuk memperoleh minyak dari kacang tanah utuh dan
kacang tanah kupas dengan menggunakan alat pemeras biji-bijian. Kacang tanah
merupakan biomaterial yang pada umumya bersifat compressible, sehingga pada tahap
awal pengepresan, partikel akan mengalami deformasi dan mengisi rongga antar partikel
yang kosong. Dengan tekanan pengepresan yang semakin besar, rongga-rongga mengecil
sehingga partikel biji mulai memberikan tahanan terhadap tekanan pengepresan pada
titik-titik kontak antar partikel. Penambahan tekanan lebih lanjut akan menyebabkan
tekanan pada titik kontak antar partikel makin besar sehingga minyak dapat mengalir ke
luar dengan semakin deras sampai batas tertentu. Pada tekanan yang lebih besar lagi
rongga-rongga tempat minyak mengalir keluar menjadi semakin menyempit sehingga
minyak semakin sulit mengalir ke luar.
Dari hasil pengamatan didapatkan hasil pada kacang tanah utuh memiliki minyak
dengan berat awal sebesar 150 gram dan berat akhir sebesar 69,1 gram sehingga
didapatkan hasil rendemen sebesar 46,07% dan ampas yang dihasilkan memiliki berat
awal sebesar 150 gram dan berat akhir sebesar 72,3 gram sehingga didapatkan hasil
rendemen sebesar 48,2 %. Pada kacang tanah kupas memiliki minyak dengan berat awal
sebesar 150 gram dan berat akhir sebesar 47,4 gram sehingga didapatkan hasil rendemen
sebesar 31,6 % dan ampas yang dihasilkan memiliki berat awal sebesar 150 gram dan
berat akhir sebesar 201,6 gram sehingga didapatkan hasil rendemen sebesar 134,4 %.
Alat pemeras biji-bijian ini bekerja dengan gaya tekan sehingga dapat
mengeluarkan minyak yang terkandung di dalam bahan. Dengan adanya daya tekan yang
berbeda maka hasil cairan yang dikeluarkan pun berbeda-beda, hal ini dikarenakan
semakin tinggi daya tekan maka semakin banyak cairan yang keluar sehingga
pengepresan dapat dikatakan bagus begitu juga sebaliknya. Untuk memudahkan proses
pengepresan biasanya dilakukan perlakuan pendahuluan terhadap bahan yang meliputi
pengecilan ukuran maupun proses pemanasan.

H. Kesimpulan
- Alat pemeras biji-bijian berfungsi untuk memeras biji-bijian untuk diambil
minyaknya.
- Kacang tanah utuh memiliki minyak dengan rendemen sebesar 46,07% dan rendemen
ampas sebesar 48,2% sedangkan kacang tanah kupas memiliki minyak dengan
rendemen sebesar 31,6% dan rendemen ampas sebesar 134,4%
- Semakin banyak biji karet yang diekstrak, maka semakin banyak waktu yang
dibutuhkan untuk mencapai berat minyak biji karet yang konstan.

I. Daftar Pustaka
Andaka, ganjar. 2004. Optimasi Proses Ekstraksi Minyak Kacang Tanah dengan Pelarut
N-Heksana. Jurnal Teknik Kimia Vol 3 No1. https://dokumen.tips/documents/ekspresi-
55b084c70417e.html diakses pada 15 Mei 2022 Ketaren, s. 1987. Minyak Atsiri Jilid 1. UI
Press. Jakarta.
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai