Anda di halaman 1dari 7

METODE MENGIMANI KITAB-KITAB ALLAH SECARA BENAR

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seperti yang kita ketahui bahwa iman kepada kitab-kitab Allah


merupakan salah satu rukun iman yang ketiga, sebagai umat muslim kita
diwajibkan untuk mempercayai kitab-kitab yang diturunkan Allah kepada
rasul-rasulnya yang mana itu merupakan pedoman bagi setiap umat.

Di sini kita sebagai umat muslim bukan mempercayai kitab


Alquran saja tetapi kita juga harus mempercayai kitab-kitab sebelumnya
yang diturunkan Allah kepada ada rasul-rasul sebelum Nabi Muhammad
SAW. Tidak hanya itu, kita juga harus mengetahui bagaimana cara dan
sikap dalam mengimaninya, konsekuensinya serta bagaimana
mengimplementasikannya dalam kehidupan kita sehari-hari.

Islam mengajarkan bahwa mempercayai dan mengimani semua


kitab Allah itu wajib hal ini merupakan konsekuensi logis dari pembenaran
terhadap adanya Allah SWT oleh karena itu, tidak sepantasnya seorang
muslim mengingkari keberadaan kitab-kitab tersebut.

Adapun jumlahnya tidak ada yang mengetahui karena hanya Allah


yang mengetahuinya. Namun kitab-kitab yang telah diturunkan Allah
kepada para nabi dan rasulnya yang wajib kita ketahui yaitu kitab Taurat
yang diturunkan kepada nabi Musa as, kitab Zabur yang diturunkan
kepada nabi Daud as, kitab Injil yang diturunkan kepada kepada nabi Isa
as, dan kitab Al-qur’an yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW.

Lalu kita sebagai umat muslim tahukah apa metode-metode


mengimani kitab-kitab Allah secara benar? Maka dalam makalah ini akan
dibahas mengenai beberapa metode mengimani kitabullah secara benar
juga bagaimana cara mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-
hari.

B. Rumusan Masalah

1. Cara dan sikap mengimani Alquran secara teoritis dan praktis?


2. Apa konsekuensi beriman kepada kitabullah?
3. Bagaimana implementasi beriman kepada kitab Allah dalam
kehidupan?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui cara dari sikap mengimani Alquran Secara


teoritis dan praktis
2. Untuk mengetahui konsekuensi beriman kepada kitabullah
3. Untuk mengetahui bagaimana implementasi beriman kepada kitab
Allah dalam kehidupan

BAB II
PEMBAHASAN

A. Fungsi al-quran secara khusus kepada kitab-kitab yang diturunkan Allah


sebelumnya

Salah satu karunia yang kau limpahkan kepada manusia adalah


bahwa dia tidak hanya memberikan fitrah yang lurus yang membimbing
manusia menuju kebaikan dan kebajikan tetapi Allah juga mengutus
seorang rasul kepada manusia dari waktu ke waktu. Seorang rasul inilah
yang membawa risalah dan mengajak umat manusia untuk beribadah
hanya kepada Allah semata serta menyampaikan kabar gembira dan
peringatan agar hujah atas umat manusia, dan Allah SWT menghendaki
risalah Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam menyinari seluruh
dunia. Lalu Allah mengutus beliau dalam meneruskan bangunan saudara-
saudara beliau dari para rasul sebelumnya dengan membawa syariat umum
nan kekal dan membawa kitab yang diturunkan kepada beliau yaitu
Alquran Al-karim.

Allah SWT berfirman mengenai kedudukan Alquran terhadap


kitab-kitab sebelumnya.

ِ ‫ص ِّدقًا لِّ َما بَ ْينَ يَ َد ْي ِه ِمنَ ْال ِك ٰت‬


‫ب َو ُمهَ ْي ِمنًا َعلَيْه‬ ِّ ‫ب بِ ْال َح‬
َ ‫ق ُم‬ َ ‫ك ْال ِك ٰت‬
َ ‫َواَ ْنزَ ْلنَٓا اِلَ ْي‬

“Dan telah menurunkan kitab (Alquran) padamu (Muhammad) dengan


membawa kebenaran, yang membenarkan kitab-kitab yang diturunkan
sebelumnya dan menjaganya...”(Q.S Al- Ma’idah :48)

َ ‫ب اَل َري‬
‫ْب فِ ْي ِه‬ ِ ‫ص ْي َل ْال ِك ٰت‬ َ ‫َو َما َكانَ ٰه َذا ْالقُرْ ٰانُ اَ ْن يُّ ْفت َٰرى ِم ْن ُدوْ ِن هّٰللا ِ َو ٰل ِك ْن تَصْ ِد ْي‬
ِ ‫ق الَّ ِذيْ بَ ْينَ يَ َد ْي ِه َوتَ ْف‬
‫ِم ْن رَّبِّ ْال ٰعلَ ِميْن‬

“Tidak mungkin Alquran ini dibuat-buat oleh selain Allah; (Alquran)


membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan hukum-
hukum yang telah ditetapkannya, tidak ada keraguan didalamnya,
(diturunkan) dari tuhan seluruh alam. “ (Q.S Yunus: 37)

Berdasarkan firman-firman Allah, fungsi Alquran secara khusus


pada kitab-kitab yang diturunkan Allah sebelumnya adalah untuk
menyempurnakan kitab-kitab sebelumnya. Al Quran sebagai pelengkap
dan penyempurna.

Kita menerima secara logika dan akal tentang kebenaran Alquran


yaitu berupa penguasaan teori terhadap prinsip-prinsip dan aqidah
ahlussunnah wal jamaah berdasarkan Alquran dan as-sunnah. Dengan
begitu seorang mukmin dan mukminah akan bertahan dan membentengi
dirinya sendiri sehingga ia tidak mudah terpengaruh oleh berbagai bentuk
penyimpangan dan pemikiran ideologi.
Keimanan berupa rasa yang bersifat praktis dalam mengimani
Alquran yakni Apa yang dirasakan dan didapatkan oleh yang bersangkutan
saat menjalankannya berupa kekhusyuan, ketenangan, dan kenikmatan
yang membuat ketika dalam melaksanakannya tidak lagi merupakan
sebuah beban yang berat namun justru menjadi kebutuhan vital yang selalu
dinanti dan dirindukannya setiap saat. Karena baginya membaca Alquran
telah menjadi sarana utama penyejuk hati penenang jiwa, dan kelapangan
dada. Tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini, manusia tersiksa secara
nurani dan mengalami kekacauan dalam aturan dan dedakensi moral.
Tidak ada yang dapat melindungi mereka dari jurang yang membuatnya
terjungkal ke dalamnya selain Alquran. Allah SWT berfirman:

“Maka (ketahuilah) barang siapa mengikuti petunjuk-Ku, dia tidak akan


sesat dan tidak akan celaka. Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-
Ku, maka sesungguhnya dia akan menjalani kehidupan yang sempit dan
kami akan mengumpulkan pada hari kiamat dalam keadaan buta. “
(Thaha : 122-124)

Kita meyakini bahwa keimanan terhadapnya mengharuskan untuk


menghalalkan apa yang dihalalkannya dan mengharamkan apa yang
diharamkan-Nya, mengambil pelajaran dari kisah-kisah yang ada di
dalamnya dan melaksanakan hukum-hukumnya. Bersikap menerima
(Taslim) dalam memahami ayat-ayat mutasyabihnya dan tidak melanggar
larangan-larangannya. Membaca dengan bacaan yang sebenar-benarnya
dan melaksanakan nasihatnya baik secara lahir maupun batin, taat kepada
Rasul shallallahu alaihi wasallam atas segala apa yang diperintahkannya
dan meninggalkan apa yang telah dilarang dan diperingatkan. Orang yang
beriman kepada kitab Allah pasti akan membuktikan keimanannya dengan
sikap dan perilaku yang dapat diketahui oleh panca indra manusia.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Iman kepada kitab-kitab Allah merupakan salah satu rukun iman


yang ketiga, sebagai umat muslim kita diwajibkan untuk mempercayai
kitab-kitab yang diturunkan Allah kepada rasul-rasulnya yang mana itu
merupakan pedoman bagi setiap umat. Allah SWT menghendaki risalah
Nabi Muhammad SAW menyinari seluruh dunia. Lalu Allah mengutus
beliau dalam meneruskan bangunan saudara-saudara beliau dari para rasul
sebelumnya dengan membawa syariat umum lama kekal dan membawa
kitab yang diturunkan kepada beliau yaitu Alquran Al-karim. Berdasarkan
firman-firman Allah, Alquran mempunyai fungsi khusus pada kitab-kitab
yang diturunkan Allah sebelumnya yaitu untuk menyempurnakan kitab-
kitab sebelumnya. Al-Qur’an sebagai pelengkap dan penyempurna.

Sebagai seorang mukmin kita meyakini bahwa keimanan


terhadapnya kitab Allah mengharuskan untuk menghalalkan apa yang
dihalalkannya dan mengharamkan apa yang diharamkan-Nya, mengambil
pelajaran dari kisah-kisah yang ada di dalamnya dan melaksanakan
hukum-hukumnya. Bersikap menerima (Taslim) dalam memahami ayat-
ayat mutasyabihnya dan tidak melanggar larangan-larangannya.
DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr. H. Rosihon Anwar, M.Ag. dan Saehudin, S.Th.I., M.Ud. 2016.

Akidah Akhlak. Bandung: Pustaka Setia.

Syaikh Manna’ Al-Qaththan 2017. Dasar-Dasar Ilmu Al-Qur’an Jakarta:


Ummul Quro

Charisma, Moh. Chadziq. 1991. Tiga aspek kemukjizatan al-qur’an,


Surabaya: Bina Ilmu

Hamka. 1986. Tafsir A- Azhar juz45, Jakarta: Panjimas

Muhammad, Abu Abdullah. 2010. Shahih Al-Bukhari jilid 4, Jakarta:


Pustaka as-Sunnah

Yahya, Abu Zakariya. 1996. Al-Tibyan Fi Adab Hamalat Al-Quran,


Bandung: Al-Bayan

Anda mungkin juga menyukai