Anda di halaman 1dari 3

Cara Membuktikan Kepemilikan Bersama Atas Sebidang Tanah

Togar S.M. Sijabat, S.H., M.H.PBH Peradi


Bacaan 4 Menit

Pertanyaan
Ketika saya membeli sebidang tanah bersama orang lain (satu orang) dan hasil dari pembelian
tanah tersebut adalah sertifikat atas nama ayah dari orang lain tersebut. Maka, apakah
mungkin ada bukti atau surat tertentu yang menunjukkan bahwa saya juga memiliki tanah
tersebut di notaris? Karena yang mengurus pembelian tanah ini adalah orang lain tersebut yang
tidak saya ketahui notarisnya yang mana. Mohon pencerahannya.

Intisari Jawaban
Penerbitan sertifikat hak atas tanah dilakukan setelah melalui proses pendaftaran tanah. Dalam
hal sebidang tanah dimiliki bersama oleh beberapa orang atau badan hukum, maka dapat
diterbitkan satu sertifikat saja atau diterbitkan sertifikat sejumlah pemegang hak.

 Dalam pengalihan hak atas tanah melalui pembelian, pendaftaran hanya dapat dilakukan
apabila dibuktikan dengan akta jual beli yang dibuat oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT).
Namun, bagaimana jika tidak terdapat perjanjian tertulis antara para pembeli yang bersama-
sama memegang hak atas tanah?

Ulasan Lengkap
 
Penerbitan Sertifikat Hak Atas Tanah untuk Tanah yang Dimiliki Bersama
Berdasarkan Pasal 31 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 1997 tentang
Pendaftaran Tanah (“PP 24/1997”), sertifikat untuk kepentingan pemegang hak diterbitkan
setelah melalui proses pendaftaran tanah.
 
Pasal 31 ayat (4) PP 24/1997 kemudian menjelaskan:
 Mengenai hak atas tanah atau hak milik atas satuan rumah susun kepunyaan bersama
beberapa orang atau badan hukum diterbitkan satu sertifikat, yang diterimakan kepada salah
satu pemegang hak bersama atas penunjukan tertulis para pemegang hak bersama yang lain.
 
Selanjutnya ayat (5) pada pasal yang sama menyatakan:
 Mengenai hak atas tanah atau hak milik atas satuan rumah susun kepunyaan bersama
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat diterbitkan sertifikat sebanyak jumlah pemegang
hak bersama untuk diberikan kepada tiap pemegang hak bersama yang bersangkutan, yang
memuat nama serta besarnya bagian masing-masing dari hak bersama tersebut.
 Oleh karena itu, dalam rencana pembelian tanah atas nama beberapa orang, sebaiknya sudah
harus ditentukan dari awal berdasarkan kesepakatan antara para pembeli perihal sertifikat hak
atas tanah apakah akan diterbitkan satu saja atau diterbitkan sejumlah pemegang hak agar
tidak timbul masalah di kemudian hari.  
 
Bukti Pengalihan Hak Atas Tanah
Berkaitan dengan pertanyaan Anda, pendaftaran pengalihan hak atas tanah melalui jual beli
hanya dapat didaftarkan jika dibuktikan dengan akta yang dibuat oleh Pejabat Pembuat Akta
Tanah (PPAT) yang berwenang.[1]
 
Sehingga, apabila Anda menanyakan bukti jual beli, bukti tersebut seharusnya adalah Akta Jual
Beli (AJB) yang dibuat oleh PPAT. Biasanya nama PPAT yang membuat akta juga dicantumkan
dalam keterangan peralihan hak atas tanah pada sertifikat hak atas tanah. Akan tetapi, belum
tentu dalam akta tersebut juga terdapat nama Anda sebagai pembeli.
 
Untuk itu, dalam kasus yang Anda ceritakan, nantinya siapa yang mendalilkan adanya
perjanjian, dialah yang akan membuktikannya. Inilah yang disebut dengan asas pembuktian. Hal
ini diatur dalam Pasal 163 Herzien Inlandsch Reglement (“HIR”) yang berbunyi sebagai berikut:
 
Barang siapa yang mengaku mempunyai suatu hak atau menyebut suatu peristiwa untuk
menguatkan haknya atau untuk membantah hak orang lain, maka orang itu harus
membuktikan adanya hak atau adanya kejadian itu.
 
Dalam kasus Anda, karena Anda yang hendak membuktikan adanya perjanjian atau
kesepakatan sebagai pemilik bersama antara Anda dan orang lain tersebut, maka Anda lah
yang akan diminta membuktikan adanya perjanjian.
 
Perjanjian tersebut tidak harus tertulis, melainkan bisa juga secara lisan, karena sebagaimana
yang terlah dijelaskan dalam artikel Tentang Pembuktian Perjanjian Tidak Tertulis, perjanjian
lisan juga mengikat secara hukum bagi para pihak yang membuatnya sesuai Pasal 1338 Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata.
 
Jika tidak ada perjanjian tertulis dalam perbuatan hukum antara Anda dan orang lain tersebut,
maka saran kami, karena permasalahan perdata lebih dititikberatkan kepada pembuktian surat,
cobalah mencari dokumen-dokumen pendukung pembelian tanah tersebut dari awal. Di sana
nanti akan ditemukan rangkaian kejadian mengapa sertifikat tanah ditulis atas nama satu orang
walau pemiliknya dua orang.
 
Jika tidak bisa, cobalah kembali mencari teman Anda atau saksi lain yang pernah membantu
Anda untuk membeli tanah tersebut saat itu. Dan tentu yang paling baik adalah membuka
musyawarah kepada para pihak terkait agar dapat menyelesaikan permasalahan Anda secara
musyawarah.
 
Demikian pendapat kami, semoga bermanfaat.
 

Anda mungkin juga menyukai