TINJAUAN PUSTAKA
A. Sari buah
Menurut SNI 01-3719-1995, sari buah adalah minuman ringan yang dibuat dari
sari buah dan air minum dengan atau tanpa penambahan gula dan bahan tambahan
makanan yang diizinkan. Keuntungan yang dapat diperoleh dari konsumsi minuman
sari buah atau jus yaitu kemudahan dalam menghabiskannya. Selain itu, konsistensi
yang cair dari jus memungkinkan zat-zat terlarutnya mudah diserap oleh tubuh. Jus
atau sari buah dibuat agar dinding sel selulosa dari buah akan hancur dan larut sehingga
lebih mudah untuk dicerna oleh lambung dan saluran pencernaan (Wirakusumah,
2013).
Sari buah dibuat dengan cara menghancurkan daging buah dan kemudian
ditekan agar diperoleh sarinya. Gula ditambahkan untuk mendapatkan rasa manis.
disaring, dibotolkan, kemudian di pasteurisasi agar tahan lama. Pemurnian Psari buah
bertujuan untuk menghilangkan sisa serat-serat dari buah dengan cara penyaringan,
pengendapan atau sentrifugasi dengan kecepatan tinggi yang dapat memisahkan sari
buah dari serat-serat berdasarkan perbedaan kerapatannya. Sari buah yang tidak
dimurnikan akan berakibat terjadinya pengendapan di dasar botol. Hal tersebut tidak
3719:2014 mengenai syarat mutu sari buah disajikan pada Tabel 1. Padatan terlarut dan
B. Buah Belimbing
yang tidak mengenal musim. Panen dilakukan 3-4 kali dalam setahun. Belimbing manis
yang dihasilkan di Indonesia pada tahun 2014 sebesar 80,853 ton/tahun (Anonim,
2017) sehingga berpotensi besar untuk dijadikan bahan baku produk sari buah di
senyawa golongan fla vonoid, alkaloid saponin, protein, lemak, kalsium, fosfor,
zat besi, serta vitamin a, B1 dan vitamin C ditunjukan pada tabel 3. (Sukadana,
2. Olahan Belimbing
Ekstrak dan sari buah belimbing manis berdasarkan kajian literatur yang
telah dilakukan sangat kaya dengan vitamin C, B5 dan B9, serta mineral kalium,
fosfor dan seng. Kandungan kimia tersebut, secara umum berkhasiat sebagai
antioksidan, tetapi ekstrak & sari buah belimbing juga memiliki efek farmakologi
sebagai anti hipertensi, antidiabetes, anti hiperkolesterol dan seratnya sangat baik
nutraceutical madu sari buah telah dilakukan dengan proses formulasi dengan
penambahan madu dan sedikit propolis pada produk sari buah belimbing manis.
Dodol belimbing merupakan produk olahan yang terbuat dari daging buah
belimbing segar yang sudah matang yang dihancurkan kemudian dimasak dengan
gula dan bahan makanan lainnya seperti tepung beras ketan. Hal-hal yang harus
kuali yang besar dan dimasak dengan api sedang. Dodol yang dimasak tidak boleh
dibiarkan tanpa pegawasan, karena bila dibiarkan begitu saja maka dodol tersebut
akan hangus pada bagian bawahnya. Oleh sebab itu dalam proses pembuatan
campuran dodol harus diaduk terus menerus. Waktu pemasakan dodol kurang
lebih membutuhkan waktu 2-3 jam pada suhu 80-90°C. Setelah 2 jam, pada
pekat. Pada saat itu juga campuran dodol tersebut akan mendidih dan
dari kuali sampai saaat dodol tersebut harus didinginkan dalam periuk yang besar
untuk mendapatkan hasil yang baik dan rasa yang sedap, dodol harus berwarna
jeli diawali dengan proses perlakuan blansir sari buah belimbing pada suhu 70°C
dan pemasakan sampai sehu 100°C selama 30 menit lalu suhu diturunkan dan
ditambahkan asam sitrat. Kemudian adonan dituang kedalam loyang dan ditutup
dengan alumunium foil selanjutnya dibiarkan selama 1 jam dalam suhu ruang.
Setelah itu dimasukkan ke dalam lemari pendingin selama 24 jam lalu dibiarkan
selama 1 jam pada suhu kamar dan dicetak sesuai ukuran. Kemudian permen jeli
dikeringkan menggunakan oven pada suhu 50°C selama 24 jam (Ramadani, 2016).
Keripik belimbing berdasarkan SNI 01-4278-1996 diartikan sebagai
makanan yang dibuat dari buah belimbing (Averhoa carambola) masak, berbentuk
irisan melintang dan digoreng memakai minyak secara vakum dengan atau tanpa
dengan ukuran ketebalan 5 – 10 mm. Larutan gula disiapkan dengan air kemudian
rendam irisan belimbing dalam larutan gula tersebut agar rasa keripik belimbing
tidak terlalu dominan pada rasa masam saja. Irisan belimbing yang telah direndam
85°C agar hasil camilan keripik belimbing tidak gosong. Keripik belimbing yang
sudah matang dimasukkan ke dalam penirisan minyak goreng dengan tujuan untuk
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Oxilidales
Family : Oxilidaceae
Genus : Averrhoa
sebagai buah khas dari Kabupaten Demak. Produksi belimbing demak berkontribusi
sebesar 29,08% dari produksi Jawa Tengah. Berikut adalah persebaran produksi
Produksi belimbing Jawa Tengah secara umum turun walaupun tidak signifikan.
Buah belimbing yang dihasilkan pada tahun 2016 mengalami penurunan dibandingkan
tahun 2015. Curah hujan yang tinggi menyebabkan rontoknya bunga pada tanaman
belimbing. Tanaman belimbing yang sudah tua dibongkar dan diregenerasi tanaman
baru, sehingga belum produktif. Berikut adalah perkembangan produksi belimbing
C. Jenis Belimbing
demak, dewi , malaya, sembiring, madu, wulan. Buah belimbing yang digunakan pada
penelitian ini bukan kualitas unggulan yaitu sembiring dan demak. Belimbing varietas
demak memiliki warna daun hijau tua, permukaan daun cekung, daun tipis, duduk daun
berhadapan, bentuk daun bundar telur, pangkal daun membulat pada daun yang paling
atas dan asimetrik pada daun yang di pinggir, ujung daun meruncing. Tanaman
belimbing demak memiliki bentuk bunga bulat, kecil, tersusun dalam suatu tandan,
warna tandan bunga merah tua, warna mahkota bunga merah keunguan sedangkan
warna benang sari kekuningan. Jumlah bunga per tandan antara 1–3 buah. Petal
bejumlah 5 buah berwarna ungu tua, terdapat benang sari di bagian bawah ovul, dan
mempunyai putik berbentuk tabung. Buah belimbing demak muda berwarna hijau
muda. Buah belimbing demak yang matang berwarna putih kekuningan, buah matang
dapat dipanen 65 hari setelah berbunga, rasa buah manis agak sedikit asam, kurang
renyah dan mengandung banyak air. Buah belimbing demak memiliki berat rata-rata
Varietas sembiring memiliki warna daun hijau tua, permukaan daun cekung,
daun lebih kaku, duduk daun berseling, bentuk daun bundar telur, pangkal daun runcing
pada daun yang paling atas, asimetrik pada daun yang di pinggir, ujung daun
meruncing. Bunga dan coraknya mirip dengan bunga belimbing Varietas Filipin, tetapi
sepalnya lebih besar, terbuka dan terpisah berbeda dengan waktu buah juvenil. Buah
muda berwarna hijau muda, buah matang kuning tua. Buah matang 70 hari setelah
berbunga rasanya manis asam dan banyak mengandung air. Buah belimbing sembiring
Berikut ini disajikan buah belimbing demak pada Gambar 3. Buah belimbing
baik bagi kesehatan. Belimbing manis juga digunakan untuk mencegah bahkan terapi
berbagai macam penyakit antara lain bermanfaat dalam menurunkan tekanan darah,
mengandung nilai gizi yang tinggi seperti karbohidrat, protein, kalsium, vitamin, energi
(Wirakusumah, 2002).
E. Stevia
1. Tanaman Stevia
banyak, bentuk daun lonjong, dan tepi daun bergerigi halus (Tjasadiharja, 1982).
Tanaman stevia dapat tumbuh dengan baik pada tanah latosol dan andosol serta
menghendaki tempat yang terbuka atau cukup mendapat sinar matahari, dengan
panjang penyinaran lebih dari 12 jam per hari (Rukman, 2003) Tanaman ini telah
digunakan sebagai pemanis alami selama bertahum-tahun di berbagai negara antara
lain Amerika Selatan dan Jepang (Prakash dkk, 2008). Tanaman stevia pertama kali
Sukabumi, garut dan bengkulu. Klasifikasi tanaman stevia disajikan sebagai berikut
(Taylor, 2005).
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Gula gula stevia dapat menghambat kenaikan kadar gula darah setelah
dikonsumsi para penderita diabetes. Daun stevia mengandung bahan pemanis yang
tingkat kemanisannya 300 kali daripada sukrosa yang tekandung dalam gula tebu
(Riani dan Isnawati, 2011). Menurut wardojo (1984) kandungan stevioside dalam
daun bervariasi dari 8.2% - 11.3% sedangkan rebausida A bervariasi dari 0,5 - 5,2%.
Stevia rebaudiana memiliki rasa manis disebabkan oleh tiga komponen yaitu
stevioside (3-10% berat kering daun), rebaudioside (1-3%) dan dulcoside (0.5-1%).
(Sumber : Taylor, 2005)
Stevioside mempunyai keunggulan dibandingkan pemanis buatan lainnya, yaitu
stabil pada suhu tinggi (100°C), range pH 3 - 9, tidak menimbulkan warna gelap
pada waktu pemasakan. Klasifikasi daun stevia / 100 g disajikan pada Tabel 4.
Komponen Kadar
Energi 270 Kkal
Protein 10 g
Lemak 3g
Air 7g
Karbohidrat 52 g
Abu 11 g
Serat Kasar 18 g
Kalsium 464,4 mg
Phosper 11,4 mg
Besi 55,3 mg
Sodium 190 mg
(Sumber : Chattopadhya, 2007).
Tanaman stevia mempunyai nilai ekonomis yang terletak pada bagian daun.
glikosida yang mempunyai rasa manis tapi tidak menghasilkan kalori. Kadar
stevioside yang semakin tinggi pada bahan maka total gula dalam bahan juga
semakin meningkat, hal ini disebabkan bahwa hidrolisa stevioside oleh asam akan
menjadi satu molekul) dan akan meningkatkan ketersediaan glukosa dalam larutan.
2. Gula Stevia
peraturan disetiap negara (Nip dalam Hui, 2006). Ekstrak daun stevia diizinkan
digunakan sebagai pemanis alami (Anonim. 2004) Acceptable Daily Intake
(ADI) yang diperbolehkan sebersar 0-4 mg/kg berat badan (Anonim, 2010).
alami yang tertuang dalam aturan Peraturan Kepala Badan Pengawasan Obat
Bahan Baku Obat. Indonesia belum memiliki acuan SNI tentang penetapan
penetapan kadar stevioside dan rebaudioside A yang hingga saat ini belum
berlimpah pada daun stevia yang menyebabkan rasa manis (Buchori, 2007).
22% berat dan pada bunganya sekitar 0,9% berat. Nilai kalori dalam stevioside
sangat rendah sehingga cocok dikonsumsi oleh orang yang memiliki penyakit
diabetes melitus.
dan higroskopis, larut dalam air, dioxan, metanol dan sedikitnya larut dalam
darah berkurang.
2011). Rasa manis stevia berasal dari komponen glikosida yang terkandug pada
gula darah dan kenaikan level insulin pada kelompok tikus yang diberi asupan
daun stevia. Penelitian terkait toksitas stevioside menunjukkan tidak ada efek
karakteristik sensoris muncul lebih lambat ( slower onset) dan durasinya lebih
lama (Longer duration) pada penambahan tinggi beberapa gula stevia bisa
seperti ranting-ranting, daun yang sudah busuk dan hal hal yang tidak dikehendaki.
Daun stevia yang telah bersih diguntung kecil-kecil. Daun stevia dikeringkan
dengan 60 mesh. Kadar air yang tersisa dalam daun stevia dianalisis dengan
stevia dilakukan sentrifugasi dengan kecepatan putar 6000 rpm selama 15 menit.
Pelarut diuapkan dari ekstrak dengan menggunakan rotary vacuum evaporator, lalu
dikeringkan di dalam oven sehingga menjadi gula stevia. Berikut ini pada Gambar
F. Hipotesis
Penambahan pemanis gula stevia diduga akan mempengaruhi sifat fisik, kimia
Daun Stevia yang telah kering ditumbuk dengan mortar dan dianalisis
kadar air menggunakan moisture analyzer
Proses ekstraksi dilakukan pada variasi temperatur 45, 50, dan 55 °C dengan
menggunakan pelarut metanol, etanol, dan akuadestilata selama 60 menit
Bubuk stevia
Gambar 5. Diagram alir proses pengolahan bubuk stevia