Anda di halaman 1dari 17

PENUGASAN KEMBALI STAF MEDIS

No. No. revisi : 0 Halaman : 1/2


dokumen :

RSUD BULA
KAB. SERAM BAGIAN TIMUR

STANDAR PROSEDUR Tanggal Ditetapkan


OPERASIONAL Terbit : Direktur,

dr. JUFRI, Sp. B


NIP. 19780605 200604 1 014
Pengertian Sebagai salah satu pedoman dalam mengatur proses
penetapan kewenangan klinis pada penugasan pertama dan
penugasan ulang di Rumah Sakit Umum Daerah Bula
Tujuan 1. Memberikan acuan penugasan kembali staf agar
terpenuhi jumlh staf bagian tersebut
2. Terlaksananya rencana penempatan staf/susunan
kestafan di Rumah Sakit
Kebijakan 1. Setiap transfer atau pengalihan tanggung jawab
fungsional dari satu petugas kepetugas lain harus
melalui atasan langsung
2. Setiap transfer atau pengalihan tanggung jawab
structural dari satu petugas kepetugas lain harus
seizin Direktur
Prosedur 1. Bagian SDM menerima pengajuan penambahan
staf dari kepala bagian/kepala bidang, lengkap
dengan kualifikasi dn kompetensi yang dibutuhkan
2. Bagian SDM melakukan telaah pengajuan tersebut
dengan membandingkannya dengan dokumen
perencanaan staf Rumah Sakit dan merencanakan
pemenuhan kebutuhan staf tersebut melaui proses
penerimaan staf baru atau melalui proses
mutasi/potasi, domosi dan promosi
PENERIMAAN STAF KLINIS

PENUGASAN KEMBALI STAF MEDIS


No. dokumen No. revisi : 0 Halaman : 1/2
:

RSUD BULA
KAB. SERAM BAGIAN TIMUR

STANDAR PROSEDUR Tanggal Ditetapkan


OPERASIONAL Terbit : Direktur,

dr. JUFRI, Sp. B


NIP. 19780605 200604 1 014
Prosedur 3. Bagian SDM menyerahkan pengajuan

penambahan staf dari Sub Bagian dan

mengusulkan kepada Direktur cara pemenuhan

kebutuhan staf pada bagian tersebut

4. Bagian SDM menjalankan proses pemenuhan

kebutuhan staf atas dasar persetujuan Direktur

Unit Terkait
TATA CARA SELEKSI DAN PENEMPATAN STAF
MEDIS
No. dokumen No. revisi : 0 Halaman : 1/2
:

RSUD BULA
KAB. SERAM BAGIAN TIMUR

Tanggal Ditetapkan
Terbit : Direktur,

STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. JUFRI, Sp. B


NIP. 19780605 200604 1 014
Pengertian  Proses perekrutan tenaga medis fungsional yang
bekerja sebagai klinisi, atau spesialis bedah yang
bekerja di kamar operasi, harus melalui suatu
mekanisme sehingga bisa mendapatkan staf medis
yang professional sesuai dengan kompetensi yang
di harapkan
 Perektrutan disesuaikan dengan kebutuhan
pelayanan medis yang dikembangkan di Rumh
Sakit
Tujuan  Perektrutan tenaga medis yang berkualitas baik,
sehingga menjamin pelayanan yang sesuai dengan
standar dan khidah kedokteran modern serta
standarisasi Rumah Sakit
 Menetapkan tenaga medis yang bekerja di kamar
operasi adalah seorang dokter spesialis bedah
yang berkualitas sehingga menjamin pelayanan
operatif yang paripurna, dan mengikuti
perkembangan ilmu kedokteran
Kebijakan  Proses seleksi dan rekrutmen dilakukan oleh
manajemen Rumah Sakit yang disesuaikan
dengan kebutuhan pengembangan pelayanan
Rumah Sakit atau grand planning hospital
 Penambahan staf medis fungsional (klinisi,
spesialis bedah) dikoordinasikan dengan
pemimpin staf medis fungsional dan pemimpin
komite medic
 Staf medis adalah tenaga kesehatan, yang baru
direktrut atau perpanjangan kontrak dengan staf
medis yang sudah bertugas
PENUGASAN KEMBALI STAF MEDIS

No. dokumen No. revisi : 0 Halaman : 2/2


:

RSUD BULA
KAB. SERAM BAGIAN TIMUR

Tanggal Ditetapkan
Terbit : Direktur,

STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. JUFRI, Sp. B


NIP. 19780605 200604 1 014
 Kewenangan klinis (clinical privilage) staf medis,
direkomendasikan oleh masing-masing satuan
medis fungsional (SMF), yang dianjurkan kepada
komite medic dan diberkan surat penugasan
(clinical appointment) oleh Direktur
 Kewenangan klinis (clinical privilege) merupakan
kewenangan klinis untuk melakukan tindakan
medis tertentu dalam Rumah Sakit Umum Daerah
Bula, brdasarkan penugasan yang diberikan oleh
Direktur

Prosedur a. Rekrutmen dan kredensial


1. Eveluasi kebutuhan dilakukan oleh manajemen
Rumah Sakit berdasarkan rencana jangka
panjang Rumah Sakit dengan berkoordinasi
bersama dengan komite medic dan staf medic
fungsional yang terkait
2. Melakukan proses seleksi administrative
kandidat oleh manajemen Rumah Sakit.
3. Dilakukan klarifikasi kepada intitusi atau
universitas sebagai almamater kandidat
(primary rresources) untuk membuktikan
keabsahan ijazah atau sertifikat yang
disampaikan oleh kandidat
4. Wawancara kandidat oleh manajemen untuk
sebagai tahap awal proses seleksi
5. Kandidat yang memenuhi syarat, akan
dilakukan interview dengan komite medic/sub
komite kredensial dan SMF ( Rumah Sakit
Umum Daerah Bula) yang bersangkutan
6. Satuan medic fungsional (SMF) akan
merekomendasikan kewenangan klinis yang
bisa dilakukan oleh kandidat, kepda komite
medic, sebagai dasar pertimbangan untuk
diajukan ke Direktur
7. Kandidat terpilih di tetapkan oleh manajemen
Rumah Sakit, komite medic, kepala staf medis
fungsional dalam suatu rapat tertentu
8. Manajemen Rumah Sakit mengumumkan
secara tertulis kandidat yang terpilih
9. Kandidat yang terpilih melakukan kontrak
kerja sama dengan pihak Rumah Sakit, dan
Direktur mengeluakan surat keputusan
pengangkatan kandidat sebagai staf medis
fungsional dan surat penugasan ((clinical
appointment), untuk kewenangan klinis
(clinical privilege) yang boleh dialakukan
10. Kewenangan klinis (clinical privilege),
berlaku selama 3 (tiga) tahun dengan masa
percobaan 1 (satu) tahun
b. Kredensial ulang, penambahan kewenangan
klinis
1. Staf medis mengajukan penambahan
kewenangan klins
2. Manajemen melakukan penilaian dan
pengajuan kredensial ulang ke komite medic
3. Komite medic bersama dengan satuan medic
fungsional akan menilai kompetensi dan
keprofesional medis
4. Komite medis memberikan rekomendasi
untuk proses kredensial ulang
5. Direktur akan mengeluarkan surat penugasan
baru, berdasarkan kewenangan klins baru
yang telah diperoleh oleh staf medis
6. Kewenangan klinis baru (clinical privilege),
berlaku selama 3 (tiga) tahun dengan masa
percobaan 1 (satu) tahun
c. Kredensial ulang, pengangkatan kembali staf
medis
1. Kontrak kerja staff medis sudah berakhir,
dilakukan review oleh manager pelayanaa dan
penunjang medis.
2. Manajemen mengajurkan ke komite medic
untuk melakukan kredensial ulang, bisa juga
pada saat yang bersamaan diajukan
penmbahan klinis (sebagaimana poin B).
3. Komite medis dan SMF yang bersangkutaa,
akan melakukan evaluasi kompentensi dan
kemampuan keprofesional medis.
4. Komite medic akan menyampaikan hasil
kredensial ulang kepda Direktur untuk
dikeluarkan surat penungasan baru bila
kontrak kerja staff medis dapat dilanjutkan.
5. Kewenangan klinis (clinical privilege),
berlaku selama 3 (tiga) tahun.
6. Bila tidak memenuhi persyaratan maka
Direktur akan mengeluarkan surat
pemberhentian dengan hormat.

Unit terkait  Manajemen Rumah Sakit (Direktur,


Manajemen dan penunjang Medis)
 Ketua Komite Medik
 Kepala Staf Medik Fungsional
 Sub komite kredential Komite medik
PANDUAN
PENEMPATAN
KARYAWAN
DI RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH
BULA
BAB I

PENDAHULUAN

Langka awal dalam menghasikan sumber daya manusia yang terapil dan handal perlu
adanya suatu perencanaan dalm mentukan karyawan yang akn mengisi pekerjaan yang ada dalam
perusahan yang bersangkutan. Keberhasilan dlam pengadaan tenaga kerja trletak pada ketetapan
karyawan, baik penempatan karyawan baru maupun karyawan lama pada posisi jabatan baru.

Proses penempatan merupakan suatu proses yang sangat menentukan dalam


mendapatkan karyawan yang kompeten dibutuhkan perusahaan, karena penempatan yang tepat
dalam posisi jabatan yang tepat akan dapt membantu perusahaan mencapi tujuan yang di
harapkan.

Adapun pengertian penempatan menutur para ahli :

1. Menurut Marihoot T.E.Hariandja (2005:156) mengatakan bahwa : “ penempatan


merupakan proses penugasaan/pengisian jabtan atau penegasan kembali pegawa pada
tugas/jabatan baru atau jabatan yang berbeda “
2. Menutur Mathis dan Jacksoun (2006:256) menyataka bahwa : “ penempatan adalah
menempatkan posisi seseorang keposisi pekerjaan yang tapt, seberapa baik seorang
kariyawan cocok dengan pekerjaannya akan mempengaruh jumlah dan kualitas
pekerjaan”
3. Menurut B.Siswanto Sastrohadiryou yang di kutip ole Suwatno (2003:138) “
penempatan pegawai adalah untuk menempatkan pegawai sebagai unsur pelaksana
pekerjaan pada posisi yang sesuai dengan kemampuan, kecakapan dan keahliannya”.

Prinsip-prinsip yang harus di perhatikan dalam penempatan kariyawan menurut Musenif


yang dikutip oleh Suwatno (2003:138) sebai berikut :
a. Prinsip kemanusiaan
Prinsip yang menganggap manusia sebagai unsur pekerja yang mempunyai
persamaan harga diri, kemua, keingina, cita-cita,dan kemampuan harus dihargai
posisinya sebagai manusia yang layak tidak di anggap mesin
b. Prinsip demokrasi
Prinsip ini menunjukan adanya saling menghormati, saling mengharagai, dan saling
mengisi dalam melaksanaakan kegiatan.
c. Prinsip the right man on the right place
Prinsip ini penting di laksanakan dalam arti bahawa penempatan setiap orang dalam
setiap organisasai yang berarti bawa penempatan setiap orang dalam organisasi perlu
didasarkan pada kemampuan,keahlian, pengalamaan, serta pendidikan yang dimiliki
oleh orang yang bersangkutan.
d. Prinsip aqual pay for aqual work
Pemberian balas jasa terhadap kariyawan baru berdasarkan atas hasil prestasi kerja
yang di dapat oleh karyawan yang bersangkutan.
e. Prinsip kesatuan arah
Prinsip ini diterapkan dalam perusahaan terhadap setiap karyawan berkerja agar
dapat melaksanakan tugas-tugas, sejalan dengan program dan rencana yang
digariskan.
f. Prinsip kesatuan tujuan
Prinsip ini erat hubungannya dengan kesatuan arah, artinya arah yang dilaksanakan
karyawan harus difokudkan pada tujuan yang di capai
g. Prinsip kesatuan komando
Karyawan yang bekerja selalu dipengaruhi adanya komando yang diberikan
sehingga setiap karyawan hanya mempunyai satu oaring atasan.
h. Prinsip efensiensi dan produktifitas kerja
Prinsip ini merupakan kuncu kearah tujuan perusahaan karena efesiensi dan
produktifitas kerja hrus di capai dalam rangka mencapai tujuan perusahan

Di Rumah Sakit Umum Daerah Bula, penempatan karyawan juga harus dilakukan
sebagai salah satu langkah langkah dalam pengolaan SDM untuk mencapai visi dan misi Rumah
Sakit Umum Daerah Bula. Panduan ini disusun untuk memberikan acuan tentang bagaimana
proses penempatan karyawan dilakukan.
BAB II
RUANG LINGKUP

Penempatan karyawan Rumah Sakit Umum Daerah Bula, meliputi penempatan karyawan

baru dan penempatan karyawan lam (karyawan yang telah bekerja Rumah Sakit Umum Daerah

Bula)

Karyawan baru adalah karyawan yang telah lulus seleksi penerimaan karyawan dan lulus

masa probation. Karywan baru juga dimaskudkan untuk karyawan yang lulus seleksi dan

diterima sebagai karyawan kontrak (tidak melalui masa probation). Disini untuk penempatan

karyawan baru diistilahkan dengan penempatan awal. Sedangkan bentuk penempatan untuk

karyawan lama adalah penempatan ulang karena rotasi dan mutasi.


BAB III
TATA LAKSANA

1. Penempatan Awal

Ditujukan untuk karyawan baru yang telah lulus seleksi penerimaan karyan. Dokumen

penempatan awal adalah keputusan direktur tentang penerimaan karyawan teteap atau

perjanjian kerja waktu tertentu untuk karyawan kontrak.

2. Penempatan Ulang

Prinsip pempatan karyawan di Rumah Sakit Umum Daerah Bula adalah the right man

in the right place dan efektif efesien untuk menghasilkan produktifitas yang optimal.

Penempatan ulang karyawan dilakukan atas dasar beberapa pertimbangan, diantaranya :

a. Hasil penilaina kerja

b. Tujuan organisasi dan pengembangan pelayanan

c. Kompemtensi karyawan

d. Kesehatan karyawan. Terkait dengan keadaan kesehatan karyawan, perlu

dipertimbangkan kembali sifat dan karakteritis pekerjaan yang cocok dan sesuai

dengan kemampuan atas kondisi kesehatan terkini dari karyawan yang bersangkutan.

Istilah penempatan ulang di Rumah Sakit Umum Daerah Bula adalah :

a. Mutasi atau Rotasi

Yaitu perpindahan karyawan dari satu unit kerja ke unit kerja yang lain, baik dalam

lingkup departemen yang sama maupun antar departemen. Perpindahan karyawan

tersebut setelah ada diskusi antar kepala bagian kepegawaian dan diklat dan kepala

bagian serta kepla unit terkait. Setelah disepakati oleh kedua belah pihak kepala
bagian kepegawaian dan diklat akan memamnggil karyawan yang bersangkutan dan

menyampaikan maksud mutasi/rotasi secara lisan dan menyiapkan surat keputusan

direktur tentang penempatan ulang karyawan tersebut.

b. Promosi

Promosi adalah proses perpindahan karyawan dari satu jabatan ke jabatan lain yang

lebih tinggi. Promosi dilakukan setelah dirapatkan antara kepala bagian kepegawaian

dan diklat dan atasan langsung serta atasan tidak langsung dari karyawan yang

bersangkutan. Proses promosi dimulai dengan proses masa probation baru selama 3

bulan. Dalam masa probation jabatan ini ditentukan pula oleh key perpormance

indicator yang harus dicapai sebegai bahan penilaian atau fit and proper test. Atasan

langsung dan kabag kepegawaian dan diklat menyampaikan maksud promosi tersebut

secara lisan dan penjelasan masa probation kepada karyawan yang bersangkutan.

Pada akhir masa penilaian apabila karyawan tersebut lulus masa probation jabatan

maka kabag kepegawaian dan diklat memanggil karyawan tersebut dan

menyampaikan hasil serta surat keputusan direktur tentang pengangkatan jabatan.

c. Demosi

Demosi adalah proses perpindahan dari satu jabatan ke jabatan yang lain yang lebih

rendah. Dasar pertimbangan demosi adalah hasil penilaian kinerja yang tidak sesuai

dengan standar yang ditentukan/diharapkan.bila hasil penilaian kerja selama 2 kali

periode mennjukan hasil kurang, maka atasan langsung dan kabag kepegawaian dan

diklat menyamapaikan secara lisan kepada karyawan bersangkutan untuk

memperbaiki kinerja selama 6 bulan, dan apabila tidak ada peningkatan maka akan

dilkukan proses demosi. Kabag kepegawaian dan diklat akan memanggil karyawan
yang bersangkutan dan memberikan surat keputusan direktur tentang pemberhentian

dari jabatan dan penempatan di jabatan baru.

Penempatan ulang karyawan mutasi dan promosi diawali dengan masa transisi,

dimana karyawan yang bersangkutan belajar akan uraian tugas yang baru, standard an

prosedur yang berkaitan dengan pekerjaan baru, serta peraturan dan kebijakannya.

Proses pembelajaran baru tersebut dilakukan oleh atasa langsung pada jabatan atau

pekerjaan yang baru.


BAB V
PENUTUP

Demikian panduan penempatan ini disusun untuk menjadi acuhan bagi unit keja dan

kepegawaian dan diklat dalam merencanakan dan melaksanakan penempatan karyawan.

Anda mungkin juga menyukai