Pendahuluan
Batuan metamorfik adalah batuan yang telah berubah karena
bertambahnya tekanan dan temperatur (Katili dan Marks, 1963;
hal. 90).
1
shddin © 2008
Agen Metamorfisme
shddin © 2008
Faktor Tekanan
(a) Tekanan litostatis berlaku
seragam ke segala arah di kerak
bumi yang disebabkan oleh berat
pembebanan batuan diatasnya.
Sehingga, tekanan bertambah
seiring kedalaman.
2
shddin © 2008
Faktor Tekanan
Selain tekanan litostatis, batuan
juga mengalami stress
diferensial (directed pressure)
akibat proses deformasi batuan
selama pembentukan
pegunungan.
Granit
Gneiss
shddin © 2008
Faktor Tekanan
Rekristalisasi mineral
dalam stress diferensial
selalu berhubungan
dengan minimalisasi
energi dan pertumbuhan
yang tegaklurus terhadap
arah stress maksimum.
3
shddin © 2008
Faktor Tekanan
shddin © 2008
Faktor Tekanan
Tekanan diferensial
bersifat tidak merata
ke segala arah,
menyebabkan batuan
mengalami distorsi,
seperti garnet
terpuntir pada gambar
di samping.
4
shddin © 2008
Faktor Temperatur
Panas merupakan agen metamorfisme yang penting karena
fungsinya untuk meningkatkan kecepatan reaksi kimia yang akan
menghasilkan mineral baru.
shddin © 2008
Faktor Fluida
Dalam proses metamorfisme, fluida berupa air (H 2O) hampir
selalu hadir dalam jumlah bervariasi diantara butiran mineral atau
di lubang pori bebatuan. Fluida tersebut, yang umumnya
mengandung ion terlarut, mempercepat proses metamorfisme
dengan cara meningkatkan kecepatan reaksi kimia.
5
shddin © 2008
Faktor Fluida
Reaksi air dengan batuan sekitar juga bisa membentuk mineral
baru dalam kondisi tekanan dan temperatur tertentu, seperti:
shddin © 2008
Jenis Metamorfisme
Dikenal 3 jenis metamorfisme:
1. Metamorfisme kontak, dimana panas magmatik dan fluida
sangat berperan,
2. Metamorfisme dinamik, yang dihasilkan oleh tekanan tinggi
selama deformasi batuan, dan
3. Metamorfisme regional, umumnya terbentuk pada daerah yang
luas dan terkait dengan proses pembentukan pegunungan.
6
shddin © 2008
Metamorfisme Kontak
Metamorfisme kontak berlangsung ketika suatu tubuh magma
merubah batuan yang telah ada disekelilingnya.
shddin © 2008
Metamorfisme Kontak
7
shddin © 2008
Metamorfisme Dinamik
Metamorfisme dinamik terjadi akibat pergerakan patahan dimana
batuan terkena tekanan diferensial yang tinggi di sepanjang zona
patahan.
Sayatan tipis
Foto singkapan
shddin © 2008
Metamorfisme Regional
Hampir sebagian besar batuan metamorf dihasilkan oleh proses
jenis ini, yang umumnya terjadi di sepanjang batas lempeng
konvergen.
Contohnya:
Mineral indeks dalam proses metamorfisme pada batuan yang
kaya-lempung:
8
shddin © 2008
Metamorfisme Regional
shddin © 2008
Metamorfisme Regional
Kurva keseimbangan Al 2SiO5
Andalusit
Kyanit
Silimanit
9
shddin © 2008
Metamorfisme Regional
shddin © 2008
Klasifikasi Batuan Metamorf
10
shddin © 2008
Klasifikasi Batuan Metamorf
Nama batuan metamorf dapat mengacu pada protolith (batuan
asal) atau pada tingkatan metamorfisme.
shddin © 2008
Klasifikasi Batuan Metamorf
11
shddin © 2008
Muskovit
Garnet
Biotit
Kuarsa
shddin © 2008
12
shddin © 2008
Contoh Batuan Metamorf
shddin © 2008
Contoh Batuan Metamorf
13
shddin © 2008
Contoh Batuan Metamorf
shddin © 2008
Metamorfisme Progresif pada Shale
shale slate
schist phyllite
14
shddin © 2008
Transisi dari Shale menjadi Slate
Kedua batuan berbutir sangat halus. Metamorfisme dan deformasi
menyebabkan mineral lempung rekristalisasi menjadi mika dan
reorientasi dalam bidang planar membentuk slaty cleavage.
shale slate
1 mm 1 mm
shddin © 2008
Slaty Cleavage
15
shddin © 2008
Transisi dari Slate menjadi Phyllite
Mika terus rekristalisasi dan tumbuh membesar (meski belum
tampak tanpa alat bantu visual). Tekstur batuan menjadi tidak
planar sempurna. Phyllite dalam contoh setangan tampak
bergelombang dan bercahaya.
slate phyllite
1 mm 1 mm
shddin © 2008
Transisi dari Phyllite menjadi Schist
Proses rekristalisasi membuat mika, kuarsa dan feldspar
berukuran cukup besar untuk tampak dalam contoh setangan.
Batuan terfoliasi sangat kuat karena dominasi mika dan umumnya
memiliki porfiroblas garnet dan silika alumina.
phyllite schist
1 mm 1 mm
16
shddin © 2008
schist gneiss
1 mm 1 cm
shddin © 2008
17
shddin © 2008
Protolith
shddin © 2008
Batugamping vs Marmer
Hampir semua batugamping berwarna suram sedangkan marmer
cerah dengan beberapa cerat warna.
18
shddin © 2008
Batupasir vs Kuarsit
Mengapa kuarsit lebih keras daripada batupasir?
Batupasir Kuarsit
shddin © 2008
Batupasir vs Kuarsit
Butiran dalam batupasir direkatkan
oleh semen, yang biasanya lemah.
Ketika terkena proses
metamorfisme, yang pertama
hilang adalah semen.
19
shddin © 2008
Preservasi Struktur Protolith
meta-shale
meta-sandstone
shddin © 2008
Metakonglomerat
20
shddin © 2008
Metakonglomerat
shddin © 2008
Protolith Batuan Beku
21
shddin © 2008
Greenstone
Plagioklas feldspar (p) - sebelumnya kaya Ca namun
rekristalisasi menjadi kaya Na - dalam matriks (m) klorit, mineral
mika Mg yang berukuran lempung.
Formasi Catoctin,
Virginia,
~570 Myr old
basaltic lava.
shddin © 2008
Amfibolit
Greenstone yang mengalami metamorfisme pada tingkatan lebih
tinggi akan menjadi amfibolit.
22
shddin © 2008
Protolith Batuan Beku di Zona Subduksi
Zona subduksi adalah tempat eksklusif untuk mendapatkan
metamorfisme tekanan tinggi dalam temperatur rendah. Batuan
beku basalt yang menyusun kerak samudera akan berubah
pertama menjadi sekis biru, kemudian menjadi eklogit (berbutir
kasar tersusun oleh piroksen (jade) dan garnet).
shddin © 2008
Urat Kuarsa
Seperti pada pelapukan kimiawi, reaksi metamorfisme seringkali
menghasilkan kelebihan Si. Silika tersebut bergerak sebagai
fluida melalui batuan hingga mendingin dan membentuk urat
(veins) yang tersusun oleh kuarsa.
23
shddin © 2008
Korundum
Gneiss dari protolith kaya alumina
dapat mengandung mineral
korundum (Al 2O 3).
Korundum berwarna merah
disebut rubi, bila berwarna biru
disebut safir. Selain sebagai
batumulia, mineral ini berfungsi
sebagai amplas (penghalus)
shddin © 2008
Migmatit
24
shddin © 2008
Migmatit
shddin © 2008
Fasies Metamorfisme
25
shddin © 2008
Fasies Metamorfisme
shddin © 2008
Metamorfisme dan Tektonika Lempeng
26