Anda di halaman 1dari 27

V.

Metamorfisme dan Batuan Metamorf

Pendahuluan
Batuan metamorfik adalah batuan yang telah berubah karena
bertambahnya tekanan dan temperatur (Katili dan Marks, 1963;
hal. 90).

Batuan metamorfik mengalami perubahan mineralogik dan


struktur oleh metamorfisme dan terjadi langsung dari fase padat
tanpa melalui fase cair (Turner, 1954; dalam Williams dkk., 1954;
hal. 161-162).

Bahasa Yunani: meta = terubah dan morpho = bentuk

1
shddin © 2008
Agen Metamorfisme

Tekanan Temperatur Fluida

shddin © 2008
Faktor Tekanan
(a) Tekanan litostatis berlaku
seragam ke segala arah di kerak
bumi yang disebabkan oleh berat
pembebanan batuan diatasnya.
Sehingga, tekanan bertambah
seiring kedalaman.

(b) Gelas styrofoam berukuran 200 ml


diturunkan kedalam samudera
pada kedalaman 750 m dan 1500
m. Pertambahan tekanan di
segala arah yang dialami oleg
gelas tersebut menyebabkan
berkurangnya volume namun
dengan tetap mempertahankan
bentuk dasarnya.

2
shddin © 2008

Faktor Tekanan
Selain tekanan litostatis, batuan
juga mengalami stress
diferensial (directed pressure)
akibat proses deformasi batuan
selama pembentukan
pegunungan.

Granit

Ketika tekanan diterima secara


non-homogen, satu dimensi
akan menerima stress lebih
besar dari yang lain.

Gneiss

shddin © 2008

Faktor Tekanan
Rekristalisasi mineral
dalam stress diferensial
selalu berhubungan
dengan minimalisasi
energi dan pertumbuhan
yang tegaklurus terhadap
arah stress maksimum.

3
shddin © 2008

Faktor Tekanan

• Mineral pada batuan


granit mengkristal
dari larutan magma
tanpa dipengaruhi
oleh tekanan. Kristal
mineral tumbuh
bebas ke segala
arah.
• Mineral mika pada
batuan gneiss
tumbuh tegak lurus
terhadap arah stress
maksimum. Granit
termetamorfosa dan
mengembangkan
foliasi menjadi
gneiss.

shddin © 2008

Faktor Tekanan
Tekanan diferensial
bersifat tidak merata
ke segala arah,
menyebabkan batuan
mengalami distorsi,
seperti garnet
terpuntir pada gambar
di samping.

4
shddin © 2008
Faktor Temperatur
Panas merupakan agen metamorfisme yang penting karena
fungsinya untuk meningkatkan kecepatan reaksi kimia yang akan
menghasilkan mineral baru.

Panas didalam proses metamorfisme berasal dari 2 sumber:


1. Tubuh magma intrusif
2. Gradien geotermal akibat penimbunan (~25 0C/km)

shddin © 2008
Faktor Fluida
Dalam proses metamorfisme, fluida berupa air (H 2O) hampir
selalu hadir dalam jumlah bervariasi diantara butiran mineral atau
di lubang pori bebatuan. Fluida tersebut, yang umumnya
mengandung ion terlarut, mempercepat proses metamorfisme
dengan cara meningkatkan kecepatan reaksi kimia.

Ada 3 sumber air yang terlibat dalam proses metamorfisme:


1. Air terjebak didalam pori batuan ketika batuan tersebut
terbentuk.
2. Cairan volatil dari magma.
3. Hasil proses dehidrasi dari mineral jenuh air seperti gipsum
(CaSO 4.H 2O).

5
shddin © 2008
Faktor Fluida
Reaksi air dengan batuan sekitar juga bisa membentuk mineral
baru dalam kondisi tekanan dan temperatur tertentu, seperti:

2Mg 2SiO 4 + 2H 2O Æ Mg 3Si 2O 5(OH) 4 + MgO


Olivine Air Serpentin terbawa dalam
larutan

shddin © 2008
Jenis Metamorfisme
Dikenal 3 jenis metamorfisme:
1. Metamorfisme kontak, dimana panas magmatik dan fluida
sangat berperan,
2. Metamorfisme dinamik, yang dihasilkan oleh tekanan tinggi
selama deformasi batuan, dan
3. Metamorfisme regional, umumnya terbentuk pada daerah yang
luas dan terkait dengan proses pembentukan pegunungan.

Seringkali batas ketiganya tidak begitu tegas, tergantung pada


agen metamorfisme mana yang paling dominan.

6
shddin © 2008
Metamorfisme Kontak
Metamorfisme kontak berlangsung ketika suatu tubuh magma
merubah batuan yang telah ada disekelilingnya.

Faktor-faktor yang penting:


1. Temperatur mula-mula tubuh magma (secara tidak langsung
terkait komposisi: magma basa lebih panas dibandingkan
magma asam),
2. Ukuran intrusi,
3. Kandungan fluida magma dan/atau batuan disekelilingnya.

Seringkali pada fase akhir pendinginan, ketika suatu tubuh intrusi


magma mulai mengkristal, sejumlah besar fluida panas
dilepaskan. Larutan fluida tersebut bereaksi dengan batuan
disekelilingnya dan menghasilkan mineral-mineral metamorfik
baru. Proses ini lazim disebut alterasi hidrotermal dan seringkali
menghasilkan mineral bernilai ekonomis tinggi.

shddin © 2008
Metamorfisme Kontak

Pengaruh temperatur suatu intrusi terhadap batuan


disekelilingnya dan reaksi kimia yang dihasilkannya menghasilkan
zona konsentris yang disebut aureoles.

7
shddin © 2008
Metamorfisme Dinamik
Metamorfisme dinamik terjadi akibat pergerakan patahan dimana
batuan terkena tekanan diferensial yang tinggi di sepanjang zona
patahan.

Batuan hasil metamorfisme dinamik adalah milonit, bersifat keras,


padat, berbutir halus dan dicirikan oleh laminasi tipis.

Sayatan tipis
Foto singkapan

shddin © 2008
Metamorfisme Regional
Hampir sebagian besar batuan metamorf dihasilkan oleh proses
jenis ini, yang umumnya terjadi di sepanjang batas lempeng
konvergen.

Proses ini membentuk gradasi intensitas metamorfisme dari


daerah yang terkena tekanan dan temperatur tinggi menuju
daerah yang hanya terkena tekanan dan temperatur rendah.
Tingkatan metamorfisme tersebut dapat diidentifikasi berdasarkan
mineral indeks.

Contohnya:
Mineral indeks dalam proses metamorfisme pada batuan yang
kaya-lempung:

klorit Æ biotit Æ garnet Æ staurolit Æ kyanit Æ silimanit


(200 OC) (>500 OC)

8
shddin © 2008
Metamorfisme Regional

Perubahan mineral indeks


relatif terhadap tekanan dan
temperatur dalam
metamorfisme regional pada
batuan serpih.

shddin © 2008
Metamorfisme Regional
Kurva keseimbangan Al 2SiO5

Andalusit

Kyanit
Silimanit

9
shddin © 2008
Metamorfisme Regional

shddin © 2008
Klasifikasi Batuan Metamorf

10
shddin © 2008
Klasifikasi Batuan Metamorf
Nama batuan metamorf dapat mengacu pada protolith (batuan
asal) atau pada tingkatan metamorfisme.

Mineral baru yang lebih besar dari mineral sekitarnya disebut


porfiroblas (porphyroblasts).

shddin © 2008
Klasifikasi Batuan Metamorf

Sekis, difoto tegaklurus bidang foliasi, memperlihatkan lineasi


kristal biotit (porfiroblas).

11
shddin © 2008

Klasifikasi Batuan Metamorf

Muskovit

Garnet

Biotit

Kuarsa

Sayatan tipis dari sekis (slide sebelumnya) yang dipotong


tegaklurus bidang foliasi. Porfiroblas garnet berbentuk butiran
sedangkan biotit berbentuk pipih dan ikut membentuk foliasi dan
lineasi. Matriks tersusun oleh kuarsa dan muskovit.

shddin © 2008

Tekstur Batuan Metamorf

Sekis mika (tekstur foliasi) Kuarsit (tekstur nonfoliasi)

Kedua foto diatas adalah foto sayatan tipis dengan diameter


3 mm.

12
shddin © 2008
Contoh Batuan Metamorf

Slate: batuan metamorfik Schist: batuan metamorfik


terfoliasi yang berbutir halus. terfoliasi kuat dengan
Bidang foliasi umumnya kandungan mineral pipih yang
memotong bidang perlapisan melimpah, umumnya terdiri dari
batuan asal. mineral muskovit atau khlorit.

shddin © 2008
Contoh Batuan Metamorf

Gneiss: bidang foliasinya Quartzite: batuan metamorfik


disusun oleh perselang- non-foliasi yang berasal dari
selingan lapisan berwarna batupasir kaya kuarsa.
terang (umumnya mineral
feldspar dan kuarsa) dan
lapisan berwarna gelap
(mineral silika basa).

13
shddin © 2008
Contoh Batuan Metamorf

Metaconglomerate: seringkali Marble: batugamping yang


memperlihatkan butiran yang mengalami rekristalisasi
terlonjongkan. selama proses metamorfisme,
banyak mengandung mineral
kalsit.

shddin © 2008
Metamorfisme Progresif pada Shale
shale slate

schist phyllite

14
shddin © 2008
Transisi dari Shale menjadi Slate
Kedua batuan berbutir sangat halus. Metamorfisme dan deformasi
menyebabkan mineral lempung rekristalisasi menjadi mika dan
reorientasi dalam bidang planar membentuk slaty cleavage.

shale slate

1 mm 1 mm

shddin © 2008
Slaty Cleavage

Slaty cleavage umumnya tidak sejajar


terhadap bidang perlapisan.

15
shddin © 2008
Transisi dari Slate menjadi Phyllite
Mika terus rekristalisasi dan tumbuh membesar (meski belum
tampak tanpa alat bantu visual). Tekstur batuan menjadi tidak
planar sempurna. Phyllite dalam contoh setangan tampak
bergelombang dan bercahaya.

slate phyllite

1 mm 1 mm

shddin © 2008
Transisi dari Phyllite menjadi Schist
Proses rekristalisasi membuat mika, kuarsa dan feldspar
berukuran cukup besar untuk tampak dalam contoh setangan.
Batuan terfoliasi sangat kuat karena dominasi mika dan umumnya
memiliki porfiroblas garnet dan silika alumina.

phyllite schist

1 mm 1 mm

16
shddin © 2008

Transisi dari Schists menjadi Gneiss


Pada tekanan dan temperatur yang tinggi, mika mulai berubah
dan membentuk mineral garnet, feldspar dan silika alumina.
Proses tersebut dipengaruhi pula oleh perbedaan mekanika
antara mika dan kuarsa + feldspar yang menghasilkan pita-pita
gneiss.

schist gneiss

1 mm 1 cm

shddin © 2008

Metamorfisme Progresif pada Shale

17
shddin © 2008
Protolith

Kuarsit dihasilkan oleh metamorfisme pada batupasir kuarsa.

Marmer dihasilkan oleh metamorfisme pada batugamping.

shddin © 2008
Batugamping vs Marmer
Hampir semua batugamping berwarna suram sedangkan marmer
cerah dengan beberapa cerat warna.

Warna suram pada batugamping berasal dari material klastik


(lempung) pengotor dan material organik. Proses metamorfisme
menghilangkan material organik (sebagai volatil), mencerahkan
warna batuan, dan lempung terkristalisasi menjadi mineral baru
dengan pola cerat.

18
shddin © 2008

Batupasir vs Kuarsit
Mengapa kuarsit lebih keras daripada batupasir?

Batupasir Kuarsit

shddin © 2008

Batupasir vs Kuarsit
Butiran dalam batupasir direkatkan
oleh semen, yang biasanya lemah.
Ketika terkena proses
metamorfisme, yang pertama
hilang adalah semen.

Selanjutnya, butiran menjadi seperti ter-


"las"-kan, menjadikannya kerangka padat
yang saling mengunci.

19
shddin © 2008
Preservasi Struktur Protolith

meta-shale

meta-sandstone

Metamorfisme terhadap perselingan shale dan batupasir ini masih


memperlihatkan struktur sedimen.

shddin © 2008
Metakonglomerat

Dalam stress yang sangat tinggi, semua material akan


terdeformasi, termasuk fragmen-fragmen dalam konglomerat.

20
shddin © 2008
Metakonglomerat

Batuan yang berbeda jenis memiliki respon yang berbeda


terhadap stress. Fragmen granit masih tetap bulat, sedangkan
fragmen klastika volkanik menjadi memanjang.

shddin © 2008
Protolith Batuan Beku

• Pada metamorfisme derajat rendah, gelas dan feldspar dalam


batuan volkanik akan rekristalisasi menjadi klorit (mika hijau),
dimana batuan yang dihasilkan disebut greenstone.

• Pada metamorfisme derajat menengah hingga tinggi, batuan


beku basa (ekstrusif dan intrusif) menghasilkan batuan metamorf
berbutir kasar yang disebut sebagai amfibolit (amphibolite).

• Amfibolit sebetulnya adalah gneiss yang didominasi oleh mineral


amfibol. Pada derajat tinggi, amfibolit juga mengandung garnet.

• Batuan beku menengah dan asam yang berbutir kasar akan


rekristalisasi membentuk gneiss, yang teksturnya mirip dengan
gneiss produk metamorfisme tingkat tinggi dari shale.

21
shddin © 2008
Greenstone
Plagioklas feldspar (p) - sebelumnya kaya Ca namun
rekristalisasi menjadi kaya Na - dalam matriks (m) klorit, mineral
mika Mg yang berukuran lempung.

Formasi Catoctin,
Virginia,
~570 Myr old
basaltic lava.

shddin © 2008
Amfibolit
Greenstone yang mengalami metamorfisme pada tingkatan lebih
tinggi akan menjadi amfibolit.

22
shddin © 2008
Protolith Batuan Beku di Zona Subduksi
Zona subduksi adalah tempat eksklusif untuk mendapatkan
metamorfisme tekanan tinggi dalam temperatur rendah. Batuan
beku basalt yang menyusun kerak samudera akan berubah
pertama menjadi sekis biru, kemudian menjadi eklogit (berbutir
kasar tersusun oleh piroksen (jade) dan garnet).

blueschist: low T, high P eclogite: high T, very high P

shddin © 2008
Urat Kuarsa
Seperti pada pelapukan kimiawi, reaksi metamorfisme seringkali
menghasilkan kelebihan Si. Silika tersebut bergerak sebagai
fluida melalui batuan hingga mendingin dan membentuk urat
(veins) yang tersusun oleh kuarsa.

pada sekis, kemudian terlipat


pada marmer oleh deformasi berikutnya

23
shddin © 2008
Korundum
Gneiss dari protolith kaya alumina
dapat mengandung mineral
korundum (Al 2O 3).
Korundum berwarna merah
disebut rubi, bila berwarna biru
disebut safir. Selain sebagai
batumulia, mineral ini berfungsi
sebagai amplas (penghalus)

shddin © 2008
Migmatit

Migmatite: merupakan metamorfisme derajat tinggi yang


menghasilkan campuran antara batuan metamorf (warna gelap)
dan batuan beku granit (warna cerah). Diduga migmatit terbentuk
ketika tekanan dan temperatur cukup tinggi untuk menyebabkan
partial melting.

24
shddin © 2008
Migmatit

shddin © 2008
Fasies Metamorfisme

25
shddin © 2008
Fasies Metamorfisme

Fasies greenschist merupakan Fasies blueschist lazim


ciri metamorfisme regional terbentuk di zona penunjaman.
derajat rendah yang umumnya Mineral berwarna biru adalah
terjadi di dasar samudera. amfibol yang stabil pada
Warna hijau dihasilkan oleh tekanan tinggi dan temperatur
klorit, talk, serpentin dan epidot. rendah.

shddin © 2008
Metamorfisme dan Tektonika Lempeng

26

Anda mungkin juga menyukai