Anda di halaman 1dari 4

63

Batuan Metamorf
7.1 Pengertian Batuan Metamorf
Metamorfisme adalah proses yang menyebabkan perubahan tekstur, perubahan mineralogi atau
keduanya yang terjadi pada batuan dengan limit bawahnya diagenesis dan pelapukan dan limit
atasnya adalah melting (peleburan). Proses perubahan tekstur yang tidak diiringi dengan perubahan
mineralogi ada dua macam yaitu Cataclastic dan Recrystalization. Cataclastic yaitu proses
penghancuran dan pemecahan butiran pada batuan. Recrystalization adalah proses penyusunan
kembali crystal lattice dan hubungan dalam butir melalui migrasi ion dan deformasi lattice, tanpa
disertai penghancuran butiran. Neocrystalization adalah proses yang menghasilkan mineral baru
yang tidak terdapat pada batuan metamorf sebelumnya. Proses yang serupa terjadi juga selama
diagenesis. Jadi metamorfisme sama dengan diagenesis, tetapi hanya meliputi proses yang terdapat
diluar kondisi permukaan (P dan T rendah).
Batuan metamorf adalah batuan dengan tekstur dan mineral yang merefleksikan Cataclastic,
Recrystalization atau Neocrystalization sebagai respon terhadap kondisi yang berbeda dari
pembentukan batuan tersebut dan prosesnya diantara diagenesis dan anatexis. Batuan asal
(protolith) dari batuan metamorf ini bisa berasal dari batuan beku, batuan sedimen bahkan batuan
metamorf dengan derajat yang lebih rendah.
7.2 Agen Metamorfisme
Agen metamorfisme yaitu tekanan, deviatoric, temperatur stress dan cairan kimia aktif. Pada
umumnya, ketika batuan masuk pada kondisi yang berbeda, mineral dan teksturnya menjadi tidak
stabil sehingga terjadilah perubahan pada salah satu atau keduanya sehingga terjadilah kestabilan
pada kondisi yang baru. Ketika batuan metamorf mencapai permukaan akibat erosi atau proses
lainnya, mineral dan tekstur batuan metamorf tersebut menjadi tidak stabil, tetapi tidak cukup energi
untuk merubah batuan tersebut menjadi batuan asalnya (protolith).
7.2.1 Tekanan
Stress didefinisikan sebagai Gaya dibagi Luas (F/A), tekanan adalah stress yang seragam pada
berbagai arah. Tekanan ini diakibatkan oleh tekanan fluida yang terperangkap (PFluid, PH2O, PCO2) dan
tekanan batuan yang berada diatasnya (PLoad) atau tekanan Lithostatic.
7.2.2 Deviatoric Stress
Merupakan stress yang tidak seragam pada arah yang berbeda yang terdiri dari tiga komponen
utama yaitu :

1 (stress maximum)

2 (stress intermediet)

3 (stess minimum)
Deviatoric stress terbagi menjadi tiga macam yaitu tension, compression dan shear.

64

Gambar. 7.1. Deviatoric Stress, (a) Tension, (b) Compression, (c) Shear
Deviatoric stress ini mengakibatkan terbentuknya foliasi akibat penyusunan butir mineral secara
parallel

Gambar. 7.2. Pembentukan foliasi akibat deviatoric stress


7.2.3 Temperatur
Batas atas temperatur dalam proses metanorfisme tergantung dari beberapa kondisi diantaranya
kering atau basahnya batuan dan komposisi batuan. Untuk batuan ultramafic atau ultrabasic dalam
keadaan kering batas atasnya berkisar antara 1200 sampai 20000C. Untuk batuan granitik basah
batas atasnya sebesar 6000C.
Batas bawah temperatur sehingga terjadi proses metamorfisme belum begitu diketahui. Diagenesis
dan pelapukan berakhir dan metamorfisme dimulai ketika mineral baru yang tidak stabil di permukaan
terbentuk. Reaksi pembentukan meineral ini diperlirakan mulai pada suhu 1000C.
7.2.4 Fluida Kimia Aktif
Batuan memiliki fasa fluida yang biasanya didominasi oleh H2O, tetapi CO2, CH4, N2, Cl, B, Na,
K dan komponen lainnya mungkin hadir, dan dalam bebrapa kasus fluida selain H 2O dapat menjadi
bagian yang dominan
Pada tubuh batuan fasa fluida dan fasa solid berada dalam keadaan equilibrium. Jika terjadi
perubahan komposisi pada fluida tersebut maka akan terjadi disequilibrium. Fluida yang berubah
tersebut menjadi aktif dan berinteraksi dengan batuan sehingga terjadi perubahan tekstur, perubahan
mineralogi atau keduanya pada batuan tersebut.
7.3 Tipe Metamorfisme
1. Berdasarkan area atau volume :

Metamorfisme lokal. Metamorfisme terjadi pada volume batuan yang relative kecil
(kurang dari 100 km3)

65

Metamorfisme Regional. Terjadi pada batuan dengan volume ribuan kilometer kubik.

2. Berdasarkan agen metamorfismenya :

Metamorfisme Kontak, yaitu metamorfisme dengan agen utamanya adalah temperatur


dan terjadi karena intrusi batuan beku terhadap batuan dangkal yang lebih dingin, biasanya
terjadi pada skala lokal. Kontak ini disebut juga kontak aureole.

Metamorfisme dinamik, yaitu metamorfisme yang terjadi karena deviatorik stress.


Metamorfisme dinamik lokal terjadi pada zona sesar, ataupun pada derah yang terkena
jatuhan meteorit. Metamorfisme dinamik regional terjadi pada daerah yang cukup luas seperti
pada zona akresi di batas konvergen lempeng.

Metamorfisme static, yaitu metamorfisme akibat tekanan lithostatik yang terjadi pada
kedalaman yang besar, pada tumpukan sediment di benua, fore arc basin dan palung.

Metamorfisme dinamotermal, merupakan metamorfisme yang paling banyak dan


terjadi oleh kombinasi tekanan dan temperature.
7. 4 Struktur batuan metamorf
Struktur merupakan bentuk dari handspecimen atau masa batuan yang lebih besar. Struktur
dibedakan dari tekstur berdasarkan skalanya dimana tekstur merupakan bentuk mikroskopis yang
disusun oleh ukuran, bentuk, orientasi, distribusi dan hubungan butirnya. Pada batuan metamorf
struktur terjadi karena proses deformasi.
Beberapa struktur batauan beku diantaranya yaitu :
1. Cleavage, yaitu kecenderungan batuan untuk pecah sejajar dengan bidang prmukaan. Cleavage
merupakan struktur yang paling umum pada batuan metamorf.
2. Perlapisan, perlapisan ini memperlihatkan perbedaan komposisi mineral atau tekstur. Perlapisan
ini berukuran dari beberapa milimeter sampai meter. Perlapisan dengan tebal kurang dari 1 mm
disebut microlayer dan yang lebih dari 1 m disebut megalayer. Perlapisan diantara batas ni
disebut struktur gneissic.
3. Fold (lipatan), struktur ini bisa terdapat pada perlapisan, foliasi, urat atau bentuk lainnya termasuk
lipatan dari batuan asalnya. Skalanya bervariasi mulai dari struktur mikroskopis sampai
makroskopis yang melingkupi puluhan sampai ratusan kilometer persegi. Struktur ini terjadi akibat
gaya yang bekerja pada lapisan batuan.
4. Boudin, yaitu masa batuan silindris, berasal dari satu layer yang mengalami pemotongan dan
pullapart.
5. Joint (kekar), yaitu pecahan yang tidak memperlihatkan adanya pergerakan yang signifikan, pada
batuan metamorf kekar ini biasanya terisi oleh urat.
6. Fault (patahan), yaitu pecahan yang memperlihatkan adanya pergerakan yang signifikan.
7.5 Tekstur batuan metamorf
1. Tekstur Foliasi, yaitu adanya kesejajaran orientasi mineral yang memberikan adanya pelapisan,
penyerpihan, dan kenampakan kelurusan. Contoh Tekstur ini yaitu :
Tekstur slaty, butirannya sangat halus (< 0,1 mm), kelurusan pada orientasi planar dan
subplanar, pecahannya berlembar. Contoh batuannya adalah slate
Tekstur Phylitic, berbutir sangat halus sampai halus (< 0,5 mm), contoh batuannya adalah
Phylite
Tekstur schistose. Berbutir halus sampai sangat kasar (> 1 mm). Contoh batuannya adalah
schist
Tekstur Gneissose. Berbutir halus sampai sangat kasar, memperlihatkan perlapisan akibat
perbedaan mineralogi.
Tekstur Foliasi Porphyroblastic. Berbutir sangat halus sampai sangat kasar dengan ukuran
kristal yang besar (porphyroblastic) tertanam didalam matriks berfoliasi berukuran halus.
Tekstur Mylonite
2. Tekstur Diablastik, tekstur yang dicirikan tidak adanya kesejajaran butiran, berorientasi radial
sampai acak, Contoh Tekstur ini yaitu :
Tekstur Sheaf, yaitu tekstur yang memperlihatkan kelompok butiran yang bercabang.

66
Tekstur Spherolublastik, yaitu tekstur yang memperlihatkan kelompok butiran yang radial.
Tekstur Fibroblastik, yaitu tekstur diablastik yang memilki ukuran burtir yanf sama.
3. Tekstur Grano Blastik, tekstur yang didominasi oleh butiran. Contoh tekstur ini yaitu
Tekstur Homogranular, yaitu tekstur yang memperlihatkan ukuran butir yang hampir sama
Tekstur Heterogranular, yaitu tekstur yang memperlihatkan ukuran butir yang tidak seragam.
Tekstur Heterogranoblastik, yaitu tekstur yang dicirikan oleh mineral yang sama dengan
ukuran yang beragam
Tekstur Nodularblastik, yaitu tekstur yang memiliki nodular yang tersusun oleh mineral kecil
dengan satu atau dua mineral dalam matriks yang memiliki komposisi berbeda

C
B

Gambar.7.3. Batuan Metamorf dengan tekstur befoliasi (a) Phylite (b) Slate
(c) Schist (d) Gneiss

Anda mungkin juga menyukai