Anda di halaman 1dari 17

PEMERINTAH KOTA PONTIANAK

DINAS KESEHATAN
1771 UPTD PUSKESMAS KECAMATAN PONTIANAK TENGGARA

LAPORAN Dasar Surat Tugas nomor : / /Dkes/UPTDTenggara/ X


HASIL /2019
KEGIATAN Nama Kegiatan : Sosialisasi PTM Di Posyandu Lansia Al Faizin
Di Wilayah UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Tenggara Bulan
Oktober tahun 2019
Rencana Rencana Realisasi
dan Sasaran/ Tgl/ Sasaran/
Tgl/ jam Tempat Tempat
Realisasi Pelaksana jam pelaksana

26
Oktobe
Semua
Jl.Imam r Jl.Imam
orang Semua
Bonjol 2019 / Bonjol
yang orang yang
26 Gg.Mend pk Gg.Menda
hadir / hadir /
Oktober awai 09.00 wai
Petugas Petugas
2019 / pk Kel,Bans Kel,Bansi
Puskesma Puskesmas
09.00 ir Laut r Laut
s dan dan kader
kader

Hasil
Temuan Tidak ada
sebelumnya
Tahapan Persiapan
Kegiatan 1. Menyiapkan Kerangka Acuan Kegiatan
2. Menyiapkan surat pemberitahuan Kegiatan
3. Menyiapkan media informasi (Jika ada penyuluhan) dan ATK

Pelaksanaan
1. Kegiatan dimulai pukul 09.00 wib
2. Menyiapkan media jika melakukan penyuluhan (lembar balik,
brosur)
3. Kader kesehatan menyiapkan tempat untuk penyuluhan
4. Kader Mengundang/memberitahukan lansia setempat
5. Metode yang digunakan
a. Audien Mendengarkan Penkes tentang PTM yang diberikan
oleh petugas kesehatan
b. Audien dipersilakan bertanya jika ada yang belum mengerti
c. Petugas juga bertanya kepada audien untuk memastikan
bahwa audien sudah mengerti apa yang disampaikan
d. Pencatatan dan Pelaporan.

Capaian 1. Audien mengerti tentang Penyakit Tidak Menular yang


Hasil disampaikan oleh petugas kesehatan
2. Dokumentasi kegiatan
3. Surat Keputusan
4. Tenggat waktu penyelesaian SK

Lintas Lintas program terkait : PTM, Promkes, Gizi


Program/
Lintas Peran :
Sektoral - Membantu screening penderita PTM
- Memberi advis tentang diet makanan apa yang harus dikonsumsi
dan apa
yang harus dihindari

Lintas Sektoral terkait : Ketua Rt, Rw,Kepala Sekolah SMA Islamiyah

Peran :
-Menghimbau warga/ lansia Rt Rw untuk hadir mendengarkan
penyuluhan
tentang PTM sekaligus melakukan cek kesehatan

Identifikasi 1. Jenis risiko saat kegiatan


Risiko Yang -Tempat penyelenggaraan yang kurang leluasa karena
ditemukan menumpang di rumah kader, sehingga lansia yang hadir
merasa kepanasan dan kelelahan.
Umpan
balik dari Warga Rt Rw setempat cukup antusias untuk datang, untuk
sasaran mendengarkan penyuluhan tentang PTM serta melakukan
pemeriksaan kesehatan

Rekomenda Meskipun Banyak yang datang. Namun blm semua bisa hadir karena
si berhalangan/ada urusan lain di waktu yang sama.

Rekom : Mengingatkan kembali (reminder) Oleh kader atau Ketua Rt /


Rw kepada warga untuk selalu mengikuti kegiatan penyuluhan
tentang peyakit tidak menular , sehingga bisa menambah
pengetahuan warga.

Pontianak, 26 Oktober 2019


Mengetahui Pembuat Laporan
Kepala UPTD Puskesmas Kec. Pontianak
Tenggara

Dr.Mery Lolita
Nip.19741023 200604 2 016 ( Lisawati )
Pelaksanaan Sosialisasi PTM Di Posyandu Lansia Al Faizin Puskesmas Kecamatan Pontianak Tenggara
Bulan Oktober 2019

Gastritis
  
Gastritis merupakan penyakit pada lambung yang terjadi akibat peradangan dinding
lambung. Pada dinding lambung atau lapisan mukosa lambung ini terdapat kelenjar
yang menghasilkan asam lambung dan enzim pencernaan yang bernama pepsin. Untuk
melindungi lapisan mukosa lambung dari kerusakan yang diakibatkan asam lambung,
dinding lambung dilapisi oleh lendir (mukus) yang tebal. Apabila mukus tersebut rusak,
dinding lambung rentan mengalami peradangan.
Secara umum, gastritis dibagi menjadi dua jenis, yaitu gastritis akut dan kronis.
Dikatakan gastritis akut ketika peradangan pada lapisan lambung terjadi secara tiba-
tiba. Gastritis akut akan menyebabkan nyeri ulu hati yang hebat, namun hanya bersifat
sementara.
Sedangkan pada gastritis kronis, peradangan di lapisan lambung terjadi secara
perlahan dan dalam waktu yang lama. Nyeri yang ditimbulkan oleh gastritis kronis
merupakan nyeri yang lebih ringan dibandingkan dengan gastritis akut, namun terjadi
dalam waktu yang lebih lama dan muncul lebih sering. Peradangan kronis lapisan
lambung ini dapat menyebabkan perubahan struktur lapisan lambung dan berisiko
berkembang menjadi kanker.
Selain berisiko menimbulkan kanker, gastritis juga dapat menyebabkan pengikisan
lapisan lambung. Pengikisan lapisan lambung ini dikenal dengan gastritis erosif, yang
dapat menyebabkan terjadinya luka dan perdarahan pada lambung. Gastritis tipe erosif
lebih jarang terjadi dibandingkan gastritis non erosif.

Gejala Gastritis
Gejala gastritis yang dirasakan dapat berbeda pada tiap penderita. Akan tetapi, kondisi
ini bisa juga tidak selalu menimbulkan gejala. Beberapa contoh gejala gastritis adalah:

 Nyeri yang terasa panas dan perih di perut bagian uluhati.


 Perut kembung.
 Cegukan.
 Mual.
 Muntah.
 Hilang nafsu makan.
 Cepat merasa kenyang saat makan.
 Buang air besar dengan tinja berwarna hitam.
 Muntah darah.

Jika seseorang menderita gastritis erosif hingga menyebabkan luka atau perdarahan
pada lambung, gejala yang muncul adalah muntah darah dan tinja berwarna hitam.
Akan tetapi, tidak semua nyeri pada perut menandakan gastritis. Berbagai penyakit juga
dapat menimbulkan gejala yang mirip dengan gastritis, seperti penyakit Crohn, batu
empedu, dan keracunan makanan. Oleh karena itu diagnosis untuk menentukan
penyebab terjadinya nyeri perut sangat penting untuk dilakukan.

Penyebab Gastritis
Gastritis terjadi akibat peradangan pada dinding lambung. Dinding lambung tersusun
dari jaringan yang mengandung kelenjar untuk menghasilkan enzim pencernaan dan
asam lambung. Selain itu, dinding lambung juga dapat menghasilkan lendir (mukus)
yang tebal untuk melindungi lapisan mukosa lambung dari kerusakan akibat enzim
pencernaan dan asam lambung. Rusaknya mukus pelindung ini dapat menyebabkan
peradangan pada mukosa lambung.
Beberapa hal yang dapat menyebabkan rusaknya mukus pelindung, adalah:

 Infeksi bakteri. Infeksi bakteri merupakan salah satu penyebab gastritis yang


cukup sering terjadi, terutama di daerah dengan kebersihan lingkungan yang
kurang baik. Bakteri yang dapat menyebabkan infeksi pada lambung dan
menimbulkan gastritis, cukup banyak jenisnya. Namun, yang paling sering
adalah bakteri Helicobacter pylori. Selain dipengaruhi faktor kebersihan
lingkungan, infeksi bakteri ini juga dipengaruhi oleh pola hidup dan pola makan.
 Pertambahan usia. Seiring bertambahnya usia, lapisan mukosa lambung akan
mengalami penipisan dan melemah. Kondisi inilah yang menyebabkan gastritis
lebih sering terjadi pada lansia dibandingkan orang yang berusia lebih muda.
 Berlebihan mengonsumsi minuman beralkohol. Minuman beralkohol dapat
mengikis lapisan mukosa lambung, terutama jika seseorang sangat sering
mengonsumsinya. Pengikisan lapisan mukosa oleh alkohol dapat menyebabkan
iritasi dan peradangan pada dinding lambung, sehingga mengakibatkan
terjadinya gastritis, terutama gastritis akut.
 Terlalu sering mengonsumsi obat pereda nyeri. Obat pereda nyeri yang
dikonsumsi terlalu sering dapat menghambat proses regenerasi lapisan mukosa
lambung, yang berujung pada cedera dan pelemahan dinding lambung, sehingga
lebih mudah mengalami peradangan. Beberapa obat pereda nyeri yang dapat
memicu gastritis jika dikonsumsi terlalu sering, adalah aspirin, ibuprofen, dan
naproxen.
 Autoimun. Gastritis juga dapat terjadi karena dipicu oleh penyakit autoimun.
Gastritis jenis ini disebut gastritis autoimun. Gastritis autoimun terjadi pada saat
sistem imun menyerang dinding lambung, sehingga menyebabkan peradangan.

Selain penyebab di atas, beberapa faktor lain yang dapat meningkatkan risiko
seseorang mengalami gastritis adalah:

 Penyakit Crohn.
 Infeksi virus.
 Kebiasaan merokok.
 Infeksi parasit.
 Refluks empedu.
 Gagal ginjal.
 Penggunaan kokain.
 Menelan zat yang bersifat korosif dan dapat merusak dinding lambung, misalnya
obat pembasmi hama.

Diagnosis Gastritis
Pasien yang diduga menderita gastritis terlebih dahulu akan menjalani pemeriksaan
riwayat kesehatan serta pemeriksaan fisik oleh dokter. Pemeriksaan riwayat kesehatan
mencakup menanyakan mengenai gejala yang muncul, sudah berapa lama dirasakan,
serta kondisi kesehatan pasien secara umum. Untuk diagnosis yang lebih akurat, dokter
akan menyarankan pasien menjalani pemeriksaan lanjutan. Di antaranya:
 Tes untuk infeksi Helicobacter pylori. Contohnya adalah tes darah, tes sampel
tinja, atau uji urea pada pernapasan (urea breath test). Selain untuk mendeteksi
keberadaan bakteri Helicobacter pylori, tes darah juga dapat mendeteksi jika
pasien mengalami anemia. Tes sampel tinja juga dapat mendeteksi jika pasien
menderita gastritis, terutama gastritis erosif dengan mendeteksi keberadaan
darah pada tinja.
 Gastroskopi, guna melihat adanya tanda-tanda peradangan di dalam lambung.
Pemeriksaan gastroskopi dilakukan dengan cara memasukkan selang khusus
yang sudah dipasangi kamera di ujungnya. Selang dimasukkan ke dalam
lambung melalui mulut, untuk melihat kondisi lambung. Pemeriksaan ini
terkadang dikombinasikan dengan biopsi, yaitu pengambilan sampel jaringan
pada daerah yang dicurigai mengalami radang, untuk selanjutnya diteliti di
laboratorium. Biopsi juga bisa dilakukan untuk melihat keberadaan bakteri pylori.
 Pemeriksaan foto Rontgen. Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat kondisi
saluran pencernaan bagian atas. Untuk membantu melihat luka pada saluran
pencernaan, terutama lambung, pasien akan diminta untuk menelan cairan
barium terlebih dahulu sebelum foto Rontgen dilakukan.

Pengobatan Gastritis
Pengobatan yang diberikan kepada pasien oleh dokter, tergantung kepada penyebab
dan kondisi yang memengaruhi terjadinya gastritis. Untuk mengobati gastritis dan
meredakan gejala-gejala yang ditimbulkan, dokter dapat memberikan obat-obatan
berupa:

 Obat antasida. Antasida mampu meredakan gejala gastritis (terutama rasa


nyeri) secara cepat, dengan cara menetralisir asam lambung. Obat ini efektif
untuk meredakan gejala-gejala gastritis, terutama gastritis akut. Contoh obat
antasida yang dapat dikonsumsi oleh pasien adalah aluminium hidroksida dan
magnesium hidroksida.
 Obat penghambat histamin 2 (H2 blocker). Obat ini mampu meredakan gejala
gastritis dengan cara menurunkan produksi asam di dalam lambung. Contoh
obat penghambat histamin 2 adalah ranitidin, cimetidine, dan famotidine.
 Obat penghambat pompa proton (PPI). Obat ini memiliki tujuan yang sama
seperti penghambat histamin 2, yaitu menurunkan produksi asam lambung,
namun dengan mekanisme kerja yang berbeda. Contoh obat penghambat
pompa proton adalah omeprazole, lansoprazole, esomeprazole,
rabeprazole, dan pantoprazole.
 Obat antibiotik. Obat ini diresepkan pada penderita gastritis yang disebabkan
oleh infeksi bakteri, yaitu Helicobacter pylori. Contoh obat antibiotik yang dapat
diberikan kepada penderita gastritis adalah amoxicillin, clarithromycin,
tetracycline, dan metronidazole.
 Obat antidiare. Diberikan kepada penderita gastritis dengan keluhan diare.
Contoh obat antidiare yang dapat diberikan kepada penderita gastritis adalah
bismut subsalisilat.

Untuk membantu meredakan gejala dan penyembuhan gastritis, pasien perlu


menyesuaikan gaya hidup dan kebiasaan. Pasien akan dianjurkan untuk membuat pola
dan jadwal makan yang teratur. Pasien yang sering makan dengan porsi besar, akan
dianjurkan untuk mengubah porsinya menjadi sedikit-sedikit, sehingga jadwal makan
menjadi lebih sering dari biasanya. Selain itu, pasien sebaiknya menghindari makanan
berminyak, asam, atau pedas, guna mencegah gajala gastritis bertambah parah.
Jika sering mengonsumsi minuman beralkohol, pasien akan dianjurkan untuk
mengurangi atau bahkan menghentikan kebiasaan tersebut. Stres juga dapat menjadi
pemicu timbulnya kondisi ini. Oleh karena itu, pasien dianjurkan untuk mengendalikan
tingkat stresnya, agar dapat membantu pemulihan.
Jika gejala gastritis sering kambuh akibat penggunaan obat pereda nyeri
jenis antiinflamasi nonsteroid (OAINS), maka sebaiknya pasien mengonsultasikan hal
tersebut kepada dokter.

Komplikasi Gastritis
Komplikasi akibat gastritis bisa saja terjadi jika kondisi ini tidak diobati. Beberapa di
antaranya adalah:

 Tukak lambung.
 Pendarahan di dalam lambung.
 Kanker lambung.

Sosialisasi PTM Bulan September 2019


Pelaksanaan Sosialisasi PTM Di Posyandu Lansia Al Faizin UPT Puskesmas Kec.
Pontianak Tenggara Bulan Agustus 2019
Konsumsi Sosialisasi PTM Di Posyandu Lansia Cempaka Bulan Agustus 2019
Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan PTM Integrasi dengan Balai Pengobatan Paru Kota Pontianak di
Wilayah UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Tenggara Bulan Juni 2019
DAFTAR NAMA LANSIA YANG HADIR DI POSYANDU DHARMA WANITA UNTAN BULAN APRIL
2019
UMUR(tahun) TD BB
NO NAMA KET
(mmhg) (kg)

1 MAMIK 71 140/80 52
2 YATI 67 150/90 53
3 ARBAI 60 130/70 55
4 HAPSAH 71 140/80 54
5 SUWARNI 64 150/70 51
6 NURMIDA 61 140/80 53
7 HAYATI 64 130/80 64
8 HANONAH 67 150/80 54
9 KALSUM 81 170/90 52
10 TITIN 61 150/80 64
11 HANIYAH 62 140/80 56
12 WIWIK 61 130/90 55
13 BU SADELI 60 170/90 54
14 SITI HADIJAH 60 150/80 64
15 SRI SURYATI 60 150/80 51
16 TITIN 60 170/90 52
17 WARDAH 60 150/80 52
18 CHRISTINA 62 130/80 50
19 DALUWARDANI 62 150/80 60
20 FITRI 60 160/90 67
21 FATIMAH 60 140/80 56
22 ASMADI 62 140/80 64
23 RATNA 60 130/90 63
24 YATI 60 140/80 55

PELAKSANAAN KEGIATAN SOSIALISASI PTM DI POSYANDU LANSIA AL FAIZIN PUEKESMAS KECAMATAN


PONTIANAK TENGGARA BULAN OKTOBER 2019
DAFTAR HADIR SOSIALISASI PTM DI POSYANDU LANSIA AL FAIZIN PUSKESMAS KECAMATAN PONTIANAK
TNGGARA BULAN OKTOBER 2019

Anda mungkin juga menyukai