Berbeda dengan kuantitatif, objek dalam penelitian kualitatif umumnya berjumlah terbatas.
Dalam penelitian ini, peneliti ikut serta dalam peristiwa/kondisi yang sedang diteliti. Untuk itu
hasil dari penelitian ini memerlukan kedalaman analisis dari peneliti. Selain itu, hasil
penelitian ini bersifat subjektif sehingga tidak dapat digeneralisir. Secara umum, penelitian
kualitatif dilakukan dengan metode wawancara dan observasi. Melalui metode ini, peneliti
akan menganalisis data yang didapatkan dari lapangan dengan detail. Peneliti tidak dapat
meriset kondisi sosial yang diobservasi, karena seluruh realitas yang terjadi merupakan
kesatuan yang terjadi secara alamiah. Hasil dari penelitian kualitatif juga dapat
memunculkan teori atau konsep baru, apabila hasil penelitiannya bertentangan dengan teori
dan konsep yang sebelumnya dijadikan kajian dalam penelitian.[1]
4. Triangulasi
METODE KUANTITATIF
Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan
fenomena serta kausalitas hubungan-hubungannya. Tujuan penelitian kuantitatif adalah
mengembangkan dan menggunakan model-model matematis,teori-teori dan/atau hipotesis
yang berkaitan dengan fenomena alam. Proses pengukuran adalah bagian yang sentral
dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan yang fundamental antara
pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-hubungan kuantitatif.
Penelitian kuantitatif banyak digunakan baik dalam ilmu alam maupun ilmu sosial, dari fisika
dan biologi hingga sosiologi dan jurnalisme. Pendekatan ini juga digunakan sebagai cara
untuk meneliti berbagai aspek dari pendidikan. Istilah penelitian kuantitatif sering
dipergunakan dalam ilmu-ilmu sosial untuk membedakannya dengan penelitian kualitatif.
4. Triangulasi
Metode haybrid
Secara umum, hybrid financial instrument dapat didefinisikan sebagai instrumen keuangan
yang memiliki karakteristik ekonomi yang tidak konsisten, baik secara parsial maupun
secara keseluruhan terhadap bentuk legalnya.
OECD (2012) mendefinisikan hybrid financial instrument sebagai instrumen keuangan yang
diklasifikasikan berbeda di antara negara-negara yang terlibat dalam transaksi instrumen
tersebut. Hal yang paling menonjol dari transaksi ini adalah apabila utang di satu negara
dianggap sebagai modal di negara lainnya. Instrumen keuangan yang dimaksud bisa dalam
bentuk dividen maupun bunga.
Apabila dikaitkan dengan sumber pembiayaan keuangan, utang dan modal memiliki
karakteristik yang berbeda. Instrumen keuangan berupa pinjaman menghasilkan imbalan
bunga. Bunga pada umumnya dapat dibebankan sebagai biaya (deduction) bagi pihak yang
membayar bunga dan merupakan penghasilan kena pajak (inclusion) bagi pihak yang
menerima bunga.