Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN AKHIR

PROGRAM MAGANG PERAWAT KAMAR BEDAH


DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TABANAN
TANGGAL 03 JANUARI – 31 JANUARI 2022

OLEH :

Ns. NI LUH EKA SAWITRA DEWI, S.Kep


DEWA GEDE DYSKA ADI PUTRA, A.Md.Kep
Ns. I WAYAN SUDIRGHA, S.Kep

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH NYITDAH


UNIT KAMAR OPERASI
2022
INSTRUMENTASI TEKNIK BEDAH UROLOGI

1) Instrumentasi Teknik Sistoskopi

a) Pengertian
Instrumentasi teknik sistoskopi adalah suatu tindakan instrumentasi untuk pemeriksaan
buli-buli dengan menggunakan perangkat alat optik yang disebut sistoskop dan disebut
panendoskopi apabila pemeriksaan dimulai sejak dari meatus uretra eksternus (SMF
Urologi FK Unair, 1997).

b) Persiapan
1. Pasien
 Mengatur posisi untuk dilakukan anestesi.
 Mengatur posisi lithothomi.

2. Peralatan
 Set Dasar, terdiri dari :
- Desinfeksi klem (sponge holding forceps)
- Sheath dan obturator ukuran no. 25
- Optic / lensa ukuran 30º
- Selang irigator
- Head kamera
- Kabel light source (kabel lampu endoskopi)
- Bridge

 Set Bahan Penunjang Steril


- Linen set steril terdiri dari:
a. Duk besar : 3 Buah
b. Duk kecil : 1 Buah
c. Gaun bedah : 2 Buah
- Sarung tangan sesuai kebutuhan
- Desinfektan betadine 10 %
- Spuit 50 cc
- Kasa
- Jelly
- Aquadest (air steril)
- Foley catheter no. 16 dan urine bag
- Cucing dan bengkok
- Tabung irigator

 Alat Non Steril


- Hypafix / plester polyester
- Gunting verban / bandage scissors
- Tempat penampung air
- Meja operasi
- Meja linen
- Standar infus
- Tempat sampah medis dan benda tajam
- Monitor endoskopi
- Lampu endoskopi

c) Cara Kerja

1. Pasien dilakukan anestesi


2. Mengatur posisi pasien lithotomi
3. Perawat instrumen cuci tangan secara fuerbringer dengan larutan desinfektan
chlorhexidin glokonate 4 %, kemudian memakai gaun bedah dan Sarung tangan
steril dengan teknik tertutup.
4. Perawat instrumen melakukan desinfeksi dengan menggunakan betadine 10 % dari
genetalia kearah luar sampai dibawah umbilikus, pangkal paha dan sekitar anus,
tindakan tersebut dilakukan berulang sampai 3 kali.
5. Perawat instrumen mengatur dan merangkai alat – alat yang akan digunakan untuk
melakukan sistoskopi.
6. Perawat instrument melakukan drapping dengan memasang linen dibawah pantat,
kedua kaki juga ditutup dengan linen dan daerah atas simpisis pubis.
7. Alat endoskopi dirangkai dengan optic 30º. Perawat instrumen memasang selang
irigasi, light source, dan head kamera dengan dibantu perawat sirkulasi dan kabel
fiber optic dihubungkan dengan sumber cahaya.
8. Perawat instrumen memberikan sheat yang sudah dirangkai dengan bridge dan
optic 30º kemudian hubungkan sheat dengan light source dan selang air.
9. Perawat instrumen memberikan sheat yang sudah diberi jelly kepada operator,
kemudian operator memasukkan sheat yang sudah dirangkai, air dialirkan sampai
gelembung udara keluar, operator melakukan panendoskopi.
10. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan dalam buli – buli dengan menggunakan optic
30º untuk melihat daerah trigonum dan muara ureter (bentuk dan letaknya).
11. Setelah ditemukan adanya kelainan dan diagnosa pemeriksaan diteruskan atau
disiapkan alat – alat lain sesuai indikasi.
12. Perawat instrumen melepas alat – alat instrumen yang habis dipakai dari
rangkaiannya, serta dilakukan dekontaminasi dengan chlorine 0,5% direndam
selama 10 – 15 menit lalu dicuci.
13. Pasien dibersihkan dan alat – alat dikumpulkan, dicuci, dan disterilkan kembali.
2) Instrumentasi Teknik Operasi TURP (Transuretra Resection Prostat)

a) Pengertian
Instrumentasi teknik operasi TURP adalah suatu cara instrumentasi pada tindakan
pengambilan dan pembuangan jaringan prostat secara endoskopi dengan menggunakan
alat pemotong atau cutting loop (SMF Urologi FK Unair, 1997).

b) Persiapan
1. Pasien
 Mengatur posisi untuk dilakukan anestesi.
 Mengatur posisi lithothomi.
 Memasang plat diatermi.

2. Peralatan
 Set Dasar, terdiri dari :
- Desinfeksi klem (sponge holding forceps)
- Sheath dan obturator ukuran no. 26
- Optic 30º
- Walking element
- Cutting Loop
- Roll boll
- Ellik evakuator
- Kabel light source / Fiber optic
- Selang air dengan luer lock
- Head camera endoskopi

 Set Bahan Penunjang Steril


- Linen set steril terdiri dari:
a. Duk besar : 3 Buah
b. Duk kecil : 1 Buah
c. Gaun bedah : 2 Buah
- Sarung tangan sesuai kebutuhan
- Desinfektan betadine 10 %
- Spuit 50 cc
- Treeway foley catheter no. 24 dan urine bag
- Kasa
- Jelly
- Aquadest (air steril)
- Foley catheter no. 16 dan urine bag
- Cucing dan bengkok
- Tabung irrigator
- Kabel resector

 Alat Non Steril


- Hypafix / plester polyester
- Gunting verban / bandage scissors
- Tempat penampung air dan saringan
- Meja operasi
- Meja linen
- Standar infus
- Tempat sampah medis dan benda tajam
- Monitor endoskopi
- Lampu endoskopi

c) Cara Kerja
1. Pasien dilakukan anestesi
2. Perawat sirkulasi mengatur posisi pasien lithotomi.
3. Perawat instrumen cuci tangan secara fuerbringer dengan larutan desinfektan
chlorhexidin glokonate 4 % dan dikeringkan dengan waslap steril, kemudian
memakai gaun bedah dan Sarung tangan steril dengan teknik tertutup.
4. Perawat instrumen melakukan desinfeksi dengan menggunakan betadine 10 % dari

genetalia kearah luar sampai dibawah umbilikus, pangkal paha dan sekitar anus
tindakan tersebut dilakukan berulang sampai 3 kali.
5. Perawat instrumen mengatur dan merangkai alat – alat yang akan digunakan untuk

melakukan TURP disusun rapi di meja mayo.


6. Perawat instrument melakukan drapping dengan memasang linen dibawah pantat,
kedua kaki juga ditutup dengan linen dan daerah atas simpisis pubis.
7. Perawat instrumen memasang selang irigasi dan light source dihubungkan dengan

sumber cahaya dengan dibantu perawat sirkulasi.


8. Perawat instrumen merangkai alat yaitu head camera, walking element, cutting
loop, optic lensa 30º dan kabel resector yang sudah terpasang di mesin diatermi.
9. Perawat instrumen memberikan sheath no. 26, kemudian operator memasukkan
sheath no. 26 dengan obturator, setelah masuk buli, obturator dilepas. Rangkaian
walking element dimasukkan ke buli untuk operasi.
10. Kemudian operator melakukan pengerokan daerah prostat, bila potongan prostat
atau chip tersebut mengganggu lapangan pandang operasi, berikan ellik evakuator

untuk menyedot chip yang tertinggal di buli secara berulang – ulang.


11. Selama reseksi cairan irigasi diatur sedemikian rupa sehingga operator dapat
melakukan reseksi tumor dengan hati – hati, serta tidak menyebabkan perforasi
buli
– buli.
12. Perawat instrumen memberikan kateter threeway no. 24, setelah dilakukan
hemostasis, dilakukan pemasangan threeway catheter no. 24 sambil dilakukan
spoeling dengan cairan NaCl 0,9 % sampai jernih.
13. Operasi selesai posisi pasien diluruskan dan kateter ditraksi di paha kiri dan paha
kanan dengan menggunakan fiksasi hypafix.
14. Perawat instrumen melepas alat – alat instrumen yang habis dipakai dari
rangkaiannya, serta dilakukan dekontaminasi dengan chlorine 0,5% direndam
selama 10 – 15 menit lalu dicuci.
15. Pertahankan aliran spoel NaCl kateter, apakah lancar cairan yang keluar merah
atau jernih.
16. Pasien dibersihkan dan alat – alat dibersihkan.

3) Instrumentasi Teknik Operasi Sachse

a) Pengertian
Instrumentasi teknik operasi Sachse adalah suatu cara instrumentasi pada tindakan
mengiris jaringan parut pada uretra secara endoskopi dengan menggunakan pisau sachse
(SMF Urologi FK Unair, 1997).

b) Persiapan
1. Pasien
 Mengatur posisi untuk dilakukan anestesi.
 Mengatur posisi lithothomi.

2. Peralatan
 Set Dasar, terdiri dari :
- Desinfeksi klem (sponge holding forceps)
- Sheath No.21
- Optic 30º
- Walking element
- Pisau sachse
- Bougie roser mulai dari 17 fr sampai 25 fr
- Half sloated
- Kabel light source / Fiber optic
- Selang air dengan luer lock
- Head camera endoskopi

 Set Bahan Penunjang Steril


- Linen set steril terdiri dari:
a. Duk besar : 3 Buah
b. Duk kecil : 1 Buah
c. Gaun bedah : 2 Buah
- Sarung tangan sesuai kebutuhan
- Desinfektan betadine 10 %
- Kateter silikon no 16 atau no 18 dan urine bag
- Spuit 50 cc
- Kasa
- Jelly
- Aquadest (air steril)
- Cucing dan bengkok
- Tabung irrigator

 Alat Non Steril


- Hypafix / plester polyester
- Gunting verban / bandage scissors
- Tempat penampung air
- Meja operasi
- Meja linen
- Standar infus
- Tempat sampah medis dan benda tajam
- Monitor endoskopi
- Lampu endoskopi

c) Cara Kerja
1. Pasien dilakukan anestesi
2. Perawat sirkulasi mengatur posisi pasien lithotomi.
3. Perawat instrumen cuci tangan secara fuerbringer dengan larutan desinfektan
chlorhexidin glokonate 4 % dan dikeringkan dengan waslap steril, kemudian
memakai gaun bedah dan Sarung tangan steril dengan teknik tertutup.
4. Perawat instrumen melakukan desinfeksi dengan menggunakan betadine 10 % dari

genetalia kearah luar sampai dibawah umbilikus, pangkal paha dan sekitar anus
tindakan tersebut dilakukan berulang sampai 3 kali.
5. Perawat instrument melakukan drapping dengan memasang linen dibawah pantat,
kedua kaki juga ditutup dengan linen dan daerah atas simpisis pubis.
6. Perawat instrumen mengatur dan merangkai alat – alat yang akan digunakan untuk
melakukan sachse disusun rapi di meja instrument.
7. Perawat instrumen merangkai alat yaitu head camera, walking element, pisau
sachse, optic lensa 30º.
8. Perawat instrumen memasang selang irigasi dan kabel light source dengan dibantu
perawat sirkulasi dan kabel light source dihubungkan dengan sumber cahaya.
9. Perawat instrumen memberikan bougie roser kepada operator untuk dilakukan
dilatasi meatus uretra dengan bougie roser mulai dari 17, 19, 21, 23, 25 fr.
10. Perawat instrumen memberikan sheath no. 21 yang sudah dirangkai dengan half
sloated, kemudian operator memasukkan sheat no. 21, setelah masuk ke uretra,
rangkaian walking element dimasukkan secara avu.
11. Kemudian operator melakukan pengirisan jaringan parut pada uretra.
12. Selama reseksi cairan irigasi diatur sedemikian rupa sehingga operator dapat
melakukan pengirisan dengan hati – hati.
13. Setelah bisa masuk mencapai buli-buli, rangkaian sheath dilepas dan half sloated
ditinggalkan untuk sebagai penuntun pemasangan kateter silikon.
14. Perawat instrumen memberikan kateter silikon untuk dilakukan pemasangan
kateter silikon no 16 fr atau no 18 fr melalui tuntunan half sloated.
15. Operasi selesai posisi pasien diluruskan dan kateter ditraksi di paha kiri/kanan
dengan menggunakan fiksasi hypafix.
16. Bila terjadi perdarahan post sachse dilakukan verband elastic pada penis pasien.
17. Perawat instrumen melepas alat – alat instrumen yang habis dipakai dari
rangkaiannya, serta dilakukan dekontaminasi dengan chlorine 0,5% direndam
selama 10 – 15 menit lalu dicuci.
18. Pasien dibersihkan dan alat – alat dibersihkan.
4) Instrumentasi Teknik Operasi Lithotripsi

a) Pengertian
Instrumentasi teknik operasi lithotripsi adalah suatu cara instrumentasi tindakan
penghancuran batu di buli-buli secara endoskopik dengan lithotriptor (SMF Urologi FK
Unair, 1997).

b) Persiapan
1. Pasien
 Mengatur posisi untuk dilakukan anestesi.
 Mengatur posisi lithothomi.

2. Peralatan
 Set Dasar, terdiri dari :
- Desinfeksi klem (sponge holding forceps)
- Sheath No. 25 dan Bridge
- Optic 30º dan 70°
- Ellik evacuator
- Alat lithotriptor yaitu alligator lithotrite dan Hendrickson lithotrite
- Kabel light source / Fiber optic
- Selang air dengan luer lock
- Head camera endoskopi

 Set Bahan Penunjang Steril


- Linen set steril terdiri dari:
a. Duk besar : 3 Buah
b. Duk kecil : 1 Buah
c. Gaun bedah : 2 Buah
- Sarung tangan sesuai kebutuhan
- Desinfektan betadine 10 %
- Kateter No. 16 dan urine bag
- Spuit 50 cc
- Kasa
- Jelly
- Aquadest (air steril)
- Cucing dan bengkok
- Tabung irrigator

 Alat Non Steril


- Hypafix / plester polyester
- Gunting verban / bandage scissors
- Tempat penampung air
- Meja operasi
- Meja linen
- Standar infus
- Tempat sampah medis dan benda tajam
- Monitor dan lampu endoskopi
c) Cara Kerja

1. Pasien dilakukan anestesi


2. Perawat sirkulasi mengatur posisi pasien lithotomi.
3. Perawat instrumen cuci tangan secara fuerbringer dengan larutan desinfektan
chlorhexidin glokonate 4 % dan dikeringkan dengan waslap steril, kemudian
memakai gaun bedah dan Sarung tangan steril dengan teknik tertutup.
4. Perawat instrumen melakukan desinfeksi dengan menggunakan betadine 10 % dari

genetalia kearah luar sampai dibawah umbilikus, pangkal paha dan sekitar anus
tindakan tersebut dilakukan berulang sampai 3 kali.
5. Perawat instrument melakukan drapping dengan memasang linen dibawah pantat,
kedua kaki juga ditutup dengan linen dan daerah atas simpisis pubis.
6. Perawat instrumen memasang selang irigasi dan light source dengan dibantu
perawat sirkulasi dan kabel light source dihubungkan dengan sumber cahaya.
7. Perawat instrumen merangkai sheath no. 25 Fr dirangkai bridge dengan optic 30º.
8. Perawat instrumen memberikan sheat yang sudah dirangkai bridge dan optic,
hubungkan sheat dengan light source dan selang air.
9. Perawat instrumen memberikan jelly, operator memasukkan sheath, obturator
dilepas, air dialirkan sampai gelembung udara keluar baru pasang optic 30º,
melakukan sistoskopi.
10. Perawat instrumen memberikan alligator lithotrite, buli-buli diisi irigasi sampai
penuh, pasang alligator lithotrite dengan optik 30º mulai lithotripsi untuk batu
yang ukuran diameter terpendek 1,5 cm.
11. Perawat instrumen memberikan Hendrickson lithotrite untuk batu dengan ukuran
diamater terpendek kurang dari 2,5 cm.
12. Lithotripsi dihentikan kalau ukuran fragmen sudah dapat melewati sheath.
13. Perawat instrumen memberikan ellik evacuator untuk evakuasi fragmen.
14. Sistoskopi lagi untuk melihat batu sudah keluar semua dan mengetahui adanya
komplikasi tindakan.
15. Keluarkan lithotriptor dan keluarkan sheat dengan sebelumnya memasang
obturator.
16. Perawat instrumen memberikan foley kateter no 16 fr untuk dipasang.
17. Perawat instrumen melepas alat – alat instrumen yang habis dipakai dari
rangkaiannya, serta dilakukan dekontaminasi dengan chlorine 0,5% direndam
selama 10 – 15 menit lalu dicuci.
18. Pasien dibersihkan dan alat – alat dibersihkan.
5) Instrumentasi Teknik Operasi Retrograde Pyelografi (RPG)

a) Pengertian
Instrumentasi teknik operasi retrograde pyelografi adalah suatu cara instrumentasi
tindakan diagnostik untuk melihat kondisi ureter sampai dengan ginjal dengan
menggunakan contras yang disemprotkan lewat muara ureter dengan menggunakan
ureter kateter.

b) Persiapan
1. Pasien
 Mengatur posisi untuk dilakukan anestesi.
 Mengatur posisi lithothomi.

2. Peralatan
 Set Dasar, terdiri dari :
- Desinfeksi klem (sponge holding forceps)
- Sheath dan obdurator no. 22
- Optic 30º
- Albarant
- Guide wire
- Wire sebra
- Ureter kateter ukuran 6 fr
- Kabel light source / Fiber optic
- Selang air dengan luer lock
- Head camera endoskopi

 Set Bahan Penunjang Steril


- Linen set steril terdiri dari:
a. Duk besar : 3 Buah
b. Duk kecil : 1 Buah
c. Gaun bedah : 2 Buah
- Sarung tangan sesuai kebutuhan
- Desinfektan betadine 10 %
- Contras Lopamiro yang diencerkan Aquadest dengan perbandingan 1 : 2
- Kateter No. 16 dan urine bag
- Dj Stent (bila diperlukan)
- Spuit 50 cc
- Kasa
- Jelly
- Aquadest (air steril)
- Cucing dan bengkok
- Tabung irrigator

 Alat Non Steril


- Hypafix / plester polyester
- Gunting verban / bandage scissors
- Tempat penampung air
- Meja operasi
- Meja linen
- Standar infus
- Tempat sampah medis dan benda tajam
- Monitor dan lampu endoskopi
- Mesin C-Arm

d) Cara Kerja

1. Pasien dilakukan anestesi


2. Perawat sirkulasi mengatur posisi pasien lithotomi.
3. Perawat instrumen cuci tangan secara fuerbringer dengan larutan desinfektan
chlorhexidin glokonate 4 % dan dikeringkan dengan waslap steril, kemudian
memakai gaun bedah dan Sarung tangan steril dengan teknik tertutup.
4. Perawat instrumen melakukan desinfeksi dengan menggunakan betadine 10 % dari

genetalia kearah luar sampai dibawah umbilikus, pangkal paha dan sekitar anus
tindakan tersebut dilakukan berulang sampai 3 kali.
5. Perawat instrument melakukan drapping dengan memasang linen dibawah pantat,
kedua kaki juga ditutup dengan linen dan daerah atas simpisis pubis.
6. Perawat instrumen merangkai alat endoskopi yaitu albarant dengan optik 30º.
Kemudian, memasang selang irigasi dan kabel light source dengan dibantu
perawat sirkulasi dihubungkan dengan sumber cahaya.
7. Perawat instrumen memberikan sheath dan obturator no. 22 yang sudah diberi jelly
kepada operator, kemudian operator memasukkan sheath, obturator dilepas, air
dialirkan sampai gelembung udara keluar, baru dipasang albarant dan optik 30º,
dilakukan sistoskopi untuk mencari muara ureter. Masukan ureter kateter ke dalam
ureter melalui muara ureter dengan dituntun guide wire atau bila perlu wire sebra.
8. Dilakukan retrograde pyelografi untuk melihat anatomi ureter dengan
menyemprotkan contras lewat ureter kateter.
9. Bila perlu dilakukan dilatasi muara ureter.
10. Perawat instrumen memberikan DJ stent bila perlu pemasangan.
11. Perawat instrumen memberikan foley kateter no. 16, pasang kateter foley no. 16
dan urine bag.
12. Perawat instrumen melepas alat – alat instrumen yang habis dipakai dari
rangkaiannya, serta dilakukan dekontaminasi dengan chlorine 0,5% direndam
selama 10 – 15 menit lalu dicuci.
13. Pasien dibersihkan dan alat – alat dibersihkan.
6) Instrumentasi Teknik Operasi Uretero Renoskopi (URS)

a) Pengertian
Instrumentasi teknik operasi ureterorenoskopi adalah suatu cara instrumentasi tindakan
diagnostik untuk melihat ginjal lewat ureter dengan memakai alat ureteroskop.

b) Persiapan
1. Pasien
 Mengatur posisi untuk dilakukan anestesi.
 Mengatur posisi lithothomi.

2. Peralatan
 Set Dasar, terdiri dari :
- Sheath dan obturator no. 22
- Optik 30°
- Albarant
- Ureter kateter no. 6 fr
- Desinfeksi klem (sponge holding forceps)
- Guide wire
- Wire sebra
- Kabel light source / Fiber optic
- Selang air dengan luer lock
- Head camera endoskopi
- Ureteroscope
- Lithotriptor ultrasound

 Set Bahan Penunjang Steril


- Linen set steril terdiri dari:
a. Duk besar : 3 Buah
b. Duk kecil : 1 Buah
c. Gaun bedah : 2 Buah
- Sarung tangan sesuai kebutuhan
- Desinfektan betadine 10 %
- Kateter No. 16 dan urine bag
- Dj Stent (bila diperlukan)
- Spuit 50 cc
- 3-Way dan extention tube
- Bloodset Terumo
- Kasa
- Jelly
- Aquadest (air steril)
- Cucing dan bengkok
- Tabung irrigator

 Alat Non Steril


- Hypafix / plester polyester
- Gunting verban / bandage scissors
- Tempat penampung air
- Meja operasi
- Meja linen
- Standar infus
- Tempat sampah medis dan benda tajam
- Monitor dan lampu endoskopi

c) Cara Kerja

1. Pasien dilakukan anestesi


2. Perawat sirkulasi mengatur posisi pasien lithotomi.
3. Perawat instrumen cuci tangan secara fuerbringer dengan larutan desinfektan
chlorhexidin glokonate 4 % dan dikeringkan dengan waslap steril, kemudian
memakai gaun bedah dan Sarung tangan steril dengan teknik tertutup.
4. Perawat instrumen melakukan desinfeksi dengan menggunakan betadine 10 % dari

genetalia kearah luar sampai dibawah umbilikus, pangkal paha dan sekitar anus
tindakan tersebut dilakukan berulang sampai 3 kali.
5. Perawat instrument melakukan drapping dengan memasang linen dibawah pantat,
kedua kaki juga ditutup dengan linen dan daerah atas simpisis pubis.
6. Perawat instrumen memasang selang irigasi dan kabel light source dibantu perawat
7. sirkulasi dihubungkan dengan sumber cahaya.
8. Perawat instrumen memberikan sheath dan obturator no. 22 yang sudah diberi jelly
kepada operator, kemudian operator memasukkan sheat, obturator dilepas, air
dialirkan sampai gelembung udara keluar, baru dipasang albarant dan optik 30º
untuk dilakukan sistoskopi.
9. Perawat instrumen masukkan ureter kateter pada albarant dengan dituntun guide
wire atau bila perlu wire sebra, dilakukan retrograde pyelografi untuk melihat
anatomi ureter.
10. Bila perlu dilatasi muara ureter.
11. Perawat instrumen memberikan alat ureteroskop.
12. Alat RPG dikeluarkan semua dengan meninggalkan guide wire di dalam ureter,
diganti dengan ureteroscope dituntun lewat guide wire sampai masuk ureter.
13. Perawat instrumen memberikan lithotriptor, bila tampak batu, dipecah dengan
lithotripter sampai kecil – kecil maximal ukuram 1/3 lumen ureter.
14. Perawat instrumen memberikan DJ stent bila perlu pemasangan DJ stent.
15. Perawat instrumen memberikan foley kateter no. 16 dan urine bag.
16. Perawat instrumen melepas alat – alat instrumen yang habis dipakai dari
rangkaiannya, serta dilakukan dekontaminasi dengan chlorine 0,5% direndam
selama 10 – 15 menit lalu dicuci.
17. Pasien dibersihkan dan alat – alat dibersihkan.

7) Instrumentasi Teknik Operasi Vasoligasi Prosedur Palomo

a) Pengertian
Instrumentasi teknik operasi vasoligasi prosedur palomo adalah suatu cara instrumentasi
pada tindakan bedah mengikat vena spermatika interna sekaligus memotong diantara
kedua ikatan tersebut pada penderita varicocel (SMF Urologi FK Unair, 1997).

b) Persiapan
1. Pasien
 Mengatur posisi untuk dilakukan anestesi.
 Mengatur posisi pasien supine.
 Memasang plat diatermi.

2. Peralatan
 Set Dasar, terdiri dari :
- Desinfeksi klem / sponge holding forceps : 1 Buah
- Duk klem / Towel Klem : 5 Buah
- Handvat mess / knife handle no 4/3 : 1/1 Buah
- Pinset anatomi panjang/pendek : 2/1 Buah
- Pinset chirurgie : 2 Buah
- Arteri klem kocher : 2 Buah
- Arteri klem pean bengkok : 4 Buah
- Gunting benang / ligature scissors : 1 Buah
- Gunting metzenbaum : 1 Buah
- Nald voeder panjang / pendek : 1/1 Buah
- Haak S : 2 Buah
- Doubel langenback : 2 Buah
- Kom : 1 Buah
- Cucing : 1 Buah
- Bengkok : 1 Buah
 Set Tambahan
- Right angle : 1 Buah
- Timan : 2 Buah
 Set dan Bahan Penunjang Steril
- Washlap dan sikat kuku steril
- Linen set steril terdiri dari:
a. Duk besar : 4 Buah
b. Duk kecil : 2 Buah
c. Gaun bedah : 3 Buah
- Sarung tangan sesuai kebutuhan
- Desinfektan betadine 10 %
- Mess no. 10 / 20
- Koter
- Kasa dan deppers
- Benang Silk no. 2/0 (non absorbable), vicryl / Polisorb no. 3/0, catgut
plain no. 2/0 (absorbable)
 Alat Non Steril
- Hypafix
- Gunting verband / bandage scissors
- Mesin diatermi
- Lampu operasi
- Meja operasi
- Meja linen dan instrumen
- Standar infus
- Tempat sampah medis dan benda tajam
c) Cara Kerja
1. Pasien dilakukan anestesi
2. Mengatur posisi pasien supine atau terlentang
3. Perawat instrumen cuci tangan secara fuerbringer, dengan larutan desinfektan
chlorhexidin gluconate 4 % dan dikeringkan dengan waslap steril, kemudian
memakai gaun bedah dan Sarung tangan steril dengan teknik tertutup.
4. Perawat instrumen memberikan deppers betadine 10% dan desinfeksi klem kepada
operator untuk melakukan desinfeksi.
5. Perawat instrumen mengatur dan menyusun rapi alat – alat diatas meja instrumen.
6. Perawat instrumen dan operator melakukan drapping yaitu memasang duk kecil
dibawah skrotum, memasang duk besar pada daerah umbilikus kebawah dan
umbilikus keatas, keempat sisi atas bawah kanan dan kiri ditutup dengan duk kecil
kemudian dijepit dengan duk klem.
7. Perawat instrumen memasang koter, kemudian diklem dengan duk klem.  
8. Perawat instrumen menginformasikan kepada operator bahwa instrumen telah siap
digunakan.
9. Perawat instrumen memberikan mess no. 10 kepada operator untuk insisi, dimulai
dari titik 2 jari medio inferior Sias kearah medial sepanjang 4 – 5 cm. Asisten
merawat perdarahan dengan pinset anatomis dan senur diathermi. Perlebar area
operasi dengan haak S lalu langenback.
10. Perawat instrumen memberikan gunting metzenbaum kepada operator untuk
membuka fascia, memisahkan peritoneum dengan vena spermatika interna, untuk
lebih meyakinkan dapat membantu dengan menarik – narik scrotum, bila
mengikuti gerakan tarikan scrotum berarti itu adalah vena spermatika.
11. Setelah vena spermatika teridentifikasi dengan jelas, perawat instrument
memberikan benang silk 3/0 dilakukan ligasi 2 tempat kemudian dipotong
diantaranya.
12. Perawat instrumen memberikan benang jahit untuk menutup lapangan operasi
lapis demi lapis, yaitu :
 Fascia dan otot dijahit dengan benang Polisorb 3/0
 Lemak dijahit dengan plain catgut no. 2/0
 Kulit dijahit dengan benang Polisorb 3/0
13. Perawat instrumen menutup luka operasi dengan betadine dan kasa steril,
kemudian plester dengan hepafix.
14. Pasien dibersihkan, perawat instrumen melepaskan semua alat dan buka drapping
yang menempel pada tubuh pasien. Hitung kelengkapan alat, rendam alat dengan
chlorin 0,5% selama 10 – 15 menit, cuci bersihkan dan keringkan. Kemudian set
alat (packing) dan siap disterilkan.

Anda mungkin juga menyukai