Anda di halaman 1dari 46

DAMPAK COVID-19 TERHADAP PEREKONOMIAN

DI INDONESIA

KARYA TULIS ILMIAH


Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan
tingkat Mu’allimin

oleh
MARITA DETIANA RAFIANTI
NIS 131232050062190139

PROGRAM STUDI ILMU PENGETAHUAN ALAM


PESANTREN PERSATUAN ISLAM TAROGONG
GARUT
2021
DAMPAK COVID-19 TERHADAP PEREKONOMIAN
DI INDONESIA

KARYA TULIS ILMIAH


Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan
tingkat Mu’allimin

oleh
MARITA DETIANA RAFIANTI
NIS 131232050062190139

PROGRAM STUDI ILMU PENGETAHUAN ALAM


PESANTREN PERSATUAN ISLAM TAROGONG
GARUT
2021
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ILMIAH

Dengan ini, saya menyatakan bahwa karya tulis ilmiah yang berjudul

“Dampak Covid-19 terhadap Perekonomian di Indonesia” ini benar-benar karya

saya sendiri. Pengutipan dari sumber-sumber lain, telah saya lakukan berdasarkan

kaidah-kaidah pengutipan yang sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku

sehingga isi karya tulis ilmiah serta semua kelengkapannya ini merupakan karya

asli. Apabila ditemukan hal-hal yang tidak sesuai dengan isi pernyataan saya ini,

saya bersedia menerima risiko atau sanksi apapun.

Garut, 5 Oktober 2021

Yang membuat pernyataan

Marita Detiana Rafianti


HALAMAN PERSETUJUAN

DAMPAK COVID-19 TERHADAP PEREKONOMIAN DI INDONESIA

oleh
MARITA DETIANA RAFIANTI
NIS 131232050062190139

disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing Wali Kelas

Wildan Nugraha, S.E. Enung Jubaedah, S.Pd.

diketahui oleh
Mudir Mu’allimin

H. Aan Adam, Lc.


HALAMAN PENGESAHAN

DAMPAK COVID-19 TERHADAP PEREKONOMIAN DI INDONESIA

oleh
MARITA DETIANA RAFIANTI
NIS 131232050062190139

Karya Tulis Ilmiah ini telah diujikan pada tanggal 04 Oktober 2021
disetujui dan disahkan oleh:

Penguji 1 Penguji 2

Hasan Firdaus, M.M M. Taqiyuddin Rahman, M.Sc.Fin.

diketahui oleh:
Mudir mu’allimin

H. Aan Adam, Lc.


RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Marita Detiana Rafianti, lahir di Bandung pada tanggal

17 Maret 2004, penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara dari

pasangan Bubun Abimanju dan Yani Andari. Adik penulis bernama Fauzan Rafi

Fadlurrahman masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama.

Penulis menempuh jenjang pendidikan pertama di Paud Kober Al-lifah,

kemudian melanjutkan pendidikan Sekolah Dasar di SDN 02 Parungserab selama

enam tahun. Pendidikan dilanjutkan ke jenjang sekolah menengah di MTs

Persatuan Islam 34 Cibegol. Setelah tiga tahun, berlanjut ke pendidikan jenjang

menengah atas di MA Persatuan Islam Tarogong.

Dalam perjalanan menempuh dunia pendidikan, penulis pernah mengikuti

sejumlah perlombaan. saat duduk di bangku Sekolah Dasar, penulis berpartisipasi

dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN) bidang Matematika. Di jenjang

Tsanawiyyah, penulis pernah menjadi juara 1 dalam lomba berdalang. Lalu saat

menginjak masa mu’allimin, penulis berhasil menjuarai lomba debat dalam acara

76 Festival serta juara 2 lomba Kimia Bintang Islam Pelajar (BPI) yang

dilaksanakan oleh pihak sekolah.

Dalam keorganisasian penulis aktif dalam organisasi Naqiebah bidang

garapan keamanan tahun 2020-sekarang.

Tegur sapa dari pembaca, dirasa sangat berharga bagi penulis untuk

menjadikan Karya Tulis Ilmiah ini lebih baik kedepannya. Pembaca dapat

menghubungi e-mail: rafianti1703@gmail.com, Instagram: @Maritaaff atau

Whatsapp : +6285947677111.
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada khadirat Allah SWT, yang

melimpahkan taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

Karya Tulis Ilmiah ini. Sholawat serta salam semoga selalu terlimpah curahkan

kepada junjungan kita semua yakni Nabi Muhammad SAW, keluarganya,

sahabatnya, tabiu at-tabiin, hingga kita selaku umatnya yang selalu patuh terhadap

ajarannya sampai akhir zaman nanti.

Karya Tulis Ilmiah ini berjudul “Dampak Covid-19 terhadap

Perekonomian di Indonesia”. terdiri dari beberapa bab yang disusun dalam upaya

mengungkap permasalahan di atas. Penulis ini didasarkan pada tahapan-tahapan

yang diisyaratkan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah.

Terwujudnya Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan semua

pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya

kepada :

1. Ustadz H.M Iqbal Santoso selaku Mudirul’am Pesantren Persis Tarogong

Garut.

2. Ustadz Aan Adam, Lc. sebagai Mudir Mu’allimin Pesantren Persis

Tarogong yang memudahkan santri dalam pengerjaan karya tulis ini

dengan kebijakan-kebijakan di masa pandemi ini.

3. Ustadzah Linda Imaniar, S.Stat. selaku biro yang telah memberikan

banyak masukan dan motivasi kepada santri agar dapat menyelesaikan

Karya Tulis Ilmiah ini tepat pada waktunya.


4. Ustadzah Enung Jubaedah, S.Pd. selaku wali kelas penulis saat ini yang

selalu membimbing santrinya.

5. Ustadz Wildan, S.E. selaku pembimbing pengerjaan Karya Tulis Ilmiah

penulis yang senantiasa memberikan arahan, semangat, juga doa terbaik

bagi penulis dalam proses pengerjaan Karya Tulis Ilmiah ini.

6. Ustadz Ezwar Muhammad Ridha, S.Ud. selaku ketua asrama putri yang

senantiasa membingbing penulis serta memberi fasilitas waktu yang lebih

untuk penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.

7. Seluruh guru yang telah memberikan ilmunya, dan telah mendidik penulis

supaya menjadi uswah hasanah khususnya bagi adik-adik kami dan

umumnya menjadi uswah terbaik bagi umat ini.

8. Abi dan ummi, Bubun Abimanju dan Yani Andari yang selalu

memberikan motivasi dan kasih sayangnya yang tiada ternilai dan tidak

dapat tergantikan oleh penulis.

9. Adikku, Fauzan Rafi Fadlurrahman yang selalu menghibur disaat penulis

sedang bersedih.

10. Teman-teman seperjuangan XII IPA 4 yang tidak hentinya memotivasi

dan selalu berbagi keceriaan pada penulis.

11. Teman-teman seperjuangan di asrama G34S yang tak pernah berhenti

menghibur penulis, memotivasi, dan membantu penulis dalam penyusunan

Karya Tulis Ilmiah ini.

12. Khususnya kepada Arsyela A’inun, Azalia Fathimah, Fathiyya Mumtaz,

Mazaaya Hilwa, Mely Karmila, Najwah Fadhilah, Naufal Rafi, Nurfitri


Ramadhani, Restu Saputra, Zafira Az-zahra yang telah banyak membantu

penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

13. Para kakak kelas Teh Salma, Teh Rita, Teh Farah, Teh Rojwa, Teh Lani,

Teh Yola, A Fakhri yang selalu memberi jawaban dan membatu selama

penulis mengerjakan Karya Tulis Ilmiah ini.

14. Teman-teman virtual di twitter NYANTUY ysng telah menjadi tempat

bagi penulis dalam mengeluarkan segala emosinya selama menulis Karya

Tulis Ilmiah ini.

15. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini jauh dari

kriteria sempurna, hal ini dikarenakan keterbatasan penulis. Semoga Karya

Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi

pembaca umumnya.

Garut, 5 Oktober 2021

Penulis

Marita Detiana Rafianti


DAFTAR ISI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ILMIAH.......................................


HALAMAN PERSETUJUAN..................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................................
RIWAYAT HIDUP.....................................................................................................
KATA PENGANTAR...............................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................
1.1. Latar Belakang...............................................................................................
1.2. Rumusan Masalah..........................................................................................
1.3. Tujuan Penulisan............................................................................................
1.4. Metode dan Teknis Penulisan........................................................................
1.5. Sistematika Penulisan.....................................................................................
BAB II LANDASAN TEORITIS..............................................................................
2.1. COVID-19......................................................................................................
2.2.1. Pengertian COVID-19........................................................................6
2.2.2. Macam-macam COVID-19................................................................6
2.2.3. Faktor-faktor COVID-19...................................................................8
2.2. Perekonomian Indonesia..............................................................................
2.2.1. Pengertian Ekonomi.........................................................................12
2.2.2. Faktor Ekspor dan Impor dalam Perekonomian Indonesia..............13
BAB III PEMBAHASAN.........................................................................................
3.1.Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia 2018-2020..........................................
3.2.Dampak COVID-19 Terhadap Perekonomian di Indonesia........................
3.3.Dampak COVID-19 Pada Bidang Impor dan Ekspor Indonesia..................
3.4.Dukungan Pemerintah Untuk Menangkal Dampak COVID-19 Terhadap
Ekonomi Indonesia..................................................................................
BAB IV PENUTUP...................................................................................................
4.1. simpulan.......................................................................................................
4.2. Saran.............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
LAMPIRAN..............................................................................................................
DAFTAR GAMBAR

3.1 Pertumbuhan Ekonomi indonesia


3.2 Grafik Nilai Impor Migas dan Non Migas
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Belakangan ini, marak berita mengenai COVID-19 (Corona Virus

Diseases 2019). COVID-19 merupakan penyakit infeksi virus pada saluran

pernapasan yang bisa berakibat fatal. Penyakit ini mulai muncul pada akhir tahun

2019 di China dan telah menyebabkan kematian di berbagai negara di dunia. Pada

derajat rendah, COVID-19 ini dapat menyebabkan demam, batuk, nyeri

tenggorokan, hidung tersumbat, lemas, sakit kepala, hingga nyeri otot. Jika

semakin berat, gejala ketiganya dapat menyerupai Pneumonia, yaitu demam,

batuk parah, kesulitan bernapas dan napas cepat. Namun, pada beberapa kasus

COVID-19 jarang disertai keluhan pilek dan keluhan pencernaan, seperti diare,

rasa mual, dan muntah.

Penyebaran COVID-19 pada manusia diduga berawal dari hewan

kelelawar yang dikonsumsi oleh masyarakat China kala itu. Cara penyebaran ini

disebut transmisi Zoonosis. Sedangkan pada manusia, seseorang dapat terjangkit

COVID-19 ketika menghirup percikan air liur yang dikeluarkan oleh penderita

COVID-19 saat bersin atau batuk. Tidak hanya itu, penularan juga dapat terjadi

ketika seseorang memegang benda yang telah terkontaminasi percikan air liur

penderita COVID-19 lalu memegang hidung atau mulut tanpa mencuci tangan

terlebih dahulu. Penyebaran COVID-19 dari manusia ke manusia lebih mudah dan

lebih cepat terjadi, oleh sebab itu pastikan selalu menggunakan masker, selalu

mencuci tangan baik sebelum maupun setelah memegang sesuatu.

13
COVID-19 ini benar-benar membuat para pengusaha bisnis kelimpungan.

Sepinya hotel di kawasan DKI Jakarta adalah salah satu contoh nyata. Ketua

Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi P. Sukamdani,

menyebut, tingkat okupansi hotel di Jakarta hanya 30% yang dimana berarti

bahwa 70% kamar hotel tak terisi alias kosong. Kejadian ini sama halnya dengan

perusahaan restoran food and beverage, toko baju, salon dan bisnis-bisnis lainnya.

Kegiatan ekonomi yang banyak mengalami kemunduran ini memang

sudah menghantui rakyat secara global sejak awal-awal diberlakukannya

kebijakan untuk work from home dan mengurangi aktivitas diluar rumah. COVID-

19 yang merupakan virus ini pada awalnya ditemukan di Wuhan, China pada

akhir tahun 2019 dan telah menyebabkan kelesuan ekonomi yang kita hadapi

pada saat ini. Tak dapat dipungkiri, semenjak virus ini muncul telah banyak

kematian yang disebaban olehnya. Banyak negara yang terkena dampak dari virus

ini karena virus ini sudah menyebar secara global di hampir seluruh dunia,

khususnya di asia, termasuk Indonesia, oleh karena ini WHO (World Health

Organization) telah menetapkan virus ini sebagai pandemik.

Pengaruh dari COVID-19 ini benar-benar telah melumpuhkan ekonomi

dunia. Kondisi tersebut membuat pihak perusahaan gencar melakukan efisiensi.

Salah satu efisiensi terbesar ada pada biaya pegawai. Beberapa perusahaan

menetapkan ongkos untuk pegawai dipangkas hingga 50% dengan alasan

perusahaan menjaga cash flow. Kendati demikian, pemangkasan biaya pegawai

tersebut tidak secara langsung dilakukan melalui mekanisme pemecatan alias

PHK (Pemutusan Hubungan Kerja).

14
Setiap pemilik perusahaan, dalam menjalankan bisnisnya memberlakukan

3 skema kepegawaian, yaitu pegawai harian, kontrak dan tetap. Namun, tidak

sedikit juga perusahaan yang mengalami kerugian besar hingga harus gulung tikar

dan melakukan PHK terhadap para karyawannya.

Dalam mencegah penyebaran COVID-19, pemerintah Indonesia

memberlakukan sistem PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) untuk

mencegah penyebaran COVID-19 agar tidak semakin meluas. Dimana aktivitas di

sekolah, kampus, hingga tempat kerja dikurangi dan kegiatan diluar ruangan yang

memicu keramaian tentu dilarang. Hal ini juga menjadi salah satu penyebab

banyak perusahaan harus gulung tikar dan melakukan PHK pada keryawannya

yang jumlahnya cukup banyak itu. Selama diberlakukan PSBB banyak tempat-

tempat usaha kehilangan pelanggan, dan semakin banyak perusahaan kecil

maupun menengah yang mengalami kerugian, akibat tidak ada pemasukan.

Banyak perusahaan yang memilih jalan PHK untuk menyeimbangkan antara

pengeluaran dengan pendapatan mereka.

Akibat pemberlakuan PHK dibanyak perusahaan, menjadi penyebab

lonjakan jumlah pengangguran di Indonesia. Masyarakat yang terkena dampak

PHK kemudian bingung bagaimana cara memenuhi kebutuhan hidupnya dengan

keluarga selama masa pandemi ini. Meningkatnya angka pengangguran di

Indoensia ini berdampak pada menurunnya ekonomi negara di Indonesia. Oleh

sebab itu penulis mengambil pembahasan karya tulis ilmiah ini dengan judul

“DAMPAK COVID-19 TERHADAP PEREKONOMIAN DI INDONESIA”.

15
1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis merumuskan beberapa

masalah, yaitu:

1. Apa itu COVID-19?

2. Bagaimana perekonomian di Indonesia?

3. Bagaimana dampak COVID-19 terhadap perekonomian di Indonesia?

1.3. Tujuan Penulisan

Adapun yang menjadi tujuan penulis dalam penulisan karya tulis ini adalah

untuk:

1. Mengetahui tentang COVID-19.

2. Mengetahui kondisi perekonomian di Indonesia.

3. Mengetahui dampak COVID-19 terhadap perekonomian di Indonesia.

1.4. Metode dan Teknis Penulisan

a. Metode Penulisan

Metode yang digunakan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini adalah

metode deskriptif. Metode deskriptif adalah metode yang menggambarkan

keadaan dengan jelas dan terperinci. (Kamus Besar Bahasa Indonesia,

2013, hlm. 320)

b. Teknik Penulisan

Teknik yang digunakan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini adalah

teknik bibliografi. Teknik bibliografi adalah sebuah teknik mengkaji

sumber-sumber tertulis. Karena penulis mengutip dari buku atau sumber

yang ada. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2013, hlm. 187)

16
1.5. Sistematika Penulisan

Penulis membagi pembahasan dalam Karya Tulis Ilmiah ini kedalam

beberapa bagian sebagai berikut:

BAB I: PENDAHULUAN, yang meliputi: Latar Belakang Masalah,

Rumusan Masalah, Metode dan Teknik Penulisan, dan Sistematika

Penulisan.

BAB II: LANDASAN TEORITIS, yang meliputi: Pengertian COVID-19,

Macam-macam COVID-19, Faktor-faktor COVID-19, Pengertian

Ekonomi, Faktor-faktor Ekonomi di Indonesia.

BAB III: PEMBAHASAN, yang meliputi: Krisis Ekonomi di Indonesia,

Dampak COVID-19 Terhadap Perekonomian di Indonesia.

BAB IV: PENUTUP, meliputi: Simpulan dan Saran.

17
BAB II
LANDASAN TEORITIS

2.1. COVID-19

2.1.1. Pengertian COVID-19

Dilansir dari laman alodokter virus Corona atau severe acute respiratory

syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2), adalah virus yang menyerang sistem

pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini disebut COVID-19. Virus Corona bisa

menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang

berat, hingga kematian.

Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang

lebih dikenal dengan nama virus Corona adalah jenis baru dari coronavirus yang

menular ke manusia. Virus ini bisa menyerang siapa saja, seperti lansia (golongan

usia lanjut), orang dewasa, anak-anak, dan bayi, termasuk ibu hamil dan ibu

menyusui. (Pane, 2021)

2.1.2. Macam-macam COVID-19

Dilansir dari laman halodoc mutasi dari virus Corona terus muncul dan

beberapa jenis dipercaya dapat menimbulkan dampak yang lebih buruk

dibandingkan aslinya. Hal ini menyebabkan pemerintah terus berusaha untuk

mempercepat distribusi vaksin agar dapat menimbulkan imunitas kelompok

atau herd immunity.

Varian dari virus corona ini terbagi melalui penilaian komparatif dari

beberapa faktor, seperti peningkatan penularan atau perubahan yang dapat

18
merugikan, peningkatan virulensi atau perubahan pada presentasi terjadinya

penyakit klinis, serta penurunan efektivitas terhadap vaksin. Beberapa mutasi ini

telah terjadi di beberapa negara dan bahkan menimbulkan dampak yang sangat

buruk, sehingga perlu dihindari untuk menyebar di Indonesia.

a. Virus COVID-19 Varian Alpha

Virus ini adalah varian yang awalnya terdeteksi di Inggris. Alpha memiliki

nama lain, seperti varian Kent atau virus B117. Disebutkan jika virus ini

setidaknya lebih mudah menular daripada jenis yang pertama kali terdeteksi di

China. Pada Oktober silam, strain ini hanya terjadi pada 3 persen dari total kasus

di Inggris, tetapi mencapai awal Februari, tercatat sebanyak 96 persen dari jumlah

seluruhnya sehingga menimbulkan gelombang ketiga.

Selain itu, data juga menunjukkan jika virus COVID-19 ini sekitar 30–70

persen lebih mematikan dibandingkan yang lainnya. Meski begitu, suatu

penelitian menunjukkan jika vaksin AstraZeneca memiliki tingkat efektivitas

sebesar 70,4 persen melawan gejala COVID-19 dari varian baru ini. Untuk Pfizer,

angkanya mencapai 89,5 persen yang terjadi paling tidak 14 hari setelah

penerimaan dosis kedua

b. Virus COVID-19 Varian Beta

Strain ini pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan pada awal Oktober dan

telah ditemukan di lebih dari 80 negara. Virus ini membawa mutasi yang disebut

dengan E484K, yang dapat membantu penyakit ini menghindari sistem kekebalan.

Jenis virus yang disebut juga dengan B1351 ini, disebut-sebut tidak bekerja

19
dengan baik pada seseorang yang mendapatkan vaksin AstraZeneca, karena hanya

memberikan perlindungan 10 persen terhadap gejala ringan hingga sedang.

c. Virus COVID-19 Varian Delta

Varian ini ditemukan di India yang pertama kali terdeteksi pada bulan

Oktober, sehingga menyebabkan gelombang kedua yang awalnya telah surut.

Jenis virus COVID-19 ini lebih menular dan mampu menghindari respons imun

tubuh akibat mutasi yang terjadi. Bahkan, varian ini diperkirakan 40 persen lebih

menular dibandingkan jenis Alpha serta strain aslinya.

Disebut-sebut juga jika vaksin kurang efektif untuk melawan varian delta

ini. Bahkan, penilaian risiko terbaru menyebut jika ada tingkat ketidakpastian

yang tinggi tentang efektivitas AstraZeneca terhadap strain ini meski telah

mendapatkan dua dosis. Seseorang yang terinfeksi virus COVID-19 jenis

delta lebih berisiko mendapatkan perawatan di rumah sakit dibandingkan jenis

Alpha. Maka dari itu, strain ini disebut-sebut yang paling buruk dari semua jenis

yang ada. (Fadli, 2021)

2.1.3. Faktor-faktor COVID-19

a. Faktor faktor COVID-19

Pasar hewan dan makanan laut di kota Wuhan, China. Menjadi awal mula

pertama kalinya virus corona muncul. Dari pasar hewan dan makanan laut

tersebut kemudian dilaporkan banyak pasien yang menderita virus ini. Di sana

juga menjual hewan liar seperti: ular, kelelawar, dan ayam. Diduga virus tersebut

20
berawal dari kelelawar dan ular, menyebar dari hewan ke manusia, dan kemudian

dari manusia ke manusia. (Fatimah, 2020)

b. Faktor faktor yang Dapat Menyebabkan Penularan COVID-19

1) Beberapa cara penularan virus corona dari manusia ke manusia lain,

yaitu:

a) Transmisi dari cairan: Dalam jarak kurang lebih 1 meter air bisa

membawa virus pasien ke orang lain. Cairan tubuh yang keluar

saat bicara, batuk, bersin, merupakan bentuk air yang di maksud.

b) Transmisi dari udara: Virus corona bisa menyebar melalui udara

dalam jarak jauh. Penularannya hampir sama dengan virus flu,

SARS, variola menukar dari satu orang ke orang lainnya.

c) Transmisi kontak: Kotak langsung dengan kulit ataupun selaput

lendir bisa menjadi penyebab menularnya virus ini, bisa juga

terjadi melalui darah yang masuk ke tubuh atau mengenai selaput

lendir.

d) Transmisi dari hewan: Tertular melalui kontak orang yang menjual

dan mendistribusikan hewan liar yang membawa virus corona

tersebut.

e) Kontak dekat dengan pasien: Keluarga atau orang yang tinggal

serumah, Petugas medis dan orang yang pernah kontak dengan

pasien ini juga rentan untuk tertular virus ini.

Dalam rentang waktu 5-7 hari virus ini bisa mati, dua sampai tiga hari

adalah masa inkubasi corona yang paling pendek, paling lama mencapai 10

21
hingga 12 hari. Waktu terebut adalah waktu yang dibutuhkan untuk virus

menjangkit dan menampakkan gejala-gejala awal, juga masa virus corona sulit

dideteksi. Sangat sensitif dengan suhu panas 56 derajat celcius selama 30 menit.

Menjadi salah satu virus yang belum bisa diobati dengan penanganan medis

manapun. Akan tetapi, virus ini akan mati dalam rentang waktu 5-7 hari dalam

tubuh manusia. Bila sistem imun nya cukup baik, virus corona tidak mudah

menyebar ke seluruh tubuh. (Fatimah, 2020)

Dilansir dari laman detik.com gejala umum COVID-19 yakni demam ≥38

derajat celcius, batuk kering, dan sesak napas. Jika ada orang yang dalam 14 hari

sebelum muncul gejala tersebut pernah melakukan perjalanan ke negara

terjangkit, atau pernah merawat atau kontak erat dengan penderita COVID-19,

maka orang tersebut akan dilakukan penelitian seperti tes swab untuk memastikan

diagnosisnya.

Situs Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, ada gejala yang

sedikit tidak umum seperti sakit kepala, hilangnya indera perasa atau penciuman,

ruam pada kulit, atau perubahan warna pada jari tangan atau jari kaki. Selain itu

gejala serius pada COVID-19 yakni sesak napas, nyeri dada, dan hilangnya

kemampuan berbicara atau bergerak.

Orang yang terkena COVID-19 dapat pulih. Namun bagi orang yang

berusia lanjut, dan orang-orang dengan kondisi medis yang sudah ada sebelumnya

(seperti diabetes, tekanan darah tinggi dan penyakit jantung), mereka biasanya

lebih rentan atas virus ini. Seseorang dapat terinfeksi dari penderita COVID-19.

Penyakit ini dapat menyebar melalui tetesan kecil atau droplet dari hidung atau

22
mulut pada saat batuk atau bersin. Droplet tersebut kemudian jatuh pada benda di

sekitarnya.

Kemudian, jika ada orang lain menyentuh benda yang sudah

terkontaminasi dengan droplet tersebut, lalu orang itu menyentuh mata, hidung

atau mulut, maka orang itu dapat terinfeksi COVID-19. Bisa juga seseorang

terinfeksi COVID-19 ketika tanpa sengaja menghirup droplet dari penderita.

Inilah sebabnya mengapa kita penting untuk menjaga jarak 1,8 meter dari orang

yang sakit.

2) Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah tertularnya virus

Corona dilansir Kemenkes:

a) Menjaga kesehatan dan kebugaran agar stamina tubuh tetap prima

dan sistem imunitas / kekebalan tubuh meningkat.

b) Mencuci tangan dengan benar secara teratur menggunakan air dan

sabun atau hand-rub berbasis alkohol. Mencuci tangan sampai

bersih selain dapat membunuh virus yang mungkin ada di tangan

kita, tindakan ini juga merupakan salah satu tindakan yang mudah

dan murah. Sekitar 98% penyebaran penyakit bersumber dari

tangan. Karena itu, menjaga kebersihan tangan adalah hal yang

sangat penting.

c) Ketika batuk dan bersin, tutup hidung dan mulut Anda dengan

tisu atau lengan atas bagian dalam. Jangan memakai telapak

tangan.

23
d) Hindari kontak dengan orang lain atau bepergian ke tempat

umum.

e) Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut. Tangan menyentuh

banyak hal yang dapat terkontaminasi virus. Jika kita menyentuh

mata, hidung dan mulut dengan tangan yang terkontaminasi,

maka virus dapat dengan mudah masuk ke tubuh kita.

f) Gunakan masker dengan benar hingga menutupi mulut dan

hidung

g) Buang tisu dan masker yang sudah digunakan ke tempat sampah

dengan benar, lalu cucilah tangan Anda.

h) Menunda perjalanan ke daerah/ negara dimana virus ini

ditemukan.

i) Hindari bepergian ke luar rumah saat Anda merasa kurang sehat,

terutama jika Anda merasa demam, batuk, dan sulit bernapas.

Segera hubungi petugas kesehatan terdekat, dan mintalah bantuan

mereka. Sampaikan pada petugas jika dalam 14 hari sebelumnya

Anda pernah melakukan perjalanan terutama ke negara terjangkit,

atau pernah kontak erat dengan orang yang memiliki gejala yang

sama. Ikuti arahan dari petugas kesehatan setempat.

j) Selalu pantau perkembangan penyakit COVID-19 dari sumber

resmi dan akurat. Ikuti arahan dan informasi dari petugas

kesehatan dan Dinas Kesehatan setempat.

24
2.2. Perekonomian Indonesia

2.2.1. Pengertian Ekonomi

Ekonomi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata, yaitu oikos

dan nomos. oikos berarti rumah tangga dan nomos berarti, tata, aturan. Dengan

demikian secara sederhana ekonomi dalam pengertian bahasa berarti tata aturan

rumah tangga. Ekonomi menurut kamus Bahasa Indonesia berarti segala hal yang

bersangkutan dengan penghasilan, pembagian dan pemakaian barangbarang dan

kekayaan (keuangan). Ekonomi berkenaan dengan setiap tindakan atau proses

yang harus dilaksanakan untuk menciptakan barang-barang dan jasa yang

ditujukan untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan manusia.

Melihat Pengertian diatas, dapat dibayangkan bahwa yang dimaksud

dengan oikos dan nomos yang kemudian berubah menjadi Ekonomi, disaat itu

tidak mencakup bidang yang luas, hanya sekedar tata laksana rumah tangga yang

pada intinya berusaha mencukupi kebutuhan yang saat itu menjadi masalah

ekonomi yang utama. Karena hubungan antar benua didunia masih belum terlalu

intensif apalagi adannya pola penaklukan oleh bangsa-bangsa besar. (Safri, 2018)

2.2.2. Faktor Ekspor dan Impor dalam Perekonomian Indonesia

Kegiatan ekspor impor didasari atas kondisi bahwa tidak ada suatu negara

yang benar-benar mandiri karena satu sama lain saling membutuhkan dan saling

mengisi. Setiap negara memiliki karakteristik yang berbeda baik sumber daya

alam, iklim, geografis, struktur ekonomi dan struktur sosial. Perbedaan tersebut

menyebabkan perbedaan komoditas yang dihasilkan, komposisi biaya yang

diperlukan, kualitas dan kuantitas produk. Adanya interdependensi kebutuhan

25
itulah yang menyebabkan adanya perdagangan internasional. Masing-masing

negara memiliki keunggulan dan kekurangan. Komoditas yang dihasilkan suatu

negara mungkin juga belum dapat dipakai langsung karena berupa bahan mentah

yang memerlukan pengolahan lebih lanjut. Bahan mentah tersebut selanjutnya

mungkin dibutuhkan negara lain sebagai bahan baku pabriknya (Asfia, 2006:47).

Transaksi perdagangan luar negeri yang biasa dikenal dengan istilah

ekspor dan impor pada hakikatnya adalah transaksi yang sederhana dan tidak lebih

dari kegiatan membeli dan menjual barang antara pengusaha-pengusaha yang

bertempat tinggal dinegara yang berbeda. Namun dalam pertukaran barang dan

jasa yang melewati laut dan darat ini tidak jarang menimbulkan berbagai masalah

yang kompleks antara pengusaha-pengusaha yang mempunyai perbedaan bahasa,

budaya, adat istiadat dan cara yang berbeda beda. (Sukirno, 2006:173)

menyimpulkan ciri-ciri khusus dari kegiatan ekspor, yaitu:

1) Antara penjual (eksportir) dan pembeli (importir) komoditas yang

diperdagangkan dipisahkan oleh batas teritorial kenegaraan

2) Terdapat perbedaan mata uang antara negara pembeli dan penjual.

Seringkali pembayaran transakasi perdagangan dilakukan dengan

mempergunakan mata uang asing misalnya dolar Amerika, pounsterling

Inggris ataupun yen Jepang.

3) Adakalanya antara pembeli dan penjual belum terjalin hubungan lama dan

akrab. Pengetahuan masing-masing pihak yang bertransaksi tentang

kualifikasi mitra dagang mereka termasuk kemampuan membayar atau

26
kemampuan untuk memasok komoditas sesuai dengan kontrak penjualan

sangat minim.

4) Seringkali terdapat perbedaan kebijaksanan pemerintah negara pembeli

dan penjual dibidang perdagangan internasional, moneter lalu lintas

devisa, labeling, embargo atau perpajakan.

5) Antara pembeli dan penjual kadang-kadang terdapat perbedaan tingkat

penguasaan teknik dan terminologi transaksi perdagangan internasional

serta bahasa asing yang secara populer dipergunakan dalam transaksi itu

misalnya bahasa inggris.

Ekspor adalah perdagangan dengan cara mengeluarkan barang dari dalam

keluar wilayah pabean Indonesia dengan memenuhi ketentuan yang berlaku.

Eksportir adalah badan usaha baik berbentuk badan hukum maupun tidak badan

hukum termasuk perorangan yang melakukan kegiatan ekspor. Seiring perputaran

ekonomi adalah menjadi penting bagi kelompok perusahaan manapun untuk

mampu memperoleh penjualan ekspor atau untuk bersaing secara efektif dengan

impor yang tidak lagi harus melompati penganut proteksionisme. Ini secara luas

dapat diterima bagi UKM bahwa untuk berhasil dalam ekspor mereka harus

mempunyai beberapa cara menekan biaya-biaya transaksi yang mana cenderung

untuk mempunyai suatu komponen biaya tetap, memperbaiki daya saing ekspor,

melakukan pemasaran yang baik dan lain sebagainya.

Corak perdagangan Indonesia berkembang dari waktu ke waktu yakni

dibagi atas sektor migas dan non migas. Ekspor sektor migas itu terdiri dari

minyak bumi dan hasil minyak, LNG (Liquid Natural Gas), LPG (Liquid

27
Petroleum Gas) dan lain sebagainya. Ekspor komoditas non migas itu sendiri

terutama terpusat pada tiga kelompok yaitu barang manufaktur, komoditas

pertanian dan komoditas pertambangan. Brang-barang yang termasuk kelompok

barang manufaktur adalah tekstil, kayu, produk kayu, kertas, produk elektronik,

minyak kelapa sawit, kerajinan tangan, dan produk kimia. Komoditas pertanian

antara lain meliputi hewan dan hasil hewan lainnya seperti ikan tuna, sapi, udang,

tumbuhan seperti : karet alam, coklat, lada, kopi, tembakau, cengkeh, rempah-

rempah, kopra dan lain sebagainya, sedangkan yang tergolong dalam komoditas

pertambangan non migas dalah tembaga, emas, timah, nikel, aluminium dan hasil

tambang lainnya (Untoro, 2010:71).

BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia 2018-2020

Gambar 3.1 Pertumbuhan Ekonomi indonesia


Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS)

28
Berdasarkan data di atas, ekonomi Indonesia tahun 2018 dari triwulan-I

sampai triwulan-IV mengalami kestabilan dalam pertumbuhannya karena

COVID-19 belum memasuki wilayah Indonesia saat itu. Indonesia mengalami

penurunan ekonomi mulai dari tahun 2019 Triwulan I sampai Triwullan-II 2020.

Badan Pusat Statistik (BPS), merilis angka pertumbuhan ekonomi

Indonesia triwulan-II 2020 minus 5,32 persen. Dengan kontraksi sebesar itu

Indonesia harus bisa lebih mengatasi COVID-19 minimal transmisi penyakitnya

bisa dikendalikan. Tolok ukur minimalnya adalah jumlah kasus harian tidak

melebihi kapasitas rumah sakit dalam menangani pasien COVID-19 dan pasien

lainnya. (Wibowo, 2020). Lebih bagusnya bisa seperti Selandia Baru, Taiwan, dan

Vietnam yang jumlah kasus hariannya nol atau di bawah 10 selama beberapa

pekan. Alasannya, sesuai konstitusi, negara wajib menjaga keselamatan

rakyatnya. Selain itu, perekonomian akan diuntungkan jika pandemi teratasi lebih

awal.

29
18

Ekonomi Indonesia kuartal II-2020 terhadap kuartal II-2019

mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 5,32% Year On Year (Y-ON-Y)

Dari sisi produksi, Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan

mengalami kontraksi pertumbuhan tertinggi sebesar 30,84%. Dari sisi

pengeluaran, Komponen Ekspor Barang dan Jasa serta Impor Barang dan

Jasa mengalami kontraksi pertumbuhan masing-masing sebesar 11,66% dan

16,96%. Kepala BPS menjelaskan, bahwa pandemi COVID-19 ini telah

menciptakan efek domino dari masalah kesehatan menjadi masalah sosial,

masalah ekonomi yang dampaknya menghantam seluruh lapisan

masyarakat.

Struktur ekonomi Indonesia secara spasial pada kuartal II-2020

didominasi oleh kelompok provinsi di Pulau Jawa sebesar 58,55%, dengan

kinerja ekonomi yang mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 6,69%.

Sementara itu kelompok Pulau Maluku dan Papua mencapai pertumbuhan

tertinggi sebesar 2,36%, walaupun kontribusinya terkecil (kurang dari tiga

persen) dibanding kelompok pulau lainnya.

Kemudian, pertumbuhan diperkirakan melambat tipis sekitar minus

1,55% yoy dari kuartal II-2019 yang tercatat 8,2% Year Over Year (YOY)

seiring dengan realisasi laju pertumbuhan belanja Kementerian atau

lembaga yang tercatat melambat menjadi minus 2,9% YOY dari periode

yang sama tahun sebelumnya yang tercatat 4,9% YOY.

Surplus neraca perdagangan pada kuartal II-2020 dibandingkan

kuartal II tahun sebelumnya mengindikasikan bahwa net ekspor pada


19

komponen PDB di kuartal II-2020 diperkirakan cenderung meningkat

dibandingkan net ekspor pada kuartal kedua 2019, di mana laju impor non-

migas pada kuartal II-2020 tercatat terkontraksi minus 16,5% YOY

sementara ekspor non-migas tercatat terkontraksi minus 11,3% YOY.

Untuk realisasi belanja negara (APBN) di kuartal II-2020 mencapai

Rp616,54 triliun atau 22,51% dari pagu 2020 sebesar Rp2,739,17 triliun.

Angka tersebut naik jika dibandingkan dari realisasi kuartal II-2019 yang

mencapai Rp582,64 triliun atau 23,67% dari pagu 2019 sebesar Rp2.461,11

triliun.

3.1. Dampak COVID-19 Terhadap Perekonomian di Indonesia

Akhir 2019 dunia dikejutkan dengan mewabahnya sebuah penyakit yang

disebabkan suatu virus yang disebut dengan COVID-19 (Corona Virus Disease-

19). Virus disinyalir mulai merebak sekitar bulan Desember 2019 di Kota Wuhan,

Tiongkok dan saat ini sudah menyebar ke seluruh dunia dengan cepat, sehingga

World Health Organization (WHO) pada 11 Maret 2020 menetapkan

wabah yang disebabkan oleh virus Corona ini sebagai pandemi global. Situasi

krisis global akibat virus Corona ini dialami oleh banyak negara di dunia dengan

derajat intensitas yang berbeda. Jutaan orang terpapar virus Corona ini di seluruh

dunia. Penularannya cepat dan sulit mendeteksi orang-orang yang terpapar virus

ini karena waktu inkubasinya kurang lebih 14 hari sehingga menyebabkan

banyaknya korban yang terpapar dan terinfeksi. (Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah, 2020)


20

Penyebaran COVID-19 yang sudah dapat dikendalikan di beberapa negara,

termasuk Tiongkok, berbeda dengan apa yang terjadi di Indonesia. Di saat kurva

mulai melandai yang menunjukkan perlambatan pertumbuhan pasien COVID-19,

kondisi di Indonesia memperlihatkan terjadinya peningkatan pertumbuhan pasien

COVID-19 yang cukup signifikan. Dari segi tingkat kematian, data yang tersedia

per 20 Maret 2020 menunjukkan persentase yang cukup tinggi jika dihitung dari

rasio jumlah pasien COVID-19 yang meninggal (32 orang) terhadap jumlah kasus

positif COVID-19 (369 orang) di Indonesia, yaitu sebesar 8,67 persen. Angka

tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan rasio jumlah pasien COVID-19

yang meninggal (10.031 orang) terhadap jumlah kasus positif COVID19 (244.525

orang) di dunia, yaitu sebesar 4,10 persen. (Yuliana, 2020)

Kasus penyebaran COVID-19 dapat dilihat dari dua sudut pandang

ekonomi yang berbeda, yaitu dari sudut pandang permintaan dan penawaran. Dari

sisi permintaan, kondisi pandemi COVID-19 ini jelas akan mengurangi sektor

konsumsi, kegiatan perjalanan dan transportasi, serta peningkatan biaya

transportasi dan perdagangan. Sedangkan dari sisi penawaran, kemungkinan besar

yang terjadi adalah terkontraksinya produktivitas pekerja/buruh, penurunan

investasi dan kegiatan pendanaan, serta terganggunya rantai pasokan global

(global value chain). Dari sisi konsumsi, pola konsumsi masyarakat akibat

penyebaran COVID-19 secara otomatis akan berubah. Masyarakat akan

cenderung untuk tidak melakukan kegiatan perjalanan atau pariwisata dan lebih

cenderung meningkatkan konsumsi pada barang-barang kebutuhan pokok yang

dianggap penting sebagai antisipasi terjadinya pembatasan pergerakan manusia.


21

Secara keseluruhan, tingkat konsumsi akan cenderung menurun karena harga yang

terdistorsi akibat mahalnya biaya transportasi dan logistik barang.

Sementara itu, pada sisi produksi, beberapa sektor utama di Indonesia juga

akan terkena dampak akibat penyebaran COVID-19 ini, khususnya industri

pengolahan (manufaktur). Kontribusi sektor ini cukup signifikan terhadap

ekonomi Indonesia (19-20 persen) dan produk yang berasal dari industri

pengolahan juga menyumbang secara signifikan terhadap total ekspor Indonesia,

yaitu di atas 70 persen. Kinerja industri manufaktur di Indonesia kemungkinan

akan melambat seiring dengan meningkatnya kasus COVID-19 ini. Hal ini

disebabkan oleh kenyataan bahwa mayoritas industri manufaktur di Indonesia 12

masih bergantung pada impor, yang salah satunya berasal dari Tiongkok.

Kegiatan produksi di Tiongkok pun terganggu akibat kasus virus ini. Perlu

diketahui bahwa struktur impor Indonesia memang didominasi bahan

baku/penolong yang angkanya mencapai di atas 70 persen. Buah simalakama

antara struktur ekspor dan impor inilah yang kemungkinan besar akan berdampak

besar pada kinerja industri manufaktur di Indonesia.

Secara umum, dampak COVID-19 memang cukup signifikan terhadap

ekonomi Indonesia. Seperti yang telah dijelaskan di atas, perlambatan kinerja

industri manufaktur yang diiringi oleh masih melambatnya ekonomi secara global

yang berimbas pada penurunan permintaan, secara otomatis akan menurunkan

kinerja ekspor Indonesia. Tiongkok untuk beberapa kuartal ke depan tampaknya

akan mengalami kontraksi ekonomi di mana kegiatan produksi dan


22

produktivitasnya kemungkinan menurun hingga 20-25 persen. Sehingga ekonomi

Tiongkok kemungkinan hanya tumbuh di kisaran lima persen.

Pandemi global yang terjadi pula di Indonesia membuat banyak pihak

berupaya ikut berperan serta dalam mengatasinya. Para dokter umum dan spesialis

angkat bicara bersama guna memberi penjelasan singkat kepada masyarakat

maupun imbauan agar menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekaligus tak

banyak keluar rumah. Grace Natalie Louisa sebagai tokoh politik ikut

mengucapkan tanggapan secara lisan berupa usulan kepada pemerintah Indonesia

agar memberikan Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada warga yang

menggantungkan hidup pada pendapatan harian serta melakukan tes COVID-19

secara gratis. Nahdlatul Ulama (NU) sebagai organisasi kemasyarakatan juga turut

beraksi menanggapi dengan membentuk Satuan Tugas PBNU Cegah COVID-19.

Salah satu hasil kerja yang dilakukan satgas ini ialah protokol di lembaga NU

setiap tingkatan guna diberlakukan di setiap lembaga yang berafiliasi dengan NU.

Protokol ini disiapkan sebagai upaya agar warga NU dan masyarakat secara luas

dapat memahami tentang COVID-19, dapat mencegah COVID-19 agar tidak

terinfeksi, serta tidak panik dalam menanggapi.

Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa di zaman Rasulullah pernah terjadi

wabah/tha'un. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun bersabda mengenai

cara menghadapi wabah penyakit, yakni jangan memasuki daerah tersebut dan

bagi masyarakatnya jangan keluar dari daerah itu. Keputusan Rasulullah itu juga

dikenal dengan nama karantina. Hal itu dilakukan agar penyakit yang mewabah

tidak menyebar ke daerah lain.


23

ُ ‫لَّ َم الطَّا ُع‬Q ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َس‬


‫ ِه‬Q ِ‫ َّل ب‬Q‫ َّز َو َج‬Q‫ ِز ا ْبتَلَى هَّللا ُ َع‬Q ْ‫ةُ ال ِّرج‬Qَ‫ون آي‬ َ ِ ‫ال َرسُو ُل هَّللا‬
َ َ‫ق‬

‫رُّ وا‬QQِ‫ض َوَأ ْنتُ ْم بِهَا فَاَل تَف‬


ٍ ْ‫نَاسًا ِم ْن ِعبَا ِد ِه فَِإ َذا َس ِم ْعتُ ْم بِ ِه فَاَل تَ ْد ُخلُوا َعلَ ْي ِه َوِإ َذا َوقَ َع بَِأر‬

ُ‫ِم ْنه‬

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tha’un (wabah penyakit


menular) adalah suatu peringatan dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala untuk menguji
hamba-hamba-Nya dari kalangan manusia. Maka apabila kamu mendengar
penyakit itu berjangkit di suatu negeri, janganlah kamu masuk ke negeri itu. Dan
apabila wabah itu berjangkit di negeri tempat kamu berada, jangan pula kamu lari
daripadanya.” (HR Bukhari dan Muslim dari Usamah bin Zaid). (Danarto, 2020)

3.2. Dampak COVID-19 Pada Bidang Impor dan Ekspor Indonesia

Sejak kemunculan COVID-19 pada akhir tahun 2019, dunia dihebohkan

dengan wabah virus yang berasal dari China ini. Virus corona menyebabkan

kepanikan di China dan menimbulkan korban jiwa sampai ribuan orang penduduk

China. Akibatnya, banyak perusahaan kecil, menengah maupun besar yang

akhirnya terpaksa menutup usahanya untuk sementara. Tidak hanya perusahaan

saja yang tutup, ribuan tempat usaha makanan/minuman juga terpaksa tutup.

Perekonomian China pun menjadi terguncang di awal tahun 2020 ini, karena

selama ini perekonomian China didukung dari sektor usaha kecil dan menengah.

Ada sekitar 30 juta usaha kecil dan menengah menyumbang lebih dari 60% dari

Produk Domestik Bruto (PDB) China. Selain itu, bursa saham Shanghai juga

sempat menurun mencapai 9%, hal ini merupakan yang terparah sejak bulan

Agustus 2015.

Dengan melihat kondisi perekonomian China saat ini, banyak ahli

ekonomi yang melakukan analisis dan memprediksi pertumbuhan ekonomi China


24

yang dapat turun mendekati angka 5% di tahun 2020. Industri yang paling terkena

dampaknya adalah industri manufaktur dan pariwisata. Seperti kita ketahui, Kota

Wuhan yang merupakan tempat awal mula wabah virus corona terjadi, adalah

pusat industri otomotif di China. Kontribusi Kota Wuhan terhadap perekonomian

China mencapai 1,6% (katadata.co.id). WHO (World Health Organization) yang

merupakan organisasi kesehatan dunia telah menetapkan status gawat darurat

global untuk wabah virus corona. Dunia menjadi waspada akan wabah virus ini.

Tidak hanya waspada terhadap penyebaran penyakitnya saja, akan tetapi waspada

terhadap dampak yang mungkin terjadi terhadap perekonomian dunia. Menurut

Direktur Pelaksana IMF, Kristalina Georgieva, dengan adanya wabah virus

corona, diperkirakan dalam jangka pendek akan terjadi perlambatan ekonomi

global (katadata.co.id).

Menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto,

laju pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat dipengaruhi oleh pertumbuhan

ekonomi 14 China. Jika ekonomi China mengalami pelambatan sebesar 1-2%,

maka akan berdampak pada menurunnya ekonomi Indonesia sebesar 0,1-0,3%

(katadata.co.id). Pembatasan keluar masuknya barang dari dan/atau ke China serta

banyaknya usaha atau pabrik yang tutup akibat wabah virus corona membuat

perekonomian China menjadi terganggu. Mengingat China merupakan negara

yang perekonomiannya sangat berpengaruh di dunia, maka hal tersebut pasti juga

akan berdampak pada perekonomian negara lain yang menjadi mitra dagangnya,

salah satunya Indonesia.


25

China merupakan mitra dagang utama Indonesia dan negara asal impor

dan tujuan ekspor non-migas terbesar Indonesia. Total ekspor ke China tahun

2019 mencapai USD25,85 miliar, sedangkan impor mencapai USD44,58 miliar

(katadata. co.id). Namun, berdasarkan data dari BPS, ekspor non-migas pada

Januari 2020 mengalami penurunan jika dibandingkan dengan bulan Desember

2019. Penurunan ini terjadi ke sebagian besar negara tujuan utama, salah satunya

yaitu China yang mencapai USD211,9 juta atau turun 9,15%. Sedangkan nilai

impor non-migas pada Januari 2020 juga ikut menurun. Total nilai impor

nonmigas selama Januari 2020 sebesar USD9.670 juta atau turun sebesar

USD313,5 juta atau turun 3,14% dibandingkan pada bulan Desember 2019. Hal

tersebut disebabkan oleh menurunnya nilai impor non-migas dari beberapa negara

utama, salah satunya China yang semula USD4,07 miliar menjadi USD3,94 miliar

atau turun 3,08%.

Gambar 3.2 Grafik Nilai Impor Migas dan Non Migas


Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS)

Bisa diliat dari data tersebut migas mengalami kestabilan harga karena

masyarakat yang masih memerlukan migas ini dalam kehidupan sehari-harinya,


26

namun untuk non-migas beberapa kali mengalami penurunan signifikan dari bulan

Juni 2019, bulan Januari 2020, dan bulan Mei 2020. (Margana, 2020)

3.3. Dukungan Pemerintah Untuk Menangkal Dampak COVID-19

Terhadap Ekonomi Indonesia

Dalam menghadapi dampak yang ditimbulkan dari pandemik COVID-19,

pemerintah mengambil langkah-langkah melalui re-focusing penganggaran untuk

sektor kesehatan dan bantuan sosial. Tindak lanjut re-focusing ini yaitu dengan 24

melakukan realokasi anggaran Kementerian/Lembaga sebesar Rp5-10 triliun.

Pemerintah lebih fokus kepada kegiatan prioritas. Untuk belanja barang yang

tidak mendesak, direkomendasikan untuk direalokasi seperti perjalanan dinas

dalam/luar negeri, pertemuan dan penyelenggaraan acara. Realokasi juga berlaku

bagi belanja modal untuk kegiatan yang bukan prioritas dan belum ada perikatan

dengan status masih diblokir, masih dalam proses tender dan sisa lelang. Selain

itu, langkah-langkah yang disiapkan lainnya adalah dengan melakukan percepatan

waktu revisi, penyampaian surat dan data dukung secara online (tidak secara fisik)

serta penalaahan revisi yang juga dilakukan secara online.

Selain itu, Pemerintah juga mengeluarkan kebijakan terkait Transfer Ke

Daerah (TKD) dalam rangka penanggulangan COVID-19 dengan estimasi

anggaran mencapai Rp17,17 triliun. Kebijakan TKD yang pertama terkait dengan

dirilisnya PMK No. 19/PMK.07/2020 berkenaan dengan Penyaluran dan

Penggunaan Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum, dan Dana Insentif Daerah

TA 2020 dalam rangka Penanggulangan COVID-19 dengan perkiraan anggaran

sebesar Rp8,6 triliun. Selanjutnya kebijakan TKD yang kedua berkenaan dengan
27

rilis KMK No. 6/KMK.7/2020 terkait dengan Penyaluran DAK Fisik Bidang

Kesehatan dan Dana BOK dalam rangka Pencegahan dan/atau Penanganan

COVID-19 dengan estimasi anggaran sebesar Rp8,5 triliun. Pemerintah juga telah

meluncurkan stimulus fiskal tahap I sebesar Rp8,5 triliun untuk sektor-sektor

yang terdampak langsung akibat pandemik COVID-19 yaitu kenaikan indeks

manfaat Kartu Sembako sebesar Rp50.000 per bulan selama 6 bulan dengan

jumlah keseluruhan Rp4,56 triliun. Untuk sektor pariwisata, Pemerintah

memberikan insentif tiket untuk 10 destinasi wisata dengan jumlah sebesar Rp0,4

T, sementara untuk hotel dan restoran, kompensasi yang diberikan berupa

kompensasi pajak hotel/restoran sebesar Rp3,3 triliun. Selain itu Pemerintah juga

memberikan hibah sebesar Rp,0,1 triliun untuk pariwisata.

Pemerintah juga mengeluarkan stimulus non-fiskal sebagai dorongan

terhadap kegiatan ekspor-impor, antara lain penyederhanaan dan pengurangan

jumlah 25 Larangan dan Pembatasan (Lartas) untuk ekspor dan impor bahan baku,

percepatan proses ekspor-impor untuk Reputable Traders serta peningkatan dan

percepatan layanan eskpor-impor dan pengawasan melalui National Logistic

Ecosystem (NLE) guna meningkatkan efisiensi logistik nasional. Sementara itu di

sektor keuangan, Pemerintah juga mengeluarkan stimulus sebagai kebijakan

countercyclical, antar lain bank memberikan stimulus untuk debitur melalui

penilaian kualitas kredit berdasarkan ketepatan membayar dan restrukturisasi

untuk seluruh kredit tanpa melihat plafon kredit, serta restrukturisasi kredit

UMKM dengan kualitas yang dapat langsung menjadi lancar.


28
BAB IV
PENUTUP

4.1. simpulan

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut.

1. Virus corona adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit

karena infeksi virus ini disebut COVID-19. Virus Corona bisa

menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru

yang berat, hingga kematian.

2. Perekonomian Indonesia tahun 2018 dari triwulan-I sampai triwulan-IV

mengalami kestabilan dalam pertumbuhannya karena COVID-19 belum

memasuki wilayah Indonesia saat itu. Indonesia mengalami penurunan

ekonomi mulai dari tahun 2019 Triwulan I sampai Triwullan-II 2020.

3. Sektor utama di Indonesia terkena dampak akibat penyebaran COVID-19

ini, khususnya industri pengolahan (manufaktur). Kontribusi sektor ini

cukup signifikan terhadap ekonomi Indonesia (19-20 persen) dan produk

yang berasal dari industri pengolahan juga menyumbang secara signifikan

terhadap total ekspor Indonesia, yaitu di atas 70 persen. Kinerja industri

manufaktur di Indonesia kemungkinan akan melambat seiring dengan

meningkatnya kasus COVID-19 ini. Hal ini disebabkan oleh kenyataan

bahwa mayoritas industri manufaktur di Indonesia 12 masih bergantung

pada impor, yang salah satunya berasal dari Tiongkok.

29
29

Ekspor Indonesia secara total mengalami penurunan antara 3-14 persen

akibat turunnya permintaan di negara tujuan. Di sisi yang lain, impor

kemungkinan mengalami kenaikan antara 1,1-6,2 persen karena produksi

lokal yang menurun sementara kebutuhan mungkin semakin meningkat.

4.2. Saran

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, ada beberapa saran yang ingin

penulis sampaikan bagi para pembaca karya tulis ini.

1. Agar menjadi acuan bagi penulis supaya bisa menjaga diri di masa

pandemi.

2. Dengan adanya pandemi, sekolah diharapkan bisa menjaga lingkungannya

agar terhindar dari penyebaran virus, dan menghimbau kepada seluruh

siswanya untuk tetap melaksanakan protokol kesehatan dalam aktivitas

sehari-harinya agar terhindar dari virus COVID-19.

3. Supaya lebih peduli terhadap lingkungannya untuk menekan proses

penyebaran virus COVID-19 sehingga mampu melandaikan kurva positif

COVID-19 serta mampu membantu pemerintah dalam mengendalikan

penyebaran COVID-19.

4. Pemerintah supaya lebih serius lagi dalam menangani pandemi, sehingga

pandemi cepat dan mampu menata tatanan perekonomiannya kembali.


30

DAFTAR PUSTAKA

Asfia, M. (2006). Ekonomi Makro. Bandung: Refika Aditama.

Danarto, A. (2020). Ini Daftar Hadist Shahih dan Dha’if tentang Wabah Covid-19.
[Online]. Diakses dari https://republika.co.id/berita/q7iy6m63571849323000/ini-
daftar-hadist-shahih-dan-dhaiftentang-wabah-covid19

Detik.com, T. (2020). Apa Penyebab Adanya Virus Corona? Ini Jawabannya


untuk Diingat Lagi. [Online]. Diakses dari https://health.detik.com/berita-
detikhealth/d-5227506/apa-penyebab-adanya-virus-corona-ini-
jawabannya-untuk-diingat-lagi

Fadli, R. (2021). Kenali Varian Alpha, Beta, dan Delta dari Virus COVID-19.
[Online]. Diakses dari https://www.halodoc.com/artikel/kenali-varian-alpha-
beta-dan-delta-dari-virus-covid-19

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah. (2020). Ekonomi


Indonesia di Tengah Pandemi Covid 19.

Fatimah, R. I. (2020). Dampak Meningkatnya Harga Masker di Tengah


Mewabahnya covid-19 di Kalangan Masyarakat Ditinjau dari Sudut
Pandang Tindakan Manusia. (Paper). Sekolah pascasarjana, Universitas
Katolik Widya Mandala Surabaya Kampus Madiun

Kamus Besar Bahasa Indonesia

Margana, R. R. (2020). Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Impor Indonesia.


[Online]. Diakses dari https://supplychainindonesia.com/dampak-pandemi-
covid-19-terhadap-impor-indonesia/

Pane, M. D. C. (2021). Virus Corona. [Online]. Diakses dari


https://www.alodokter.com/virus-corona

Safri, H. (2018). Pengantar Ilmu Ekonomi. Palopo: Lembaga Penerbit Kampus


IAIN Palopo

Siaran Pers Kementerian Keuangan Republik Indonesia SP-18/KLI/2020,


“Menjaga Ekonomi Indonesia Terhadap Dampak Negatif Pandemik
COVID-19”.

Sukirno. (2006). Ekonomi Pembangunan: Proses, Masalah, dan Dasar Kebijakan.


Jakarta: Prenada Media Group.
31

Tobing, S. (2020). Virus Corona Tekan Ekonomi Tiongkok, Dunia Waspadai


Perlambatan Global. [Online]. Diakses dari
https://katadata.co.id/sortatobing/indepth/5e9a495e08e92/virus-corona-
tekan-ekonomi-tiongkok-dunia-waspadai-perlambatan-global

Untoro, J. (2010). Ekonomi. Jakarta: Kawahmedia.

Victoria, A. O. (2020). BPS: Viru. [Online]. Diakses dari


https://katadata.co.id/febrinaiskana/finansial/5e9a495be438d/bps-virus-
corona-sebabkan-ekspor-dan-impor-indonesia-tiongkok-turun

Wibowo, D. H. (2020). Pertumbuhan Ekonomi Minus 5,32 Persen: Sekali Lagi,


Tolong Kendalikan Pandeminya. [Online]. Diakses dari
https://money.kompas.com/read/2020/08/06/122846926/pertumbuhan-
ekonomi-minus-532-persen-sekali-lagi-tolong-kendalikan-pandeminya?
page=all

Yuliana. (2020). Corona Virus Diseases (Covid 19); sebuah tinjauan literature.
Jurnal WellNess and Healthy Magazine, 2(1), 188
LAMPIRAN

Lampiran 1

xii
Lampiran 2

xiii

Anda mungkin juga menyukai