waddin wassalatu wassalamu ala asrofil ambiya’i wal mursalin waala alihi wasohbihi ajma’in ama ba’du Segala puji kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmatnya yang telah diberikan kepada kita semua. Nikmat sehat, nikmat taufik hidayah inayah, dan nikmat yang paling besar adalah nikmat Iman & Islam. Shalawat serta salam tak lupa kita sanjungkan kehadiran nabi besar Muhammad SAW Pada kesempatan kultum kali ini ijinkan saya untuk menjelaskan sedikit tentang menjaga dan menambah keimanan.
Iman ( )ايمانadalah percaya dengan yakin atas sesuatu. Dalam risalah
Islam, iman artinya percaya dengan yakin kepada Allah SWT sebagai satu-satunya Tuhan yang berhak disembah, pencipta dan pemelihara alam semesta beserta isinya, serta tidak ada Tuhan selain-Nya. Iman dalam Islam adalah tauhidullah, keesaan Allah SWT. Secara bahasa (Arab), kata iman berakar kata amana - yu’minu - imanan yang secara harfiyah (etimologis) artinya percaya dengan yakin. Iman tidak cukup hanya sekadar pengakuan, tetapi juga harus dibuktikan dengan konsekuensi yang menjadi tuntutan iman. Al- Qur’an menyebutkan paling tidak ada 6 (enam) konsekuensi iman yang harus dibuktikan, yaitu:
1. Al-Yaqiin (Keyakinan yang mantap). Keyakinan yang mantap
tanpa ada keraguan sedikit pun terhadap Allah dan ajaran yang diturunkan-Nya merupakan konsekuensi iman yang utama. Allah berfirman, “Sesungguhnya orang-orang Mukmin yang sebenarnya adalah mereka yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu, dan mereka berjihad dengan harta dan jiwanya di jalan Allah. mereka itulah orang-orang yang benar.” (Qs. al- Hujuraat: 15).
2. At-Tasliim (berserah diri). Apa yang ada di langit dan di bumi
sudah berserah diri kepada Allah, karena itu setiap Mukmin harus pula berbuat demikian. Allah berfirman yang artinya:
”Maka mengapa mereka mencari agama yang lain selain agama
Allah, padahal apa yang di langit dan di bumi berserah diri kepada- Nya, (baik) dengan suka maupun terpaksa, dan hanya kepada-Nya mereka dikembalikan?” (Qs. Ali Imran: 83)
3.As-Sam’u wa At-Thaa’atu (Dengar dan Taat). Seorang Mukmin
harus mendengar seruan Allah dan harus menaatinya. Ini merupakan kunci keberuntungan.
4.Ittibaa’ul Manhaj (Mengikuti Sistem). Allah swt memiliki sejumlah
aturan hukum (syariat) bagi manusia untuk diikuti dan ditaati, dalam rangka terciptanya harmoni kehidupan 5.‘Adamul Haraj (tidak merasa berat). Keimanan yang mantap membuat seorang Mukmin tidak merasa berat untuk menerima apa yang menjadi ketentuan 6. ‘Adamul Khiyarah (Tidak Memilih-Milih). Bila seorang Mukmin sudah merasa tidak berat dengan ketentuan Allah swt, tentu dia tidak akan memilih peraturan lain, apalagi yang bertentangan dengan nilai-nilai islam Iman seorang Muslim dapat bertambah dan berkurang. Faktor penyebab bertambahnya iman di antaranya adalah ketaatan, begitu juga faktor menurunnya iman tak lain dan tak bukan adalah kemaksiatan. Maka dari itu kita diperintahkan untuk terus melakukan amalan-amalan yang dapat menumbuhkan keimanan dan juga sebaliknya. Untuk memperkuat dan menambah keimanan kita kepada Allah, Imam Al-Haddad menerangkan dalam kitabnya (Risalatul Muawanah lir Râghibîn minal Mu’minîn fî Sulûk Tharîqah al-Âkhirah), bahwa beberapa perkara yang dapat menambahkan keimanan serta memperkuatnya. Di dalam kitab itu disebutkan tiga kiat untuk menuju hal tersebut. Pertama, mendengarkan ayat al-Qur’an dan hadits yang di dalamnya disebutkan perihal janji Allah subhanahu wata’ala, ancaman-Nya, perkara-perkara akhirat, kisah-kisah nabi, mukjizat, serta hukuman bagi mereka yang menentang para nabi. Begitu juga mendengarkan kezuhudan salafussalihin di kehidupan dunia, begitu juga kecintaan mereka kepada akhirat dan pula mendengarkan ayat-ayat sam’iyyat. Salah satu contoh ayat yang menerangkan tentang janji Allah yaitu: َُو َمن يَتَ َو َّكلْ َعلَى هللاِ فَهُ َو َح ْسبُه “Dan barang siapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya.” (QS at-Thalaq: 3) Kedua, melihat kebesaran langit dan bumi dan segala sesuatu yang menakjubkan dan keindahan yang diciptakan di langit dan bumi. Salah satu contoh ayat yang menunjukan keagungan Allah di antaranya disebutkan dalam surat As-Sajdah ayat 4
Artinya: “Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan
segala yang ada diantara keduanya dalam waktu enam hari, kemudian dia bersemayam di atas Arsy. Kamu semua tidak memiliki seorang penolong dan pemberi syafaat pun selain diri-Nya. Dengan membaca dan merenungkan ayat diatas kita dapat melihat kebesaran Allah subhanahu wata’ala, bahwasannya Allah adalah pencipta seluruh alam yang besar ini, bahwasannya kita ini sangat kecil dibanding alam besar yang penciptanya adalah Allah. Ketiga, melaksanakan amal saleh secara teratur, juga menjaga dirinya supaya tidak tergelincir kepada kemaksiatan dan keburukan. Beliau juga menjelaskan bahwa iman itu dengan perkataan dan amal, bertambah sebab melakukan ketaatan dan menurun sebab melakukan kemaksiatan. Demikian saya akhiri, kurang lebihnya mohon maaf bila ada kata salah yang terucap. Kesempurnaan milik Allah, kesalahan milik saya. Wabilahi taufik wal hidayah, wa ridho wal inayah,