Disusun oleh:
Sembilan dari sepuluh nama guru Imam Muslim tersebut, juga merupakan
guru Imam Al Bukhari dalam mengambil hadits, karena Muhammad bin Hatim
tidak termasuk. Perlu diketahui, Imam Muslim pun sempat berguru ilmu hadits
kepada Imam Al Bukhari. Ibnu Shalah dalam kitab Ulumul Hadits berkata: “Imam
Muslim memang belajar pada Imam Bukhari dan banyak mendapatkan faedah ilmu
darinya. Namun banyak guru dari Imam Muslim yang juga merupakan guru dari
Imam Bukhari”. Hal inilah yang menjadi salah satu sebab Imam Muslim tidak
meriwayatkan hadits dari Imam Al Bukhari.
Selain itu, sebagian ulama memasukkan Abu ‘Isa Muhammad At Tirmidzi dalam
jajaran murid Imam Muslim, karena terdapat sebuah hadits dalam Sunan At
Tirmidzi:
رو عنIIد بن عمIIحدثنا مسلم بن حجاج حدثنا يحي بن يحي حدثنا أبو معاوية عن محم
”:لمIIه وسIIلى هللا عليII قال رسول هللا ص:أبي سلمة عن أبي هريرة رضي هللا عنه قال
”أحصوا هالل شعبان لرمضان
Muslim bin Hajjaj menuturkan kepada kami: Yahya bin Yahya menuturkan
kepada kami: Abu Mu’awiyah menuturkan kepada kami: Dari Muhammad bin
‘Amr: Dari Abu Salamah: Dari Abu Hurairah Radhiallahu’anhu, ia berkata:
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: “Untuk menentukan datangnya
Ramadhan, hitunglah hilal bulan Sya’ban”.
Dalam hadits tersebut nampak bahwa At Tirmidzi meriwayatkan dari Imam
Muslim. Terdapat penjelasan Al Iraqi dalam Tuhfatul Ahwadzi Bi Syarhi Jami’ At
Tirmidzi: “At Tirmidzi tidak pernah meriwayatkan hadits dari Muslim kecuali
hadits ini. Karena mereka berdua memiliki guru-guru yang sama sebagian
besarnya”.
Imam Muslim termasuk diantara para ulama yang menghidupi diri dengan
berdagang. Beliau adalah seorang pedagang pakaian yang sukses. Meski demikian,
beliau tetap dikenal sebagai sosok yang dermawan. Beliau juga memiliki sawah-
sawah di daerah Ustu yang menjadi sumber penghasilan keduanya. Tentang mata
pencaharian beliau diceritakan oleh Al Hakim dalam Siyar ‘Alamin Nubala
(570/12): “Tempat Imam Muslim berdagang adalah Khan Mahmasy. Dan mata
pencahariannya beliau di dapat dari usahanya di Ustu[1]”. Dalam Tahdzibut
Tahdzib hal ini pula diceritakan oleh Muhammad bin Abdul Wahhab Al Farra:
“Muslim Ibnul Hajjaj adalah salah satu ulama besar…. Dan ia adalah seorang
pedagang pakaian”. Dalam kitab Al ‘Ubar fi Khabar min Ghabar (29/2) terdapat
penjelasan: “Imam Muslim adalah seorang pedagang. Dan ia terkenal sebagai
dermawan di Naisabur. Ia memiliki banyak budak dan harta”.
F. Karakter Fisik Imam Muslim
Terdapat beberapa riwayat yang menceritakan karakter fisik Imam Muslim.
Dalam Siyar ‘Alamin Nubala (566/12) terdapat riwayat dari Abu Abdirrahman As
Salami, ia berkata: “Aku melihat seorang syaikh yang tampan wajahnya. Ia
memakai rida[2] yang bagus. Ia memakai imamah[3] yang dijulurkan di kedua
pundaknya. Lalu ada orang yang mengatakan: ‘Ini Muslim’”. Juga diceritakan dari
Siyar ‘Alamin Nubala (570/12), bahwa Al Hakim mendengar ayahnya berkata:
“Aku pernah melihat Muslim Ibnul Hajjaj sedang bercakap-cakap di Khan
Mahmasy. Ia memiliki perawakan yang sempurna dan kepalanya putih. Janggutnya
memanjang ke bawah di sisi imamah-nya yang terjulur di kedua pundaknya”.