Anda di halaman 1dari 33

PRAKTIK KERJA LAPANGAN

PADA KAP ZUBAIDI KOMARUDDIN


BANDAR LAMPUNG

(Laporan Praktik Kerja Lapangan)

Oleh:

Hesty Yana Sari (17755009)

POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2021
HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul : Laporan Praktik Kerja Lapang di KAP Zubaidi

Komaruddin Bandar Lampung

2. Nama mahasiswa : Hesty Yana Sari

3. NPM : 1775009

4. Program Studi : Akuntansi Perpajakan

5. Jurusan : Ekonomi dan Bisnis

Menyetujui,

Ketua Program Studi Dosen Pembimbing

Damayanti, S.E.,M.M,Ak.,CA. Rusmianto, S.E.,M.Si.


NIP. 19750707 200501 2 001 NIP. 19811004 200501 1 001

Ketua Jurusan
Ekonomi dan Bisnis

Arif Makhsun, S.E.,M.S.Ak.


NIP. 19750310 2006041 002

Tanggal Ujian :
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah swt yang telah
memberikan rahmat dan karunianya sehingga penyusunan laporan Praktik Kerja
Lapangan (PKL) yang berjudul “LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PADA KAP ZUBAIDI KOMARUDDIN BANDAR LAMPUNG“ dapat
terselesaikan. Penulis mengucapkan terimakasih sebesar – besarnya kepada :
1. Drs. A. Zubaidi Indra, MM.CPA, selaku pimpinan KAP Zubaidi
Komaruddin.
2. Rahmi selaku pembimbing lapang saya selama PKL di KAP Zubaidi
Komaruddin.
3. Rusmianto, S.E.,M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah membimbing
kami dengan baik.
4. Karyawan KAP Zubaidi Komaruddin yang telah mengayomi kami.
5. Kedua orang tua yang selalu memerikan doanya sehingga laporan ini dapat
terselesaikan tanpa hambatan yang berarti.
Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang terlibat
dalam penyusunan laporan praktik kerja lapangan, sehingga penyusunan laporan
ini dapat berjalan dengan lancar. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan
laporan praktik kerja lapangan ini masih jauh dari sempurna. Penulis mengharapkan
saran dan masukan dari semua pihak demi kesempurnaan laporan. Penulis berharap
semoga laporan praktik kerja lapangan ini bermanfaat bagi semua pihak.

Bandar Lampung, 2 April 2021

Hesty Yana Sari


DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Struktur Organisasi KAP Zubaidi Komaruddin ................................................ 11

2. Rincian Daftar Tunjangan Dan Potongan Gaji Karyawan ................................ 31


DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Rincian Kegiatan Praktik Kerja Lapang (PKL) di KAP Zubaidi Komaruddin 15

2. Saldo Kas dan Setara Kas ................................................................................. 18

3. Saldo Piutang .................................................................................................... 20

4. Daftar Piutang Usaha ........................................................................................ 21

5. Rincian Cicilan Piutang karyawan .................................................................... 22

6. Daftar Rincian Pendapatan ................................................................................ 26

7. Rincian Saldo Akun Beban ............................................................................... 27


LAMPIRAN
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kerja lapangan Politeknik Negeri Lampung atau yang biasa disebut dengan
PKL merupakan salah satu bentuk emplementasi secara sistematis dan sinkron
antara program pendidikan di Perguruan Tinggi dengan program penguasaan
keahlian yang diperoleh melalui kegiatan kerja secara langsung didunia kerja untuk
mencapai tingkat keahlian tertentu. PKL merupakan salah satu mata kuliah yang
wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa tingkat akhir Politeknik Negeri Lampung
dengan bobot 6 Satuan Kredit Semester (SKS).
Mata Kuliah PKL menjadi sarana bagi mahasiswa untuk mengembangkan
diri secara aplikatif. Mahasiswa yang mengikuti kegiatan PKL dapat langsung
bersentuhan dengan dunia kerja dan dapat mengaplikasikan ilmu sesuai program
studi dan konsentrasi masing-masing. Para mahasiswa diharapkan dapat
mengembangkan aspek keterampilan atau psikomotorik selama menjalankan PKL,
di samping itu juga ranah kognitif dan afektif yang dapat berkembang, sehingga
pada akhirnya mahasiswa tersebut dapat mengembangkan wawasan mengenai
dunia kerja, kedisiplinan, keterampilan, dan komunikasi untuk dapat menjadi
sumber daya manusia yang kompeten di masa depan.
Kegiatan Praktik Kerja Lapangan ini dilaksanakan lebih kurang selama 2
bulan sesuai dengan bidang atau jurusan masing-masing mahasiswa Politeknik
Negeri Lampung. Mahasiswa akan memilih tempat dan lokasi perusahaan swasta,
lembaga-lembaga pemerintah maupun non pemerintah tempat tujuan Praktik Kerja
Lapang yang dituju. Berkaitan dengan hal tersebut, Penulis menjalankan Praktik
Kerja Lapang di KAP Zubaidi Komaruddin yang merupakan salah satu lembaga
yang bergerak dalam bidang jasa audit, akuntansi dan keuangan yang ada di Kota
Bandar Lampung.
Mahasiswi program studi D-IV Akuntansi Perpajakan melaksanakan
praktek kerja lapangan di KAP Zubaidi Komaruddin yang melatih mahaasiswa
untuk menjadi seorang auditor. Untuk mengembangkan pengetahuan dan melatih
diri serta mengetahui banyak hal seputar audit. Mahasiswa sendiri selama
mejalankan kegiatan PKL di KAP, tidak hanya belajar di kantor, sesekali
mahasiswa ditugaskan untuk turun langsung ke lapangan. Hal tersebut memberikan
banyak pengalaman.
Praktikan menjalankan praktik kerja lapangan di Kantor Akuntan Publik
Zubaidi Komaruddin yang merupakan salah satu kantor akuntan publik yang telah
memperoleh izin praktik akuntan publik dan telah disahkan oleh Menteri
Keuangan. KAP ZK bertanggungjawab untuk menerapkan prosedur audit pada
para kliennya untuk menilai laporan keuangan yang dibuat manajemen
perusahaan telah bebas dari kekeliruan dan telah menerapkan standar akuntansi
yang berlaku umum. PKL dilaksanakan di kantor akuntan publik tersebut agar
praktikan dapat mempelajari lebih dalam mengenai bidang pemeriksaan akuntansi
(audit).
Praktikan ditempatkan pada divisi audit sebagai staf junior untuk
membantu prosedur audit di lapangan. Sebagai kantor akuntan publik dalam
menjalankan prosedur audit, KAP ZK memerlukan tenaga kerja yang memiliki
pengetahuan yang memadai di bidang akuntansi, baik dalam teori maupun analisis
untuk dapat menerapkan sikap keragu-raguan, obyektifitas, dan independensi
terhadap laporan keuangan yang telah dibuat oleh manajemen. Berdasarkan
penjelasan tersebut, praktikan tertarik ingin belajar lebih dalam lagi pada bidang
pemeriksaan akuntansi (audit) dan untuk mengaplikasikan ilmu yang didapat
pada bangku perkuliahan.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan laporan praktik kerja lapang (PKL) sebagai berikut :
1. Menerapkan dan memperluas keterampilan ilmu yang diperoleh selama
masa perkuliahan kedalam dunia kerja yang sesungguhnya.
2. Melakukan praktik kerja lapangan (PKL) sesuai dengan bidang pendidikan
yang ditempuh di kampus.
3. Melatih kedisiplinan, tanggung jawab, dan sikap professional dalam
bertugas sehingga menambah pengalaman dalam mempersiapan masuk ke
dunia kerja.
4. Mahasiswa mampu melakukan proses penyelesaian dan pelaporan audit.
II. PROFIL PERUSAHAAN

2.1 Nama dan Alamat Perusahaan


Nama perusahaan : KAP Zubaidi Komaruddin
Alamat perusahaan : Jl. Pulau morotai No. 8 Bandar Lampung

2.2 Sejarah Perusahaan


Kantor Akuntan Publik Zubaidi Komaruddin merupakan penggabungan
dua orang akuntan publick yang telah berpengalaman dibidang profesi Akuntan
Publik lebih dari 15 tahun seperti:
• Koperasi Jasa Audit Lampung dan Waskita Sumatera Selatan
• KAP Farid Djahidi, Nurdiono, Zubaidi & Rekan
• KAP Drs. Abubakar Sidik & Rekan
• KAP Hartanto, Sidik, Hadisoeryo & Rekan
• KAP Hartanto, Sidik & Rekan
Izin usaha Kantor Akuntan Publik dari Menteri Keuangan Republik
Indonesia Nomor 223/KM.1/2010 tanggal 26 Maret 2010.
Jasa-jasa yang diberikan oleh KAP Zubaidi Komaruddin diantaranya:
• Jasa Pemeriksaan Umum (general audit) atas laporan keuangan perusahaan
• Jasa Pemeriksaan Khusu (Special Audit)
• Jasa Konsultasi Perpajakan
• Jasa Akuntansi (Accounting Service)
• Jasa Audit Dana Kampanye Pemilu/Pilkada (AUP )
Dengan dukungan tenaga-tenaga ahli yang professional dan berkompetensi
di bidangnya diharapkan KAP Zubaidi Komaruddin akan menjadi Kantor Akuntan
Publik yang dapat berperan dalam pembangunan perekonomian di Indonesia pada
umumnya.
STRUKTUR ORGANISASI
KANTOR AKUNTAN PUBLIK ZUBAIDI KOMARUDDIN

Board Of Partners

Managing Partners
Drs. A. Zubaidi Indra, M.M.,
CPA

Signing Partners
1. 1) Drs. A. Zubaidi Indra, M.M., CPA
2) Drs. Komaruddin, M.Si., CPA Non signing Partners

Manajer audit Manajer konsultasi

Supervisor Staff

Ketua tim

Auditors

Gambar 1. Struktur Organisasi KAP Zubaidi Komaruddin


1. Managing Partner
Managing Partner menduduki jabatan tertinggi dalam struktur organisasi Kantor
Akuntan Publik yang bertanggung jawab atas kelangsungan bisnis,hubungan
dalam klien dan secara menyeluruh mengenai auditing. Managing Partner
menandatangani laporan audit dan management letter, dan bertanggung jawab
terhadap penagihan fee audit dari klien.
2. Partner
Partner menduduki jabatan tertinggi dalam perikatan audit, bertanggung jawab
atas hubungan dalam klien dan secara menyeluruh mengenai auditing. Partner
menandatangani laporan audit dan management letter, dan bertanggung jawab
terhadap penagihan fee audit dari klien.
3. Audit Manager
Manajer audit bertindak sebagai pengawas audit, bertugas untuk membantu
auditor senior dalam merencanakan program audit dan waktu audit, mereview
kertas kerja, laporan audit, dan management letter. Manajer audit melakukan
pengawasan terhadap pekerjaan beberapa auditor senior. Pekerjaan manajer
tidak berada di kantor klien, melainkan di kantor auditor, dalam bentuk
pengawasan terhadap pekerjaan yang dilaksanakan para auditor senior, auditor
junior, dan auditor semi-senior.
4. Audit Supervisor
Supervisor melakukan pengawasan terhadap pekerjaan senior audit dan junior
auditor, bertanggung jawab untuk mengusahakan biaya audit dan waktu audit
sesuai dengan rencana, bertugas untuk mengarahkan dan mereview pekerjaan
senior audit dan junior audit. Supervisor akan ikut melakukan pekerjaan
lapangan dalam 1-2 hari kerja.
5. Audit Senior
Senior auditor bertindak sebagai ketua tim. Senior auditor melaksanakan
prosedur audit secara rinci, membuat kertas kerja untuk mendokumentasikan
pekerjaan audit yang telah dilaksanakan, melakukan reporting atas kertas kerja
yang telah dibuat. Senior auditor biasanya akan menetap di kantor klien
sepanjang prosedur audit pekerjaan lapangan dilaksanakan.
6. Audit Junior / Semi Senior
Junior auditor dan Semi Senior melaksanakan prosedur audit secara
rinci,membuat kertas kerja untuk mendokumentasikan pekerjaan audit yang
telah dilaksanakan. Pekerjaan ini biasanya dipegang oleh auditor yang baru saja
menyelesaikan pendidikan formalnya di perkuliahan. Dalam melaksanakan
pekerjaannya sebagai auditor harus belajar secara rinci mengenai pekerjaan audit
yang dilakukan dan biasanya akan menetap di kantor klien sepanjang prosedur
audit pekerjaan lapangan dilaksanakan. Pada pelaksanaan Praktik Kerja
Lapangan praktikan ditempatkan pada posisi sebagai Audit Junior / Semi Senior.
III. PELAKSANAAN KEGIATAN

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Praktik Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan pada 6 Januari 2021 sampai
dengan 27 Maret 2021 yang berlokasi di KAP Zubaidi Komaruddin yang
beralamat di Jl. Pulau Morotai No. 8 Bandarlampung. Jam kerja dilakukan setiap
hari senin sampai sabtu, dan hari libur di hari minggu. Jam operasional selama 9
jam dalam satu hari, dimulai pukul 08.30–17.30 WIB. Selama 70 hari kerja,
mahasiswa PKL disesuaikan dengan aturan kerja KAP Zubaidi Komaruddin.
Mahasiswa PKL polinela melaksanakan pekerjaan yang disesuaikan dan
mengikuti kegiatan instansi terkait yang sedang berlangsung. Penempatan kegiatan
kerja lapang pada KAP yaitu bidang auditing.

3.2 Kegiatan yang Dilaksanakan


Praktik Kerja Lapang (PKL) dilaksanakan dengan tujuan untuk memberikan
kesempatan dan kemampuan mahasiswa dalam menerapkan ilmu dalam praktik
kerja lapang sesungguhnya yang pelaksanaan sesungguhnya dibimbing oleh
pembimbing lapang yang berada pada instansi terkait. Adapun kegiatan – kegiatan
yang telah dilaksanakan sebagai berikut:
1. Membuat rekap pendapatan
2. Membuat rekap daftar asset
3. Compliance pembiayaan
4. Stock opname
5. Rekap daftar persediaan
6. Rekap pajak
7. Rekap pendapatan dan penerimaan
8. Membuat surat konfirmasi piutang
9. Rekonsiliasi bank
10. Rekap stock awal dan akhir persediaan
Tabel 1. Rincian Kegiatan Praktik Kerja Lapang (PKL) di KAP Zubaidi
Komaruddin

No Hari, Tanggal Kegiatan


1 6 Rekap Retribusi Puskesmas Kemiling
2 7 Compliance pembiayaan BPRS
3 08, 12, 14, 15, 20 Membuat Rekap Pajak Puskes
4 Januari 19, 21, 22, 25, 26, 28, 29 Membuat rekap pendapatan
5 2021 9 Membuat rekap daftar asset
6 11, 18, 30 Rekap daftar persediaan
7 27 Memasukkan angka ke lajur
8 16 Stock opname
9 1, 2 Rekap stock persediaan
10 3, 9, 15, 18 Rekap pendapatan
11 4, 5 Membuat lajur laporan keuangan
12 6 Membuat surat konfirmasi piutang
Februari
13 8 Survei Lapangan
2021
14 10 Rekap beban gaji
15 11, 13 Membuat ATLAS
16 16 Membuat D2 puskes
17 17 s.d 30 Audit PD Kebersihan Tapis Berseri Lampung

Maret
18 1 s.d 27 Audit PD Kebersihan Tapis Berseri Lampung
2021
BIV. PEMBAHASAN

4.2 Prosedur Audit dan Jenis-Jenis Bukti Audit


4.1.1 Prosedur audit
Prosedur audit adalah langkah-langkah yang dilakukan oleh auditor untuk
mendapatkan semua informasi mengenai kualitas keuangan yang disediakan oleh
perusahaan, yang memungkinkan mereka untuk membentuk opini audit atas
laporan keuanga apakah mereka mencerminkan pandangan yang benar dan adil dari
posisi keuangan organisasi.
Metode prosedur audit :
a. Penyelidikan
b. Pemeriksaan catatan atau dokumen
c. Perhutungan ulang
d. Prosedur analitik
e. Tes penilaian

4.1.2 Jenis-jenis bukti audit


Bukti audit merupakan informasi yang dikumpulkan dan digunakan oleh
auditor untuk mendukung suatu laporan keuangan yang diperiksa, dan pada
akhirnya digunakan sebagai dasar untuk menyatakan pendapat ( Audit Opinion).
https://www.prosedur.my.id/2017/10/prosedur-audit-dan-jenis-bukti-audit.html

Bukti audit terdiri dari beberapa jenis, dan dikelompokkan menjadi 2 bagian, yaitu:

a. Bukti Akuntansi
Bukti Akuntansi terdiri dari 2 jenis, antara lain:
1. Catatan Akuntansi
Catatan akuntansi merupakan sumber data sebagai dasar pembuatan laporan
keuangan, seperti jurnal, dan sebagainya. Oleh karena itu, catatan akuntansi
dipergunakan oleh auditor sebagai bukti untuk mendukung laporan
keuangan yang diperiksa.
2. Bukti Pengendalian Internal
Pengendalian internal merupakan bukti yang paling kuat di dalam
melaksanakan audit. Sebab, dari kuat atau lemahnya pengendalian internal
lah seorang auditor mendapatkan indikator seberapa banyak bukti yang
harus dikumpulkan. Misalnya, apabila risiko pengendalian internal tinggi,
itu artinya risiko audit yang direncanakan harusnya rendah.

b. Bukti Pendukung / Bukti Informasi Penguat


Bukti Pendukung terdiri dari 6 jenis, antara lain:
1. Bukti Dokumenter
Bukti dokumenter terbagi menjadi beberapa bagian:
• Bukti yang dibuat pihak luar dan dikirim langsung kepada auditor.
• Bukti yang dibuat pihak luar dan dikirim kepada auditor melalui klien.
• Bukti yang dibuat dan disimpan klien. Bukti yang pertama memiliki
kredibilitas lebih tinggi dari bukti kedua dan begitu juga dengan bukti
kedua terhadap bukti ketiga.
2. Bukti Fisik
Bukti fisik merupakan bukti yang diperoleh auditor secara langsung melalui
pemeriksaan fisik di dalam proses audit. Contohnya pemeriksaan fisik
persediaan secara langsung oleh auditor. Bukti ini merupakan salah satu
bukti yang paling akurat di dalam audit.
3. Bukti Matematis
Bukti matematis merupakan bukti yang diperoleh auditor melalui
perhitungan langsung, misalnya footing untuk penjumlahan vertikal, dan
cross footing untuk penjumlahan secara horizontal.
4. Bukti Rasio/Perbandingan
Bukti rasio merupakan bukti yang diperoleh auditor melalui penggunaan
rasio seperti rasio likuiditas, profitabilitas, solvabilitas, quick ratio, dan
sebagainya.
5. Bukti Spesialis/Surat Pernyataan Tertulis
Bukti surat pernyataan tertulis merupakan bukti yang diperoleh auditor
melalui sumber eksternal. Surat pernyataan tertulis ini misalnya surat
teknisi, ahli bangunan yang berhubungan dengan klien.
6. Bukti Lisan/Wawancara
Bukti lisan merupakan bukti yang dikumpulkan oleh auditor secara
langsung kepada objek yang ingin dimintai bukti, misalnya wawancara dan
sebagainya.

4.2 Proses Audit Klien


4.2.1 Audit Kas dan Setara Kas
Akun kas dan setara kas pada laporan keuangan Klien terdiri dari akun dan
nominal sebagai berikut :
Tabel 2. Saldo Kas dan Setara Kas
Nama akun Jumlah
Kas Rp6.736
Bank Lampung 380.00.07.00004.8 Rp0
Bank Waway 001-10-10646 Rp1.461.227
Bank Waway 001-10-10139 Rp1.742.681
Bank Mandiri 114-00-1911688-1 Rp950.453
Jumlah Kas dan Setara Kas Rp4.161.097

a. Prosedur pemeriksaan audit kas dan setara kas


• Audit kas
1. Menyiapkan skedul utama dari kas dan setara kas
2. Meminta bukti pendukung yang dibutuhkan dalam proses audit.
3. Melakukan perhitungan (cash opname) di kantor Klien untuk semua jenis
kas yang ada di perusahaan lalu dibuatkan berita acara pemeriksaan.
4. Memeriksa apakah buku kas telah ditutup per tanggal pemeriksaan dan
semua bukti pengeluaran dan penerimaan telah dibukukan.
5. Membandingkan saldo kas menurut perhitungan kas dengan saldo buku
kas.
6. Dikarenakan perhitungan kas dilakukan sesudah tanggal neraca, kami
melakukan penarikan mundur (trace back) ke tanggal neraca.
7. Melakukan trace back cash.
8. Membuat kesimpulan yang menyatakan bahwa hasil pemeriksaan sudah
sesuai.
Hasil pemeriksaan :
Bahwa setelah memeriksa kas yang ada di perusahaan telah sesuai. Kas yang tersisa
di akhir periode 2020 adalah Rp6.736,- .

• Audit Setara Kas


1. Melakukan prosedur konfirmasi untuk semua bank.
2. Meminta hasil rekonsiliasi bank dari klien dan periksa kebenaran
rekonsiliasi tersebut (meliputi pencocokan saldo R/K dengan saldo buku
besar bank.
3. Memeriksa pendebitan dan pengkreditan saldo di bank yang ada dalam
jurnal dan dibukukan ke buku besar.
4. Mencatat hal-hal yang perlu diberikan saran kepada manajemen dalam
surat manajemen (Management Letter).
5. Membuat kesimpulan dan komentar hasil pemeriksaan bank yang
dilakukan.
Hasil pemeriksaan :
Bahwa setelah memeriksa buku besar dalam rekening bank dan mencocokkan
dengan buku besar perusahaan telah sesuai.

b. Tujuan Audit Atas Kas Dan Setara Kas


Menurut Sukrisno Agoes (2009), audit atas kas dan setara kas dilakukan
untuk meyakinkan bahwa :
1. Posisi kas dan setara kas pada tanggal neraca benar-benar ada dan
merupakan milik perusahaan (existence and ownership).
2. Semua transaksi kas dan setara kas telah dicatat dengan lengkap dan
merupakan transaksi yang sah (completeness)
3. Kas di bank seperti yang dinyatakan dalam rekonsiliasi telah dijumlahkan
dengan benar dan sesuai dengan buku besar (mathematical accuracy)
4. Kas di bank seperti dinyatakan dalam rekonsiliasi adalah absah dan benar
(validity and valuation)
5. Transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dicatat dalam periode yang tepat
(cut-off).
6. Kas dan setara kas telah diungkapkan dengan benar (disclosure).

c. Langkah compliance test


1. Pengujian ketaatan atas transaksi penerimaan kas/bank.
2. Pengujian ketaatan atas transaksi pengeluaran kas/bank.
3. Melakukan perhitungan cash count.
4. Kirim konfirmasi untuk seluruh rekening bank yang dimiliki perusahaan.
5. Minta rekonsiliasi bank.
6. Melakukan pemeriksaan atas rekonsiliasi bank.
7. Review jawaban konfirmasi dari bank.
8. Periksa apakah penyajian kas dan setara kas dan catatan atas laporan
keuangan sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia.

d. Bukti dan dokumen pendukung audit kas dan setara kas


Dokumen yang digunakan dalam audit kas dan setara kas
1. Buku penerimaan dan pengeluaran kas.
2. Bukti penjualan dan pembelian.
4.2.2 Audit Piutang
Tujuan audit atas piutang adalah sebagai berikut: untuk memeriksa sifat
yang sah dan keotentikan dari pada piutang. untuk memeriksa kemungkinan
tertagihnya piutang dan cukup tidaknya perkiraan penyisihan piutang tak tertagih.
Pada klien. akun piutang terdiri dari:
Tabel 3. Saldo Piutang
Nama Akun Jumlah
Piutang usaha Rp0,-
Piutang karyawan Rp6.000.000,-.
Beban dibayar dimuka Rp 10.000.000,-
Jumlah piutang usaha Rp16.500.000,-
a. Prosedur pemeriksaan audit
• Piutang karyawan
1. Mempelajari dan evaluasi internal control atas piutang dan transaksi
penjualan, piutang dan penerimaan.
2. Buat Top Schedule dan Supporting Schedule piutang per tanggal neraca.
Rekap piutang dengan format : nama perusahaan, tanggal bayar dari
rekening koran, jumlah, keterangan ( rekening korang dan selisih).
3. Memeriksa bukti piutang yang mana dilakukan dengan sistem kontrak.
4. Mengamati kontrak yang dibuat dan disepakati Kliendengan perusahaan
terkait. Memeriksa tanggal kontrak dan nominal yang disepakati, lalu
mencocokkan apakah sudah sesuai dengan nominalnya.
5. Membuat surat konfirmasi piutang yang ditujukan kepada perusahaan
terkait.
6. Periksa dasar penentuan allowens for bad debts dan periksa apakah jumlah
yang disediakan oleh klien sudah cukup dalam arti tidak terlalu besar dan
terlalu kecil.
7. Periksa apakah penyajian piutang di neraca telah dilakukan sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku.
8. Membuat kesimpulan mengenai kewajaran saldo piutang setelah
dilakukan pemeriksaan.
Hasil pemeriksaan:
Bahwa setelah melakukan pemeriksaan terhadap akun piutang, piutang usaha di
tahun 2019 sebesar Rp22.100.000 telah dilunasi dengan rincian piutang sebagai
berikut:
Tabel 4. Daftar Piutang Usaha
Rekening Koran
Nama Perusahaan
Jumlah (Rp) (Rp)
CV CERDAS GROUP 11.050.000,00 11.050.000,00
CV CHIKA MANDIRI 8.400.000,00 8.400.000,00
CV MANDIRI BARU 2.650.000,00 2.650.000,00
TOTAL 22.100.000,00 22.100.000,00
Sehingga pada tahun 2020 piutang usaha Klien menjadi Rp0. Akun piutang usaha
telah disajikan secara wajar.
• Piutang karyawan
1. Memeriksa tanggal berapa karyawan melakukan hutang kepada
perusahaan.
2. Memeriksa cicilan hutang yang dibayarkan oleh karyawan.
3. Periksa apakah penyajian piutang di neraca telah dilakukan sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku.
4. Membuat kesimpulan mengenai kewajaran saldo piutang setelah
dilakukan pemeriksaan.
Hasil pemeriksaan:
Bahwa setelah melakukan pemeriksaan terhadap akun piutang, piutang karyawan
pada bulan April sebesar Rp10.000.000,- dan telah dicicil di bulainmei dan juni
sehingga pada akhir tahun 2020 saldo piutang karyawan sebesar Rp6.500.000,-
dengan rincian piutang sebagai berikut:
Tabel 5. Rincian Cicilan Piutang karyawan

Tanggal Pembayaran Saldo

25/04/2020 Rp10.000.000,00

31/05/2020 Rp1.000.000,00 Rp9.000.000,00

22/06/2020 Rp2.500.000,00 Rp6.500.000,00

Saldo Piutang Pegawai Rp6.500.000,00

Sehingga pada tahun 2020 piutang karyawan Klien menjadi Rp6.500.000,-. Akun
piutang karyawan telah disajikan secara wajar.

4.2.3 Audit Aset Tetap


Aset tetap (Fixed Assets) disebut juga property, plant and equipment.
Menurut standar akuntansi keuanga No. 14, Aset tetap adalah asset berwujud yang
diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang
digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam
kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.
Menurut SAK ETAP (IAI, 2009:68), Aset tetap adalah asset berwujud yang:
1. dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa
untuk disewakan ke pihak lain atau untuk administrative dan
2. diharapkan akan digunakan lebih dari satu periode.
Suatu benda berwujud harus diakui sebagai suatu asset dan dikelompokkan sebagai
asset tetap bila :
1. besar kemungkinan bahwa manfaat keekonomian di masa akan dating yang
berkaitan dengan asset tersebut akan mengalir ke dalam perusahaan
2. biaya perolehan asset dapat diukur secara andal.

a) Prosedur pemeriksaan audit asset tetap


1. Pelajari dan evaluasi internal control atas asset tetap
2. Meminta kepada klien top schedule serta supporting schedule asset tetap
yang berisikan saldo awal, penambahan serta pengurangannya dan saldo
akhir, baik untuk harga perolehan maupun akumulasi penyusutannya.
3. Periksa apakah asset tetap yang dimiliki ada secara fisik. Periksa nomor
kode dari asset tetap. Periksa bukti kepemilikan asset tersebut.
4. Pada klien penambahan asset tetap di tahun 2020 adalah mesin
workshop yang dibangun di atas tanah milik pemda. Periksa apakah ada
hak guna tanah, IMB (Izin Mendirikan Bangunan).
5. Periksa apakah ada pembelian asset tahun ini yang tidak masuk dalam
catatan asset.
6. Masukkan penambahan dan pengurangan saldo asset tetap, hitung
akumulasi penyusutan yang terjadi.
7. periksa penyajian dalam laporan keuangan apakah sudah sesuai dengan
standar akuntansi keuangan di Indonesia.
Hasil pemeriksaan:
Setelah dilakukan pemeriksaan penambahan asset tetap untuk tahun 2020 hanya
bangunan bengkel untuk pengolahan sampah senilai Rp90.000.000,- yang dibangun
di atas tanah milik Pemda dan auditor telah memeriksa bahwa terdapat Surat Hak
Guna Pakai yang diberikan oleh Pemda kepada klien. Terdapat penyesuaian untuk
akumulasi bangunan sebesar Rp4.099.325,-
b) Tujuan Audit Atas Kas Dan Setara Kas
1. Guna memeriksa apakah aset tetap yang tercantum di laporan posisi
keuangan (Neraca) betul-betul ada, masih digunakan dan dimiliki oleh
organisasi
2. Guna memeriksa apakah penambahan aset tetap dalam tahun berjalan
(periode yang diperiksa) betul-betul merupakan sesuatu Capital
Expenditure, diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang berwenang
didukung oleh bukti-bukti yang lengkap dan dicatat dengan benar
3. Guna memeriksa apakah penarikan aset tetap sudah dicatat dengan
benar di buku dan telah diotorisasi oleh pejabat yang berwenang
4. Guna memeriksa apakah pembebanan penyusutan dalam tahun
(periode) yang diperiksa dilakukan dengan cara yang sesuai dengan
SAK, Konsisten, dan apakah perhitunganya telah dilakukan dengan
benar (secara akurat)
5. Guna memeriksa apakah ada aset tetap yang dijadikan sebagai jaminan
6. Guna memeriksa apakah penyajian aset tetap dalam laporan keuangan,
sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku

4.2.4 Audit Pendapatan


Siklus pendapatan adalah aktivitas yang terkait dengan pertukaran barang
dan jasa dengan pelanggan dan pengumpulan kas dari pendapatan. Adapun, tujuan
atas dilakukannya audit siklus pendapatan adalah untuk memperoleh bukti
kompeten yang cukup tentang tiap asersi manajemen yang signifikan dalam laporan
keuangan. Pada siklus pendapatan risiko pengendalian yang muncul umumnya
karena tekanan pada manajemen untuk menampilkan performa pendapatan yang
lebih baik dari entitas lain, keinginan melebihsajikan atau merendahsajikan kas,
piutang, atau piutang tak tertagih untuk kepentingan likuiditasnya. Selain itu,
kesalahan karena tingginya transaksi dalam siklus pendapatan, standar akuntansi
dan klasifikasi akun-akun dalam siklus pendapatan yang tidak tepat memungkinkan
munculnya risiko pengendalian.
Dokumen-dokumen yang sering digunakan dalam memproses transaksi
penjualan, khususnya yang kredit antara lain order pelanggan, arder penjualan,
dokumen pengiriman, faktur penjualan, daftar harga yang diotorisasi, buku besar
pembantu piutang, berkas transaksi penjualan, jurnal penjualan dan laporan
penjualan bulanan. Kelompok transaksi siklus pendapatan pada Klien dalam siklus
pendapatan adalah:
1. Penjualan Jasa
2. Penerimaan kas

a. Prosedur pemeriksaan audit pendapatan.

Proses pelaksanaan audit pendapatan jasa dan penerimaan kas pada Klien:

1. Meminta bukti pendukung untuk pelaksanaan audit. Dalam hal ini,


auditor meminta bukti kas masuk kepada klien seperti hasil uang
sekolah, iuran, sumbangan, dan denda terkait dengan penerimaan kas
yayasan. Selain bukti kas masuk, auditor juga meminta bukti yang terkait
dengan pengeluaran kas seperti bukti beban usaha.
2. Setelah mendapatkan bukti, auditor melakukan vouching, pemeriksaan
terhadap bukti-bukti tersebut dalam buku besar.
3. Saat pemeriksaan ini auditor memeriksa apakah pengelompokan
pendapatan sudah dilakukan dengan tepat, memastikan dalam setiap akun
pendapatan adalah pendapatan selama periode, memastikan tidak ada
pendapatan dari periode sebelum maupun periode yang akan datang di
akun pendapatan tersebut, dan mengecek mutasi dan melakukan sampling
ke bukti pendukung tersebut.
4. Membuat rincian atas pendapatan yang diterima dari semua bagian.
5. Proses yang selanjutnya yaitu pengujian terhadap rincian saldo, nominal
pendapatan dan penerimaan kas apakah sudah sesuai dan akurat.
6. Membuat kesimpulan atas pemeriksaan yang telah dilakukan.

Hasil pemeriksaan:
Bahwa setelah melakukan pemeriksaan terhadap akun pendapatan di tahun 2020
pendapatan diperoleh dari jasa di bidang IPLT (Instalasi Pengolahan Lumpur dan
Tinja), dan workshop mesin pencacah plastik. Rincian pendapatan Klien adalah
sebagai berikut:
Tabel 6. Daftar Rincian Pendapatan
Workshop
Penyedotan
Bulan Mitra Pencacah Jumlah
Tinja
Plastik
Januari Rp6.750.000 Rp21.600.000 - Rp28.350.000
Februari Rp2.700.000 Rp21.600.000 - Rp24.300.000
Maret Rp3.950.000 Rp21.600.000 - Rp25.550.000
April Rp4.500.000 Rp21.600.000 - Rp26.100.000
Mey Rp5.050.000 Rp21.600.000 - Rp26.650.000
Juni Rp10.025.000 Rp21.600.000 - Rp31.625.000
Juli Rp10.225.000 Rp21.600.000 - Rp31.825.000
Agustus Rp8.618.243 Rp21.600.000 Rp30.218.243
September Rp6.700.000 Rp21.603.000 Rp27.642.000 Rp55.945.000
Oktober Rp4.500.000 Rp23.833.000 Rp22.210.000 Rp50.543.000
November Rp5.350.000 Rp23.760.000 Rp20.106.800 Rp49.216.800
Desember Rp4.550.000 Rp23.760.000 - Rp28.310.000
Total Rp72.918.243 Rp265.756.000 Rp69.958.800 Rp408.633.043

Berdasarkan pemeriksaan yang telah dilakukan saldo di akun pendapatan telah


disajikan dengan benar dan sesuai.

b. Tujuan audit pendapatan


Tujuan utama dari audit pendapatan adalah agar auditor mendapatkan bukti
yang cukup dan kompeten dalam membuktikan kewajaran pada setiap asersi
laporan keuangan yang signifikan terkait dengan transaksi- transaksi dan saldo-
saldo akun pendapatan perusahaan. Secara lebih rinci, tujuan audit pendapatan
adalah:
1. Memverifikasi bahwa saldo akun pendapatan mewakili jumlah yang
benar-benar dihasilkan perusahaan pada tanggal laporan posisi keuangan
terkait.
2. Memastikan bahwa pendapatan dari berbagai transaksi penjualan
mewakili jasa yang diberikan selama periode yang termasuk dalam laporan
keuangan.
3. Memastikan bahwa jadwal yang telah dibuat oleh Klien telah dilaksanakan
dan uang telah masuk ke kas perusahaan.
4. Memverifikasi bahwa transaksi pendapatan dihitung secara akurat dan
didasarkan pada harga terkini dengan jumlah yang benar. Kontrak dengan
mitra dilaksanakan dengan benar dan jelas.
5. Memastikan bahwa buku catatan penerimaan kas, catatan pendapatan, file
faktur penjualan, dan penagihan piutang terhadap mitra telah benar dan
sesuai dengan akun terkait pada buku besar.

4.2.5 Audit beban


Beban merupakan salah satu informasi keuangan suatu perusahaan yang
menggambarkan bagaimana tingkat efektivitas dan efisiensi perusahaan dalam
melakukan kegiatan usahanya. Selain itu, beban juga menentukan seberapa banyak
laba yang akan diperoleh perusahaan dalam suatu periode akuntansi. Sehingga
pengungkapan yang akurat atas beban menjadi krusial terhadap kualitas informasi
keuangan perusahaan.
a) Prosedur pemeriksaan beban
1. Meminta bukti-bukti pendukung yang terkait dengan beban dan
pengeluaran kas.
2. Memeriksa bukti pengeluaran kas dengan buku besar.
3. Periksa apakah ada pengeluaran beban yang tidak ada kaitannya dengan
kegiatan operasional perusahaan, kalau ada tanyakan dan ungkap.
4. Menentukan ketetapan sistem pengendalian intern atas beban.
5. Menentukan kebenaran jumlah beban dan biaya yang dikeluarkan.
6. Menentukan bahwa beban telah dicatat dengan benar di akun yang tepat.
7. Membuat kesimpulan atas pemeriksaan yang telah dilakukan.
Macam-macam beban yang terdapat di laporan keuangan Klien adalah
sebagai berikut:
Tabel 7. Rincian Saldo Akun Beban

No. Biaya Jumlah


(1) (2) (3)
1. Biaya Pegawai umum Rp469.954.000
2. Biaya ATK, Fotocopy, Cetak Rp16.533.415
3. Biaya Informasi dan Komunikasi Rp5.080.017
4. Biaya Pemeliharaan dan Perbaikan Rp45.145.113
5. Biaya Perencanaan dan Pelaporan Rp26.871.000
6. Biaya Usaha Rp72.703.800
7. Biaya Kebersihan Rp1.200.000
8. Biaya Penyusutan Bangunan Rp2.625.000
9. Biaya Subsidi Rp7.950.000
10. Biaya Pph 23 Rp2.064.109
Jumlah Biaya Usaha Rp650.126.454

Saat melakukan proses audit, auditor membuat rincian biaya masing-masing


akun. Adapun rincian biaya di Klien adalah sebagai berikut:
a) Biaya Pegawai Umum
• Biaya gaji dan tunjangan direksi, staff
• Biaya Uang Makan
• Biaya Pelatihan bayar penginapan
• Biaya soialisasi
• Petugas IPLT
• Mesin Pencacah
• Insentif Supir
• Biaya honor

b) Biaya ATK, Fotocopy dan Cetak


• ATK Fotocopy • Pembelian kertas NCR
• Biaya Operasional • Pembelian pulpen cutter
• Pembayaran listrik mesin pencacah • Pembuatan Logo
• Cetak Brosur • Pembuatan seragam
• Pembayaran pulsa kantor • Papan tulis
• Pembelian kertas F4 • Pembuatan stempel
• Pembayaran koran harian • Telpon seluler
• Pembelian materai • Listrik kantor
• Pembayaran listrik kantor • Pulsa kantor
• Pembayaran koran Tribun • Kertas Postit kantong plastik
• Pembelian buku Folio • Pengiriman stampel ke jkt
• Membeli cek giro • Koran harian pilar
• Pembelian peralatan Kantor • Pembelian HVS dan Buku
• Pembayaran listrik mesin pencacah • Pembelian kwitansi di kantor

c) Biaya Informasi dan Komunikasi


• Pemasangan wifi
• Pembayaran internet bulanan
• Pembayaran wifi kantor

d) Biaya Pemeliharaan dan Perbaikan


• Pembelian solar mobil operasional • Pembelian selang
• Pembelian kertas lakmus PH Indikator
• Tambal ban mobil
untuk IPLT
• Bensin Mobil tinja • Pembersihan kolam maturasi
• Pembelian masker dan sarung • Pembelian gembok dan meteran
• Pembelian solar mesin pencacah • Ganti oli dan tun up mobil tinja
• Pembelian soda api untuk pabrik
• Pembelian palet plastik dan komb set
mesin pencacah
• Pembelian aki untuk mobil tinja • Pembelian pipa
• Pembelian terpal di pabrik mesin
• Pembelian V Belt
pencacah

e) Biaya Perencanaan Dan Pelaporan


• Biaya Rapat
• Biaya Operasional
• Pembelian snack box
• Makan Siang
• Rapat dewan pengurus

f) Biaya Usaha
• Pembelian bahan baku untuk pengelolaan mesin
pencacah
• Pembelian bahan baku workshop
• Pembelian bahan baku pencacah plastik
• Pembelian karung untuk workshop
• Pembelian karung untuk hasil cacahan
g) Biaya Kebersihan
• Biaya kebersihan kantor

h) Biaya Penyusutan Inventaris Kantor


• Biaya penyusutan

i) Biaya Penyusutan Mesin


• Biaya penyusutan

j) Biaya Penyusutan Bangunan


• Biaya penyusutan

k) Biaya Subsidi Umum


• Honor Badan Pengawas Klien

l) Pajak Pendapatan
• PPh 23 bulan Januari sampai desember

Pos beban gaji pada laporan audit memiliki nilai yang paling tinggi sehingga
auditor memeriksa lebih rinci isi dari biaya tersebut. Proses pemeriksaan yang
dilakukan untuk melakukan uji terhadap akun beban gaji adalah sebagai berikut:
a. Memeriksa daftar gaji untuk 12 bulan, membuat rincian atas daftar gaji,
penerima gaji, jabatan penerima dan besar gaji yang dibayarkan. Kemudian
tes perhitungan PPh 21 untuk mengetahui apakah perhitungannya sudah
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
b. Bandingkan total biaya gaji yang tercantum dalam perhitungan laba rugi
dengan SPT PPh 21.
c. Perhatikan apakah PPh 21 ditanggung perusahaan atau karyawan.Jika
ditanggung perusahaan maka perhitungan PPh 21 harus dilakukan dengan
cara gross up. Sedangkan bila ditanggung perusahaan maka perhitungan
PPh 21 ditambahkan sebagai penghasilan karyawan dan bisa diakui sebagai
biaya perusahaan.
d. Buat daftar pengurang dan penambah gaji lainnya.
e. Memeriksa apakah tunjangan dibayarkan tepat waktu dan bila tidak
dikeluarkan tunjangan apa alasannya. Ditemukan saat pemeriksaan dalam
beberapa bulan terakhir tidak dibayarkan tunjangan. Auditor meminta
konfirmasi atas hal tersebut.
f. Memeriksa bukti kas keluar untuk akun beban pegawai selain dari
pengeluaran gaji.
g. Memberikan kesimpulan atas pemeriksaan yang telah dilakukan apakah
beban telah dibayarkan dengan tepat dan disajikan dengan benar.

Tunjangan-Tunjangan Potongan
Nama Gaji Pokok Gaji Kotor Gaji Bersih
Kinerja Makan Transportasi Komunikasi Baznas Pajak
Andrian Bustami 1.500.000,00 440.000,00 440.000,00 100.000,00 2.480.000,00 5.000,00 2.475.000,00
Ir. Bahder Johan, MTA 3.022.100,00 1.208.840,00 1.540.000,00 660.000,00 300.000,00 6.730.940,00 50.000,00 38.470,00 6.642.470,00
Eni Susanti, A.Md 3.000.000,00 500.000,00 550.000,00 440.000,00 200.000,00 4.690.000,00 10.000,00 4.680.000,00
Tasya Okta Sabela 1.875.000,00 440.000,00 440.000,00 100.000,00 2.855.000,00 5.000,00 2.850.000,00
Septia Saputri 3.000.000,00 500.000,00 550.000,00 440.000,00 200.000,00 4.690.000,00 15.000,00 4.675.000,00
Filardis Akbar Q 1.500.000,00 440.000,00 440.000,00 100.000,00 2.480.000,00 5.000,00 2.475.000,00
Muhamad Husein SOS 3.754.700,00 1.501.880,00 1.760.000,00 770.000,00 300.000,00 8.086.580,00 50.000,00 140.363,00 7.896.217,00
Aji Wijaya 1.875.000,00 440.000,00 440.000,00 100.000,00 2.855.000,00 5.000,00 2.850.000,00
Gatot Ashari 3.022.100,00 600.000,00 1.600.000,00 300.000,00 5.522.100,00 - 5.522.100,00
Jumlah 19.526.800,00 6.732.820,00 6.760.000,00 5.670.000,00 1.700.000,00 40.389.620,00 145.000,00 178.833,00 40.065.787,00

Gambar 2. Rincian Daftar Tunjangan Dan Potongan Gaji Karyawan


Hasil pemeriksaan:
Setelah dilakukan pemeriksaan terhadap beban gaji, didapatkan bahwa tunjangan
yang diberikan berupa tunjangan kinerja, makan, transportasi, komunikasi, dan
terdapat pengurang gaji berupa potongan baznas dan pajak.
Auditor memeriksa SK gaji karyawan dan SK Tunjangan serta memeriksa SPT PPh
21 dan potongan baznas dan semua telah sesuai dengan SK dan bukti pembayaran
pajak dan basnaz.
Pembayaran tunjangan mulai bulan juni hingga desember tidak dilakukan
Kliendengan alasan keadaan keuangan perusahaan yang tidak mencukupi sehingga
tunjangan karyawan tersebut tidak dapat dibayarkan.

4.2.6 Tahap Penyelesaian


a. Pelaporan Audit
Tahap terakhir yaitu pelaporan audit, yaitu hasil dari pekerjaan audit
yang telah dikerjakan. Laporan ini merupakan bentuk komunikasi
auditor dengan pihak klien. Laporan audit harus mencakup jenis opini,
jasa yang diberikan, objek yang diaudit, lingkup audit, tujuan audit, hasil
audit, dan rekomendasi yang diberikan jika ada kekurangan, serta
informasi lainnya.
Review atas audit laporan keuangan klien di review oleh kepala bagian
audit
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai