Anda di halaman 1dari 19

1

BAB I Penyerahan Sebagian Pekerjaan kepada


Perusahaan Lain di lingkungan PT PLN
PENDAHULUAN
(Persero), dimana kegiatan Billing
Management termasuk didalamnya, bisa
1.1 Latar Belakang Penelitian dilakukan alih daya ke anak perusahaan
atau vendor sesuai persyaratan.
Pembangunan nasional bertujuan
untuk mewujudkan masyarakat adil dan Di PT PLN (Persero) Area
makmur berdasarkan Pancasila dan Bandung, dua kegiatan pelayanan yaitu
Undang-Undang Dasar Negara Republik pembacaan meter dan penekanan piutang
Indonesia Tahun 1945. Sesuai Undang- tergabung dalam lingkup proses bisnis
Undang No.30 Tahun 2009 tentang Manajemen Billing, dimana di lapangan
Ketenagalistrikan bahwa tenaga listrik dilaksanakan oleh petugas lapangan yang
mempunyai peran yang sangat penting dan disebut Biller dan para Pengawas yang
strategis dalam mewujudkan tujuan bernaung dalam salah satu anak
pembangunan nasional, maka usaha perusahaan PLN, berdasarkan kontrak
penyediaan tenaga listrik dikuasai oleh perjanjian No : 0120.PJ/611/DJBB/2014
negara dan terus ditingkatkan penyediaan tanggal 1 Juli 2014 tentang pemborongan
tenaga listrik dalam jumlah yang cukup, pekerjaan Billing Management di
merata dan bermutu. Lingkungan PT PLN (Persero) Distribusi
Jawa Barat dan Banten Area Bandung.
PT. PLN (Persero) adalah sebuah
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang Berdasarkan data realisasi kinerja
memegang izin usaha penyediaan tenaga tahun 2016 dan 2017, menunjukkan
listrik, dimana mengurusi semua aspek bahwa performa kinerja Billing
proses bisnis kelistrikan yang ada di Management ini belum optimal karena
Indonesia. Pada proses distribusi ke belum pernah secara konsisten mencapai
pelanggan, yang perlu diperhatikan adalah target bulanan sesuai Service Level
percepatan dan pengamanan pendapatan Agreement yang tertuang dalam kontrak
sementara disisi pelanggan tentunya perjanjian. Hal ini disebabkan kinerja
adalah tingkat kepuasan mutu pelayanan, setiap petugas Billing Management rata-
seperti keakuratan tagihan listrik dan rata belum optimal sesuai yang
pelayanan petugas. Ekspetasi pelanggan diharapkan, dikarenakan belum adanya
terhadap pelayanan PLN makin tinggi, sistem insentif menarik yang dapat
sehingga PLN harus lebih peka dan memacu kompetisi bagi petugas Biller
inovatif dalam merespon tuntutan untuk memberikan kontribusi kinerja
pelanggan tersebut dengan selalu terbaik bagi perusahaan sehingga selama
berupaya meningkatkan pelayanan kepada ini.
pelanggan. Sehingga dari gambaran kondisi
Untuk pembacaan Meter latar belakang diatas, diperlukan terobosan
dilakukan oleh petugas baca meter, untuk merancang insentif berbasis kinerja
sedangkan penagihan tunggakan juga dalam rangka meningkatkan kinerja
dilakukan oleh petugas yang sesuai Billing Management di PLN Area
peraturan yang berlaku bernaung dalam Bandung dan penulis melakukan kegiatan
perusahaan alih daya. Perjanjian alih daya penelitian dengan judul : “Perancangan
diatas dilakukan berdasarkan Peraturan Insentif Berbasis Kinerja Sebagai Upaya
Direksi PLN No.500.K/DIR/2013 tentang Peningkatan Performa Petugas Billing
2

Management Pada PT PLN (Persero) (Persero) Distribusi Jawa Barat


Distribusi Jawa Barat Area Bandung”. Area Bandung?

1.4. Tujuan Penelitian


1.2 Fokus Penelitian
1. Menganalisis sistem evaluasi
Fokus penelitian ini diarahkan
penilaian kinerja Petugas Billing
pada bagaimana membuat Perancangan
Management Pada PT PLN
Insentif Berbasis Kinerja Sebagai Upaya
(Persero) Distribusi Jawa Barat
Peningkatan Performa Petugas Billing
Area Bandung kondisi saat dan
Management Pada PT PLN (Persero)
kontribusinya terhadap Kinerja
Distribusi Jawa Barat Area Bandung.
PLN Area Bandung.
Batasan kajian pada penelitian ini adalah
dengan obyek petugas billing management 2. Menentukan kriteria-kriteria yang
di PLN Area Bandung, dimana informan akan digunakan dalam menilai
adalah para manajemen yang mengawasi kinerja petugas dan sistem
pekerjaan dan petugas billman sendiri, pemberian insentif kepada petugas
dengan metode penelitian kualitatif untuk Billing Management serta
menghasilkan rancangan insentif berbasis mengatasi kendala yang muncul.
kinerja menggunakan Teori Sarwoto yang
3. Membuat perancangan Insentif
terdiri dari insentif finansial dan insentif
Berbasis Kinerja sebagai Upaya
non finansial.
Peningkatan Performa Petugas
Billing Management Pada PT
PLN (Persero) Distribusi Jawa
1.3. Identifikasi Masalah
Barat Area Bandung.
Berdasarkan latar belakang di
atas, pernyataan masalah (problem
statement) dalam penelitian ini yaitu : 1.5 Manfaat Penelitian
1. Bagaimanakah kondisi 1. Manfaat teoritis, dapat
kinerja/performa petugas Billing memperluas wawasan
Management Pada PT PLN pengetahuan yang berkaitan
(Persero) Distribusi Jawa Barat dengan teori manajemen sumber
Area Bandung saat ini dalam daya manusia khususnya
mendukung kinerja PLN? menentukan strategi insentif yang
2. Faktor-faktor apa yang digunakan tepat bagi pekerja serta dapat
dalam menentukan kriteria memperdalam pengetahuan
penilaian kinerja individu petugas peneliti secara teoritis dan praktis
Billing Management sebagai dasar berkaitan dengan performa
pemberian insentif ke petugas dan petugas Billing Management pada
kendala yang dihadapi? PT PLN (Persero) Distribusi Jawa
3. Bagaimana membuat Sistem Barat Area Bandung.
Perancangan Insentif Berbasis
2. Manfaat praktis, hasil penelitian
Kinerja Sebagai Upaya
ini dapat menjadi rekomendasi
Peningkatan Performa Petugas
bagi Manajemen PT PLN
Billing Management Billing
(Persero) dalam upaya
Management Pada PT PLN
meningkatkan performa petugas
3

Billing Management pada PT 2.1.2. Manajemen Sumber Daya


PLN (Persero) Distribusi Jawa Manusia
Barat, khususnya Area Bandung
Sumber daya manusia ( SDM )
dan bisa diterapkan di Unit-Unit
adalah aset terpenting bagi sebuah
lainnya.
organisasi, dimana merupakan salah satu
sumber daya yang terdapat dalam
organisasi. Timbulnya kebutuhan akan
BAB II
profesionalisme untuk membantu
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA organisasi dalam melaksanakan tujuannya
PEMIKIRAN DAN PROPOSISI menunjukan semakin berperannya SDM
dalam mencapai keberasilan organisasi
dan semakin meningkatnya perhatian
2.1 Kajian Pustaka terhadap manajemen SDM.
Sebuah perusahaan berjalan Apapun bentuk serta tujuannya,
dengan cara mengkombinasikan sumber organisasi dibuat berbagai visi untuk
daya yang ada, untuk menghasilkan kepentingan manusia dan dalam
produk dan jasa yang dapat dipasarkan pelaksanaan misinya dikelola dan diurus
dan dapat mencapai tujuan sesuai dengan oelh manusia, sehingga manusia
apa yang diharapkan. Asset yang paling merupakan faktor strategis dalam semua
penting yang harus dimiliki perusahaan kegiatan. Oleh karena itu, pengolahan
adalah manusia. SDM harus mendapatkan perhatian yang
Sebuah manajemen layaknya sungguh – sungguh.
sangat memperhatikan manusia sebagai
aset dari perusahaan tersebut. Karyawan 2.1.3 Pengertian Insentif
memberikan prestasi kerja yang baik
untuk kemajuan perusahaan sedangkan Insentif adalah suatu sarana
perusahaan memberikan kompensasi, memotivasi berupa materi, yang diberikan
peningkatan kopetensi, disiplin kerja serta sebagai suatu perangsang ataupun
motivasi untuk meningkatkan kinerja pendorong dengan sengaja kepada para
karyawan untuk perusahaan. pekerja agar dalam diri mereka timbul
semangat yang besar untuk meningkatkan
produktifitas kerjanya dalam organisasi
2.1.1. Manajemen (Gorda (2004:141)).

Dari pengertian di atas dapat Jadi pada dasarnya jumlah insentif


disimpulkan bahwa manajemen sumber merupakan suatu bentuk kompensasi yang
daya manusia adalah ilmu dan seni yang diberikan kepada karyawan yang
mempelajari bagaimana mendayagunakan jumlahnya tergantung dari hasil yang
sumber daya manusia dengan dicapai baik berupa finansial maupun non
melaksanakan fungsi – fungsi manajemen finansial. Hal ini dimaksudkan untuk
sumber daya manusia secara optimal mendorong karyawan bekerja lebih giat
sehingga tercapai tujuan dan lebih baik sehingga prestasi dapat
perusahaan/organisasi maupun individu. meningkat yang pada ahkirnya tujuan
perusahaan dapat tercapai.
 
4

2.1.4 Jenis – Jenis Insentif gairah kerja karyawan, sehingga karyawan


akan terus menjaga dan meningkatkan
            Menurut Sarwoto (2001:155),
hasil kerjanya yang pada akhirnya akan
insentif dibedakan menjadi dua golongan,
meningkatkan keuntungan itu sendiri
kedua jenis insentif tersebut adalah :
dalam mencapai tujuan dan sasaran yang
1. Insentif Finansial ditetapkan, sehingga instansi dan
Insentif financial berbentuk uang dan karyawan lebih solid dalam membangun
barang dapat diberikan dalam berbagai kebersamaan menuju kemajuan
macam, antara lain: perusahaan.

a. Bonus
Uang yang dibayarkan sebagai 2.1.5 Tujuan Pemberian Insentif
balas jasa atas hasil pekerjaan yang             Tujuan pemberian insentif adalah:
telah dilaksanakan..
1. Bagi perusahaan :
b. Komisi
a)  Mempertahankan tenaga kerja yang
Merupakan sejenis bonus yang terampil dan cakap agar
dibayarkan kepada pihak bagian loyalitasnya tinggi terhadap
penjualan yang mengahasilkan perusahaan.
penjualan yang baik
b)  Meningkatkan moral kerja dan
c. Profit Sharing disiplin karyawan melalui absensi.
Salah satu jenis insentif yang tertua. c)  Meningkatkan produktivitas
Dalam hal pembayarannya dapat perusahaan dan penjualan yang
diikuti bersama-sama pola, tetapi meningkat.
biasanya mencakup pembayaran
2. Bagi karyawan :
berupa sebagian dari hasil laba yang
disetorkan ke dalam setiap peserta. a)  Meningkatkan standar
kehidupannya dengan diterimanya
d. Jaminan Sosial
insentif.
Insentif yang diberikan dalam
b)  Meningkatkan motivasi kerja
bentuk jaminan sosial lazimnya
karyawan sehingga mendorong
diberikan secara kolekti dimana
mereka untuk berprestasi lebih baik.
setiap karyawan dapat
memperolehnya secara rata-rata
2. Insentif Non Finansial 2.1.6 Kinerja
Insentif non finansial dapat diberikan
Pegawai sebagai bagian penting
dalam berbagai bentuk :
suatu perusahaan memegang peran sangat
a. Pemberian piagam penghargaan
menentukan dalam usaha mencapai tujuan
b. Pemberian kenaikan pangkat atau
oleh perusahaan, oleh karena itu perhatian
jabatan
perusahaan terhadap masalah ini
Kedua bentuk insentif tersebut
merupakan hal yang sangat penting.
sama pentingnya dan digunakan untuk
Karena kinerja pegawai akan
saling melengkapi, tergantung kondisi dan
mempengaruhi usaha pencapaian tujuan
kebutuhan. Jelas bahwa insentif yang
perusahaan.
memadai akan mendorong semangat dan
5

Kinerja pada dasarnya merupakan Ability = Knowledge + Skill


gambaran hasil kerja yang dicapai
sesorang dalam jangka waktu tertentu, Secara psikologis, kemampuan
kinerja merupakan kesempatan pegawai (ability) pegawai terdiri dari dua faktor
untuk melaksanakan tugasnya sehingga yaitu faktor pengetahuan ( IQ ) dan faktor
dapat menghasilkan sesuatu yang keahlian (skill). Sesorang yang memiliki
mencerminkan pengetahuan dan tingkat kecerdasan yang baik dan terampil
keterampilan yang mereka miliki. dalam mengerjakan tugas – tugas yang
diberikan akan dipandang akan mampu
menghasilkan kinerja pegawai yang
2.1.6.1.Pengertian Kinerja diharapkan.
Kinerja adalah hasil kerja secara Faktor pengetahuan (Knowledge)
kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh sesorang dapat diperoleh melalui latar
sesorang pegawai dalam melaksanakan belakang pendidikan yang dimiliki, diklat
tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diikuti dan pengalaman kerja.
yang diberikan kepada yang memberikan Sementara faktor keahlian ( Skill )
kontribusi pada organisasi, diantaranya : sesorang dapat diperoleh melalui
1. Kuantitas output keterampilan – keterampilan yang dimiliki
2. Kualitas output serta kepriadian atau sikap mental yang
3. Jangka waktu output baik.
4. Kehadiran ditempat kerja Motivasi merupakan dari sikap
5. Sikap Kooperatif (Attitude) seorang pegawai dalam
menghadapi situasi kerja, motivasi
Dari pengertian beberapa ahli, maka merupakan kondisi yang mengarahkan diri
didapat bahwa kinerja adalah hasil kerja pegawai yang terarah untuk mencapai
sesorang pegawai baik kuantitas maupun tujuan organisasi. Sikap mental
kualitas yang ditampilkan sesuai perannya merupakan kondisi mental yang
dalam suatu organisasi selama periode mendorong diri pegawai untuk berusaha
tertentu dibandingkan dengan standar, mencapai prestasi kerja secara maksimal.
target/sasaran atau kriteria yang telah
ditentukan terlebih dahulu dan telah
disepakati bersama. 2.1.6.3. Tujuan dan Manfaat Evaluasi
Kinerja Pegawai
Tujuan evaluasi kerja adalah
2.1.6.2. Faktor – Faktor yang untuk memperbaiki atau meningkatkan
Mempengaruhi Kinerja kinerja organisasi. Sedangkan keunggulan
Faktor yang mempengaruhi lebih lanjut Agus Sunyoto ( 2000:1)
pencapaian kinerja adalah faktor menyatakan bahwa keunggulan penilaian
kemampuan dan faktor motivasi, hal ini prestasi kerja ( kinerja) karyawan antara
sesuai dengan pendapat keith Davis dalam lain :
Mangkunegara ( 2001 : 484 ) yang a. Sebagai dasar dalam pengambilan
dirumuskan berikut ini : keputusan yang digunakan untuk
Human Performance = Ability + Motivation prestasi, pemberhentian dan besarnya
Motivation = Attitude + Situation balas jasa.
6

b. Untuk mengukur kemapuan seorang faktor yang mempengaruhinya. Menurut


karyawan menyelesaikan Mahmudi (2010:20) faktor-faktor yang
pekerjaannya. mempengaruhi kinerja pegawai adalah
c. Sebagai dasar untuk mengevaluasi faktor personal dan faktor kepemimipinan.
efektivitas seluruh kegiatan.
d. Sebagai alat untuk meningkatkan 2.1.7.3 Kompetensi Individu
motivasi kerja karyawan sehingga Untuk menghasilkan dan
dicapai performance yang baik. pengembangan kinerja individu yang
e. Sebagai alat untuk dapat melihat optimal harus berbasiskan kompetensi
kekurangan atau kelemahan dan individu atau pegawai perusahaan sebagai
meningkatkan kemampuan karyawan. dasar pemberian insentif. Lucia (1999)
menyatakan bahwa kompetensi dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu
2.1.7 Kinerja Individu
kompetensi inti dan kompetensi spesifik.
Kinerja Individu adalah suatu
Kompetensi inti adalah kompetensi yang
ukuran yang mencakup keefektifan dalam
dibutuhkan oleh semua anggota organisasi
pencapaian tujuan dan efesiensi yang
tanpa memandang level jabatan,
merupakan rasio dari keluaran efektif
sedangkan kompetensi spesifik adalah
terhadap masukan yang diperlukan untuk
aspek-aspek unik yang harus dimiliki oleh
mencapai tujuan atau kinerja individu
para karyawan dalam menghasilkan
merupakan gambaran suatu pencapaian
kinerja superior pada pekerjaan atau
atau aktifvitas pada tingkat pegawai akan
kelompok pekerjaan tertentu saja.
suatu pekerjaan dalam suatu periode
tertentu.
2.1.8 Pengaruh Insentif Terhadap
Kinerja Individu
2.1.7.1 Indikator Kinerja Individu
Kinerja individu dapat dilihat dari Insentif mempunyai hubungan
hasil kerja yang dicapai individu tersebut dengan kinerja yang dihasilkan setiap
dalam melaksanakan tugas-tugas yang individu, karena setiap pekerjaan
dibebankan kepadanya atas dasar karyawan (pegawai) yang telah
kecakapan, pengalaman, serta memberikan kinerja terbaiknya pasti
keterampilan yang digunakan oleh mengharapkan imbalan di samping gaji
individu dalam menyelesaikan suatu atau upah sebagai tambahan berupa
pekerjaan. Menurut Robbins (2008:260) insentif atas prestasi yang telah
terjemahan Diana Angelica indikator diberikannya terhadap suatu instansi atau
untuk mengukur kinerja karyawan secara perusahaan. Hal ini ditunjukkan dari
individu antara lain: tanggapan para responden yang menilai
1. Kualitas pemberian insentif pada karyawan adalah
2. Kuantitas sebagai pendorong yang memotivasi
3. Ketepatan waktu karyawan untuk lebih bekerja keras secara
4. Efektivitas efektif.”
5. Kemandirian.
Menurut Jaya Suma (2011), dalam
penelitiannya menyatakan pengaruh
2.1.7.2 Faktor Yang Mempengaruhi
insentif terhadap kinerja individu sebagai
Kinerja Individu
berikut: “Insentif yang diberikan mampu
Kinerja merupakan suatu kontrak
meningkatkan kinerja individu. Ini berarti
multidimensional yang mencakup banyak
7

bahwa semakin tinggi insentif yang sebelumnya, dimana sebagai panduan


diberikan, maka akan semakin baik penulis untuk menyelesaikan tesis ini,
kinerja individu.” dimana sebagiann besar adalah
penelitian kualitatif dan membahas
Insentif sangat diperlukan untuk
tentang insentif dan kinerja pegawai
memberikan tanggung jawab dan
perusahaan.
dorongan kepada karyawan dalam rangka
meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil
2.2. Kerangka Pemikiran
kerjanya. Sedangkan bagi instansi
pemerintahan, insentif merupakan strategi Kerangka pemikiran yang ingin
untuk meningkatkan produktivitas dan kami bangun dalam penelitian ini berawal
efisiensi instansi dalam menghadapi dari ketidakoptimalan pencapaian kinerja
persaingan yang semakin ketat. petugas Billing Mangement di PT PLN
(Persero) Distribusi Jawa Barat Area
Bandung, sehingga kami susun diagram
2.1.9 Definisi Perancangan Sistem alur kerangka pemikiran penelitian tentang
Menurut Soetam Rizky (2011 : perancangan insentif ini adalah sebagai
140), menyatakan bahwa : Perancangan berikut :
adalah sebuah proses untuk Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
mendefinisikan sesuatu yang akan
dikerjakan dengan menggunakan teknik
yang bervariasi serta didalamnya
melibatkan deskripsi mengenai arsitektur
serta detail komponen dan juga
keterbatasan yang akan dialami dalam
proses pengerjaannya “.
Menurut Wing Wahyu Winarno
(2006:5) “ Sistem adalah sekumpulan
komponen yang saling bekerja sama untuk
mencapai suatu tujuan”.maka dapat
disimpulkan bahwa sistem adalah
sekumpulan prosedur-prosedur yang
saling bekerja sama untuk mencapai
tujuan tertentu.
Perancangan sistem secara
keseluruhan dari pengertian diatas adalah
rancangan suatu strategi untuk membantu Setiap instansi pada umumnya
menyelesaikan masalah yang ada serta menghendaki para pegawai memiliki
dapat mengembangkan sistem agar semangat kerja dan performa kinerja yang
menjadi sistem yang berkualitas. tinggi dan sebagaimana kita ketahui
sumber daya manusa merupakan faktor
kunci yang sangat menentukan bagi
2.1.10. Penelitian Terdahulu keberhasilan suatu instansi atau
Penulis ini merupakan penulis organisasi, sehingga adanya suatu
lanjutan atas penelititan – penelitian program pemberian insentif yang adil
terdahulu berikut daftar penelitian – menjadi sangat penting untuk
penelitian yang telah di lakukan mewujudkannya.
8

PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat Area


Bandung.
2.3 Proposisi Penelitian
Berdasarkan kerangka pemikiran
di atas peneliti merumuskan Proposisi 3.2. Lokasi dan Fokus Penelitian
Penelitian sebagai berikut : Fokus penelitian ini diarahkan
untuk merancang insentif berbasis kinerja
1. Kinerja Petugas Billing Management
sebagai upaya peningkatan performa
Pada PT PLN (Persero) Distribusi Jawa
petugas billing management pada PT PLN
Barat Area Bandung selama belum
(Persero) Distribusi Jawa Barat Area
berjalan secara optimal dalam
Bandung, dengan lokasi penelitian di
mendukung Kinerja PLN Area
lingkungan Kantor Area Bandung dan
Bandung, karena belum adanya sistem
Unit-unit Rayon. Batasan kajian pada
yang efektif dalam pemberian insentif
penelitian ini adalah dengan obyek
dan penilaian kinerja petugasnya.
petugas billing management di PLN Area
2. Perlu ditentukan parameter dan kriteria Bandung, dimana informan adalah para
penilaian kinerja petugas Billing manajemen yang mengawasi dan petugas
Management sebagai dasar pemberian billman sendiri, dengan metode penelitian
insentif yang tepat dan proporsional kualitatif untuk menghasilkan rancangan
bagi petugas Billing Management. insentif berbasis kinerja petugas Billman.
3. Perancangan sistem insentif berbasis
penilaian kinerja petugas dapat 3.3 Parameter Penelitian
meningkatkan Performa Petugas 3.3.1 Definisi Parameter
Billing Management Pada PT PLN Aspek yang dikaji dalam
(Persero) Distribusi Jawa Barat Area penelitian ini adalah bagaimana
Bandung dalam mendukung kinerja merancang sistem insentif berbasis kinerja
korporat. sebagai upaya peningkatan performa
petugas billing banagement pada PT PLN
(Persero) Distribusi Jawa Barat Area
BAB III Bandung dengan tepat dan proporsional
sesuai dengan ketentuan perusahaan dan
METODOLOGI PENELITIAN diharapkan oleh para petugas sehingga
3.1. Perspektif Pendekatan Penelitian dapat meningkatkan motivasi, performa
dan produktifitas kerjanya. Ada 2
Metode penelitian yang ditetapkan parameter utama dalam penelitian ini yaitu
adalah deskriptif kualitatif, karena jenis insentif dan penilaian kinerja
berhubungan dengan penelitian alamiah individu petugas, yang masih masing-
terkait dengan tempat dan waktu, dasar masing mempunyai kriteria.
pertimbangan konsep naturalistik Sedangkan penilaian kinerja
kenyataan berdimensi jamak, kesatuan individu dapat dilihat dari hasil kerja yang
utuh, berubah, dan terbuka. Penelitian ini dicapai individu tersebut dalam
diharapkan dapat menemukan sekaligus melaksanakan tugas-tugas yang
mendeskripsikan suatu rancangan secara dibebankan kepadanya atas dasar
menyeluruh dan utuh mengenai kecakapan, pengalaman, serta
perancangan insentif berbasis kinerja keterampilan yang digunakan oleh
sebagai upaya peningkatan performa individu dalam menyelesaikan suatu
petugas Billing Management Pada PT
9

pekerjaan. Pencapaian kinerja juga datang dan dengan peningkatan performa


berkaitan dengan kesesuaian antara sistem tersebut pekerja akhirnya bisa
informasi yang diterapkan dengan tugas, mendapatkan tambahan insentif kerja dari
kebutuhan dan kemampuan individu perusahaan sehingga akan meningkatkan
tersebut. motivasi dan prestasi kerjanya secara
berkelanjutan dan jangka panjang.
3.3.2 Operasionalisasi Parameter
Untuk selanjutnya dilakukan
3.4 Penentuan
inventarisasi aspek kajian penelitian
Informan/Narasumber
melalui operasionalisasi parameter dengan
data yang diperlukan sesuai parameter dan Informan pada penelitian kualitatif
kriteria diatas yang juga berdasarkan dari bukanlah mereka yang merepresentasikan
referensi beberapa jurnal penelitian kelompoknya. Informan dipilih
terdahulu serta menunjuk rumusan berdasarkan purposif sampling, yaitu
permasalahan pada penelitian ini yang orang-orang yang sengaja dipilih sesuai
terdapat 3 rumusan masalah yaitu kondisi dengan kebutuhan penelitian. Total jumlah
eksisting kinerja Billing Management, informan pada penelitian ini adalah 15
kriteria penilaian kinerja individu dan orang, dengan rincian 8 orang sebagai
perancangan system insentifnya, sehingga informan dari Manajemen PLN ditambah
disusun dalam Tabel operasionalisasi 7 orang dari Pelaksana Billing
parameter seperti dibawah ini. Management.

Tabel 3.1 Operasionalisasi Parameter


3.5 Teknik Pengumpulan Data dan
Informasi
Adapun untuk memperkuat
pengumpulan data dan informasi yang
diperlukan dalam penelitian baik data
primer maupun sekunder, dilakukan
kegiatan sebagai berikut :

3.5.1 Prosedur Pengumpulan Data


1. Observasi (Data Primer)
Metode ini dilakukan dengan cara
mengamati secara langsung tentang
kondisi yang terjadi selama di lapangan,
baik yang berupa keadaan fisik maupun
perilaku yang terjadi selama
berlangsungnya penelitian. Pengamatan
Dari tabel operasionalisasi atau observasi dalam penelitian ini
parameter diatas, diharapkan dapat merupakan salah satu metode utama
diketahui seberapa produktif seorang dalam pengumpulan data. Pengamatan ini
karyawan dan apakah ia bisa berkinerja dilakukan sejak awal penelitian sampai
atau lebih efisien dimasa yang akan berakhirnya pengambilan data penelitian
10

tentang Perancangan Insentif Berbasis tersedia, siap pakai dan penggunaannya


Kinerja Sebagai Upaya Peningkatan tidak memakan banyak biaya.
Performa Petugas Billing Management
Menurut Moleong (2005:60)
Pada PT PLN (Persero) Distribusi Jawa
“analisis dokumentasi digunakan karena
Barat Area Bandung.
merupakan sumber yang stabil, kaya dan
mendorong serta dokumentasi bersifat
alamiah sesuai dengan konteks lahiriah
2. Wawancara (Data Primer)
tersebut”. Pengumpulan data melalui
Wawancara merupakan salah satu teknik ini digunakan untuk melengkapi
teknik pengumpulan data untuk data yang diperoleh dari hasil wawancara
mendapatkan informasi dengan cara dan observasi. Berdasarkan analisis
bertanya langsung kepada responden. dokumentasi ini diharapkan data yang
Wawancara dalam penelitian ini dilakukan diperlukan menjadi benar-benar valid.
dengan 1 orang sebagai informan inti yang Dokumen yang dapat dijadikan sumber
merupakan pengambil kebijakan antara lain foto dan administrasi.
mengenai penentuan insentif pegawai
Billing management, 3 orang merupakan
bagian dari penanggungjawab Billing 4. Studi Dokumen dan Data
management dari dua daerah terpilih, dan Eksternal (Sekunder)
5 orang pegawai Billing management dari
Data Sekunder adalah data yang
dua daerah terpilih. Menurut Afifuddin
diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari
(2009:131) wawancara adalah “metode
berbagai sumber yang telah ada (peneliti
pengambilan data dengan cara
sebagai tangan kedua). Data sekunder
menanyakan sesuatu kepada seseorang
digunakan sebagai pendukung data
yang menjadi informan atau responden,
primer, oleh karena itu kadang-kadang
caranya adalah dengan bercakap-cakap
kita tidak dapat hanya menggunakan data
dan tatap muka”.
sekunder sebagai satu-satunya sumber
informasi untuk menyelesaikan masalah
penelitian kita. Data-data pendukung yang
3. Dokumen Perusahaan (Data
secara tidak langsung dapat
Primer)
mempengaruhi dan berkontribusi terhadap
Selain dengan observasi dan keberhasilan penelitian yang sedang
wawancara, teknik pengumpulan data dilakukan.
dalam penelitian ini dilakukan dengan
metode Library research. Teknik ini
digunakan untuk memperoleh data dengan 3.5.2 Keabsahan Data
cara mengumpulkan data-data dari buku-
Keabsahan data perlu dilakukan
buku, laporan, majalah, dan media cetak
untuk penelitian ini. Hal ini dilakukan
lainya yang berhubungan dengan konsep
dengan maksud untuk menetralisir bias-
dan permasalahan yang diteliti. Menurut
bias yang mungkin terjadi pada satu
Nasution (2006:35) Dalam penelitian
sumber data, peneliti, dan metode tertentu.
kualitatif dokumen termasuk sumber non
Peneliti menggunakan teknik triangulasi
human resources yang dapat
untuk membuat data yang didapatkan
dimanfaatkan karena memberikan
menjadi abash
keuntungan, yaitu bahannya telah ada dan
11

Komponen-komponen analisis diskusi proposal yang merupakan


data kualitatif model interaktif dapat tahap persiapan.
dilihat dalam bagan berikut sesuai dengan 2. Tahap pengumpulan dan pengolahan
teori Miles dan Huberman, dimana model data yaitu wawancara, mengamati
ini yang akan dijadikan acuan dalam dan mencari berbagai informasi dari
melaksanakan penelitian sehingga informan yang sudah ditentukan yang
didapatkan penarikan kesimpulan yang berhubumgam dengan fokus dan
benar-benar tepat sasaran berdasarkan permasalahan penelitian berkaitan
data-data yang sudah terverifikasi melalui dengan perancangan insentif berbasis
proses yang terintegrasi dan berkaitan. kinerja sebagai upaya peningkatan
performa petugas billing
management.
Gambar 3.1 Analisis Data Kualitatif
Tahap pengecekan data dan
penarikan kesimpulan yaitu tahap
mengadakan check recheck data guna
memperkuat hasil penelitian dengan cara
mendiskusikan kembali mengenai
kesimpulan akhir hasil penelitian sehingga
dihasilkan kesimpulan yang tepat berupa
system perancangan insentif berbasis
kinerja sebagai upaya peningkatan
Agar lebih jelas bahwa langkah- performa petugas billing management
langkah analisis kualitatif yang ditempuh pada PT PLN (Persero) Distribusi Jawa
dalam penelitian ini adalah : (1) pada Barat Area Bandung.
waktu pengumpulan data maka ditempuh
reduksi data, penyajian data; (2)
melakukan reduksi data; (3) melakukan BAB IV
penyajian data, agar makna peristiwanya
menjadi jelas; (4) penarikan kesimpulan HASIL PENELITIAN DAN
atau verifikasi apabila masih diperlukan PEMBAHASAN
data tambahan akan dilakukan kembali ke
lapangan untuk kegiatan pengumpulan
data guna pendalaman. 4.1 Profil Perusahaan

Detail tahapan penelitian adalah PT. PLN (Persero) Area Bandung


sebagai berikut sesuai jadwal penelitian merupakan salah satu Area Pelayanan di
diatas adalah sebagai berikut : Distribusi Jawa Barat yang merupakan
bagian dari Regional Jawa Bagian Tengah.
1. Tahap persiapan yaitu tahap PT PLN (Persero) Area Bandung yang
pengamatan awal/penelitian beralamat di Jalan Soekarno Hatta No.436
pendahuluan untuk memantapkan Bandung dengan membawahi 8 (delapan)
permasalahan penelitian dan Rayon. Rayon- rayon dengan pelanggan
menentukan subjek penelitian serta Tegangan Rendah (450VA-197kVA) yang
mencari data dan informasi awal, bisa berada dibawah PT. PLN (Persero) yaitu
juga dengan, penyusunan proposal, Rayon Bandung Selatan, Rayon Bandung
Barat, Rayon Bandung Utara, Rayon
12

Bandung Timur, Rayon Cijawura, Rayon


Kopo dan Rayon Ujungberung. Selain
4.2 Analisa Kinerja Billing
tujuh Rayon dengan pelanggan Tegangan
Management Kondisi Eksisting di
Rendah, Area Bandung juga memiliki satu
PLN Area Bandung
Rayon yang bertanggung jawab terhadap
pelanggan Tegangan Menengah dan
Di PT PLN (Persero) Area
Tegangan Tinggi yaitu Rayon Prima
Bandung, Manajemen Billing meliputi
Priangan.
dua kegiatan pelayanan yaitu
pembacaan meter dan penekanan
piutang, dimana di lapangan
Gambar 4.1 Peta Wilayah Kerja PLN Area
dilaksanakan oleh petugas lapangan
Bandung
yang disebut Biller dan para Pengawas
yang bernaung dalam salah satu anak
perusahaan PLN, berdasarkan kontrak
No: 0120.PJ/611/DJBB/2014 tanggal
1 Juli 2014 tentang pemborongan
pekerjaan Billing Management di
Lingkungan PT PLN (Persero)
Distribusi Jawa Barat dan Banten
Area Bandung.

Tabel 4.1 Kinerja Billman Eksisting

Misi perusahaan :
1. Menjalankan bisnis kelistrikan dan
bidang lain yang terkait.
2. Berorientasi pada kepuasan
pelanggan, anggota perusahaan, dan
pemegang saham.
3. Menjadikan tenaga listrik sebagai
media untuk meningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat
4. Mengupayakan agar tenaga listrik
menjadi pendorong kegiatan
ekonomi.
Dari Tabel diatas menunjukkan
5. Menjalankan kegiatan usaha yang
bahwa realisasi kinerja Billing
berwawasan lingkungan.
Management selama tahun 2017 masih
belum optimal, khususnya untuk 2 (dua)
Moto Perusahaan : kegiatan utama yaitu pengendalian
Listrik untuk Kehidupan yang Lebih Baik tunggakan dan pembacaan meter. Untuk
(Electricity for a Better Life) kegiatan pembacaan meter meskipun
13

secara jumlah pelanggan yang dibaca pencapaian diatas dapat dibuat gambaran
sudah memenuhi, namun masih terkena sebagai berikut :
denda pinalti hampir setiap bulan karena a. Angka tersebut menggambarkan bahwa
masalah akurasinya sehingga masih secara performance petugas pelaksana
terdapat koreksi rekening yang seharusnya pekerjaan billing management belum
koreksi rekening harus nihil atau tidak ada sepenuhnya memiliki pemahaman dan
lagi. kompetensi serta penguasaan wilayah
kerja yang baik. Hal ini tentunya belum
Selanjutnya untuk kinerja
cukup memuaskan karena target
pengendalian tunggakan justru masih jauh
realisasi pekerjaan yang seharusnya
dari target bulanan, karena secara bulanan
dicapai adalah 100% untuk setiap
realisasi kinerja bisa mencapai target di
kelompok tugas billman (Pembacaan
triwulan pertama saja seperti ditunjukkan
meter, Penataan Data Pelanggan dan
pada grafik realisasi kinerja tunggakan
Pengendalian Piutang).
dibawah ini.
b. Pada beberapa Rayon terlihat bahwa
kinerja petugas billman pencapaian
Gambar 4.1 Grafik Kinerja Tunggakan kinerjanya nampak masih ada yang di
bawah angka 90%, hal tersebut
disebabkan selain karena faktor
kompetensi petugas, namun juga
sangat dipengaruhi oleh tantangan
eksternal yaitu karakteristik pelanggan
yang memiliki tingkat ketertiban
pembayaran tagihan listrik rendah,
persepsi secara umum di pelanggan
yang masih merasa tidak bermasalah
dengan pembayaran rekening listriknya
menunggak, bahkan menjadi kebiasaan
Untuk diketahui target rutin, dimana penyelesaiannya harus
pengendalian tunggakan ini juga didatangi sama petugas, bahkan
merupakan target utama perusahaan, dilakukan tindakan pemutusan secara
karena berkaitan langsung dengan sepihak.
revenue/pendapatan perusahaan yang c. Berdasarkan wawancara dengan
seharusnya cepat masuk ke kas Manajer Rayon dan koordinator
perusahaan untuk digunakan sebagai biaya masing-masing vendor di rayon,
operasional perusahaan, dan karena mayoritas memberikan gambaran
sifatnya penagihan sangat tergantung dari bahwa kinerja tunggakan tidak tercapai
performa kinerja individu petugas Billing selain faktor eksternal, ada juga
Management. pengaruh beberapa petugas billman
Secara umum pencapaian kinerja yang masih kurang maksimal dan
Billing Management di Area bandung tingkat kesadaran yang tidak sesuai
termasuk belum optimal, karena dengan service level agreement yang
pencapaian rata-rata belum mencapai diharapkan.
100% khususnya pada kegiatan d. Sosialisasi yang diharapkan
pengendalian piutang, dimana dari tabel dilaksanakan secara kontinyu sebagai
sarana edukasi ke pelanggan untuk
14

meningkatkan tingkat kesadaran agar Bandung pada tahun 2017 adalah 90,28
dapat melaksanakan pembayaran tepat yang justru mengalami penurunan dari
waktu, melalui penyebaran leaflet, tahun sebelumnya, dimana survey ini
spanduk ditempat yang strategis dan dilakukan oleh lembaga kredibel yaitu
juga brosur yang dibawa oleh biller Surveyor Indonesia dan yang disurvey
sebagai bagian dari upaya PLN dapat diantaranya yaitu transparansi tagihan
memenuhi target yang diberikan. listrik, pemberitahuan pemutusan
e. Proses dan model kerja petugas tunggakan dan keramahan petugasnya.
billman perlu dilakukan penyesuaian Hal ini sangat terkait langsung dengan
sesuai dengan tuntutan serta target tingkat kinerja dari para Petugas Billman
PLN yang terus meningkat. Dengan yang harus ditingkatkan dengan
meningkatnya tantangan ke depan meningkatkan motivasi dengan
diperlukan suatu mekanisme kerja memberikan insentif sesuai kinerja
dengan standar yang semakin ketat individunya.
tentu saja akan menimbulkan
kebutuhan akan system insentif yang
semakin baik. 4.3 Menentukan Kriteria Parameter
f. Dari wawancara dengan sampling untuk Menilai Kinerja Individu
petugas Billman, selama ini ada
ketidakpuasan dari para petugas Untuk parameter penilaian
Billman terhadap faktor kesejahteraan individu dalam menentukan dimensi
yang menyebabkan petugas Billman penilaian agar akurat, dilakukan kegiatan
kurang termotivasi dalam berupa analisa dan evaluasi serta
mengoptimalkan kinerja, dimana wawancara dengan Manajer Rayon,
tingkat pendapatan lebih ke sama rata sehingga bisa didapatkan penilaian secara
yang kurang memperhatikan prestasi menyeluruh untuk menilai kinerja masing-
pencapaian antar petugas Billman serta masing unit sebagai dasar pemberian
belum adanya insentif sebagai insentif kepada petugas billman. Kriteria
penghasilan tambahan yang memacu ini berdasarkan yang telah ditetapkan
para petugas Billman. dalam Bab sebelumnya dan pada
penelitian akan dibahas dimensinya.
Dari tabel diatas menunjukkan
Dampak dari belum optimalnya bahwa untuk parameter efektivitas dengan
kinerja para petugas Billing Management dimensi performa Tim secara keseluruhan
diatas tentunya juga mengakibatkan belum memuaskan sesuai yang diharapkan
adanya tingkat kepuasan disisi pelanggan sesuai tuntutan dalam kontrak karena di
PLN yang belum sesuai yang diharapkan, rayon masih ditemukan Tim Billman
seperti adanya complain besaran tagihan kualitas hasil kerjanya tidak sesuai dengan
listrik karena kesalahan pembacaan meter SLA yang ditentukan, tidak bisa bekerja
yang selain keluhan tersebut dilaporkan ke sama dan sering diingatkan untuk bisa
contac center PLN 123 juga disampaikan memperbaiki performanya agar bisa
ke media sosial dan media massa yang meningkat, beberapa petugas bilman
tentunya juga mempengaruhi citra positif sudah dilakukan evaluasi kinerjanya dan
perusahaan. diusulkan ke manajemen vendor untuk
dilakukan pembinaan, jika perlu dilakukan
Untuk diketahui hasil Survey
Kepuasan Pelanggan untuk PLN Area
15

penggantian jika terkait dengan dengan memandingkan realisasi dengan


pelanggaran integritas. target per parameter diatas, dalam bentuk
prosentasi dan dituangkan dalam tabel
4.4 Membuat Perancangan Sistem seperti dibawah ini :
Insentif Kinerja Berbasis Kinerja
Individu
Tabel 4.3 Perhitungan Nilai Kinerja
Dari pembahasan kinerja individu
Petugas Billman
diatas yang lengkap dengan dimensinya,
maka dibuat analisa perancangan insentif
berdasarkan parameter-parameter diatas
yaitu dari sisi kinerja individu pembacaan
meter dan pengendalian piutang.
Pada masing-masing pekerjaan
dilakukan pembobotan terhadap parameter
kinerja individu. Pembobotan ini
berdasarkan hasil wawancara dengan para
narasumber, dimulai dari tingkat bobot
yang tertinggi ( memberikan kontribusi
terbesar), kemudian berurutan dengan Tabel diatas dapat dijelaskan
bobot terendah, dan perhitungan bobot ini dengan penjelasan keterangan
yang akan dijadikan dasar pemberian perhitungan sebagai berikut :
insentif. Dari pembobotan ini akan
A, B, = Nama Petugas Billman
diperoleh point kinerja masing-masing
C…..dst
untuk kegiatan pembacaan meter dan
X = Target (100%)
pengendalian piutang sebagai berikut :
Y = Realisasi (dalam %)
Nilai (%) = ∑ (Y × Bobot parameter)
Tabel 4.2 Pembobotan Kinerja Individu
No Parameter Bobot Indikator Setelah didapatkan kinerja per
petugas Billman, maka dibuat range
1 Kualitas 35% Tunggakan
Nihil kelompok kinerja dalam prosentasi,
dengan standart syarat kinerja harus
2 Kuantitas 25% Semua
pelanggan tercapai 100%. Bila kurang dari 100%
berarti kinerja tidak tercapai dan
3 Ketepatan waktu 20% Tanggal 20
sebaliknya jika kinerja lebih dari 100%
4 Mandiri 15% Kompetensi maka kinerja tercapai bagus melebihi
individu
target dan dalam penelitian ini akan
5 Efektifitas 5% Team work
diberikan insentif kinerja.
Dari hasil penelitian tentang jenis-
Setelah dari hasil survey dan janis insentif yang diperoleh dari
wawancara didapatkan pembobotan wawancara dengan para narasumber dan
parameter kinerja manajemen billing responden, didapatkan pembobotan jenis
untuk 2 kegiatan utama, maka semua insentif yang diinginkan adalah
petugas akan dihitung kinerjanya masing- ditunjukkan pada Tabel dibawah ini.
masing dari 2 kegiatan utama tersebut,
16

Tabel 4.4 Penetapan Jenis Insentif Koefisien insentif berlaku jika pencapaian
Petugas Billman melebihi 100% dengan pembagian range
No Jenis Insentif Bobot Indikator
sebagai berikut :
1 Komisi (Uang) 35% Kinerja individu
2 Bonus 25% Kinerja korporat Tabel 4.5 Perhitungan Koefisien
3 Jaminan Sosial 20% Aturan tenaga Insentif Kinerja
kerja
No Range Prosentase Koefisien Kategori
4 Karir 15% Pendidikan
1 101% - 102,5% 1,1 brass
5 Piagam 5% Kinerja individu
Penghargaan 2 102,6 – 105 1,2 bronze
3 105,1 – 107,5 1,3 silver
4 107,6 – 110 1,4 gold
Tambahan pendapatan berupa
komisi mendapatkan bobot yang paling 5  110% 1,5 Platinum
besar, diikuti dengan bonus, jaminan
sosial, jenjang karir dan piagam
penghargaan. Untuk tambahan pendapatan Sebagai kurs dasar dari pengali
diberikan berdasarakan pencapaian kinerja adalah UMR (Upah Minimum Regional)
individu diatas, dengan perhitungan yang berlaku di kota atau kabupaten
insentif berbasis kinerja diatas. setempat, atau mengacu kepada kontrak
yang sedang berjalan/berlaku. Insentif
Sistem penghitungan insentif komisi tersebut diberlakukan setiap bulan
berbasis kinerja menggunakan sistem dan tentunya hal ini akan memotovasi
poin. Setiap petugas Billman yang para petugas Billman untuk saling berpacu
melakukan tindakan atau membuahkan memberikan kinerja terbaik mencapai
hasil kerja yang mendukung pencapaian 100% karena akan mendapatkan tambahan
target kinerja, kepada pegawai tersebut penghasilan yang signifikan sesuai tabel
akan diberikan poin yang disebut Poin tersebut diatas. Kategori pencapaian
Kinerja. Poin kinerja ini dalam analisa ini Platinum akan mendapatkan komisi
dihitung dari prosentase pencapaian diatas tertinggi dengan koefisien pengali 1,5 dan
100%, jadi jika pencapaian petugas yang terkecil adalah kategori brass dengan
Billman dari kumulatif penmbacaan meter koefisien 1,1.
dan pengendalian piutang mendapatkan
prosentase kinerja individu sebesar 107% Kemudian untuk insentif bonus
maka petugas Billman tersebut sesuai dengan wawancara dengan para
mendapatkan point kinerja sebesar = 7%. Manajer Rayon, Supervisor Billman dan
sampling petugas Billman agar diberikan
Poin kinerja yang terkumpul akan secara periodik dengan jangka waktu per
diperhitungkan setiap bulan dan setiap semester, ini juga mengikuti penilaian
semester dengan cara kinerja dari PT PLN (Persero) Area
mengkonversikannya dengan pendapatan Bandung yang ditetapkan penilaian
(kurs) yang telah ditetapkan. Agar besaran kinerjanya setiap semester dalam bentuk
insentif yang diterima sesuai dengan NKO (Nilai kinerja organisasi), dimana
beban dan tanggung jawab jabatan, maka beberapa key performance indicator (KPI)
dalam perhitungan insentif juga adalah berkat kontribusi dari pekerjaan
menggunakan koefisien insentif. billing management seperti penjualan
17

tenaga listrik, piutang, susut distribusi dan 3. Kinerja secara korporat di Unit
kepuasan pelanggan. organisasi juga tercapai, karena salah
satu syarat seorang petugas
Untuk menetapkan besaran bonus
mendapatkan bonus adalah
ini tentunya dengan syarat –syarat dimana
tercapainya target Key Performance
KPI yang terkait langsung dengan
Indicator (KPI) yang berkontribusi
kegiatan Billing Management harus
langsung dari kegiatan Biliing
tercaapai 100%. Kemudian dari
Management.
pencapaian individu diatas yang
dikelompokkan dalam beberapa tingkatan
kategori, maka dibuat lagi criteria untuk
Sebagai base dasar perhtiungan
menentukan besaran bonus yang juga
bonus yang diberikan setiap semester
berkorelasi dengan pencapaian kinerja
adalah besaran UMP yang berlaku di
orgnisasi dan juga kinerja individu atau
kota/kabupaten, dalam hal ini adalah di
bisa dikatakan harus selaras, dengan
Kota Bandung.
pengelompokan koefisien sebagai
berikut : Untuk insentif dalam bentuk
jaminan sosial adalah mengacu kepada
peraturan tentang ketenagakerjaan, terkait
Tabel 4.6 Perhitungan Insentif Bonus BPJS, kesehatan sehingga tentunya
Kinerja kontraktual harus diperhatikan dan
pengawalan dalam impelentasinya, yaitu
No Kategori pencapaian Koefisien Kategori
bonus
yang harus dipenuhi dalam kontrak
manajemen Billing berikut ini.
1 Realisasi Konsisten 0,5 kali brass
>100%
2 Realisasi Konsisten > 1 kali bronze
102,5% Tabel 4.7 Jaminan Sosial Petugas
3 Realisasi Konsisten > 1,5 kali silver Billman
105% No Indikator Volume / Formula
4 Realisasi Konsisten > 2 kali gold 1 Jaminan Kecelakaan 1,27%
107,5% Kerja
5 Realisasi Konsisten > 2,5 kali Platinum 2 Jaminan Hari Tua 3,70%
110%
3 Jaminan Kematian 0,30%
4 Jaminan Pensiun 2,00%
Dengan pemberlakukan bonus ini 5 Jaminan Pelayanan 4,00%
akan memberikan jaminan pencapaian Kesehatan
kinerja sebagai berikut : 6 THR 1/12 x Take Home
Pay
1. Petugas Billman akan termotivasi
memebrikan kinerja individu
terbaiknaya
Untuk jenjang karir, pelaksana
2. Kinerja individu per petugas Billman pekerjaan Billing Management saat ini
juag dapat terjaga secara adalah anak perusahaan PT PLN (Persero)
berkelanjutan secara bulanan dan yaitu PT Haleyora Power, karena
secara konsisten pelaksana pekerjaan adalah anak
perusahaan PLN maka tentunya juga akan
18

memberikan peluang pengembangan


jenjang karir yang lebih menjanjikan
daripada perusahaan pelaksana billing
management sebelumnya. Sehingga BAB V
dengan adanya jenjang karir ini PENUTUP
diharapkan memotivasi petugas Billman
untuk memberikan pencapaian kinerja
terbaiknya. 5.1 Kesimpulan
Dalam pembahasan Tesis ini, Dari penelitian tesis dan
sesuai dengan survey maka insentif yang pembahasan yang telah dilakukan, maka
diterapkan dalam bentuk jenjang karir ini dapat dihasilkan kesimpulan sebagai
memperoleh bobot urutan ke-3 sehingga berikut :
cukup diharapkan oleh para petugas
Billman, dengan tentunya menganalisa 1. Sesuai dengan analisa untuk kinerja
strutur organisasi Billman di PT Haleyora kondisi eksisting petugas Billing
Power, dimana petugas Billman bisa naik Management di PLN Area Bandung
ke jenjang lebih tinggi jika kinerja belum optimal, dengan tidak dapat
individunya dapat melampaui target yang dipenuhinya Service Level
telah ditetapkan sesuai dengan tabel Agreement (SLA) sesuai kontrak
dibawah ini. Billing Management dan berdampak
ke kinerja PLN Area Bandung dan
Kepuasan Pelanggan, dan hal ini
Tabel 4.8 Insentif bentuk jenjang karir disebabkan oleh faktor ketidakpuasan
Petugas Billman dalam pendapatan
No Jabatan Peluang Syarat Pendukung
saat ini Promosi Kategori selama ini.
1 Petugas PBM Kinerja Sertifikat, 2. Parameter penilaian kinerja individu
Billman ekselen, penghargaan yang digunakan dalam penelitian ini
pendidikan
adalah 5 parameter, yaitu kualitas,
2 Pengawas Supervisor Kinerja Sertifikat, kuantitas, ketepatan waktu,
Baca ekselen, penghargaan
Meter pendidikan kemadirian dan efektifitas. Masing-
masing dilakukan pembahasan
dimensi pengukurannya sesuai
Maka dari keseluruhan penelitian dengan hasil wawancara, observasi
yang telah dilakukan pada petugas Billing dan pengukuran di lingkungan PLN
Management di PLN Area Bandung, serta Area Bandung dan Unit Rayon.
analisa dan pembahasan dengan 3. Dari hasil penilaian kinerja Petugas
melakukan kegiatan kuisoner, wawancara, Billing Management, maka dilakukan
observasi dan studi laporan serta perhitungan dan perancangan isentif
dokumen, dihasilkan suatu bentuk berbasis kinerja tersebut dengan
rancangan Insentif untuk Petugas Billing menghasilkan pembobotan parameter
Management yang dapat kinerja individu, penetapan koefisien
direkomendasikan di PLN Area Bandung kinerja sehingga dihasilkan output
dalam bentuk Insentif Komisi, Bonus, formula perhitungan insentif kinerja
Jaminan Sosial dan Jenjang Karir sesuai dalam bentuk komisi, bonus, jaminan
pembahasan diatas. sosial dan jenjang karir untuk
19

meningkatkan performa dan motivasi


Petugas Billing Management di PLN
Area Bandung.

5.2 Rekomendasi
Dari penelitian yang dilakukan ini,
maka rekomendasi yang dapat kami
sampaikan adalah sebagai berikut :
1. Perancangan Insentif Kinerja
pada Kegiatan Billing
Management ini agar kedepan
bisa terus disempurnakan
formulanya berdasarkan semua
aspek.
2. Hasil perancangan Insentif
Berbasis Kinerja ini bisa
diimplementasikan juga di Unit
PLN lain karena kegiatan
Billing Management juga
dilakukan oleh Unit-Unit PLN
yang melayani pelanggan.
3. Dengan perancangan insentif
ini perlu dihitung estimasi
kebutuhan anggarannya untuk
dituangkan dalam RKAP
(Rencana Kerja Anggaran
Perusahaan)

Anda mungkin juga menyukai